Anda di halaman 1dari 1

ANTIBIOTIKA PADA DIARE

03.04.2013 http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/antibiotika-pada-diare

Diare selalu menjadi perhatian, selain ada sepanjang tahun, juga merupakan 3 penyebab
terbesar kesakitan dan kematian anak di Indonsia. Diare pada anak di bawah usia 3 tahun,
70% disebabkan oleh Rotavirus, sisanya baru disebabkan oleh berbagai bakteri maupun
parasit. Dengan demikian, sebagian besar diare pada anak tidak memerlukan antibiotik.
Bahkan hanya 10-15% diare yang disebabkan oleh bakteri yang memerlukan antibiotik.
Penggunaan antibiotik perlu mendapat perhatian agar pemakaiannya rasional. Antibiotik
dapat mempengaruhi keseimbangan flora saluran cerna.

Sumber gambar : Medscape


Disentri merupakan salah satu keadaan yang memerlukan antibiotika, karena sebagian besar
disentri disebabkan oleh bakteri dan sebagian lagi disebebakan oleh amuba. Antibiotika
harus diberikan sesegera mungkin, keterlambatan tidak jarang menyebabkan makin
parahnya disentri dan keadaan umum anak.

Disentri umumnya respon dengan antibiotika yang sensitif terhadap shigella. Anak dipantau
setelah 2 hari, untuk melihat tanda penyembuhan, antara lain tidak ada demam, frekuensi
buang air besar dan volume tinja berkurang dengan jumlah darah minimal atau menghilang,
dan meningkatnya selera makan. Apabila tidak ada perbaikan dalam 2 hari, harus dipikirkan
keadaan lain; yaitu bakteri sudah resisten terhadap antibiotika yang diberikan atau ada
kuman lain penyebab, seperti amuba. Bila kondisi mengkhawatirkan anak harus dirawat. Bila
ada fasilitas penunjang laboratorium dapat dilakukan pemeriksaan terhadap amuba pada
tinja, dan diberikan antibiotika pilihan kedua.

Disentri seringkali menyebabkan gangguan nutrisi, selain karena penyakitnya, anak


seringkali kehilangan selera makan. Oleh karena itu pemberian makanan yang cukup sangat
diperlukan. Air susu ibu harus diteruskan pemberiannya, kalau dapat lebih sering dari
biasanya karena umumnya bayi menolak makanan lainnya. Anak usia di atas 6 bulan, juga
harus mendapat makanan dengan porsi yang besar dari biasanya.

Dr. Badriul Hegar, PhD, SpA(K)

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai