Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING Article History

Vol. 1, No. 2, 2017, 208-215 Received September, 2017


ISSN: 2548-9917 (online version) Accepted September, 2017

ANALISIS STRUKTUR BIAYA PRODUKSI DAN UNIT COST


UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS
PADA UKM SHASA YOGYAKARTA)
Mahagiyani
Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik LPP Yogyakarta
Email : yanik_gion@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tingginya jumlah unit Usaha Kecil Menengah (UKM) menyebabkan persaingan yang semakin besar diantara
unit usaha yang ada. Persaingan ini mengharuskan para pelaku untuk semakin meningkatkan efisiensi bahkan dari
segi efektivitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untu kmengetahui perbandingan struktur biaya produksi, unit ost
ataubiaya per unit, dan juga upaya pengendalian biaya produksi melalui analisi struktur biaya maupun pengendalian
biaya maupun pengendalian unit cost. Berdasarkan akuntansi biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenagakerja, dan biaya overhead pabrik. Untuk pencatatan bahan baku berdasarkan hasil penelitian perlu
menggunakan metode perhitungan dengan menggunakan kartu persediaan baik FIFO maupun LIFO. Untuk tenaga
kerja perlu adanya controlling terhadap biaya tenaga kerja yang selama ini belum pernah dibuat. Kartu ini berfungsi
untuk mengetahui setiap kehadiran dan jam kepulangan pegawai sehingga memudahkan pada kegiatan pekerjaan. Pada
Biaya Overhead untuk pembebanan bahan pembantu dan pabrik misalnya pada biaya listrik dan biaya sewa, dan
juga belum memasukkan biaya penyusutan. Untuk harga pokok produksi perhitungan biaya overhead pabrik untuk
jenis produk akan diterapkan menggunakan jam penggunaan peralatan produksi.

Kata kunci: Biaya produksi, komponen biaya, harga pokok produk, dan unit cost.

ABSTRACT
The high number of Usaha Kecil Menengah (UKM), Low-Middle Business, leads to increase tough
competition among them. This competition requires the businessmen to improve efficiency and effectiveness in
running the business. The purpose of this research is to find out the comparation between production cost structure
and unit cost or cost per unit. This research is also aimed at controlling production cost through cost structure
analysis, cost control and unit cost control. This is based on production cost accounting which consists of raw
material cost, manpower cost, and factory overhead cost.In recording the raw material based on the result of the
research. It is necessary to use counting method by applying stock card either FIFO or LIFO. In terms of manpower,
cost controlling, which has never been done so far, is in need to do so. This card functions to monitor the arrival and
leaving time of the workers. Depretiation cost has not been included in overhead cost, such as supporting material
cost, electricity and rental. The utilization time of production equipment will be implemented to calculate the
overhead cost of production basic expense (cost).

Key words: Production Cost, Cost Component, Production Basic Expenses (Cost), Unit Cost.
Pendahuluan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setiap perusahaan yang berdiri Untuk mengetahui perbandingan
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan struktur biaya produksi tahun 2013 di UKM
yang maksimal untuk jangka panjang. Shasa, untuk mengetahui unit cost atau biaya
Pelaksanaan kegiatan perusahaan harus per unit, untuk mengetahui upaya
berlandaskan pada tujuan jangka panjang pengendalian biaya produksi melalui analisis
(goal congruence) yaitu mencapai tingkat struktur biaya maupun pengendalian unit
kepuasan costumer dan value added yang cost.
dikedepankan. Untuk mencapai tujuan yang
dimaksud perlu adanya perencanaan yang
matang dan juga controlling atau Metodologi Penelitian
pengawasan untuk mewujudkan tujuan
Data yang digunakan dalam
tersebut. penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
Proses produksi adalah hal yang kuantitatif adalah data yang diukur dalam
penting untuk diperhatikan dalam kegiatan skala atau angka. Data kuantitatif dalam
perusahaan. Dalam proses penggunaan biaya penelitian ini berupa laporan Perusahaan
perlu adanya penetapan biaya standar. Biaya Shasa yang disusun oleh bagian manajemen
standar adalah biaya yang ditetapkan dimuka yang terkait.
sebelum pelaksanaan produksi dijalankan. Sumber data yang digunakan dalam
Menurut Nafarin, 2003, bahwa biaya standar penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang data yang diperoleh langsung dari
merupakan jumlah biaya yang seharusnya Perusahaan Shasa dan profil Perusahaan
dikeluarkan untuk proses produksi. Shasa.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa Teknik pengumpulan data dengan
proses produksi yang dilaksanakan menjadi metode wawancara, yaitu dengan melakukan
faktor penting karena berpengaruh terhadap tanya jawab langsung dengan pihak yang
biaya produksi bagi perusahaan, baik itu kompeten dalam hal ini karyawan yang
perusahaan yang berskala besar maupun berwenang, yaitu bagian akuntansi dan
berskala kecil dan menengah. rumusan bagian keuangan. Dan teknik dokumentasi,
masalah yang diangkat oleh penulis yaitu mengadakan pengamatan langsung
diantaranya sebagai berikut: Bagaimana pada laporan keuangan perusahaan.
perbandingan struktur biaya produksi tahun
2015 di UKM Shasa, Bagaimana unit cost Pembahasan
atau biaya produksi per unit, dan upaya Perusahaan ini adalah usaha yang
pengendalian biaya produksi melalui analisis memproduksi makanan khas Yogyakarta
struktur biaya maupun pengendalian unit yang berasal dari bahan baku ubi ungu, yang
cost? berlokasi di Bantul Yogyakarta. Perusahaan
Berdasarkan permasalahan tersebut, ini dapat dikatakan masih muda karena
maka peneliti tertarik melakukan penelitian berdiri sejak tahun 2010, dan telah
yang berjudul “Analisis Struktur Biaya mengalami perkembangan yang pesat.
Produksi dan Unit Cost Untuk Pengusaha ini pada awalnya membuat
Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus makanan berupa kue basah yang biasa dijual
Pada UKM Shasa Yogyakarta)”. ketika momen lebaran. Ketika berawal dari
situlah pengusaha ini membuat kue yang
dikemas dalam wadah yang siap jual dan
awet untuk dikonsumsi oleh konsumen.

209 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING


| Vol 1, No. 2, 2017, 208-215 | ISSN 2548-9917
Perusahaan ini telah memiliki rumah untuk seluruh biaya bahan baku pembuatan
produksinya, dengan mengembangkan hasil produk, tenaga kerja langsung, dan juga
usahanya. Usaha ini telah memiliki tenaga biaya overhead pabrik. Yang kedua biaya
produksi sebanyak kurang lebih 20 non produksi yaitu biaya tenaga kerja tidak
karyawan. langsung (tenaga kerja selain produksi),
Pelaku kegiatan produksi untuk usaha biaya pemasaran, dan biaya keperluan
ini adalah struktur organisasi pelaku yang kantor. Sedangkan unsur biaya produksi
sederhana, namun dengan tujuan terdiri dari biaya bahan baku langsung,
pelaksanaan untuk usaha dapat berjalan tenaga kerja, dan overhead. Tabel bahan
lancer dan terkendali. Adapun tugas dan baku seperti disajikan dalam Tabel I sebagai
tanggung jawab masing-masing bagian dari berikut:
struktur organisasi adanya pimpinan yaitu 1. Data Biaya bahan baku (Rupiah per
pemilik secara langsung, termasuk Unit)
mengontrol kegiatan harian yang dilakukan Tabel 1
oleh karyawan dengan berbagai tugasnya. Biaya Bahan Baku
Bagian administrasi mencatat total penjualan
tiap hari, mncatat pesanan termasuk stock Jenis Bahan Baku
barang walaupun dicatat secara sederhana. Biaya Rp. 6.000,00
Bagian produksi melakukan kegiatan
produksi makanan sesuai spesifikasi setiap Nilai rupiah untuk bahan baku tersebut
produk dengan menjaga kualitas rasa. diperoleh dengan menggunakan metode
Bagian gudang masih dilakukan orang atau perkiraan. Bahan baku sangat menentukan
karyawan yang memiliki waktu diantara terhadap produk barang yang akan
produksi, memang dilihat dari sini belum diproduksi. Kualitas barang yang baik akan
optimal. Bagian packing produk dalam menentukan produk yang dilempar kepada
kardus kemasan dilakukan karyawan dengan konsumen menjadi baik. Nilai kepercayaan
melihat produk yang dihasilkan setiap hari. masyarakat akan menentukan tingginya
Dan diberikan tanggal kadaluwarsanya. tingkat penjualan pada produk yang
Berdasarkan hasil pengamatan dihasilkan.
akuntansi biaya yang diterapkan oleh Shasa
belum menyelenggarakan proses pencatatan 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
akuntansi biaya secara khusus dalam
menetapkan harga pokok produksinya Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
karena belum ada tenaga kerja yang membayar upah yang berhubungan langsung
melakukan pembukuan akuntansi biaya dengan produksi. Pada perusahaan ini sistem
seperti layaknya yang dilakukan oleh penjualan produk dengan menggunakan
perusahaan besar pada umumnya. Jadi upah satuan, yaitu terhadap jumlah unit yang
dilihat dari pembukuan belum memisahkan diproduksi. Tenaga kerja yang dilakukan ini
biaya produksi dan biaya non produksi. dibagi menjadi tenaga kerja bagian buat
Dalam melakukan proses produksi masih gilingan, bagian open, dan bagian
mengkalkulasikan semua pos biaya kedalam pengemasan atau pengepakan. Berikut
satu kesatuan keseluruhan dalam rincian masing-masing tenaga kerja seperti
menentukan cost per unitnya. pada tabel 2 berikut :
Berdasarkan akuntansi biaya
mengklasifikasikan pada biaya produksi dan
non produksi. Biaya produksi yaitu pada

210 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING


| Vol 1, No. 2, 2017, 208-215 | ISSN 2548-9917
1. Tenaga Kerja penggilingan dengan menjumlahkan seluruh biaya
yang terjadi pada pada kegiatan yang
Tabel 2 telah ditetapkan dibagi jumlah unit yang
Biaya Tenaga Kerja Penggilingan diproduksi. Berikut merupakan Data
Jenis Rupiah peralatan yang digunakan disajikan pada
Biaya 2.000,00 tabel 5 dan rincian pada biaya perunit
dalam rupiah yang disajikan dalam tabel
2. Tenaga kerja open 6.

Tabel 3 Tabel 5.
Data Peralatan
Biaya Tenaga Kerja Open
Jenis Rupiah Nama Kuantitas Harga Masa
TK Open Rp. 2.000,00
Mesin Perolehan Manfaa

3. Tenaga Kerja pengemasan/packing (Rp) t


Mesin 6 750.000 5
Tabel 4 Giling
Biaya Tenaga Kerja Pengemasan
Mesin 5 950.000 3
Jenis Rupiah
Biaya Pengemasan Rp. 1.000,00 Bakar

3. Biaya Overhead Tabel 6


Perusahaan Shasa dalam kegiatan Rincian Perkiraan Biaya Per unit
operasional tidak membedakan pada pos
kegiatan biaya variabel ataupun biaya
Biaya Produk
non variabel. Biaya overhead meliputi
dari biaya bahan yang bersifat Bahan Baku 6.000,00
membantu, dan juga biaya yang terjadi Langsung
pada Perusahaan tersebut.
Perusahaan ini dalam melakukan Tenaga Kerja 2.000,00
kegiatan tidak lepas dari penggunaan Langsung
listrik sebagai kegiatan pendukung
Biaya overhead
terbentuknya produk menjadi ada. biaya
listrik standar yang dibayarkan setiap Listrik 1.000,00
bulannya yaitu sebesar Rp. 1.140.000,00, Biaya Bahan 1.500,00
untuk tempat produksi sudah menjadi
milik sendiri dalam kegiatan untuk penolong
memproduksi barangnya. HPP 10.500,00
Struktur Biaya Produksi untuk harga
pokok produksi
Usulan Perbaikan untuk Perusahaan
Usaha pembuatan produk shasa ini tidak
Shasa dan memberikan masukan sebagai
membuat laporan harga pokok produksi.
bahan untuk perbaikan
Dalam kegiatan operasionalnya
Penerapan sistem klasifikasi biaya
perusahaan membuat rincian perhitungan
Pada kegiatan operasionalnya, telah
biaya produksi untuk setiap jenis produk.
diklasifikasikan dua pokok biaya yaitu
Pada usaha ini menghitung biaya perunit
pada biaya produksi dan non produksi.

211 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING


| Vol 1, No. 2, 2017, 208-215 | ISSN 2548-9917
Biaya produksi meliputi biaya bahan Tabel 7

baku, tenaga kerja, dan biaya overhead. Kartu Persediaan Dengan Metode FIFO

Sedangkan pada biaya non produksi (dalam Ribuan)

meliputi pada biaya tenaga kerja tidak T K Beli Jual Saldo

langsung (tenaga kerja selain pada g e

bagian kegiatan operasional produksi), l t

biaya marketing, dan juga biaya U H Jm U H Jm U H Jm

keperluan atau perlengkapan kantor). S S 10 10 10 10 10 100


o o 0

1. Bahan Baku untuk evaluasi dalam 2 B 20 9 18 10 10 100


penerapannya 0 20 9 180
penulis membuat usulan metode
pencatatan bahan baku dengan metode 7 B 12 10 12 10 10 100
persediaan, untuk memudahkan 0 20 9 180
perhitungan. Sebagai contoh perhitungan 12 10 120
sebagai berikut : 1 J 10 10 100 7 10 70
3 20 9 180
Persediaan awal 10 unit @ Rp. 10.000 5 10 50
Tanggal 2 Agustus Beli 20 unit @ Rp. 2 B 5 8 40 7 10 70
9.000 3 5 8 40
Tanggal 7 Agustus Beli 12 unit @ Rp. 2 J 7 10 70 2 8 16
10.000 4 3 8 24
Tanggal 13 Agustus Jual 35 unit
Tanggal 23 Agustus Beli 5 unit @ Rp.
Tabel 8
8.000
Kartu Persediaan Dengan Metode LIFO
Tanggal 24 Agustus Jual 10 unit
T K Beli Jual Saldo
g e
Dan ditunjukkan perhitungan persediaan
l t
FIFO seperti Tabel 7 dan Metode LIFO
U H Jm U H Jm U H Jm
pada Tabel 8.
S S 10 10 100 10 10 100
o o
Keterangan dalam tabel
B : beli 2 B 20 9 180 10 10 100
J : Jual 20 9 180
H : Harga
U : Unit 7 B 12 10 120 10 10 100
Jm : Jumlah 20 9 180
12 10 120
1 J 12 10 120 7 10 70
3 20 9 180
3 10 30
2 B 5 8 40 7 10 70
3 5 8 40
2 J 5 8 40 2 10 20
4 5 10 50

212 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING


| Vol 1, No. 2, 2017, 208-215 | ISSN 2548-9917
1. Tenaga Kerja untuk evaluasi ini belum memasukkan pos biaya
penerapannya penyusutan mesin dan juga biaya
Dalam operasional pembebanan tenaga kerja tidak langsung ke dalam
biaya tenaga kerja, perusahaan Shasa biaya biaya overhead. Untuk
sudah mengklasifikasikan dengan pengalokasian pos biaya diperlukan
runtut sesuai dengan koridor. untuk kegiatan dalam usaha yang
Perusahaan menggunakan system berkaitan pembiayaan dalam biaya
upah satuan, yaitu diberikan upah listrik.
ketika sudah mendapatkan hasil pada
setiap unit yang diproduksi. Dalam 3. Evaluasi pada perhitungan Harga
pencatatan pos biaya tenaga kerja pokok produksi
pada perusahaan Shasa. Perlu adanya Untuk perhitungan biaya overhead
controlling terhadap biaya tenaga pabrik untuk jenis produk akan
kerja, sebaiknya perlu adanya diterapkan menggunakan jam
perbaikan pada penggunaan kartu penggunaan peralatan produksi.
jam kerja yang selama ini belum Pada biaya overhead seharusnya
pernah dibuat. Kartu ini berfungsi terdiri dari biaya bahan pembantu
untuk mengetahui setiap kehadiran yang sudah diterapkan sesuai dengan
dan jam kepulangan pegawai operasional yang dilakukan.
sehingga memudahkan pada kegiatan Termasuk juga penghitungan
pekerjaan. Dasar pemakaian ini oleh terhadap biaya penyusutan mesin
perusahaan juga bisa dipakai sebagai pabrik yang dihitung dengan
dasar untuk menetapkan besaran menggunakan metode akuntansi
biaya tenaga kerja yang dibebankan yaitu secara garis lurus. Rincian
kepada masing-masing pegawai yang perhitungan biaya penyusutan dapat
bertujuan untuk pembebanan biaya dilihat pada tabel 9. Dan rincian
produksi perusahaan Shasa. perhitungan HPP untuk masing-
masing produk dengan menggunakan
2. Kegiatan evaluasi pada biaya metode full absorption costing
overhead disajikan dalam tabel 10.
Seperti pada kegiatan sebelumnya Tabel 9
untuk pembebanan biaya overhead
Tabel Penyusutan Mesin Usulan Penulis
meliputi pada bahan pembantu dan
bahan pabrik. Yang tergolong pada Biaya

bahan pembantu disini yaitu bahan Nama Kua Harga Masa Penyusutan
pendukung seperti perasa, telur, jahe
Mesin ntit Perolehan Manfaat Per bulan x unit
dan lainnya. Sedangkan pada biaya
bahan pabrik misalnya pada biaya as (Rp)

listrik dan biaya sewa. Hanya saja Mesin 6 2.750.000 7 196.429


biaya sewa tempat tidak memerlukan
biaya sewa, hal ini dikarenakan Giling

pemilik usaha sudah mempuyai Mesin 5 1.9 5 245.833


tempat usaha luas yang digunakan
Bakar 95.
untuk kegiatan operasional
pembuatan kue. Hal yang perlu 000

mendapatkan perhatian, Perusahaan 442.262

213 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING


| Vol 1, No. 2, 2017, 208-215 | ISSN 2548-9917
KESIMPULAN
BOP Tetap/Bulan = Rp. 442.262 Berdasarkan hasil penelitian dan
Jam kerja mesin/bulan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
= jumlah hari kerja per bulan x jam sebelumnya, bahwa penetapan harga pokok
penggunaan mesin per hari x unit produksi yang dilakukan oleh perusahaan
mesin masih belum memadai. maka penulis juga
Sehingga didapat memberikan beberapa masukan untuk
= 20x 8x 11 memberi gambaran perbaikan untuk langkah
= 1760 selanjutnya dalam operasinal penetapan
h=arga pokok produk :
Tarif BOP tetap per jam kerja mesin
= 442.262 : 1760 = Rp. 251 1. Di dalam menjalankan kegiatan usaha
belum ditemukan adanya susunan
Tabel 10
pengurus yang menjalankan roda
Rincian Perhitungan HPP
kegiatan produksi.
Biaya Usulan Perusahaan
2. Usaha ini belum menerapkan
Penulis
pencatatn untuk persediaan bahan
Bahan Baku Langsung 6000 6000
baku, sehingga mengakibatkan daalam
Tenaga Kerja Langsung 2000 2000
penggunaan bahan baku untuk proses
Biaya Overhead
produksi belum dilakukan
Tarif Biaya Overhead 251 -
pengendalian . Sehingga arus masuk
Tetap (per jam kerja
maupun keluar bahan baku belum bisa
mesin)
dipantau.
Jam Kerja Mesin 0,5 -
3. Usaha ini telah mengklasifikasikan
Biaya Overhead tetap 125,5 1000
biaya dengan benar, tetapi tidak
Biaya Overhead Variabel 1500 1500 membebankan biaya nonproduksi
(bahan Pembantu) kedalam biaya produknya. Biaya
Harga Pokok Produksi 9625 10.500 produksinya terdiri dari biaya bahan
Selisih lebih(kurang) 875 baku langsung, biaya tenaga kerja,
langsung, dan biaya overhead pabrik.
4. Belum memasukkan biaya penyusutan
Dalam menerapkan harga pokok sebagi penggunaan peralatan untuk
produksi akan memberikan beberapa menjalankan kegiatan produksinya.
manfaat yang akan berguna bagi 5. Dan Tidak memasukkan biaya tenaga
perusahaan yaitu sebagai dasar kerja tidak langsung kedalam biaya
menetapkan pada harga jual produk yang overhead. Selain itu pembebanan
akan dijadikan sebagai peningkatan nilai biaya atas listrik yang dipergunakan
penjualan, meningkatkan diversikasi dalam menjalankan kegiatan produksi
produk sehingga memiliki daya saing belum adanya alokasi secara khusus
yang handal, dapat menentukan seberapa
banyak jumlah penjualan yang akan
dilakukan pada tahun yang akan dating,
dan menilai efektivitas dan efisiensi nilai
dalam kegiatan produksi.

214 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING


| Vol 1, No. 2, 2017, 208-215 | ISSN 2548-9917
DAFTAR PUSTAKA
Horngren Charles T; Foster, George; Datar,
Srikant M; Penerjemah:
Adhariani, Desi (2005),
Akuntansi Biaya: Penekanan
Manajerial, Indeks, Jakarta.

Rahmana, A. (2012). “Strategi


Pengembangan Usaha Kecil
Menengah Sektor Industri
Pengolahan. “ Jurnal Teknik
Industri,13Garrison, Ray H dan
Nareen, Eric W, 2002, Akuntansi
Manajerial, Diterjemahkan A
Totok Budisantoso, Buku ke 1.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Situmorang, J (2015)Hansen dan Mowen.


2005. Management Accounting,
Penerjemah Dewi Fitriasari dan
Deny Arnos Kwary, Edisi-7,
Buku-2. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi-5.


Yogyakarta : Penerbit UPP
AMP YKPN.

Rayburn. 2001. Akuntansi Biaya Dengan


Menggunakan Pendekatan
Manajemen Biaya, Edisi-6.
Jakarta : Penerbit Erlangga.

Supriyono. 2001. Akuntansi Biaya


Perencanaan dan Pengendalian
Serta Pembuatan Keputusan,
Edisi-2. Yogyakarta: PBFE
UGM

215 JOURNAL OF APPLIED MANAGERIAL ACCOUNTING


| Vol 1, No. 2, 2017, 208-215 | ISSN 2548-9917

Anda mungkin juga menyukai