19.09.13 Modul - Uji Parameter Kualitas Air
19.09.13 Modul - Uji Parameter Kualitas Air
PERCOBAAN 1
PENGUKURAN PARAMETER KUALITAS AIR
1. TUJUAN
a. Mengetahui cara pengukuran parameter kualitas air yang meliputi pH,
turbiditas, alkalinitas, TDS, daya hantar listrik, dan kesadahan.
b. Mengetahui karakteristik kualitas air derajat dari beberapa sampel air yang
diambil di lingkungan sekitar.
2. DASAR TEORI
Sumber air dari alam tidak pernah menghasilkan air yang murni. Di
dalamnya selalu terkandung berbagai zat yang terlarut atau tersuspensi. Namun
larutan zat-zat dimaksud meskipun hanya dengan kadar 1 ppm (part per million)
atau kurang dari pada itu akan dapat berpengaruh sekali terhadap mutu airnya.
Mengingat akan hal tersebut, istilah kimia air yang termaksud di atas ialah
pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat kimia dari
larutan (dalam air tersebut) karena:
a. memang telah ada sejak dari sumbernya, baik yang berbentuk impurities
maupun yang tidak.
b. penambahan zat-zat kimia yang sengaja dilakukan selama treatment
dilakukan.
c. zat-zat yang terbawa oleh atau masuk ke dalam aliran air tersebut sewaktu
pengaliran dalam pipa/penyaluran yang akan digunakan untuk keperluan
rumah tangga atau industri, maupun setelah air tersebut menjadi air limbah.
Beberapa parameter kualitas air yang diukur adalah derajat keasamaan (pH),
turbiditas, alkalinitas, total dissolved solids (TDS), daya hantar listrik, dan
kesadahan. Parameter-parameter tersebut diperlukan untuk menentukan
konfigurasi pengolahan air yang dibuat dan dapat digunakan sebagai air proses,
misalnya sebagai air umpan boiler.
Modul Praktikum Utilitas 1
TDS adalah jumlah zat padat terlarut, baik berupa ion-ion organik, senyawa,
maupun koloid di dalam air. Konsentrasi TDS yang terionisasi dalam suatu zat
cair mempengaruhi konduktivitas listrik zat cair tersebut. Makin tinggi
konsentrasi TDS yang terionisasi dalam air, makin besar konduktivitas listrik
larutan tersebut.
Daya hantar listrik kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik yang
dinyatakan dalam µmhos/cm (µS/cm). Konduktivitas air bergantung pada
jumlah ion- ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut. Secara
umum, faktor yang lebih dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah
temperatur.
Kesadahan merupakan kondisi air dengan konsentrasi garam-garam yang
tinggi, di antaranya garam-garam Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan dapat disebabkan
oleh garam karbonat, bikarbonat, sulfat, dan atau klorida. Kesadahan dapat
menyebabkan kerak (scale) di boiler.
Modul Praktikum Utilitas 1
c. Langkah kerja
Pengukuran pH, TDS, dan DHL
1) Lakukan kalibrasi alat dengan larutan standar untuk pH, TDS, dan DHL
sesuai instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan pengukuran.
2) Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan contoh uji
sampai suhu kamar.
3) Prosedur
a) Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air
suling.
b) Bilas elektroda dengan contoh uji.
Modul Praktikum Utilitas 1
Pengukuran Turbiditas
1) Siapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan.
2) Siapkan alat ukur turbidimeter dan nyalakan.
3) Kalibrasi alat turbidimeter.
4) Bagi sampel menjadi dua untuk pembacaan duplo.
5) Bilas tabung turbidimeter dengan sampel air dan masukkan sampel ke
dalam tabung turbidimeter. Bersihkan bagian luar dari tabung
turbidimeter kemudian membaca turbiditasnya pada turbidimeter.
6) Lakukan untuk beberapa sumber air.
7) Rata-rata hasil pengukuran turbiditas untuk setiap sampel air dan hitung
standar deviasinya.
8) Catat spesifikasi tubidimeter yang digunakan.
Pengukuran Alkalinitas
1) Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2) Menentukan Alkalinitas Phenolphtalein:
a) Masukkan 100 ml sampel air ke dalam Erlenmeyer 250 ml
b) Tambahkan 3 tetes indicator phenolphthalein
c) Jika setelah ditambah indicator, larutan tidak berwarna maka kadar
OH- dan CO3- kecil sekali atau nilai P=0.
d) Jika setelah ditambah indicator larutan menjadi berwarna merah
lembayung maka larutan dititrasi dengan larutan HSO 0,02 N hingga
larutan menjadi tidak berwarna dan dicatat volume titrasi.
e) Menghitung alkalinitas PP menggunakan rumus:
Modul Praktikum Utilitas 1
𝑚𝑔 𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝐴×𝐵
𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠 ( )= × 1.000 × 50,4
𝐿 𝐶
Dimana,
A = mL H2SO4
B = Normalitas H2SO4
C = mL sampel air
50,4 = berat molekul/2 dari CaCO3
3) Menentukan Alkalinitas total:
a) Tambahkan 3 tetes indikator Metil Orange ke dalam contoh air yang
telah ditentukan akalinitas PP-nya.
b) Titrasi dengan H2SO4 0,02 N dari buret sampai warna berubah
menjadi jingga pucat.
c) Menentukan alkalinitas total menggunakan rumus:
𝑚𝑔𝐶𝑎𝐶𝑂3 (𝐴 + 𝐷)
𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠 ( )= × 𝐵 × 1000 × 50,4
𝐿 𝐶
Dimana,
A = mL H2SO4 (untuk alkalinitas PP)
B = Normalitas H2SO4
C = mL sampel air
D = mL H2SO4 (untuk alkalinitas total)
50,4 = berat molekul/2 dari CaCO3
Pengukuran Kesadahan
1) Ambil 25 mL contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 mL encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL.
2) Tambahkan 1 mL sampai dengan 2 mL larutan penyangga pH 10 + 0,1.
3) Tambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator EBT.
4) Lakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M secara perlahan
sampai terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru.
5) Catat volume larutan baku Na2EDTA yang digunakan.
Modul Praktikum Utilitas 1
4. ANALISIS DATA
Tabel Hasil Pengukuran Parameter Air
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
No. Parameter
Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3
1. pH
2. DHL
3. TDS
4. Turbiditas
5. Alkalinitas
6. Kesadahan
7. Rata-rata
Standar
8.
Deviasi
5. ANALISIS (PEMBAHASAN)
PERCOBAAN 2
PENENTUAN JENIS DAN DOSIS KOAGULAN PADA PENGOLAHAN
1. Tujuan
a. Memahami proses yang terjadi pada pengolahan air dengan metode jar test.
b. Mampu menentukan jenis koagulan yang tepat dalam pengolahan air bersih.
c. Mampu menentukan dosis koagulan yang tepat dalam pengolahan air
bersih.
d. Memahami pengaruh jenis dan dosis koagulan terhadap kualitas air bersih.
2. Keselamatan Kerja
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
b. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
c. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan
laboratorium.
3. Pengantar
Jar test adalah uji air baku dalam pemilihan jenis koagulan dan penentuan
konsentrasi koagulan dalam pengolahan air bersih. Uji ini terdiri dari tiga tahapan
pengolahan, yaitu koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi.
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid karena
penambahan bahan kimia yang disebut koagulan sehingga partikel-partikel tersebut
bersifat netral dan membentuk endapan karena gaya gravitasi.
Flokulasi adalah peristiwa pengumpulan partikel-partikel kecil hasil
koagulasimenjadi floks yang lebih besar sehingga lebih cepat mengendap.
Proses koagulasi dilakukan dengan mengaduk contoh yang telah ditambah
koagulan dengan kecepatan (100-120) rpm selama 1 menit. Selama proses
koagulasi terjadi destabilisasi partikel koloid sehingga membentuk microflock.
Modul Praktikum Utilitas 1
Proses flokulasi dilakukan dengan pengadukan lambat ±30 rpm selama 15 menit.
Proses sedimentasi dilakukan dengan pengendapan selama 1 jam.
Jenis-jenis koagulan:
a. Alumunium sulfat (Al2(SO4)3.18H2O)
b. Sodium aluminat (NaAlO2)
c. Ferrous sulfat (FeSO4.7H2O)
d. Chlorinated copperas
e. Ferri chloride (FeCl3.6H2O)
f. Ferri sulfat (Fe2(SO4)3)
Jenis koagulan aid diantaranya:
a. Poly aluminium chloride (PAC)
b. Karbon aktif
c. Activated silica
d. Bentonic clay
Reaksi yang terjadi pada penambahan zat koagulan dengan koagulan
pembantu:
Al2(SO4)3.18H2O + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 18H2O
FeCl3.6H2O + 3NaOH → Fe(OH)3 + 3NaCl + 6H2O
b. Peralatan
1) Jar Test Appratus
Modul Praktikum Utilitas 1
2) Stop Wacth
3) Turbidity meter
4) pH meter
5) Timbangan analitik
6) 4 buah beaker glass 500 ml
7) Gelas ukur 500 ml
8) Batang pengaduk gelas
9) Pipet ukur 5 ml dan 10 ml
10) Kertas tisu
11) Kertas label
c. Cara Kerja
Pengujian contoh baku air dilakukan dengan perlakuan tanpa
prasedimentasi dan dengan prasedimentasi. Adapun langkah-langkah kerja
praktikum ini sebagai berikut:
1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Lakukan perhitungan volume koagulan dan volume koagulan pembantu
yang akan ditambahkan ke dalam contoh uji jika kita tentukan
konsentrasi koagulannya adalah 50 ppm, 60 ppm, 70 ppm dan 80 ppm.
Larutan baku yang tersedia adalah:
- Larutan baku koagulan Al2(SO4)3.18H2O 10.000 ppm yang akan
direaksikan dengan koagulan pembantu Ca(OH)2 5000 ppm.
- Larutan baku koagulan FeCL3.6H2O 10.000 ppm yang akan
direaksikan dengan koagulan pembantu NaOH 4000 ppm.
3) Siapkan contoh air baku tanpa perlakuan prasedimentasi.
4) Ukur pH menggunakan alat pHmeter dan turbiditas awal menggunakan
alat turbiditymeter.
5) Isi empat beaker glass dengan contoh air baku sebanyak 500 ml di
dalam gelas ukur dan beri label.
Modul Praktikum Utilitas 1
5. Perhitungan
a. Al2(SO4)2
1) Volume contoh 500 mL
2) Konsentrasi larutan baku Al2(SO4)3 10.000 ppm
3) Konsentrasi larutan baku Ca(OH)2 5.000 ppm
4) Mr Al2(SO4)3.18H2O = 666
5) Mr Ca(OH)2 = 74
Al2(SO4)3 Ca(OH)2
No.
Ppm mmol/L Ml ppm mmol/L mL
1. 50
2. 60
Modul Praktikum Utilitas 1
Al2(SO4)3 Ca(OH)2
No.
Ppm mmol/L Ml ppm mmol/L mL
3. 70
4. 80
𝑽𝟐 × 𝒑𝒑𝒎𝟐
𝑽𝟏 =
𝒑𝒑𝒎𝟏
b. FeCl3
1) Volume contoh 500 mL
2) Konsentrasi larutan baku FeCL3.6H2O = 10.000 ppm
3) Konsentrasi larutan baku NaOH = 4.000 ppm
4) Mr FeCL3.6H2O = 270,33
5) Mr NaOH = 40
FeCL3.6H2O NaOH
No.
Ppm mmol/L Ml ppm mmol/L mL
1. 40
2. 50
3. 60
4. 70
𝑽𝟐 × 𝒑𝒑𝒎𝟐
𝑽𝟏 =
𝒑𝒑𝒎𝟏
1 50
Tanpa 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
1 50
Dengan 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
Al2(SO4)3 pH Turbiditas
Perlakuan No. Keterangan
Ppm Awal Akhir Awal Akhir
1 50
Tanpa 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
Modul Praktikum Utilitas 1
1 50
Dengan 2 60
Prasedimentasi 3 70
4 80
1 40
Tanpa 2 50
Prasedimentasi 3 60
4 70
1 40
Dengan 2 50
Prasedimentasi 3 60
4 70
1 40
Tanpa 2 50
Prasedimentasi 3 60
4 70
1 40
Modul Praktikum Utilitas 1
Dengan 2 50
Prasedimentasi
3 60
4 70
6. ANALISIS
7. PERTANYAAN
a. Dari percobaan yang dilakukan, jenis koagulan mana yang menurut Anda
memberikan hasil kualitas air terbaik?
b. Berdasarkan hasil pengamatan hasil pengolahan air dengan berbagai dosis
koagulan dan koagulan pembantu, perlakuan yang manakah yang anda
rekomendasikan untuk pengolahan air tersebut?
c. Apa yang akan terjadi jika proses pengolahan air secara kimia kekurangan
dosis koagulan?
d. Apa yang akan terjadi jika proses pengolahan air secara kimia kelebihan
dosis koagulan?
e. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dan flokulasi.
PERCOBAAN 3
PENENTUAN JENIS RANGKAIAN, DOSIS PENGALIRAN ARUS
LISTRIK DAN WAKTU PENGALIRAN LISTRIK PADA PENGOLAHAN
AIR SECARA ELEKTRO-KOAGULASI
1. TUJUAN
a. Memahami proses yang terjadi pada pengolahan air dengan metode elektro-
koagulasi.
b. Mampu menentukan jenis rangkaian dan dosis pengaliran arus listrik dan
waktu pengaliran yang tepat untuk pengolahan air secara elektrokoagulasi.
c. Memahami konsep kebutuhan bahan dan listrik yang digunakan dalam
proses pengolahan air dengan metode elektrokoagulasi.
d. Mampu melakukan analisa ekonomi terhadap kebutuhan listrik yang
dibutuhkan proses pengolahan air dengan metode elektrokoagulasi.
e. Memahami kelemahan dan kelebihan metode elektrokoagulasi untuk
pengolahan air bersih.
2. KESELAMATAN KERJA
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
b. Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik.
c. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
d. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan
laboratorium.
3. PENGANTAR
Elektrokoagulasi merupakan suatu proses koagulasi dengan menggunakan
arus lisrik searah melalui peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit
yang digunakan untuk pengolahan air.
Modul Praktikum Utilitas 1
6) Stop Wacth
7) Turbidity meter
8) 2 buah beaker glass 500 ml
9) Gelas ukur 500 ml
10) Pipet ukur 10 ml
11) Kertas tisu
12) Kertas label
c. Langkah kerja
1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Rangkai semua peralatan listrik .
3) Hubungkan dengan alat koagulator dengan elektroda aluminium sesuai
jenis rangkaiannya.
4) Masukkan air ke dalam reaktor elektrokoagulasi sesuai volumenya sampai
bibir outlet.
5) Masukkan elektroda ke dalam contoh air.
6) Tentukan voltagenya.
7) Hubungkan rangkaian dengan arus listrik selama watu yang diperlukan
yaitu 1’, 2’ dan 3’.
8) Catat voltage dan arus yang terbaca pada multimeter.
9) Tuang air ke dalam 2 beaker glass sebanyak masing-masing 500 ml.
10) Lakukan pengadukan lambat 30 rpm dengan alat jar test selama 15 menit.
11) Angkat batang pengaduk biarkan mengendap selama 1 jam.
12) Ukur turbiditasnya.
13) Lakukan untuk variasi rangkaian seri dan paralel, variase voltase dan
variasi waktu.
14) Lakukan perhitungan kadar Al yang teroksidasi dari hasil pengamatan.
15) Amati perbedaan yang terjadi dan simpukan hasilnya.
16) Cuci dan bersihkan semua alat yang sudah digunakan.
Modul Praktikum Utilitas 1
5. TABEL PENGAMATAN
a) Rangkaian Seri
Turbiditas
1’
2’
3’
1’
2’
3’
1’
2’
3’
1’
2’
3’
Modul Praktikum Utilitas 1
b) Rangkaian Paralel
Turbiditas
1’
2’
3’
1’
2’
3’
1’
2’
3’
1’
2’
3’
Modul Praktikum Utilitas 1
6. TABEL PERHITUNGAN
Volume contoh air/Volume reaktor = L
Ar. Al =
Bil Faraday (F) =
𝐴𝑟. 𝐴𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐴𝑙 =
𝐵𝑖𝑙𝑜𝑘𝑠 𝐴𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑙 (𝑚𝑔) = 𝑀𝑒𝑞 × 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐴𝑙 × 1000
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑙 (𝑚𝑔)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 (𝐿)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑤𝑎𝑠
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑙
= × 𝑀𝑟. 𝐴𝐿2 (𝑆𝑂4 )3 . 18𝐻2 𝑂
2 × 𝐴𝑟. 𝐴𝑙
a) Rangkaian Seri
Kadar
Q=I×t F Massa Kadar Al
V I(A) t (dtk) Meq (≈F) Tawas
(coulomb) (q:bil.F) Al(mg) (ppm)
(ppm)
60
120
180
60
120
180
60
120
180
60
Modul Praktikum Utilitas 1
Kadar
Q=I×t F Massa Kadar Al
V I(A) t (dtk) Meq (≈F) Tawas
(coulomb) (q:bil.F) Al(mg) (ppm)
(ppm)
120
180
b) Rangkaian Paralel
Kadar
Q Massa Kadar Al
V I(A) t (dtk) F Meq Tawas
(coulomb) Al(mg) (ppm)
(ppm)
60
120
180
60
120
180
60
120
180
60
120
180
Modul Praktikum Utilitas 1
7. ANALISIS (PEMBAHASAN)
8. PERTANYAAN
a. Bagaimana pengaruh besarnya arus, waktu dan bentuk rangkaian
terhadap jumlah Al yang teroksidasi untuk penjernihan air?
b. Dari praktikum yang dilakukan, jelaskan perlakuan manakah yang
memberikan hasil terbaik dari sisi kualitas air dan ekonomi.
c. Tunjukkan kelebihan dan kelemahan metode elektrokoagulasi untuk
pengolahan air dibanding dengan metode dengan penambahan bahan
kimia.
d. Gambarkan skema rangkaian listrik dan elektroda yang dijalankan dalam
praktikum, baik yang seri maupun yang paralel.
e. Bagaimana pengaruh bentuk rangkaian terhadap kebutuhan listrik untuk
pengolahan air dengan elektrokoagulasi?
PERCOBAAN 4
UNIT PENGOLAHAN AIR SECARA ELEKTRO-KOAGULASI
1. Tujuan
a. Memahami proses elektrokoagulasi dalam pengolahan air.
b. Memahami hubungan antara kuat arus, waktu dan elektroda yang
teroksidasi.
c. Menghitung dimensi peralatan yang digunakan dalam unit pengolahan air
sescara elektrokoagulasi.
d. Menghitung kapasitas dan debit maksimum unit pengolahan air secara
elektrokoagulasi untuk tiap tahapan proses.
2. Keselamatan Kerja
a. Hati-hati bekerja dengan bahan kimia.
b. Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik.
c. Hati-hati menggunakan peralatan gelas.
d. Minta petunjuk pada instruktur sebelum menggunakan peralatan
laboratorium.
3. Pengantar
Sand filter adalah suatu tangki yang berfungsi untuk proses filtrasi
(penyaringan). Di dalam tangki filtrasi terisi media-media padat yang berfungsi
untuk menahan flok sehingga air yang keluar sudah jernih.
4. Metodologi Praktikum
a. Bahan
1) Contoh Air Baku : Air limbah/air sungai
2) Akuades
b. Peralatan
1) Unit pengolahan air 7) Selang air
elektrokoagulasi skala 8) Ember
laboratorium. 9) Stop Wacth
2) Rectifier 10) Turbidity meter
3) Multimeter sebagai 11) pHmeter
Amperemeter 12) beaker glass
4) Multimeter sebagai 13) Gelas ukur 500 ml
Voltmeter 14) Pipet ukur 10 ml
5) Sand Filter 15) Kertas tisu
6) Pompa air 16) Kertas label
c. Cara Kerja
1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2) Rangkai peralatan elektrokoagulator, hubungkan dengan voltmeter dan
amperemeter.
3) Hubungkan bak koagulator dengan bak flokulator dilanjutkan bak
sedimentasi dan tangki filter.
4) Siapkan contoh air di ember besar letakkan sebelum elektrokoagulator.
5) Siapkan pompa untuk menaikkan air dari ember ke bak koagulator.
6) Pompa air limbah masukkan ke bak koagulator dan jalankan semua
peralatan.
Modul Praktikum Utilitas 1
5. Hasil Pengamatan
Tahapan Pengolahan meliputi:
a. Prapengolahan
1) Tujuan tahapan:
2) Sumber air baku:
3) Karaktristik air baku:
- pH =
- Turbiditas =
- Alkalinitas =
b. Koagulasi
1) Tujuan tahapan:
2) Metode yang digunakan: elektrokoagulasi
3) Bahan Elektroda :
4) Luas elektroda :
5) Volume kotak elektroda:
6) Jumlah sel :
7) Jarak antar sel :
8) Jenis Rangkaian :
9) Besar Arus :
10) Besar Tegangan :
11) Debit air :
Modul Praktikum Utilitas 1
c. Flokulasi
1) Tujuan tahapan:
2) Keceparan pengadukan:
3) Dimensi bak flokulasi:
d. Sedimentasi
1) Tujuan tahapan:
2) Model pengendapan:
3) Dimensi bak pengendap:
4) Ukuran plat:
5) Jumlah plat:
6) Jarak antar plat:
7) Kemiringan plat:
8) Debit maksimum:
e. Filtrasi
1) Tujuan tahapan:
2) Model filter:
3) Media filtrasi:
4) Diameter filter:
5) Tinggi filter:
6) Luas penampang filter (A)
7) Debit (Q):
8) Kecepatan maksimum penyaringan (Vf):
𝑄
𝑣𝑚𝑎𝑥 = =
𝐴
Modul Praktikum Utilitas 1
f. Pascapengolahan
1) Tujuan tahapan:
2) Sumber air baku:
3) Karaktristik air baku:
- pH =
- Turbiditas =
- Alkalinitas =
6. ANALISIS (PEMBAHASAN)
7. PERTANYAAN
1. Menurut Anda, peralatan di tahapan yang mana yang belum sesuai, baik
metode maupun kapasitasnya?
2. Apakah unit pengolahan air yang anda amati sudah menunjukkan hasil yang
baik? Tunjukkan parameter yang mendukung jawaban Anda.
3. Dari segi tingkat kemudahan pengolahan, menurut Anda dimanakah unit
pengolahan dengan metode elektrokoagulasi ini dapat diaplikasikan dengan
baik? Mengapa demikian?
4. Apakah dari segi ekonomi, unit pengolahan air tipe elektrokoagulasi layak
untuk diaplikasikan? Jelaskan.
5. Apa kelebihan dan kekurangan unit pengolahan air secara elektrokoagulasi
ini?