Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

SEMESTER GANJIL

Disusun Oleh :

SYAFRUDIN

1011711015

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan junjungan nabi besar
Muhammad SAW, karena berkat ridho dan hidayah – Nya maka laporan ini dapat di
susun dan diselesaikan tepat pada waktunya
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang penyusun buat selama
melakukan praktikum dalam perkuliahan prestasi mesin. Laporan tersebut disusun
dengan sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang telah
dilakukan.
Sebelumnya penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu memfasilitasi dalam proses pembuatan laporan ini, tak lupa penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam lapooran ini, karena penulis
menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu sangatlah penting
dalam pengerjaan dan perbaikan mesin kita mengetahui sistem kerja mesin terlebih
dahulu, sebelum menganalisa penurunan performa mesin baik secara bagian dan
keseluruhan bagian mesin. Tujuan Pratikum prestasi mesin adalah mengembalikan
mesin sampai keadaan sebaik-baik mungki yang pastinya tidak sama seperti keluaran
mesin dari produsen. Mempelajari perbaikan mesin yang ada pada pekerja tidak
melupakkan keselamatan kerja dan K3. Akhirnya, semoga laporan praktikum ini
bermanfaat untuk penlitian lanjutan. penyusun menyadari sebagai manusia tidak luput
dari kekurangan. Oleh karena itu,penyusun akan menerima jika ada saran maupun
kritik terhadap laporan praktikum yang telah disusun ini.

Balunijuk, 21 Oktober 2019

Syafrudin
Nim :1011711015
PRESTASI MESIN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perkembangan teknologi otomotif banyak perkembanga di bidang


permesinan yang ditandai berbagai mesin yang berhan bakar berbedabeda. maka
Praktikum prestasi mesin ini dengan tujuan perbaikan mesin dan mengetahui
standarisasai emisi pada setiap mesin agar tidak merusak lingkungan.
Praktikum motor bakar dan motor diesel yang dilaksanakan di laboratorium
Teknik Mesin Universitas Bangka Belitung yaitu terdiri dari pengujian Engine
SupraFit 100cc, Engine Suzuki Carry 1000cc, Engine Toyota Vios 1500cc. Pada
percobaan mesin ini akan mempelajari karakteristik mesin SupraFit 100cc dan emisi
yang di hasilkan dari proses pembakaran yang terjadi di dalam slinder mesin tersebut.
Para meter karakteristik mesin yang akan di pelajari adalah daya (power), momen
punter (torque), konsumsi bahan bakar spesifik (SFC), dan perbandingan udara dan
bahan bakar (AFR). Sedangkan Emisi gas buang yang dihasilkan dari pembakaran
tersebut.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan percobaan pengujian mesin bensin adalah sebagai berikut :

1. Menyelidiki prestasi mesin bensin yang meliputi beberapa besaran seperti; momen
putar sebagai fungsi putaran, konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran, daya
sebagai fungsi putaran, konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran,
konsumsi udara sebagai fungsi putaran dan perbandingan udara dan bahan bakar
sebagai fungsi putaran.
2. Menyelidiki emisi gas buang yang dihasilkan selama operasi mesin berlangsung.
3. perbaikan sistem mekanis pada bagian-bagian mesin baik perbaikan skunder
maupun perbaikan primer.
1.3 Manfaat

Manfaat praktikum adalah sebagai berikut :

1. Melatih praktikan (Mahasiswa/i) mampu melaksanakan perbaikan dan perawatan


mesin, sehingga terampil melaksanakannya.
2. Memberi bekal praktikan (Mahasiswa/i) tentang kegiatan mesin sehingga mampu
menerapkannya pada dunia otomotif.
3. Memberi bekal praktikan (Mahasiswa/i) peermesinan sehingga saat menjadi tenaga
pendidik mampu mengajarkan di permesinan.
4. Melatih kemampuan praktikan (Mahasiswa/i) mampu menganalisis permasalahan
mesin dengan baik dan benar agar nantinya mesin dapat digunakan sebagai mana
mestinya tanpa merusak lingkungan.
MESIN 100 CC

SUPRA FIT
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkuliahan untuk memeahami suatu mata kuliah ada kalanya tidak cukup
dengan pemahaman teori saja. Maka di perlukan sebuah kegiatan yang berupa praktik
atau sering di sebut dengan praktikum. Praktikum prestasi mesin dapat digunakan
sebagai sarana penunjang mata kuliah seperti selekta kapita I, prestasi mesin, dan lain-
lain

Dalam praktikum prestasi mesin biasanya behubungan dengan suatu mesin, baik
mesin bensin maupun mesin diesel praktikum prestasi mesin kegiatannya adalah
menginspeksi suatu mesin terutama mesin 100 cc yang mana mempelajari tentang
putaran mesin, perbandingan udara bahan bakar dan gas buang yang dihasilkan.

Dengan adanya praktikum prestasi mesin ini mahasiswa dapat lebih baik mengetahui
kinerja dan karakteristik dari suatu mesin, baik mesin bensin maupun mesin diesel

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum prestasi mesin ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat menganalisa sebuah mesin 100 cc .
2. Untuk dapat menemukan kerusakan yang terjadi hanya dengan melihat dan
mendengar kondisi dari suatu mesin 100 cc.
3. Untuk dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin 100 cc
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahan bakar dan Pembakaran
2.1.1. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses
pembakaran (reaksi redoks) di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas
setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi
dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi
nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh
ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar
lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
2.1.2 Jenis-jenis bahan bakar

A. Berdasarkan bentuk dan wujudnya

 Bahan bakar padat

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan
menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang
dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan
peralatan dan menyediakan energi.

 Bahan bakar cair

Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas.
Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair.
Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah
tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai
hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan
aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan
hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam
fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,
minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat
kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda

 Bahan bakar gas


Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid
Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah
campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk
kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa
digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.

B. Berdasarkan materinya

 Bahan bakar tidak berkelanjutan

Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam
dan bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis
keberadaannya di alam. Misalnya bahan bakar berbasis karbon seperti produk-produk
olahan minyak bumi.

 Bahan bakar berkelanjutan

Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan
lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari

2.1.3. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan
suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam
bentuk pendar atau api. Pada motor diesel kadang terdapat ruang bakar tambahan
yang menyebabkan bahan bakar yang disemprotkan nosel tidak langsung masuk pada
ruang bakar utama, karena itu dikenal dua tipe motor diesel yaitu direct injection
(peninjektian langsung) indirect injection (peninjektian tidak langsung). Untuk motor
tipe direct injection (peninjektian langsung) dapat digol;ongkan menjadi dua, yaitu:
a. Sistem kamar muka Kamar tipe ini bervolume tidak lebih dari 50% dari volume
sisa, dan dihubungkan dengan ruang bakar utama 3-4 saluran sempit dengan diameter
3-4 mm.
b. Sistem kamar pusar Kamar tipe ini besar volumenya tidak juga lebih dari 50%
volume tetapi jalan penghubung dengan kamar utamanya lebih besar tipe muka dan
menaikkan performance pada putaran tinggi tidak mudah untuk distart.
2.1.4. klasifikasi kecepatan pembakaran yaitu :
1). Explosive adalh suatu proses pembakaran dimana laju pembakaran terjadi sangat
cepat tapi tidak menampakkan adanya ledakkan “combustion wave”
2). Deflagration yaitu perambatan api pembakaran yang terjadi padsa ruang bakar
dengan kecepatana subsonic.
3). Detonation yaitu perambatan api yang terjadi pada ruang bakar dengan kecepatan
supersonic. Ketepatan saat terjadinya pembakaran merupakan factor yang sangat
menentukan baik buruknya performa mesin yang dihasilkan. Ketepatan saat
pembakaran menyebabkan bahan bakar yang terbakar menjadi lebih efektif dan
tenaga yang dikeluarkan sesuai, waktu 100% energy dari bahan bakar yang terbakar
tersebut menjadi tenaga.

2.1.5. Pembakaran dibedakan menjadi dua yaitu :


1. Pembakaran Sempurna
2. Pembakaran tidak sempurna

1.Pembakaran Sempurna

Pembakaran metana adalah reaksi pembakaran sempurna, karena hasilnya


adalah karbon dioksida dan air.

Pada pembakaran sempurna, reaktan terbakar dengan oksigen menghasilkan


beberapa produk. Ketika hirokarbon terbakar dengan oksigen, maka reaksi utama
akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Ketika elemen dibakar, maka produk
yang dihasilkan biasanya juga berupa oksida. Karbon dibakar menghasilkan karbon
dioksida, sulfur dibakar menghasilkan sulfur dioksida, dan besi dibakar menghasilkan
besi(III) oksida. Nitrogen tidak dianggap sebagai komponen yang bisa terbakar jika
oksigen dipakai sebagai agen pengoksidasi, namun nitrogen oksida NOx dalam
jumlah kecil biasanya akan terbentuk. Jumlah udara yang diperlukan untuk
pembakaran sempurna disebut udara teoretis. Namun, pada praktiknya digunakan
jumlah 2-3 kali jumlah udara teoretis.

2.Pembakaran tidak sempurna

Pembakaran tak sempurna dihasilkan bila tidak ada oksigen yang cukup untuk
membakar bahan bakar sepenuhnya menjadi karbon dioksida dan air. Pada banyak
bahan bakar, seperti minyak diesel, batu bara, dan kayu, pirolisis muncul sebelum
pembakaran. Pada pembakaran tak sempurna, produk pirolisis tidak terbakar dan
mengkontaminasi asap dengan partikulat berbahaya, misalnya oksidasi sebagian
etanol menghasilkan asetaldehida yang berbahaya, begitu juga dengan oksidasi
sebagian karbon yang menghasilkan karbon monoksida yang beracun.

Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan desain alat pembakaran,


seperti pembakar minyak dan mesin pembakaran dalam. Perbaikan lebih lanjut
mencakup alat katalitik pasca pembakaran (seperti konverter katalitik). Beberapa alat-
alat ini biasanya dibutuhkan oleh banyak mobil/kendaraan di berbagai negara untuk
memenuhi aturan lingkungan negaranya mengenai stadar emisi.

Derajat pembakaran dapat diukur dan dianalisis dengan peralatan uji.


Kontraktor HVAC dan insinyur menggunakan analiser pembakaran untuk menguji
efisiensi pembakar selama proses pembakaran.

2.2 Motor Bensin

2.2.1 Pengertian Motor Bensin


Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin
pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran,
dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar
dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses
pembakaran.Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar
dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam
ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat
panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur
dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan
sendirinya. Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur
sebelum masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan
injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak
untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara dan
bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya mengalami
perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan sensor-sensor
elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar silinder, tujuannya
untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin. Hal ini dsebut
EFI
Tiga syarat utama supaya mesin bensin dapat berkerja :
1. Kompresi ruang bakar yang cukup.
2. Komposisi campuran udara dan bahan bakar yang sesuai.
3. Pengapian yang tepat (besar percikan busi dan waktu penyalaan/timing ignition)

Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga


mekanik melalui pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran adalah proses
kimia dimana Karbondioksida dan zat air bergabung dengan oksigen dalam udara.
Jika pembakaran berlangsung maka diperlukan : a)Bahan bakar dan udara
dimasukkan kedalam motor b)Bahan bakar dipanaskan hingga suhu tinggi
Pembakaran menimbulkan panas dan menghasilkan tekanan, kemudian menghasilkan
tenaga mekanik. Campuran masuk kedalam motor mengandung udara dan bahan
bakar.
Perbandingan campuran kira kira 12-15 berbanding 1 setara 12-15 kg udara
dalam 1 kg bahan bakar. Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam (Oksigen) 15 %
atau 1/5 bagian dengan karbon dioksida dan zat air. Zat lemas (N) tidak mengambil
bagian dalam pembakaran.
2.2.1 Prinsip Dasar Motor Bensin :
1. Langkah Hisap
Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin ke dalam silinder.
Katup hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak ke
bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum dan menyebabkan masuknya
campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder yang disebabkan adanya tekanan
udara luar.

2. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup
hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah (TMB) ke
titik mati atas (TMA), campuran bensin yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya
tekanan dan temperaturnya akan naik, saat ini percikan api dari busi terjadi sebingga
akan mudah terbakar. Poros engkol berputar satu kali ketika torak mencapai TMA.

3. Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenga untuk menngerakkan
kendaraan. Sesaat torak mencapai TMA pada saaat langkah kompresi,busi atau
meberi loncatan api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan adanya
pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak ke
bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin.

4. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang terbakar, akan dibuang dalam siinder. Katup
buang terbuka dan torak bergarak dari TMA ke TMB, mendorong gas bekas keluar
dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, kan mulai bergerak lagi untuk persiapan
langkah berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran
penuh dalam satu siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1
langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja
dari pada mesin empat langkah.

1. Honda Supra Fit 100 cc

Honda Supra (kode seri NF) adalah seri sepeda motor yang diproduksi
oleh Honda sejak tahun 1997 untuk pasar Asia. Nama Supra hanya digunakan untuk
Indonesia, sedangkan di negara Asia lain motor ini dikenal sebagai Honda
Wave (wilayah ASEAN), Honda Dream (Jepang, China dan Korea), atau Honda
Future (India dan Asia Selatan).
Sepeda motor bertipe bebek ini memiliki sejarah cukup panjang, motor
rakitan PT Astra Honda Motor (AHM) ini melegenda menjadi salah satu motor yang
paling laris di Indonesia dari tahun ke tahun. Sejak awal kemunculannya pada tahun
1997 dengan mengusung nama Supra, motor ini adalah untuk menggantikan model
sebelumnya, Astrea Grand dan Legenda, meskipun keduanya tetap diproduksi sebagai
produk entry level hingga tahun 2002, dibawah kelas Supra.
Honda Supra generasi pertama berkapasitas mesin 97,1 cc (100)
berkode C100 yang berjenis sama dengan keluarga Astrea, serta menggunakan rem
tromol di depan dan belakang. Supra merupakan motor bebek dengan kapasitas mesin
terkecil jika dibandingkan dengan kompetitor lainnya yang sudah mengusung mesin
110 cc (2 tak atau 4 tak) dan 125 cc (4 tak), pada generasi yang sama, namun mesin
100 cc ini memiliki tenaga dan kompresi yang lebih tinggi jika dibandingkan mesin
skuter dengan kapasitas yang sama.
Generasi pertama ini masih mengusung nama "Astrea", sehingga secara resmi
disebut sebagai Astrea Supra. Karena nama ini, banyak orang terkadang menyebut
motor ini dengan julukan "Suprea", istilah portmanteau kombinasi "Supra" dan
"Astrea".
Masih mengusung jenis mesin yang sama, pada sekitar tahun 2000 Honda
mulai mengubah sistem pengereman di roda depan yang semula tromol menjadi
cakram dan menambahkan embel-embel huruf "X" menjadi Supra X. Generasi kedua
ini sudah tidak lagi menggunakan nama Astrea, meskipun emblem Astrea Supra di
bawah lampu depan tetap dipertahankan dari pendahulunya.
Tahun 2002 PT. AHM meluncurkan dua varian baru Honda Supra, yakni
Honda Supra XX (dilengkapi kopling manual dengan rem cakram depan) dan Supra
V (serupa dengan XX, namun dengan rem tromol), tetapi kedua model ini tidak
sukses di pasaran dan diskontinu pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, untuk
memantapkan dominasi Honda Supra AHM kembali meluncurkan varian Supra edisi
ekonomis berlabel Supra Fit yang menemani Honda Supra hingga 2009-2010 (pada
2007 namanya berganti menjadi Fit X, bersamaan dengan hadirnya generasi ketiga).
2.3 Emisi Gas Buang
2.3.1 Pengertian Emisi Gas Buang
Emisi gas buang dari kendaraan bermotor merupakan salah satu polutan yang
mencemari lingkungan. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beredar di
masyarakat menyebabkan emisi gas buang juga semakin meningkat. Emisi gas buang
itu sendiri adalah sisa hasil dari suatu proses pembakaran bahan bakar di dalam
mesin. Komponen-komponen gas buang yang membahayakan itu antara lain adalah
asap hitam (angus), hidro karbon yang tidak terbakar (UHC), karbon monoksida
(CO), oksida nitrogen (NO), dan NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dengan
NOx(W Aris munandar 2002:51). Namun jika dibandingkan dengan motor bensin,
motor diesel tidak banyak mengandung CO dan UHC. Disamping itu, NO2 sangat
rendah jika dibandingkan dengan NO. Jadi boleh dikatakan bahwa komponen utama
gas buang motor diesel yang membahayakan adalah NO dan asap hitam.
Selain dari komponen tersebut diatas beberapa hal berikut yang merupakan
bahaya atau gangguan meskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri dari atas
kabut bahan bakar atau minyak pelumas yang terbentuk pada saat star dingin, asap
biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar sempurna terutama
pada periode pemanasan mesin atau beban rendah, serta bau yang kurang sedap
merupakan bahaya yang mengganggu lingkungan.
Asap hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara sehingga
mengganggu pandangan, tetapi juga karena adanya kemungkinan mengandung
karsinogen. Motor diesel yang mengeluarkan asap hitam yang sekalipun mengandung
partikel karbon yang tidak terbakar tetapi bukan karbon monoksida (CO). Jika angus
yang terjadi terlalu banyak, gas buang yang keluar dari mesin akan berwarna hitam
dan mengotori udara.

2.3.2. Faktor gejala pada Gas Buang Motor Diesel


Menurut nakoela soenarta (1995:39) factor-faktor yang menyebabkan
terbentuknya gejala atau angus pada gas buang motor diesel adalah :

a)Konsentrasi oksigen sebagai gas pembakar kuran.


b) Bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang bakar terlalu banyak.
c) Suhu didalam ruang bakar terlalu tinggi.
d) Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada didalam silinder
tidak dapat berlangsung sempurna.
BAB III
METODE PRATIKUM

3.1. Alat dan Bahan

Berikut beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang praktikum
prestasi mesin:

1. Baju Praktikum
2. Jangka Sorong
3. Kain Majun
4. Tool Box Facom
5. Kuas
6. Bensin
7. Mesin bensin 100 cc
8. Baskom
Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari
praktikan:
1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker

3.2. Cara Kerja


Berikut langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum prestasi mesin yang
melakukan kegiatan membongkar motor supra fit:
1. Pertama- tama melengkapi diri dengan peralatan K3 untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan.
2. Kemudian hal pertama yang dilakukan dalam membongkar motor adalah, melepas
semua body dari kendaraan.
3. Dan kemudian melepas semua sistem kelistrikan seperti
4. Melepas socket switch brake
5. Melepas switch brake
6. Melepas klakson menggunakan kunci ring pas 10
7. Melepas kiprok dengan membuka baut 10 menggunakan kunci shock 10
8. Dan setelah semua kelistrikan dilepas, dilanjutkan dengan membongkar komponen
yang melekat pada chassis
9. Melepaskan roda depan dan belakang menggunakan kunci 14
10. Melepaskan shockbreaker belakang menggunakan kunci 16 dan 14
11. Melepas arm belakang dari chassis menggunakan kunci 17
12. Membuka step belakang menggunakan kunci 12
13. Kemudian membuka bagian tangki, menggunkan kunci 10 pada jok dan pada
tangka kanan menggunakan 12 dan 14
14. Melepaskan baut 12 (3 buah ) pada stang menggunakan kunci T12 dan shock 12
15. Membuka bracket stang dengan melepas baut penahan menggunakan kunci shock
17 dan kunci ring pas 14
16. Melepas kuncu kontak dengan membuka baut menggunakan obeng plus
17. Membuka box dudukan aki menggunakan kunci shock 10
18. Membuka spakbbor belakang dengan melepaskan baut 10 menggunakan kunchi
shock 19
19. Melepas bracket depan rangka dengan membuka baut 12 (2 buah) menggunakan
kunci T 12
20. Setelah semua komponen pada chassis dilepas barulah masuk dalam pembongkaran
engine motor
21. Yang pertama dilakukan adalah membuka baut pada blok kiri menggunakan kunci
T8
22. Melepaskan blok kiri pada mesin
23. Melepaskan magnet menggunakan tracker dan melepas sepi pada as kruk
24. Melepas baut 14(2buah) pada dudukan mesin menggunakan kunci T14 dan kunci
shock 14
25. Membuka pedal gigi dan as gigi dengan memotong menggunakan gerinda
26. Melepas roda depan dengan membuka baut roda menggunakan kunci ring pas 14
dan ring pas 19
27. Melepas kabel speedometer dengan membuka baut menggunakan obeng plus
28. Melepas gear depan pada mesin dengan membuka baut 10 (2 buah) menggunakan
kunci shock 10 yang dilakukan sebelum pembongkaran mesin agar lebih mudah.
29. Melepas kabel rem depan dengan membuka baut 14 pada kabel menggunakan
obeng minus
30. Membuka brake shoe depan dengan melepas per penahan.
31. Melepas spakbor depan dengan membuka baut 8 (3 buah ) menggunakan kunci
riing pas 8
32. Melepas piston dengan membuka lock pen menggunakan tang lancip
33. Melepas shock depan dengan membuka baut 14 menggunakan kunci ring pas 14,
obeng minus dan palu
34. Melepas baut keliling mesin dengan membuka baut 8 menggunakan kunci T8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Setelah dilakukan praktikum prestasi mesin dengan meotode membongkar dan


menginspeksi motor supra fit 100 cc dengan mengikuti langkah-langkah yang ada di bab
3, dan didapatkan hasil dari pembongkaran tersebut yang disaji dalam tabel inventaris
dan kondisi dari masing-masing part sesuai kodenya dengan panduan pada Katalog Suku
Cadang Honda Supra Fit.

berikut disajikan kode-kode yang layak diganti sebagai berikut:

E1 Cylinder Head Cover

1. Gasket,cylinder head gasket


2. Gasket, R.Cyl. head side cover
3. Gasket,L. Cyl. Head side cover
4. Washer, Sealing, 6,5 x 12
5. 5Plug, spark, v.22 f5-u
6. Bolt, Flange, 6 x 20

Tabel Inventaris Part E1


No Nama Part Kondisi

1. COVER,CYLINDER HEAD Layak pakai

2. COVER,R.CYLINDER HEAD SIDE Layak pakai

3. COVER,LL.CYLINDER HEAD SIDE Layak pakai

4. CAP,TAPPET ADJUSTING HOLE Layak pakai

5. GASKET,CYLINDER HEAD COVER Diganti

6. GASKET,R.CYL.HEAD SIDE COVER Diganti

7. GASKET,L.CYL.HEAD SIDE COVER Diganti


8. NUT,CAP,7MM Layak pakai

9. WASHER,SEALING.7MM Layak pakai


10. WASHER A,SEALING,7MM Diganti

11. WASHER,SEALING,6.5X12 Layak Pakai

12. O-RING.30.8 X 3 Layak pakai

13. BOLT,FLANGE,6X110 Layak pakai

14. BOLT,FLANGE,6X20 Layak pakai

15. PLUG.SPARK,U22 FS-U Diganti

Tabel Inventaris Part E2


No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Diganti

6. Diganti

7. Layak pakai
8. Diganti

9. Layak pakai
10. Diganti

11. Diganti

12. Diganti

13. Layak pakai

14. Diganti

15. Diganti

Tabel Inventaris Part E3


No Nama Part Kondisi

1. Diganti
2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Diganti

7. Layak pakai

8. Layak pakai

9. Layak pakai

10. Layak pakai


11. Layak pakai

12. Diganti

13. Diganti
14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Diganti
Tabel Inventaris Part E4
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Diganti

3. Diperbaiki

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Diganti

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Diganti
Tabel Inventaris Part E5
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Diganti

3. Diganti

4. Diganti

5. Diganti

6. Diganti

Tabel Inventaris Part E6


No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai
2. Diganti

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Diganti

9. Diganti

10. Layak pakai

11. Diganti

12. Diganti

13. Diganti

14. Layak pakai

15. Diganti

16. Layak pakai

17. Layak pakai


18. Layak pakai

19. Layak pakai


20. Layak pakai

21. Diganti

Tabel Inventaris Part E7


No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. 1 Layak pakai
5. Layak pakai

6. Layak pakai
7. Layak pakai

8. Layak pakai

9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai


14. Layak pakai

15. Layak pakai

16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai


19. Layak pakai

20. Layak pakai

21. Diganti
22. Layak pakai

23. Layak pakai


24. Layak pakai

25. Layak pakai

26. Layak pakai

27. Layak pakai

Tabel Inventaris Part E8


No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai
4. Layak pakai

5. Layak pakai
6. Layak pakai

7. Layak pakai
8. Layak pakai

9. Layak pakai

10. Layak pakai


11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Diganti

14. Layak pakai

15. Layak pakai

16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai

19. Layak pakai


Tabel Inventaris Part E9
No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai

2. Diganti
3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai
8. Layak pakai

9. Layak pakai

Tabel Inventaris Part E10


No Nama Part Kondisi

1. Diperbaiki

2. Diperbaiki
3. Diganti

4. Diganti
5. Diganti

6. Diganti
7. Diganti

8. Layak pakai

9. Diganti

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai


Tabel Inventaris Part E11
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Diganti

5. Layak pakai
6. Diganti

7. Layak pakai
8. Layak pakai

9. Layak pakai

Tabel Inventaris Part E11


No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Diganti

5. Layak pakai

6. Diganti

7. Layak pakai
8. Layak pakai

9. Layak pakai
Tabel Inventaris Part E12
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Diganti

3. Diganti

4. Diganti

5. Layak pakai

6. Diganti

7. Layak pakai

8. Diganti
9. Diganti

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Diganti

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Diganti

18. Diganti

19. Layak pakai

20. Diganti
Tabel Inventaris Part E13
No Nama Part Kondisi
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.
9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.
Tabel Inventaris Part E14
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Diganti

3. Layak pakai

4. Diganti

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Diganti

8. Layak pakai
9. Diganti

10. Diganti

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

Tabel Inventaris Part E15


No Nama Part Kondisi

1. Diganti

2. Diganti

3. Layak pakai
4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai
7. Layak pakai

8. Layak pakai

9. Layak pakai

10. Layak pakai


11. Layak pakai

12. Layak pakai


13. Layak pakai

14. Diganti

15. Layak pakai

16. Diganti

17. Layak pakai

18. Diganti

19. Layak pakai

20. Diganti

21. Diganti
22. Diganti
Tabel Inventaris Part E16
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai

19. Layak pakai

20. Layak pakai


21. Layak pakai

22. Layak pakai


23. Layak pakai

24. Diganti

25. Layak pakai


26. Layak pakai
Tabel Inventaris Part E17
No Nama Part Kondisi

1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.
8.

9.
10.

11.

12.
13.

14.
15.

16.

17.

18.

19.

20.
Tabel Inventaris Part E18
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

Tabel Inventaris Part E19


No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai
2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Diganti

6. Layak pakai
7. Layak pakai

8. Layak pakai

9. Layak pakai
10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Diganti
14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai

19. Layak pakai

20. Layak pakai

21. Layak pakai

22. Layak pakai

23. Diganti

24. Diganti
25. Layak pakai

26. Layak pakai

27. Layak pakai


28. Diganti

29. Layak pakai


30. Layak pakai

Tabel Inventaris Part F1


No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai
6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F2
No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai

2. Layak pakai
3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Diganti

6. Layak pakai

7. Layak pakai
8. Layak pakai

9. Layak pakai
10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai


13. Layak pakai

14. Layak pakai


15. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F3
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Diganti

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Diganti

19. Diganti

20. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F4
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Diganti

5. Diganti

6. Diganti

7. Diganti

Tabel Inventaris Part F5


No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai

9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F6
No Nama Part Kondisi

1. Diganti
2. Layak pakai

3. -

4. -

5. -

6. Diganti

7. -

8. -

9. -
10. Diganti

11. -

12. -

13. -

14. Layak pakai

15. Layak pakai

16. Layak pakai


17. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F7
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F8
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Diganti

12. Diganti

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Diganti

19. Layak pakai

20. Diganti
21. Layak pakai

22. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F9
No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai
2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai

9. Layak pakai
10. Layak pakai

11. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F10
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Diganti

8. Diganti
9. Diganti

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai

19. Layak pakai

20. Layak pakai


21. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F11
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Diganti

3. Diganti

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Diganti

7. Diganti

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Diganti

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai

19. Layak pakai

20. Layak pakai


21. Layak pakai

22. Layak pakai


23. Layak pakai

24. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F12
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Layak pakai

3. Diganti

4. Layak pakai

5. Diganti

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Diganti
9. Diganti

10. Diganti

11. Layak pakai

12. Diganti

13. Diganti

14. Layak pakai

15. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F13
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai

19. Layak pakai

20. Layak pakai


21. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F14
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. -

3. Layak pakai

4. -

5. Diganti

6. -

7. Layak pakai

8. -
9. Diganti

10. Diganti

11. Diganti

12. Diganti

13. Diganti

14. Diganti

15. Diganti
Tabel Inventaris Part F15
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Diganti

3. Diganti

4. Diganti

5. Diganti

6. Diganti

7. Diganti

8. Diganti
9. Diganti

10. Diganti

11. Diganti

12. Diganti

13. Diganti

14. Diganti

15. Diganti
16. Diganti

17. Diganti

Tabel Inventaris Part F16


No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F17
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Diganti

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Diganti
9. Diganti

10. Diganti

11. Diganti

12. Layak pakai

13. Diganti

14. Diganti

15. Layak pakai


16. Diganti

17. Diganti
Tabel Inventaris Part F18
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Diganti

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Diganti
16. Layak pakai

17. Layak pakai

18. Layak pakai

19. Diganti

20. Layak pakai


21. Layak pakai

22. Layak pakai


23. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F19
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Diganti

5. Layak pakai

6. Diganti

7. Diganti

8. Diganti
9. Layak pakai

10. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F20
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Diganti

10. Diganti

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai

15. Layak pakai


16. Layak pakai

17. Diganti

18. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F21
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Diganti

6. Layak pakai

7. Diganti

8. Diganti
9. Diganti

Tabel Inventaris Part F22


No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Layak pakai
3. Layak pakai

4. Diganti

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai
8. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F24
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Diganti

6. Layak pakai

7. Diganti

8. Diganti
9. Diganti

10. Layak pakai

11. Diganti
Tabel Inventaris Part F25
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Diganti

3. Diganti

4. Diganti

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Diganti
9. Layak pakai

10. Diganti

11. Diganti

12. Layak pakai

13. Diganti

14. Diganti
Tabel Inventaris Part F26
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Diganti

3. Diganti

4. Diganti

5. Diganti

6. Layak pakai

7. Diganti

8. Layak pakai
9. Diganti

10. Diganti

11. Diganti

12. Layak pakai

13. Diganti
Tabel Inventaris Part F27
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Diganti

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Diganti

10. Diganti

11. Layak pakai

12. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F28
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

7. Layak pakai

8. Layak pakai
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. Layak pakai

12. Layak pakai

13. Layak pakai

14. Layak pakai


Tabel Inventaris Part F29
No Nama Part Kondisi
1. Diganti

2. Diganti

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. -

7. -

8. -
9. Layak pakai

10. Layak pakai

11. -

12. -

13. -

14. Layak pakai

15. -
16. -

17. -

18. Layak pakai

19. -

20. -
21. -

22. Layak pakai


23. -

24. Layak pakai

25. Layak pakai


26. Diganti
27. Layak pakai

28. Layak pakai


29. Diganti

30. Layak pakai

31. Layak pakai

32. Diganti

33. Diganti

34. Diganti

Tabel Inventaris Part F30


No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai

2. Layak pakai
3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai

Tabel Inventaris Part F31


No Nama Part Kondisi

1. Layak pakai

2. Layak pakai

3. Layak pakai

4. Layak pakai

5. Layak pakai

6. Layak pakai
4.2 PEMBAHASAN

Setelah dilakukan inspeksi secara menyeluruh pada motor supra fit


Sesuai dengan urutan kode dari katalog motor supra fit, dan disajikan dalam
tabel inventaris beserta kondisi dari masing-masing part, dan dapat dikatakan
bahwa motor supra fit telah dilakukan breakdown maintenance karena motor
ini tidak dapat berjalan dengan normal, setelah dilakukan breakdown
maintenance, munculah preventive maintenance yang digunakan untuk
merawat motor setelah dilakukan breakdown maintenance maupun untuk
menghindari breakdown maintenance itu lagi.
Saat dilakukan percobaan untuk menghidupkan mesin berikut kendala
yang didapatkan
1. Daya baterai kurang
2. Pembakran tidak sempurna
3. Throble shoot
Dikarenakan : campuran bbm tidak sempurna, busi kotor
Solusi : menyetal pemasukan udara pada karbulator
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dalam praktikum prestasi mesin kali ini saya melakukan inspeksi pada motor
dengan mesin bensin 100 cc dan kesimpulan yang saya dapatkan setelah melakukan
inspeksi tersebut adalah:
1. Pada Inspeksi kali ini saya berkesimpulan bahwa seorang mahasiswa harus
mengetahui cara menentukan sebuah part layak dipakai atau diganti.
2. Pada praktikum kali ini yang terpenting adalah dapat merencanankan sebuah jadwal
perawatan berkala untuk sebuah kendaraan atau mesin, sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kerusakan dan menyebabkan breakdown maintenance.
5.2. Saran

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 100cc.saya
menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan dimana
kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar#Jenis-jenis_bahan_bakar
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaran#Persamaan_kimia
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bensin
Sarwono, A. (2019). Modul Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.

Adib, A.Z. (2019). Laporan Pratikum Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka
Belitung.

Why45 Motor. (2018, Juni 25). Why45 Motor. Retrieved from Jadwal Service & Penggantian
Spare Part Motor Bebek Honda
MESIN 1000 CC
MOBIL CARRY
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perkuliahan untuk memeahami suatu mata kuliah ada kalanya tidak cukup
dengan pemahaman teori saja. Maka di perlukan sebuah kegiatan yang berupa praktik
atau sering di sebut dengan praktikum. Praktikum prestasi mesin dapat digunakan
sebagai sarana penunjang mata kuliah seperti selekta kapita I, prestasi mesin, dan lain-
lain

Dalam praktikum prestasi mesin biasanya behubungan dengan suatu mesin, baik
mesin bensin maupun mesin diesel praktikum prestasi mesin kegiatannya adalah
menginspeksi suatu mesin terutama mesin 1000 cc yang mana mempelajari tentang
putaran mesin, perbandingan udara bahan bakar dan gas buang yang dihasilkan.

Dengan adanya praktikum prestasi mesin ini mahasiswa dapat lebih baik mengetahui
kinerja dan karakteristik dari suatu mesin, baik mesin bensin maupun mesin diesel

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum prestasi mesin ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat menganalisa sebuah mesin 1000 cc .
2. Untuk dapat menemukan kerusakan yang terjadi hanya dengan melihat dan
mendengar kondisi dari suatu mesin 1000 cc.
3. Untuk dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin 1000 cc.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori


2.1.1. Prestasi Mesin
A. Siklus 4 Langkah pada Mesin Otto

Kebanyakan motor bakar torak bekerja dengan siklus 4 langkah. Siklus 4 langkah
sudah dipergunakan sejak tahun 1876 yaitu pada saat Dr. N.A.Otto berhasil membuat motor
bakar torak dengan siklus 4-langkah yang sempurna. Pada motor otto proses pembakaran
didalam motor bakar torak terjadi secara periodic. Sebelum terjadi proses pembakaran yang
sudah tidak dapat dipergunakan harus dikeluarkan dari silinder, hal ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Keterangan gambar diatas:


1. Langkah Hisap (Intake Stroke) 1-2

Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, torak bergerak dari titik mati
atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan udara terhisap masuk kedalam
selinder.Sebelum terjadi proses pembakaran berikutnya terlebih dahulu gas sisa
pembakaran harus dikeluarkan dari dalam silinder, kemudian silinder di isi dengan
campuran bahan bakar dan udara segar (pada motor bensin) yang berlangsung ketika
torak bergerak dari TMA menuju TMB. Pada saat katup hisab terbuka sedangkan katup
buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang silinder melalui katup
hisap. Peristiwa ini di sebut langkah hisap.
2. Langkah Kompresi (compression stroke) 2 - 3
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMB ke TMA, udara
dikompresikan sehingga mencapai tekanan antara 30-40 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 300-6000C pada akhir langkah sebelum TMA api dipercikan oleh busi.Setelah
mencapai TMB torak bergerak menuju TMA, sementara katup hisap dan katup buang
masih dalam keadaan tertutup, campuran yang terdapat didalam silinder dimanpatkan
oleh torak yang bergerak menuju TMA, volume campuran berkurang sedangkan tekanan
dan temperature naik hingga campuran itu mudah terbakar proses pemampatan ini disebut
langkah kompresi.
3. Langkah Kerja (power stroke) 3 - 4
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMA ke TMB.
Terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan antara 60-80 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 600-8000C sehingga timbul usaha mendorong torak ke TMB.
4. Langkah Buang (exhaust stroke) 4 - 1
Intake valve tertutup dan exhaust valve terbuka, torak bergerak dari TMB ke
TMA dan gas pembakaran mendorong keluar melalui exhaust valve.Pada umumnya di
sediakan tegangan yang besar untuk menjamin agar selalu terjadi lompatan api lisrtik di
dalam segala misalnya : 10.000 – 20.000 Volt. Campuran bahan bakar udara harus sesuai,
jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat beberapa
derajat engkol sebelum torak TMA, campuran bahan bakar-udara di sekitar itulah yang
mulai terbakar. Kemudian nyala api mulai merambat ke segala arah dengan kecepatan
sangat tinggi (25-30 m/detik). Menyalakan yang dilaluinya sehingga tekanan gas di dalam
silinder naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar. Pada keadaan ini tekanan
di dalam selinder dapat mencapai 130-200 kg/cm2.
Sementara itu campuran yang terjauh dari busi masuh menunggu giliran untuk
terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian campuran tersebut akan terbakar dengan
cepatnya (meledak) oleh karena penekanan torak, temperature yang melampaui
temperature penyalaan sendiri. Proses nyala sendiri dari bagian yang terakhir (terjauh dari
busi) dinamakan detonasi. Ini dapat merusak di ruang bakar, mengurangi daya dan
efisiensi mesin dan tekanan maksimum gas pembakaran akan bertambah besar.
Penggunaan bahan bakar dengan bilangan oktan yang tinggi hambatan yang
sebagian besar di sebabkan oleh denotasi berangsur-angsur dapat diatasi, karena bahan
bakar ini memiliki periode penundaan yang panjang, oleh karena itu sesuai untuk motor
bensin dengan perbandingan kompresi tinggi. Dengan jalan ini efisiensi akan naik.
Salah satu cara untuk menaikan bilangan oktana dari suatu bahan bakar adalah
dengan menambahkan Pb (C2H2)4, Tentra Ezhyl Lend (TEL), ke dalam bahan bakar
tersebut. Namun usaha menaikkan bilangan oktana dengan menambahkan TEL akan
mengakibatkan gas buang mengandung timah hitam yang beracun dan merusak
lingkungan.

B. Sistem Bahan Bakar pada Mesin Otto


Pada mesin otto terdapat system bahan bakar yang terdiri dari system suplai
bahan bakar dan system penakar bahan bakar. System suplai bahan bakar berfungsi
mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke system penakar bahan bakar.
Sedangkan system penakar bahan bakar pada mesin otto baik yang menggunakan
karburator atau system injeksi bahan bakar berfungsi sebagai berikut :
a. Penakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara
bahan bakar yang dapat dibakar dengan cepat dan sempurna didalam
silinder.
b. Autominasi dan penyebar bahan bakar didalam aliran udara atau
dikenal dengan Air Fuel Ratio (AFR).
Parameter yang disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR) yaitu perbandingan jumlah
udara terhadap bahan bakar dalam berat. Nilai perbandingan teroritis untuk proses
pembakaran sempurna atau disebut juga dengan AFR stoikimetri untuk motor otto
sekitar 14,7. System bahan bakar harus mampu menghasilkan perbandingan udara bahan
bakar yang dibutuhkan selinder yang sesuai dengan kondisi operasi mesin. Sebagai
contoh pada waktu start dingin, dibutuhkan campuran yang kaya bahan bakar yang
mengupa hanya sebagian sehingga diperlukan tambahan bahan bakar untuk memperoleh
campuran yang siap dibakar didalam silinder.
Kontruksi karburator adalah sederhana dan telah digunakan hampir pada
keseluruhan mesin otto pada masa lalu. Tapi pada akhir-akhir ini, guna memenuhi
permintaan untuk membersihkan gas buang (exhaust emission), penggunaan bahan bakar
yang lebih ekonomi, kemampuan pengendaraan yang telah disempurnakan dan
sebagainya, karburator saat ini harus dilengkapi dengan peralatan tambahan sehingga
membuat system karburator menjadi rumit.
Untuk mengganti system mengganti system karburator, kemudian digunakan
system bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection), untuk menjamin perbandingan bahan
bakar dan udara (Air Fuel Ratio) yang masuk ke mesin dengan penginjeksian bahan bakar
yang bekerja secara kelistrikan (electronic) sesuai dengan kondisi pengendaraan.
C. Komponen-Komponen Mesin Bensin
Mesin-mesin terdiri dari blok selinder, kepala selinder, piston, torak, celah
tolak ,batang torak, poros engkol, gasket, roda penerus dan mekanisme katup. Alat
bantu lainnya pada mesin di rancang menolong kerja mesin. Di antaranya system
pembuangan (intake and exhaust), pemasukan, pelumasan, pendinginan dan system
kelistrikan.
1. Blok Silinder

Blok slinder merupakan inti dari pada mesin bensin yang terbuat dari besi
tuang. Belakangan ada beberapa blok silinder yang terbuat dari panduan alumunium,
seperti kita ketahui, bahwa alumunium ringan dan meradiasikan panas yang lebih
efisiensi di bandingkan dengan besi tuang.
Blok silinder di lengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan
kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas.
Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder, yang didalamnya
terdapat torak yang bergerak turun naik.
Silinder-silinder di tutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin oleh
gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan kepala silinder.
Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder, hanya pada tipe OHV
(Over Head Valve) pada mesin yang modern poros nok berada di dalam selinder.
2. Silinder
Tenaga poros (thermal energy) yang di hasilkan oleh pembakaran bensin
dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik turun torak dalam tiap-tiap
selinder. Mesin harus memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan untuk merubah
tenaga panas menjadi energy mekanik seefisien mungkin.

a. Tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan bakar dan


udara pada saat berlangsungnya kompresi atau kebocoran gas
pembakaran antara selinder dan torak.
b. Tahanan gesek antara torak dan selinder sekecil mungkin.

3. Torak

Torak bergerak turun naik didalam selinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, pembakaran dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang
torak (connecting rod).

Torak terus-menerus menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga


harus dapat tahan saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu
yang lama. Pada umumnya torak dibuat dari paduan alumunium, selain lebih ringan,
radiasi panasnya juga lebih efisien di bandingkan dengan material lainnya.
Pada saat torak sampai mencapai TMA, campuran bahan bakar-udara segar
dinyalakan, maka terjadilah proses pembakaran sehingga tekanan dan temperature di
dalam ruang selinder naik, sementara itu torak masih bergerak menuju TMA, berarti
volume ruang bakar menjadi semakin tinggi.

4. Kepala Silinder

Kepala selinder (cylinder Head) ditempatkan dibagian atas blok silinder. Pada
bagian bawah kepala selinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala selinder
harus tahan terhadap temperature dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh
sebab itu umumnya kepala selinder di buat dari besi tuang. Akhir-akhir ini banyak
mesin yang kepala selindernya di buat dari panduan alumunium. Kepala selinder yang
terbuat dari panduan alumunium memeliki kemampuan pendinginan lebih besar di
banding dengan yang terbuat dari besi tuang.

5. Gasket kepala silinder

Gasket kepala silinder (Cylinder Head Gasket) letaknya antara blok selinder
dan kepala selinder, fungsi untuk mencegah kebocoran dan gas pembakaran, air
pendingin dan oli. Gasket kepala selinder harus tahan panas dan tekanan dalam setiap
pembakaran temperature. Umumnya gasket dibuat dari carbon clad sheet steel
(gabungan karbon dan lempengan baja) karbon itu sendiri melekat dengan graphite,
dan kedua-duanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang di timbulkan antara blok
selinder dan kepala selinder, serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket.

6. Piston

Kepala piston membentuk satu bagian ruang ruang bakar dan merupakan
bagian yang selalu terkena kondisi temperature tinggi karena terletak didalam selinder,
tetapi tidak dapat didinginkan secara langsung oleh air pendingin atau udara luar.
Akibatnya, temperature kepala piston menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
temperature piston skirt.
Bila celah dari salah satu atau keseluruhan piston telah telah melampaui limit
disebabkan lubang selinder atau piston-pistonnya telah aus, blok selinder atau piston
harus diganti atau lubang selinder harus dibor kembali dan menggunakan piston
ukuran oversize. Kode ukuran piston (piston size code) terdapat pula pada kepala
piston. Posisi tandanya (stampnya) bergantung pada mesinnya.
7. Bak Oli

Bagian bawah dari pada blok selinder disebut bak engkol (crank-case). Bak oli
(oil pan) dibaut pada bak engkol dengan diberi paking seal atau gasket. Bak oli dibuat
dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk menjaga agar
pemukaan oli akan tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring. Selain itu juga di
rancang sedemikian rupa agar oli mesin tidak akan berpindah (berubah ke posisi
permukaannya) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya
pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Menyumbat oli drain (plug)
letaknya di bagian bawah bak oli dan fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.

8. Batang Torak

Batang Torak (Connecting rod) menerima gaya tekan yang terus-menerus,


gaya momen dan beban lainnya yang dihasilkan dari tekanan pembakaran dan gaya
inersia dari torak, dengan demikian harus kuat untuk menahan beban tersebut.
9. Poros Engkol

Tenaga (Torque) yang digunakan untuk menggerakkan roda kendaraan


dihasilkan oleh gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putaran pada poros
engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta
berputar pada kecepatan tinggi. Dengan alasan tersebut poros engkol umumnya dibuat
dari baja karbon dengan tinggi tingkatan serta mempunyai daya tahan yang tinggi.
Konstruksi poros engkol yang diperlihatkan dibawah ini.

Crank journal ditopang oleh bantalan poros engkol (crankshaft bearing) pada
crankcase dan poros engkol berputar pada journal. Masing-masing crank journal
mempunyai crank arm, atau arm dan crankpin letaknya dibagian ujung armnya.
Crankpin terpasang pada crankshaft tidak satu dengan porosnya. Counter balance,
weight dipasangkan seperti pada gambar untuk menjamin keseimbangan putaran yang
ditimbulkan selama mesin beroperasi. Poros engkol dilengkapi lubang oli untuk
menyalurkan lubang oli pelumasan pada crank journal, bantalan batang torak, pena
torak dan lain-lain.

10. Roda Penerus

Roda penerus (flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi yang
diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang
menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar (rotational force)
dari torak selama langkah usaha. Tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya
seperti inertia loss, dan kehilangan gesekan.

Roda penerus menyimpan tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya
kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal
ini menyebabkan mesin berputar dengan lembut yang diakibatkan getaran tenaga yang
dihasilkan. Roda penerus dilengkapi ring gear yang dipasangkan di bagian luar
gunanya untuk perkaitan dengan gigi pinion dari motor stater. Pada kendaraan yang
menggunakan transmisi otomatis, sebagai pengganti flywheel digunakan torque
corverter.

11. Mekanisme Katup

Untuk memperoleh output mesin yang maksimum, diperlukan sebanyak


mungkin campuran bahan bakar udara yang dihisap ke dalam silinder, demikian pula
gas bekas yang dikeluarkan.

Campuran bahan bakar dan udara serta inersia gas pembakaran


dipertimbangkan dalam menentukan lamanya katup terbuka secara maksimum. Katup
mulai membuka sebelum langkah hisap (sebelum TMA) dan menutup setelah TMB
(mulai langkah kompresi).

Katup buang membuka sebelum mencapai langkah buang menutup setelah


(TMA) (setelah langkah hisap). Pada mesin DOHC yang mempunyai kode model “F”,
salah satu camshafnya digerakkan oleh timing belt, dan camshaft lainya digerakkan
oleh scissor gear melalui camshaft yang oleh sabuk penggerak (belt driven camshaft).
Mekanisme gear digunakan untuk menggerakkan camshaft dan suara berisik roda gigi
akibat adanya backlash.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


Berikut beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang praktikum
prestasi mesin:

1. Baju Praktikum
2. Kain Majun
3. Tool Box Facom
4. Kuas
5. Bensin
6. Mesin bensin 1000 cc

Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari praktikan:

1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker

3.3. Cara Kerja


Berikut langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum prestasi mesin yang
melakukan kegiatan start up engine 1000 cc Suzuki carry:
1. Pertama- tama melengkapi diri dengan peralatan K3 untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan.
2. Hal yang pertama kali saat melakukan start up engine adalah tentu saja mencoba
menstarter mesin.
3. Apabila mesin tidak mau hidup, maka langkah selanjutnya adalah mengecek
indicator oli, air radiator, dan tegangan aki.
`BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Setelah dilakukan analisis pada mesin Mobil didapatkan hasil berikut ini :
1. Mesin kekurangan daya untuk menghidupkan dynamostater
2. Pembakaran tidak sempurna dikarenakan campuran bahan bakar dan udara
tidak seimbang
3. Fuel pum tidak mendistribusikan bahan bakar ke karbulator dikarenakan
salah satu selang menghambat aliran bahan bakar
4. Filter udara tidak berfungsi dengan baik, ini menyebabkan saat mesin
hidup pembuangan sisa-sisa bahan bakar mengandung busa yang keluar
dari knalpot
5. Berikut table merupakan jangka waktu dan jadwal perawatan yang harus kita
lakukan agar mesin bekerja dengan optimal. Dalam hal ini, perawatan pada
engine 1000cc ini tidak terlalu sulit jiga kita mengikuti jangka watu perbaikan
dan penggantian sper partnya agar untuk menimalisir dari hal-hal yang tidak kita
inginkan.
Frekuensi

Bagian yang dicek Bulanan


Harian
1 2 4 8 10 12 16 20 24 28

Saluran bahan bakar

Air AC

Busi

Penyaring udara

Kopling

Fant Belt ( Tali Kipas)

karburator

Oli mesin

Air Radiator

Penyaring oli

Aki Setiap Bulan

Keterangan: = Periksa

= Bersihkan
= Lumasi
= Ganti
= Isi Ulang
5.2 PEMBAHASAN

Dari hasil analisis yang dilakukan berikut cara untuk menanggulangi dari 4
permasalahn yang di dapat pada saat melakukan analisis :
1. Menggandeng baterai atau aki agar daya pada mesin dapat menghidupkan
dynamostater
2. Mengatur karbulator agar campuran bahan bakar dan udara seimbang
sehingga pada saat terjadi pembakaran di ruang bakar, pembakaran
menjadi sempurna
3. Menseting fuel pump dan mengganti atau memperbaiki selang yang
menghambat aliran dari bahan ke karbulator
4. Memperbaiki filter udara jika masih memungkinkan untuk di perbaiki jika
tidak lebih baik mengganti filter udara dengan yang baru
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Mesin tersebut kurang dalam hal perawatan oleh karena itu pada saat
melakukan penyalaan pada engine susah untuk dinyalakan sehingga perlu
perbaikan tertentu untuk bisa menyalakannya.
2. Karena daya pada engine kurang sehingga perlu dilakukan penyambungan
atau penambahan aki/baterai agar daya tersebut mampu menggerakkan
dynamostater.

5.2 Saran
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 1000cc.saya
menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan dimana
kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, A. (2019). Modul Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.

Adib, A.Z. (2019). Laporan Pratikum Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka
Belitung.
ENGINE 1500 CC
TOYOTA VIOS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkuliahan untuk memeahami suatu mata kuliah ada kalanya tidak cukup
dengan pemahaman teori saja. Maka di perlukan sebuah kegiatan yang berupa praktik
atau sering di sebut dengan praktikum. Praktikum prestasi mesin dapat digunakan
sebagai sarana penunjang mata kuliah seperti selekta kapita I, prestasi mesin, dan lain-
lain

Dalam praktikum prestasi mesin biasanya behubungan dengan suatu mesin, baik
mesin bensin maupun mesin diesel praktikum prestasi mesin kegiatannya adalah
menginspeksi suatu mesin terutama mesin 1500 cc yang mana mempelajari tentang
putaran mesin, perbandingan udara bahan bakar dan gas buang yang dihasilkan.

Dengan adanya praktikum prestasi mesin ini mahasiswa dapat lebih baik mengetahui
kinerja dan karakteristik dari suatu mesin, baik mesin bensin maupun mesin diesel

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum prestasi mesin ini adalah sebagai berikut:
4. Untuk dapat menganalisa sebuah mesin 1500 cc .
5. Untuk dapat menemukan kerusakan yang terjadi hanya dengan melihat dan
mendengar kondisi dari suatu mesin 1500 cc.
6. Untuk dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin 1500 cc.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori


A. Siklus 4 Langkah pada Mesin Otto

Kebanyakan motor bakar torak bekerja dengan siklus 4 langkah. Siklus 4 langkah
sudah dipergunakan sejak tahun 1876 yaitu pada saat Dr. N.A.Otto berhasil membuat motor
bakar torak dengan siklus 4-langkah yang sempurna. Pada motor otto proses pembakaran
didalam motor bakar torak terjadi secara periodic. Sebelum terjadi proses pembakaran yang
sudah tidak dapat dipergunakan harus dikeluarkan dari silinder, hal ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Keterangan gambar diatas:


1. Langkah Hisap (Intake Stroke) 1-2

Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, torak bergerak dari titik mati
atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan udara terhisap masuk kedalam
selinder.Sebelum terjadi proses pembakaran berikutnya terlebih dahulu gas sisa
pembakaran harus dikeluarkan dari dalam silinder, kemudian silinder di isi dengan
campuran bahan bakar dan udara segar (pada motor bensin) yang berlangsung ketika
torak bergerak dari TMA menuju TMB. Pada saat katup hisab terbuka sedangkan katup
buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang silinder melalui katup
hisap. Peristiwa ini di sebut langkah hisap.
2. Langkah Kompresi (compression stroke) 2 - 3
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMB ke TMA, udara
dikompresikan sehingga mencapai tekanan antara 30-40 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 300-6000C pada akhir langkah sebelum TMA api dipercikan oleh busi.Setelah
mencapai TMB torak bergerak menuju TMA, sementara katup hisap dan katup buang
masih dalam keadaan tertutup, campuran yang terdapat didalam silinder dimanpatkan
oleh torak yang bergerak menuju TMA, volume campuran berkurang sedangkan tekanan
dan temperature naik hingga campuran itu mudah terbakar proses pemampatan ini disebut
langkah kompresi.
3. Langkah Kerja (power stroke) 3 - 4
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMA ke TMB.
Terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan antara 60-80 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 600-8000C sehingga timbul usaha mendorong torak ke TMB.
4. Langkah Buang (exhaust stroke) 4 - 1
Intake valve tertutup dan exhaust valve terbuka, torak bergerak dari TMB ke
TMA dan gas pembakaran mendorong keluar melalui exhaust valve.Pada umumnya di
sediakan tegangan yang besar untuk menjamin agar selalu terjadi lompatan api lisrtik di
dalam segala misalnya : 10.000 – 20.000 Volt. Campuran bahan bakar udara harus sesuai,
jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat beberapa
derajat engkol sebelum torak TMA, campuran bahan bakar-udara di sekitar itulah yang
mulai terbakar. Kemudian nyala api mulai merambat ke segala arah dengan kecepatan
sangat tinggi (25-30 m/detik). Menyalakan yang dilaluinya sehingga tekanan gas di dalam
silinder naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar. Pada keadaan ini tekanan
di dalam selinder dapat mencapai 130-200 kg/cm2.
Sementara itu campuran yang terjauh dari busi masuh menunggu giliran untuk
terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian campuran tersebut akan terbakar dengan
cepatnya (meledak) oleh karena penekanan torak, temperature yang melampaui
temperature penyalaan sendiri. Proses nyala sendiri dari bagian yang terakhir (terjauh dari
busi) dinamakan detonasi. Ini dapat merusak di ruang bakar, mengurangi daya dan
efisiensi mesin dan tekanan maksimum gas pembakaran akan bertambah besar.
Penggunaan bahan bakar dengan bilangan oktan yang tinggi hambatan yang
sebagian besar di sebabkan oleh denotasi berangsur-angsur dapat diatasi, karena bahan
bakar ini memiliki periode penundaan yang panjang, oleh karena itu sesuai untuk motor
bensin dengan perbandingan kompresi tinggi. Dengan jalan ini efisiensi akan naik.
Salah satu cara untuk menaikan bilangan oktana dari suatu bahan bakar adalah
dengan menambahkan Pb (C2H2)4, Tentra Ezhyl Lend (TEL), ke dalam bahan bakar
tersebut. Namun usaha menaikkan bilangan oktana dengan menambahkan TEL akan
mengakibatkan gas buang mengandung timah hitam yang beracun dan merusak
lingkungan.

B. Sistem Bahan Bakar pada Mesin Otto


Pada mesin otto terdapat system bahan bakar yang terdiri dari system suplai
bahan bakar dan system penakar bahan bakar. System suplai bahan bakar berfungsi
mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke system penakar bahan bakar.
Sedangkan system penakar bahan bakar pada mesin otto baik yang menggunakan
karburator atau system injeksi bahan bakar berfungsi sebagai berikut :
C. Penakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara bahan bakar
yang dapat dibakar dengan cepat dan sempurna didalam silinder.
D. Autominasi dan penyebar bahan bakar didalam aliran udara atau dikenal dengan
Air Fuel Ratio (AFR).
Parameter yang disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR) yaitu perbandingan jumlah
udara terhadap bahan bakar dalam berat. Nilai perbandingan teroritis untuk proses
pembakaran sempurna atau disebut juga dengan AFR stoikimetri untuk motor otto
sekitar 14,7. System bahan bakar harus mampu menghasilkan perbandingan udara bahan
bakar yang dibutuhkan selinder yang sesuai dengan kondisi operasi mesin. Sebagai
contoh pada waktu start dingin, dibutuhkan campuran yang kaya bahan bakar yang
mengupa hanya sebagian sehingga diperlukan tambahan bahan bakar untuk memperoleh
campuran yang siap dibakar didalam silinder.
Kontruksi karburator adalah sederhana dan telah digunakan hampir pada
keseluruhan mesin otto pada masa lalu. Tapi pada akhir-akhir ini, guna memenuhi
permintaan untuk membersihkan gas buang (exhaust emission), penggunaan bahan bakar
yang lebih ekonomi, kemampuan pengendaraan yang telah disempurnakan dan
sebagainya, karburator saat ini harus dilengkapi dengan peralatan tambahan sehingga
membuat system karburator menjadi rumit.
Untuk mengganti system mengganti system karburator, kemudian digunakan
system bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection), untuk menjamin perbandingan bahan
bakar dan udara (Air Fuel Ratio) yang masuk ke mesin dengan penginjeksian bahan bakar
yang bekerja secara kelistrikan (electronic) sesuai dengan kondisi pengendaraan.
C. Komponen-Komponen Mesin Bensin
Mesin-mesin terdiri dari blok selinder, kepala selinder, piston, torak, celah
tolak ,batang torak, poros engkol, gasket, roda penerus dan mekanisme katup. Alat
bantu lainnya pada mesin di rancang menolong kerja mesin. Di antaranya system
pembuangan (intake and exhaust), pemasukan, pelumasan, pendinginan dan system
kelistrikan.
1. Blok Silinder

Blok slinder merupakan inti dari pada mesin bensin yang terbuat dari besi
tuang. Belakangan ada beberapa blok silinder yang terbuat dari panduan alumunium,
seperti kita ketahui, bahwa alumunium ringan dan meradiasikan panas yang lebih
efisiensi di bandingkan dengan besi tuang.
Blok silinder di lengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan
kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas.
Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder, yang didalamnya
terdapat torak yang bergerak turun naik.
Silinder-silinder di tutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin oleh
gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan kepala silinder.
Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder, hanya pada tipe OHV
(Over Head Valve) pada mesin yang modern poros nok berada di dalam selinder.
2. Silinder
Tenaga poros (thermal energy) yang di hasilkan oleh pembakaran bensin
dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik turun torak dalam tiap-tiap
selinder. Mesin harus memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan untuk merubah
tenaga panas menjadi energy mekanik seefisien mungkin.

c. Tidak boleh terdapat kebocoran campuran bahan bakar dan


udara pada saat berlangsungnya kompresi atau kebocoran gas
pembakaran antara selinder dan torak.
d. Tahanan gesek antara torak dan selinder sekecil mungkin.

3. Torak

Torak bergerak turun naik didalam selinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, pembakaran dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang
torak (connecting rod).

Torak terus-menerus menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga


harus dapat tahan saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu
yang lama. Pada umumnya torak dibuat dari paduan alumunium, selain lebih ringan,
radiasi panasnya juga lebih efisien di bandingkan dengan material lainnya.

Pada saat torak sampai mencapai TMA, campuran bahan bakar-udara segar
dinyalakan, maka terjadilah proses pembakaran sehingga tekanan dan temperature di
dalam ruang selinder naik, sementara itu torak masih bergerak menuju TMA, berarti
volume ruang bakar menjadi semakin tinggi

.
4. Kepala Silinder

Kepala selinder (cylinder Head) ditempatkan dibagian atas blok silinder. Pada
bagian bawah kepala selinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala selinder
harus tahan terhadap temperature dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh
sebab itu umumnya kepala selinder di buat dari besi tuang. Akhir-akhir ini banyak
mesin yang kepala selindernya di buat dari panduan alumunium. Kepala selinder yang
terbuat dari panduan alumunium memeliki kemampuan pendinginan lebih besar di
banding dengan yang terbuat dari besi tuang.

5. Gasket kepala silinder

Gasket kepala silinder (Cylinder Head Gasket) letaknya antara blok selinder
dan kepala selinder, fungsi untuk mencegah kebocoran dan gas pembakaran, air
pendingin dan oli. Gasket kepala selinder harus tahan panas dan tekanan dalam setiap
pembakaran temperature. Umumnya gasket dibuat dari carbon clad sheet steel
(gabungan karbon dan lempengan baja) karbon itu sendiri melekat dengan graphite,
dan kedua-duanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang di timbulkan antara blok
selinder dan kepala selinder, serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket.

6. Piston

Kepala piston membentuk satu bagian ruang ruang bakar dan merupakan
bagian yang selalu terkena kondisi temperature tinggi karena terletak didalam selinder,
tetapi tidak dapat didinginkan secara langsung oleh air pendingin atau udara luar.
Akibatnya, temperature kepala piston menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
temperature piston skirt.
Bila celah dari salah satu atau keseluruhan piston telah telah melampaui limit
disebabkan lubang selinder atau piston-pistonnya telah aus, blok selinder atau piston
harus diganti atau lubang selinder harus dibor kembali dan menggunakan piston
ukuran oversize. Kode ukuran piston (piston size code) terdapat pula pada kepala
piston. Posisi tandanya (stampnya) bergantung pada mesinnya.
7. Bak Oli

Bagian bawah dari pada blok selinder disebut bak engkol (crank-case). Bak oli
(oil pan) dibaut pada bak engkol dengan diberi paking seal atau gasket. Bak oli dibuat
dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk menjaga agar
pemukaan oli akan tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring. Selain itu juga di
rancang sedemikian rupa agar oli mesin tidak akan berpindah (berubah ke posisi
permukaannya) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya
pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Menyumbat oli drain (plug)
letaknya di bagian bawah bak oli dan fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.

8. Batang Torak

Batang Torak (Connecting rod) menerima gaya tekan yang terus-menerus,


gaya momen dan beban lainnya yang dihasilkan dari tekanan pembakaran dan gaya
inersia dari torak, dengan demikian harus kuat untuk menahan beban tersebut.
9. Poros Engkol

Tenaga (Torque) yang digunakan untuk menggerakkan roda kendaraan


dihasilkan oleh gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putaran pada poros
engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta
berputar pada kecepatan tinggi. Dengan alasan tersebut poros engkol umumnya dibuat
dari baja karbon dengan tinggi tingkatan serta mempunyai daya tahan yang tinggi.
Konstruksi poros engkol yang diperlihatkan dibawah ini.

Crank journal ditopang oleh bantalan poros engkol (crankshaft bearing) pada
crankcase dan poros engkol berputar pada journal. Masing-masing crank journal
mempunyai crank arm, atau arm dan crankpin letaknya dibagian ujung armnya.
Crankpin terpasang pada crankshaft tidak satu dengan porosnya. Counter balance,
weight dipasangkan seperti pada gambar untuk menjamin keseimbangan putaran yang
ditimbulkan selama mesin beroperasi. Poros engkol dilengkapi lubang oli untuk
menyalurkan lubang oli pelumasan pada crank journal, bantalan batang torak, pena
torak dan lain-lain.

10. Roda Penerus

Roda penerus (flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi yang
diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang
menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar (rotational force)
dari torak selama langkah usaha. Tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya
seperti inertia loss, dan kehilangan gesekan.

Roda penerus menyimpan tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya
kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal
ini menyebabkan mesin berputar dengan lembut yang diakibatkan getaran tenaga yang
dihasilkan. Roda penerus dilengkapi ring gear yang dipasangkan di bagian luar
gunanya untuk perkaitan dengan gigi pinion dari motor stater. Pada kendaraan yang
menggunakan transmisi otomatis, sebagai pengganti flywheel digunakan torque
corverter.

11. Mekanisme Katup

Untuk memperoleh output mesin yang maksimum, diperlukan sebanyak


mungkin campuran bahan bakar udara yang dihisap ke dalam silinder, demikian pula
gas bekas yang dikeluarkan.

Campuran bahan bakar dan udara serta inersia gas pembakaran


dipertimbangkan dalam menentukan lamanya katup terbuka secara maksimum. Katup
mulai membuka sebelum langkah hisap (sebelum TMA) dan menutup setelah TMB
(mulai langkah kompresi).

Katup buang membuka sebelum mencapai langkah buang menutup setelah


(TMA) (setelah langkah hisap). Pada mesin DOHC yang mempunyai kode model “F”,
salah satu camshafnya digerakkan oleh timing belt, dan camshaft lainya digerakkan
oleh scissor gear melalui camshaft yang oleh sabuk penggerak (belt driven camshaft).
Mekanisme gear digunakan untuk menggerakkan camshaft dan suara berisik roda gigi
akibat adanya backlash.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Berikut beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang praktikum
prestasi mesin:

1. Baju Praktikum
2. Jangka Sorong
3. Kain Majun
4. Tool Box Facom
5. Kuas
6. Bensin
7. Mesin bensin 1500 cc

Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari praktikan:

1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker

3.2 Cara Kerja


Berikut langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum prestasi mesin yang
melakukan kegiatan start up engine 1500 cc Toyota Vios:
1. Pertama- tama melengkapi diri dengan peralatan K3 untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan.
2. Hal yang pertama kali saat melakukan start up engine adalah tentu saja mencoba
menstarter mesin.
3. Apabila mesin tidak mau hidup, maka langkah selanjutnya adalah mengecek
indicator oli, air radiator, dan tegangan aki.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari hasil pratikum yang di lakukan di dapatkan jangka waktu dan jadwal
perawatan yang harus kita lakukan agar mesin bekerja dengan optimal. Perawatan pada
engine 1500cc ini tidak begitu sulit apalagi komponen-komponen mesin masih bagus. Dan
juga untuk mesin 1500cc ini dibutuhkan perawatan dan pembersihan yang lebih, karena
untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan.

Frekuensi

Bagian yang dicek Bulanan


Harian
1 2 4 8 10 12 16 20 24 28

Saluran bahan bakar

Air AC

Busi

Penyaring udara

Kopling

Fant Belt ( Tali Kipas)

karburator

Oli mesin

Air Radiator

Penyaring oli

Aki Setiap Bulan

Keterangan: = Periksa = Isi Ulang

= Bersihkan

= Lumasi

= Ganti
4.2 Pembahasan
Untuk mesin 1500cc sama hal nya dengan emesin 1000cc. Dari segi pemeriksaan dan
pengecekannya kami mengatakan bahwa pada analisa mesin 1500cc ini, memiliki kendala
dan perawatan yang sama dengan mesin 1000cc. Maka dapat ambil dri analisa tersebut,
sehingga dapat menghasilkanjadwal perawatan berkala. Berikut ini jadwal perawatan berkala
dari engine 1500cc.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Mesin tersebut kurang dalam hal perawatan oleh karena itu pada saat
melakukan penyalaan pada engine susah untuk dinyalakan sehingga perlu
perbaikan tertentu untuk bisa menyalakannya.
2. Karena daya pada engine kurang sehingga perlu dilakukan penyambungan
atau penambahan aki/baterai agar daya tersebut mampu menggerakkan
dynamostater.

5.2 Saran
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 1500cc.saya
menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan dimana
kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, A. (2019). Modul Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.

https://ms.wikipedia.org/wiki/Toyota_Vios
ENGINE 2500 CC
ISUZU PANTHER
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada Motor Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan
Bakar. Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam tangki
hingga masuk ke dalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang jalur
aliran bahan bakar tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada. Pada Sistem
bahan bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting yang menunjang
kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka dapat
mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis,
memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing
komponen sistem bahan bakar motor diesel tadi.

1.2 Tujuan Pratikum

Tujuan dari praktikum prestasi mesin ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat menganalisa sebuah mesin 2500 cc .


2. Untuk dapat menemukan kerusakan yang terjadi hanya dengan melihat dan
mendengar kondisi dari suatu mesin 2500 cc.
3. Untuk dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin 2500 cc.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah motor diesel

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).

2.2 Prinsip kerja motor diesel

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
dalam (internal combustion engine) Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi
kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia
(pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang
bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur campuran
udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.

Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung
pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak
yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak
dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah
menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak rotasi
poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan


menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid
injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan
sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin
dianalisa dengan siklus otto).
2.3 Langkah kerja motor diesel

Berikut urutan langkah kerja dari mesin diesel:

1. Periode pemasukan = 18` = 180` = 48` = 246`

2. Pemampatan (Kompresi ) = Semua katup trtutup

3. Expansi = Semua katup tertutup

4. Pembuangan = 46` = 180` = 18` = 246`

1. Langkah Masuk

Pada saat langah pemasukan, piston bergerak dari TMA ke TMB. Dengan
bergeraknya piston maka akan menghisap udara luar. Adapun katup yang membuka
adalah katup masuk dan katup buang tertutup.

2. Langkah Kompresi

Setelah piston mengadakan atau pemasukan maka piston akan bergerak dari
TMB ke TMA, gerakan ini dimaksudkan agar udara yang ada di ruang bakar segera
dikompresikan atau dipampatkan. Adapun katup masuk dan katup buang dalam
keadaan tertutut dengan demikian udara tidak akan keluar.

3. Langkah Tenaga atau Pembakaran

Pada saat langkah kompresi maka langkah piston TMA bahan bakar yang
berada dalam nozel disemprotkan dalam ruang bakar berupa kabut , maka dengan
sendirinya akan terjadi pembakaran. Dari proses ini lah akan terdorong piston dari
TMA ke TMB sedang katup masuk dan buang masih dalam keadaan tertutup.

4. Langkah Buang

Setelah langkah terakhir maka piston akan bergerak dari TMB ke TMA,
dengan gerakan piston ini maka akan mendorong gas hasil pembkaran pada saat
langkah tenaga, pada saat ini katup buang membuka sedang katup masuk akan
tertutup

.
5. Waktu Injeksi

Injeksi dimulai pada saat piston dalam keadaan 62` sebelum TMA dan
langkah diakhiri 18` sesudah TMA. Diantara 60` sebelum TMA dan sesudah TMA
digunakan injector untuk injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar itu sendiri.

2.4 Nama komponen dan cara kerja pada mesin diesel

1. Fuel Tank

Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan bakar, terbuat
dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam tangki bahan
bakar terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah bahan
bakar yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai damper bila
kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan di jalan yang tidak
rata.

2. Water Separator

Adalah komponen yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang kasar/air agar
tidak ikut terbawa bahan bakar ke dalam sistem, dengan tujuan melindungi Transfer
Pump dari partikel kasar/melindungi komponen dari kemungkinan karat.Elemen filter
ini terbuat dari strainer/kawat- kawat halus yang bisa di bersihkan, sedangkan untuk
water separatornya digunakan hanya untuk sekali pakai.

3. Solenoid

Dalam menghentikan semua jenis motor diesel diperlukan suatu metode


penghentian penyaluran bahan bakar pada injektor, yang berarti akan menghentikan
motor. Pada kebanyakan motor diesel kendaraan kecil hal tersebut dilakukan dengan
cara menggunakan sebuah selenoid listrik yang dikontrol oleh saklar pengapian dan
jika selenoid pada posisi bekerja maka tidak ada aliran bahan bakar yang masuk ke
plunger pump sehingga tidak ada bahan bakar yang diinjeksikan.

4. Injektor

komponen yang bertugas untuk mengkabutkan bahan bakar ke dalam ruang


silinder sesuai waktu yang di yang tepat agar terjadi pembakaran yang
sempurna.Pembukaan injector ada berbagai macam cara antara lain menggunakan
tekanan bahan bakar solar yang tinggi, menggunakan solenoid, dan menggunakan
cam. Tetapi yang banyak digunakan pada motor diesel pada umumnya menggunakan
tekanan solar yang tinggi karena lebih sederhana dan lebih mudah.
Cara kerja injector:

Bahan bakar dari pompa tekanan tinggi masuk ke injector, karena penampung
injector berbebtuk kerucut sehingga ada tekanan ke atas dari bahan bakar untuk
melawan tekanan dari pegas, bila pegasnya kalah maka bahan bakar akan menyembur
lewat celah yang ada dan berupa kabut karena tekanannya tinggi. Ini berlangsung
selama tekanan bahan bakar melebihi tekanan pegas.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Berikut beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang praktikum
prestasi mesin:

1. Baju Praktikum
2. Kain Majun
3. Tool Box Facom
4. Mesin diesel 2500 cc

Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari praktikan:

1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker

3.2 Cara Kerja


Berikut langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum prestasi mesin yang
melakukan kegiatan start up engine 2500 cc Isuzu Panther:
1. Pertama- tama melengkapi diri dengan peralatan K3 untuk mengantisipasi terjadinya
kecelakaan.
2. Hal yang pertama kali saat melakukan start up engine adalah tentu saja mencoba
menstarter mesin.
3. Apabila mesin tidak mau hidup, maka langkah selanjutnya adalah mengecek
indicator oli, air radiator, dan tegangan aki.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
`Dari hasil pratikum di dapatkan Tabel jangka waktu dan jadwal perawatan yang
harus kita lakukan agar mesin bekerja dengan optimal. Dalam hal ini, perawatan pada engine
2500cc ini tidak begitu sulit untuk dilakukan. Apalagi dengan keadaan mesin yang sudah di
Over Haul mesin masih membutuhkan perawatan lebih, agar performa dari kendaraan tetap
stabil.

Frekuensi

Bagian yang dicek Bulanan


Harian
1 2 4 8 10 12 16 20 24 28

Saluran bahan bakar

Minyak Rem

Air AC

Busi

Penyaring udara

Kopling

Fant Belt ( Tali Kipas)

Rem depan dan


belakang
Roda

Tekanan angin ban Setiap Minggu

Bearing roda

Suspensi depan

shockbreaker

karburator

Oli mesin

Air Radiator
Penyaring oli

Switch rem
belakang/depan
Sheal pada caliper rem

Saklar lampu

Aki Setiap Bulan

Keterangan: = Periksa

= Bersihkan

= Lumasi

= Ganti

= Isi Ulang

4.2 Pembahasan
Pada mesin engine 2500cc ini, sebelum melakukan jadwal perawatan, mesin
2500c ini sendiri memilki banyak kerusakan dari area engine. Maka dari itu mesin
2500cc ini akan dilakukan Over Haul Mesin 2500cc agar kerusakan yang terjadi
terlebih dahulu diperbaiki. Dalam hal ini, perawatan yang saya akan buat ini
bertujuan setealah dilakukan proses perbaikan mesin 2500cc ini akan baik dirawat
sesuai jadwal perawatan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.3 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Mesin tersebut kurang dalam hal perawatan oleh karena itu pada saat
melakukan penyalaan pada engine susah untuk dinyalakan sehingga perlu
perbaikan tertentu untuk bisa menyalakannya.
2. Karena daya pada engine kurang sehingga perlu dilakukan penyambungan
atau penambahan aki/baterai agar daya tersebut mampu menggerakkan
dynamostater.

5.4 Saran
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 2500cc.
saya menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan
dimana kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, A. (2019). Modul Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.

https://indraaryag.wordpress.com/2014/05/20/46/
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190125001251-384-363660/isuzu-
biarkan-panther-tutup-usia

Anda mungkin juga menyukai