Askep IMA
Askep IMA
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Program Diploma III Keperawatan
ii
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH
GOMBONG TAHUN AKADEMIK
2016/2017
ii
i
iv
v
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 4
D. Manfaat Penuisan ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanTeoriKasus ................................................................. 6
1. Asuhan Keperawatan dalam terapi O2 pada klien SKA ......... 6 a. Pengkajian
......................................................................... 6
b. Diagnosa ...........................................................................
8
c. Perencanaan ......................................................................
9
d. Pelaksanaan ......................................................................
12
e. Evaluasi ............................................................................
13
2. Terapi Oksigen pada SKA ..................................................... 14 a. Definisi
.............................................................................. 14 b. Etiologi
.............................................................................. 14 c. Faktor Resiko SKA
........................................................... 15 d. Patofisiologi SKA
vi
i
.............................................................. 15 e. Kebutuhan Oksigen pada Klien
SKA ................................ 16 f. Gangguan Kebutuhan
....................................................... 17 g. Klasifikasi SKA
................................................................. 19 h. Klasifikasi Pemberian Oksigen
......................................... 19
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Rancangan Studi Kasus .......................................................... 21
B. Subjek Studi Kasus ................................................................ 21
C. Fokus Studi Kasus ................................................................. 22
D. Definisi Oprasional ................................................................ 22
E. Instrumen Studi Kasus ........................................................... 22
F. Metode Pengumpulan Data .................................................... 23
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus .............................................. 23
H. Analisis Data dan Penyajian Data .......................................... 24
I. Etika Studi Kasus ................................................................... 24
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ................................................................... 25
B. Pembahasan ............................................................................ 38
C. Keterbatasan Studi Kasus ....................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
D. Kesimpulan ............................................................................ 47
E. Saran ....................................................................................... 50
Daftar Pustaka
vi
ii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karyatulis ilmiah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Diagnosa Keperawatan Penurunan
Curah Jantung: Terapi Oksigen di RSU PKU Muhammadiyah Gombong”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak
mendapatbimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan inipenulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggitingginya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.
2. Herniyatun S.Kep.M.Kep.Sp.Mat selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
3. Nurlaila S.Kep.Ns.M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Muhammadiyah Gombong.
4. Ike Mardiati S.Kep,Ns.M.Kep.Sp.J, selaku Tim Uji Tulis KTI Program studi
DIII Keperawatan yang mempersiapkan materi pembekalan dan segala
sesuatunya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan
lancar.
5. Bambang Utoyo S.Kep.Ns.M.Kep selaku dosen penguji pertama yang telah
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan–masukan,
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanyastudi kasus ini.
6. Barkah Waladani S.Kep.Ns.M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing dengan cermat,
x
memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan
serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
7. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Gombong, yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
8. Direktur RSU PKU Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan di ruang
ICU RSUPKU Muhammadiyah Gombong
9. Kedua orang tuaku dan adik-adiku tersayang, yang selalu memberikan kasih
sayang, dukungan dan doanya serta menjadi inspirasi dan memberikan
xi
Gombong, 11 Juni 2017
Penulis
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN PENURUNAN CURAH JANTUNG: TERAPI OKSIGEN DI RSU PKU
MUHAMMADIYAH GOMBONG
Latar belakang studi kasus: karya tulis ilmiah ini disusun berdasarkan data yang
diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan yang menyatakan bahwa sindrom
koroner akut terjadi karena menurunnya suplai darah ke otot jantung yang
mengakibatkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada otot
jantung. Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
menunjukkan bahwa kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar
69,51% (743.204 kasus) dan sebanyak 28.596 kasus merupakan kasus
dekompensasio cordis. Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyakit
tidak menular yang menjadikan penyebab utama kematian selama periode tahun
2009-2013.
xi
i
Tujuan studi kasus : mampu memberikan dan melaksanakan asuhan keperawatan
dengan masalah penurunan curah jantung secara komprehensif di Ruang ICU PKU
Muhammadiyah Gombong.
Metode Studi Kasus : metode study kasus yang digunakan adalah metode
diskriptif. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan
studi dokumentasi.
Laporan kasus dan bahasan : penulis melakukan asuhan keperawatan
komprehensif pada klien dengan sindrom koroner akut dengan masalah
keperawatan penurunan curah jantung dengan intervensi utama pemberian terapi
oksigen.
Simpulan : dari hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. S selama 3 hari
didapatkan hasil berupa penurunan skala nyeri dari 7 ke 4 dan keluhan sesak nafas
teratasi.
Saran : diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan melalui asuhan keperawatan.
ABSTRACT
Background: Acute coronary syndrome occurs due to the decrease in blood supply
to the miocard resulting in an imbalance between the supply and oxygen demand
of the miocard. Health Profile Report of Central Java in 2013 shows that the
incidence of heart disease and blood vessels is 69.51% (743.204 cases) and as many
as 28.596 cases are cardiac decompensation. Heart disease and blood vessels are
non-communicable diseases leadingto the main cause of death during 2009-2013
xi
ii
Objective: Providing nursing care for patient with cardiac output decrease by
applying oxygen therapy in ICU of Muhammadiyah hospital of Gombong. Method:
This study is an analytical descriptive with a case study. Data were obtained
through interview, observation, physical examination,
and documentation study. The subject was a patient having cardiac output
decrease. Result: After applying nursing for 3 days,there was a decrease in the
scale of pain of the patient, from 7 to be 4 and shortness of breath was solvable.
Recommendation: Nursee is expected to improve the service quality in providing nursing
care.
Keywords: cardiac output, acute coronary syndrome, Nursing care, oxygen therapy
1. Student
2. Lecturer
xi
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ dalam tubuh manusia yang termasuk
dalam sistem sirkulasi. Jantung bertindak sebagai pompa sentral yang memompa
darah untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme yang diperlukan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari
tubuh(Andra & Yessie, 2013).
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan istilah yang merujuk pada
penyakit jantung yang diakibatkan oleh menurunnya suplai darah ke otot jantung.
(Black & Hawk, 2009). Penurunan suplai darah ke otot jantung menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Pada akhirnya
ketidakseimbangan ini akan menimbulkan gangguan pompa jantung dan
mempengaruhi tubuh secara sistemik (Rochmawati, 2011).
Laporan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 menunjukkan
bahwa kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 69,51% (743.204
kasus) dan sebanyak 28.596 kasus merupakan kasus dekompensasio cordis.
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyakit tidak menular yang
menjadikan penyebab utama kematian selama periode tahun 2009-2013 (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013).
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen tahun 2014 jumlah kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 13.603 kasus dan sebanyak 266
kasus merupakan penyakit Sindrom Koroner Akut (Dinas Kesehatan Kabupaten
Kebumen, 2014).
Sindrom Koroner Akut lebih lanjut diklarifikasikan menjadi Unstable
Angina, ST-segment Elevation Myocardial Infarct (STEMI), dan Non ST-segment
Elevation Myocardial Infarct (NSTEMI). IMA tipe STEMI sering menyebabkan
kematian mendadak, sehingga merupakan suatu kegawatdaruratan yang
membutuhkan tindakan medis secepatnya (Pratiwi, 2012).
1
2
darurat klinis telah menjadi penatalaksanaan pertama pada pasien dengan AMI
untuk mengurangi nyeri iskemik (Raut dan Maheswari, 2016)
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis tertarik untuk
melakuan studi kasus pada klien dengan Sindrom Koroner Akut dengan kebutuhan
oksigenasi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami sindrom koroner
akut dengan diagnosa keperawatan penurunan curah jantung : terapi oksigen?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan
Klien dengan Sindrom Koroner Akut (SKA) secara komprehensif melalui
proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakuakan pengkajian secara langsung pada klien dengan
Sindrom Koroner Akut (SKA)
b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada
klien dengan Sindrom Koroner Akut (SKA)
c. Dapat membuat perencanaan pada klien dengan Sindrom Koroner
Akut (SKA)
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
Sindrom Koroner Akut (SKA)
e. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada klien dengan
Sindrom Koroner Akut (SKA)
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang ingin dicapai penulis dengan kondisi klien klien
dengan Sindrom Koroner Akut (SKA) sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman dalam melakukan tindakan keperawatan,
disamping itu meningkatkan pemahaman tentang memberikan dan
5
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
3 tentangprosedur
08.30 - Menjelaskan O: Klien menjawab pertanyaan dan mengemukakan keluhan dengan
tindakan
Klien mengatakan nyeri terasa sepanjang waktu dan datang
S: - klien mengatakan awalnya risik dengan alat yang terpasang, setelah dijelaskan fungsinya
klien merasa tenang
O: - Klien tenang, sesekali membetulkan manset di lengan kirinya
karena sering kendur.
08.45 3 - Menjelaskan prosedur tindakan S: - Klien menanyakan hasil EKG,
EKG - Klien mengatakan lega hasilnya tidak terlalu buruk
09.00 1 - Melakukan perekaman EKG O : - hasil pemeriksaan irama sinus, adanya pembesaran atrium kiri,
tidak ditemukan elevasi segmen ST. S: - Klien menanyakan
09.30 - Memberikan obat Disolf kegunaan obatnya,
- Klien menanyakan obat untuk mengurangi nyeri
O: - terapi obat disolf 490mg masuk
10.00 2,3 - Memberi penjelasan obat untuk S : - klien mengatakan agar segera diberi pengurang rasa sakit agar
mengurangi nyeri dapat beristirahat.
10.10 2 - Memberi terapi Morfin - Terapi morfin 2mg + ketorolac 2x10 mg diencer pada spuit 50
+ ketorolac cc masuk via bolus dengan syringe pump 2cc/jam
10.30 - Memberikan terapi Nitrogliserin - Terapi nitrogliserin 10 mg diencer pada spuit 50cc masuk via
bolus dengan syringe pump 20 mcg/menit, 6cc/jam
11.00 2,3 - Mengajarkan terapi non S : - klien merasa lega setelah diajari teknik distraksi relaxasi. O
farmakologi distraksi relaxasi : - Klien tenang, kooperatif
- Klien melaporkan rasa nyaman
- Melakukan
pendokumentasian
keperawatan
09 Juli 2017 1,2,3 - Mengobservasi KU klien
07.30
VI. EVALUASI
Tanggal Dx SOAP
08 juli 2017 1
S : - klien mengatakan mengatakan masih merasa nyeri, nyeri sedikit berkurang, skala nyeri 6
Klien mengatakan susah untuk beristirahat
O : - hasil pemeriksaan ekg irama sinus, adanya pembesaran atrium kiri, tidak ditemukan elevasi segmen ST.
Hasil pemeriksaan radiologi : rontgen thorax terdapat cardiomegali, paru-paru bersih.
TTV : tekanan darah 155/85 mmHg, nadi 78x/menit, suhu 36,2 C, pernafasan 34x/menit, saturasi
oksigen 98%
Klien masih gelisah, sesekali merintih.
A : - masalah belum teratasi
P : - lanjutkan intervensi
-
- 0
-
2 S: - klien mengatakan masih merasa nyeri, nyeri sedikit berkurang, skala nyeri 6
- klien mengatakan nyeri masih terasa pada dada menjalar ke punggung dan bahu
- klien mengatakan merasa lebih tenang
- klien mengatakan sempat tertidur tetapi terbangun karenya tiba-tiba merasa nyeri
O: - klien masih gelisah,
- klien masih menunjukan ekspresi menahan nyeri saat membetulkan posisi tidurnya
- TTV : tekanan darah 155/85 mmHg, nadi 78x/menit, suhu 36,20C, pernafasan 34x/menit, saturasi
oksigen 98%
b. B2 (Blood)
TD 153/94mmHg. Nadi 70x/menit. Suara jantung normal tidak ada
suara jantung tambahan. Saturasi oksigen 98%. Adanya peningkatan
JVP.
c. B3 (Brain)
Kesadaran klien composmentis dangan GCS E4 M6 V5. Klien tidak
mengalami disorientasi waktu, tempat, maupun orang. Alur
pembicaraan nyambung. Ukuran pupil kanan 3mm kiri 3mm.
d. B4 (Bowel)
Tidak ada lesi pada rongga mulut. Tidak menunjukan dehidrasi. Klien
mengalami konstipasi. Klien mengatakan belum BAB sejak 2 hari yang
lalu. Bising usus 16x/menit.
e. B5 (Bladder)
Produksi urin menurun. Urin pekat kekuningan. Klien terpasang
kondom kateter ukuran 30.
f. B6 (Bone)
Terpasang infus pada tangan kiri. Tidak mengalami kelemahan anggota
gerak. Tonus otot 5. Adanya udema derajat 1. Warna kulit sawo
matang, akral hangat dan lembab. Tidak ditemukan adanya ulkus
dekubitus.
4. Pengkajian Pola Fungsional Virginia Handerson
a. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak mengalami sesak napas
Saat dikaji : Klien mengatakan mengalami sesak napas, terasa
diremas kuat
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien mengatakan makan dengan teratur 3-4x
sehari, makan sayur, buah dan lauk pauk, gemar
mengkonsumsi makanan bersantan. Minum 7-8
gelas/hari, gemar meminum minuman energi seperti
kukubima.
Saat dikaji : Klien diberi diit TKTP, TKRL (Tinggi kalori Tinggi
Protein, Tinggi Kalsium Rendah Lemak), kehilangan
nafsu makan, minum sedikit 2-3 gelas perhari.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1-2x/hari, BAK lancar 2-
BAB,
BAK
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Ketergantungan
m. Pola Bekerja
Sebelum sakit : Klien mengatakan bekerja sebagai pegawai
lapangan PDAM.
Saat dikaji : Hanya berbaring di tempat tidur
n. Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Klien mengatakan menggunkan baju dan celana
pendek, memakai pakaian yang disukainya Saat dikaji : Klien
mengenakan pakaian sederhana.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis GCS E4 M6 V5
TD 153/94mmHg, N 70x/menit, RR : 36x/ menit,suhu 36,1o
b. Kepala mesocephali, simetris, nyeri kepala tidak ada
c. Wajah
Simetris, tidak oedema, tidak ada sianosis, ekspresi tegang
d. Mata
Kelopak mata normal, konjungtiva ananemis, isokor, sklera anikterik
reflex cahaya ada, tajam penglihatan normal.
e. Telinga
Tidak ada serumen, membrane timpani normal, pendengaran normal
f. Mulut
Stomatitis tidak ditemukan, gigi sebagian berlubang, kelainan tidakada
g. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, terdapat pembesaran vena jugularis
h. Thoraks
- Paru
Inspeksi : Gerakan simetris, retraksi dinding dada tidak
terlihat, tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan, vocal
fremitus kuat dan simetris
- Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris, ictus cordis terlihat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, denyut teraba
kuat
Perkusi : bunyi redup, tidak terkaji kardiomegali
Auskultasi : bunyi jantung normal tidak terkaji adanya bunyi jantung
tambahan.
i. Abdomen
Inspeksi : perut buncit, tidak ada lesi, warna kulit sawo
matang
Auskultasi : bising usus 16x/menit
Palpasi : tidak asites, tidak ada nyeri tekan, tidak terkaji pembesaran
hepar
Perkusi : bunyi timpani
j. Genitalia
terpasang kondom kateter
k. Ekstermitas
Akral hangat, edema derajat 1, kekuatan 5/5, tidak ada kelemahan
anggota gerak.
b. Pemeriksaan Thoraks
- Tampak adanya pembesaran jantung
- Tidak tampak adanya kelainan paru
7. Terapi
No Tanggal Nama therapi Dosis
1. 08 Juli 2017 Disolf 490 mg 3x1
2. 08 Juli 2017 Simvastatin 20 mg 1x1
3. 08 Juli 2017 Alprazolam 0.5 mg 1x1
4. 08 Juli 2017 Laxadin syirup 3x2
5. 08 Juli 2017 Arixtra 2.5 mg 1 x 2.5 mg
6. 08 Juli 2017 Nitrogliserida 10 mg dalam 20mcg /menit
spuit 50cc
7. 08 Juli 2017 Morphine 2x10 mg + 2cc/jam
ketorolac 2 mg (dalam spuit
50cc)
8. 08 Juli 2017 NaCl 500ml/24jam
9. 09 Juli 2017 3x1
09 Juli 2017 1x1
09 Juli 2017 1x1
09 Juli 2017 3x2
09 Juli 2017 Disolf 490 mg 1 x 2.5 mg
09 Juli 2017 Simvastatin 20 mg 10mcg /menit
Alprazolam 0.5 mg
aktifitas
- Klien mengatakan merasa
sesak nafas
- Klien mengaku susah tidur
karena merasa nyeri
Do:
- Klien merintih
- Klien mengusap daerah
nyeri
- Klien gelisah
- Posisi klien tidak nyaman
- Raut muka klien tegang,
Ds :
- Klien mengatakan ia takut
jika terjadi sesuatu
- Klien mengatakan tidak
mengerti akan keadaanya
- Klien sering menanyakan
keadaanya
Do:
- Klien
sering bertanya tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Nadi 70x/menit
- TD 153/ 94mmHg
- MAP 113mmHg
- Rr 36x/menit - spO2 98%
- Klien gelisah
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami nyeri
PENGERTIAN dengan mmbimbing pasien untuk melakukan teknik relaksasi
distraksi
1. Menghilangkan atau mengurangi nyeri
2. Menurunkan ketegangan otot
TUJUAN
3. Menimbulkan perasaan aman dan damai
PETUGAS Perawat
PERALATAN
1. Tahap Pra Interaksi
1. Melihat data nyeri yang lalu
2. Melihat intervensi keperawatan yang telah
diberikan oleh perawat
3. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh
dokter
2. Tahap Orientasi
1. Menyapa dan menyebut nama pasien
2. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar
rileks dan tempat yang paling disukai
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
4. Menayakan persetujuan dan kesiapan pasien
3. Tahap Interaksi
1. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien
PROSEDUR sesuai kondisi pasien (duduk / berbaring)
PELAKSANAAN 2. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman
3. Meminta pasien memejamkan mata
4. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran
pasien pada kedua kakinya untuk dirilekskan,
kemndorkan seluruh otot-otot kakinya,
perintahkan pasien untuk merasakan relaksasi
kedua kaki pasien
5. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya
pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-otot
kedua tangannya, meminta pasien untuk
merasakan relaksasi keduaanya
6. Memindahkan focus pikiran pasien pada bagian
tubuhnya, memerintahkan pasien untuk
merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari
otot pinggang sampai ke otot bahu, meminta
pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh
pasien
7. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot
muka menjadi rileks
8. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran
pada masuknya udara lewat jalan nafas
9. Membawa alam pikiran pasien menuju ketempat
yang menyenangkan pasien
4. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri,
ekspresi)
2. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik
relaksasi ini, bila pasien merasakan nyeri
3. Berpamitan pada pasien
4. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien
dalam catatan perawatan