Anda di halaman 1dari 2

PERBANDINGAN BANYAKNYA PENYAKIT DIARE DARI WHO, INDONESIA, BANDAR

LAMPUNG, RS GRAHA HUSADA

P-ISSN 1693-7945, E-ISSN: 2622-1969

AdeRahmawati
Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda KM. 03 Karanganya Indramayu, aderahmawati@unwir.ac.id

Menurut data (WHO, 2013), diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi
hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Setiap tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan
angka kematian 760.000 anak di bawah 5 tahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia di bawah 3
tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya, diare akan menyebabkan
kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama
malnutrisi pada anak dan menjadi pada tahun 2010 dilaporkan 2,5 juta kasus diare pada anak diseluruh
dunia. Kasus diare terbanyak di Asia dan Afrika kurang memadainya status gizi pada anak dan kurangnya
sanitasi air bersih (Riskesdas, 2013).

Menurut data yang dihimpun dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017
menyatakan bahwa di Provinsi Jawa Timur memiliki angka kejadian diare tertinggi kedua setelah Jawa
Barat yang mencapai angka 1.048.885 penderita, dan disusul oleh Jawa Tengah dengan angka kejadian
911.901 penderita (Budijanto, 2017). Pada laporan Puskesmas Juntinyuat menunjukkan bahwa jumlah
kasus diare pada tahun 2017 sebanyak 224 selama bulan agustus 2017 sampai bulan oktober 2017.

Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan ISSN 2579-6402
Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: hlm 409-415 ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik)

World Health Organization (WHO) menyatakan penyakit diare merupakan penyakit tertinggi kedua
penyebab kematian pada anak di bawah lima tahun di seluruh dunia setelah penyakit infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). Angka kejadian kasus diare di dunia setiap tahunnya mencapai angka 1,7 juta
kasus. Setiap tahun diare menyebabkan 760.000 kematian balita di dunia. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 bahwa insiden dan period prevalence diare untuk seluruh
kelompok umur di Indonesia adalah 3,5% dan 7,0%.

DOI: http://dx.doi.org/10.26751/jikk.v10i1.619

Nurwinda Saputri, Yuni Puji Astuti / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 101-110
| 101

Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pada tahun 2008 angka kejadian diare di Provinsi Lampung
sebanyak 84.634, sedangkan tahun 2009 sebanyak 87.660 orang. Sehingga wabah penyakit diare di Kota
Bandar Lampung cukup mengkhawatirkan, berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan (Dinkes)
Bandar lampung, rata-rata per bulan jumlah warga yang terserang mencapai seribu orang (Dinkes
Lampung, 2010).

DOI: http://dx.doi.org/10.30829/jumantik.v4i1.4052

Penelitian yang dilakukan oleh Carrel (2011) di Bangladesh ditemukan bahwa sarana air bersih
memiliki hubungan dengan kejadian diare, dimana penyimpanan air dengan cara yang tidak benar dapat
menyebabkan air terkontaminasi mikroba yang dapat menyebabkan diare dan pasokan air yang kurang
juga menjadi penyebab diare, sebab penggunaan air menjadi terbatas. Penelitian lainnya yang dilakukan
oleh Gallas (2007) di Meksiko dilaporkan bahwa mikroorganisme patogen penyebab diare adalah bakteri
coliform dan E.coli, dimana kasus diare meningkat pada musim libur karena peningkatan paparan dari
lingkungan dan kontaminasi makanan.

Anda mungkin juga menyukai