Anda di halaman 1dari 3

Judul : KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DALAM PROSES

PENYEMBUHAN PASIEN PSIKOSIS DI UPT. BINA LARAS PROVINSI RIAU


Author : Gina Oktaria
Tahun : 2017
Jurnal : jurnal Komunikasi
Ringkasan Jurnal :
Komunikasi terapeutik sangat diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan
untuk proses penyembuhan atau meningkatkan pelayanan kesehatan yang menunjang
seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan klien. Komunikasi terapeutik digunakan untuk
menggali informasi, mengkaji data, mengklarifikasi tindakan dan memberikan rasa empati
kepada klien. Komunikasi terapeutik memandang seseeorang dengan gangguan jiwa adalah
manusia yang kurang berkomunikasi dan kurang mampu untuk mengungkapkan dirinya.
Jumlah pasien yang mengalami psikosis mengalami penurunan pada tahun 2016 yang
dinyatakan bisa pulang dari Rumah Sakit jiwa sekitar 17 orang dari 40 orang yang
mengalmi gangguan psikosis. Proses penyembuhan penderita psikosis di UPT. Bina Laras
Provinsi Riau dilakukan dengan du acara yaitu dengan cara memberikan terapi medis
berupa obat-obatan dan memberikan terapi komunikasi terapeutik. tahapan komunikasi
terapeutik dapat di bagi menjadi beberapa fase. Fase pertama yaitu fase pra interaksi pada
tahap ini perawat menggali informasi klien, mengungkapkan kontrak waktu, menggali
fantasi klien, ketakutan klien, dan membuat rencana pertemuan klien. Fase yang kedua
yaitu fase orientasi fase ini dimulai saat ketika perawat memulai interaksi untuk pertama
kalinya, memperhatikan alasan klien meminta pertolongan pertama yang akan membangun
rasa percaya. Fase yang ketiga yaitu fase kerja, dimana perawat memberikan klien untuk
mengungkapkan perasaannya menyakan keluhan yang dideritana, memulai kegiatan dengan
baik, dan melakukan kegiatan sesuai rencana. Fase yang terakhir adalah fase terminasi fase
ini menyimpulkan perasaan klien setelah dilakukan tindakan komunikasi terapeutik, sharing
terhadap masalah dan keluhan yang menganggu klien saat ini.
Teknik komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi terapeutik yaitu:
1. Mendengarkan perawat harus mendengarkan perasaan klien dan mengerti apa yang
disampaikan oleh klien.
2. Menunjukan penerimaan teknik ini bukan berarti perawat menyetujui apa yang
dikatakan oleh klien, menerima yang dimaksud yaitu mampu mendengarkan tanpa
menunjukan keraguan.
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan untuk mendapatkan informasi tentang
masalah yang dihadapi oleh klien dan bisa menunjukan rasa empati terhadap klien.
4. Pertanyaan terbuka, memberikan pertanyaan terbuka akan lebih mampu menggali
informasi kepada klien dan klien mampu untuk bercerita lebih jauh lagi tentang
masalah yang dihadapinya.
5. Mengulang ucapan klien dengan kata kata sendiri, ini menandakan bahwa perawat
mendengarkan apa yang diungkapkan oleh klien.
6. Mengklarifikasi, klarifikasi ini berguna untuk mengulang dan menejlaskan dengan
kata-kata sendiri yang bertujuan untuk menyamakan presepsi.
7. Menawarkan diri, pada tahap ini perawat mampu untuk menyedikan diri tanpa
respin bersyarat atau respon yang diharapkan
8. Memberikan kesempatan pada klien untuk memulau pembicaraan dan memilih
topik pembicaraan
9. Memfokuskan metode ini digunakan untuk membatasi topik yang ingin di batasi
sehingga spesifik dan lebih dimengerti.
10. Diam tehnik ini meberikan tehnik kepada klien dan perawat untuk berfikir
mengenai pemikirannya.
11. Humor di sela-sela pembicaraan akan merelaksaasi pemikiran
12. Relaksasi
13. Memberikan penghargaan berupa pujian terhadap klien karena sudah berani untuk
mebuka diri terhadap masalah yang dideritanya.
14. Aserttive
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitiann ini berupa deskritif kualitatif
Dalam penelitian ini peneliti memilih informan melalui purposive sampling yang memilih
informan melalui seleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti
berdasarkan tujuan penelitian UPT. Bina Laras Provinsi, kedua, Perawat, merupakan orang
yang terkait dalam proses penelitian yaitu dalam pengambilan data mengenai komunikasi
terapeutik perawat, ketiga, pasien penderita psikosis . Wawancara yang dilakukan
merupakan wawancara yang umum yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak
memiliki alternatif respon yang ditentukan sebelumnya atau yang lebih dikenal dengan
wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam dan observasi. Dan mendapatkan
data lalu disortir untuk mendapatkan data sesuai kepentingan.
Hasil dari penelitian ini yaitu komunikasi terapeutik dapat membatu kesembuhan dari
pasien psikosis. Keberhasilan komunikasi terapeutik dalam proses pemulihan pasien
psikosis tidak terlepas dari pelaksanaan tahap-tahap komunikasi terapeutik yang baik, tahap
ini akan menganggil data dasar yang peroleh dari klien untuk meningkatkan kesembuhan
klien. Dalam melakukan proses penyebuhan bagi pasien psikosis selain menggunakan
tahapan juga menggunakan teknik komunikasi terapeutik yaitu ada 14 teknik komunikasi
terapeutik yang harus digunakan oleh perawat untuk mendapatkan data dan mengerti
perasaan klien. Proses pesan terjadinya sebuah komunikasi terapeutik antara perawat
dengan pasien di mulai dari penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan baik
secara verbal dan non verbal,dengan mengunakan media atau tidak. Sehingga dapat di
simpulkan bahwa pesan yang di bersifat positif senhingga memperbaiki pola dan mood
klien.
B. implikasi
Menurut KBBI (2019) implikasi adalah keterlibatan atau terlibat dalam suatu hal. Pada
jurnal ini dijelaskana bahwa perawat berperan aktif dalam membantu kesembuhan pasien,
disini perawat berperan sebagai komunikator dalam komunikasi terapiutik, dalam jurnal ini
dijelaskan peranan perawat didalam jurnal tertebut sebagai pendengar aktif, perawat
menjelaskan apa yang menjadi topic pembicaraan secara pelan-pelansehingga pasien
mampu mengerti apa yang dimaksud. Perawat memberikan kesempakan pasien untuk
mengeluarkan pendapat dan perawat mendengarkan apa yang menjadi pendapat mereka.
Perawat meyakinkan pasien untuk melawan setiap keraguan maka dengan sendirin ya
keraguan pasien akan sesuatu memudar dan terganti dengan rasa yakin dari pasien

c. penerapan jurnal
dalam jurnal ini didapatka hasil bahwa komunikasi terapeutik dapat membatu kesembuhan
dari pasien psikosis. Keberhasilan komunikasi terapeutik dalam proses pemulihan pasien
psikosis tidak terlepas dari pelaksanaan tahap-tahap komunikasi terapeutik yang baik, tahap
ini akan menganggil data dasar yang peroleh dari klien untuk meningkatkan kesembuhan
klien. Sehingga komunikasi terapiutik dianggap efektif dalam proses penyembuhan pasien
dengan psikosis maka penelitianan ini dapat diterapkan di Indonesia karena sudah teruji
keefektifannya serta dalam pelaksanaannya tidak sulit untuk dilakukan serta didak
memerlukan biaya yang banyak dalam penerapan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai