SEMESTER GANJIL
Disusun Oleh :
SYAFRUDIN
1011711015
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan junjungan nabi besar
Muhammad SAW, karena berkat ridho dan hidayah – Nya maka laporan ini dapat di
susun dan diselesaikan tepat pada waktunya
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang penyusun buat selama
melakukan praktikum dalam perkuliahan prestasi mesin. Laporan tersebut disusun
dengan sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang telah
dilakukan.
Sebelumnya penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu memfasilitasi dalam proses pembuatan laporan ini, tak lupa penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam lapooran ini, karena penulis
menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu sangatlah penting
dalam pengerjaan dan perbaikan mesin kita mengetahui sistem kerja mesin terlebih
dahulu, sebelum menganalisa penurunan performa mesin baik secara bagian dan
keseluruhan bagian mesin. Tujuan Pratikum prestasi mesin adalah mengembalikan
mesin sampai keadaan sebaik-baik mungki yang pastinya tidak sama seperti keluaran
mesin dari produsen. Mempelajari perbaikan mesin yang ada pada pekerja tidak
melupakkan keselamatan kerja dan K3. Akhirnya, semoga laporan praktikum ini
bermanfaat untuk penlitian lanjutan. penyusun menyadari sebagai manusia tidak luput
dari kekurangan. Oleh karena itu,penyusun akan menerima jika ada saran maupun
kritik terhadap laporan praktikum yang telah disusun ini.
Syafrudin
Nim :1011711015
PRESTASI MESIN
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Menyelidiki prestasi mesin bensin yang meliputi beberapa besaran seperti; momen
putar sebagai fungsi putaran, konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran, daya
sebagai fungsi putaran, konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran,
konsumsi udara sebagai fungsi putaran dan perbandingan udara dan bahan bakar
sebagai fungsi putaran.
2. Menyelidiki emisi gas buang yang dihasilkan selama operasi mesin berlangsung.
3. perbaikan sistem mekanis pada bagian-bagian mesin baik perbaikan skunder
maupun perbaikan primer.
1.3 Manfaat
SUPRA FIT
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkuliahan untuk memeahami suatu mata kuliah ada kalanya tidak cukup
dengan pemahaman teori saja. Maka di perlukan sebuah kegiatan yang berupa praktik
atau sering di sebut dengan praktikum. Praktikum prestasi mesin dapat digunakan
sebagai sarana penunjang mata kuliah seperti selekta kapita I, prestasi mesin, dan lain-
lain
Dalam praktikum prestasi mesin biasanya behubungan dengan suatu mesin, baik
mesin bensin maupun mesin diesel praktikum prestasi mesin kegiatannya adalah
menginspeksi suatu mesin terutama mesin 100 cc yang mana mempelajari tentang
putaran mesin, perbandingan udara bahan bakar dan gas buang yang dihasilkan.
Dengan adanya praktikum prestasi mesin ini mahasiswa dapat lebih baik mengetahui
kinerja dan karakteristik dari suatu mesin, baik mesin bensin maupun mesin diesel
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan
menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang
dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan
peralatan dan menyediakan energi.
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas.
Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair.
Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah
tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai
hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan
aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan
hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam
fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,
minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat
kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda
B. Berdasarkan materinya
Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam
dan bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis
keberadaannya di alam. Misalnya bahan bakar berbasis karbon seperti produk-produk
olahan minyak bumi.
Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan
lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari
2.1.3. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan
suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam
bentuk pendar atau api. Pada motor diesel kadang terdapat ruang bakar tambahan
yang menyebabkan bahan bakar yang disemprotkan nosel tidak langsung masuk pada
ruang bakar utama, karena itu dikenal dua tipe motor diesel yaitu direct injection
(peninjektian langsung) indirect injection (peninjektian tidak langsung). Untuk motor
tipe direct injection (peninjektian langsung) dapat digol;ongkan menjadi dua, yaitu:
a. Sistem kamar muka Kamar tipe ini bervolume tidak lebih dari 50% dari volume
sisa, dan dihubungkan dengan ruang bakar utama 3-4 saluran sempit dengan diameter
3-4 mm.
b. Sistem kamar pusar Kamar tipe ini besar volumenya tidak juga lebih dari 50%
volume tetapi jalan penghubung dengan kamar utamanya lebih besar tipe muka dan
menaikkan performance pada putaran tinggi tidak mudah untuk distart.
2.1.4. klasifikasi kecepatan pembakaran yaitu :
1). Explosive adalh suatu proses pembakaran dimana laju pembakaran terjadi sangat
cepat tapi tidak menampakkan adanya ledakkan “combustion wave”
2). Deflagration yaitu perambatan api pembakaran yang terjadi padsa ruang bakar
dengan kecepatana subsonic.
3). Detonation yaitu perambatan api yang terjadi pada ruang bakar dengan kecepatan
supersonic. Ketepatan saat terjadinya pembakaran merupakan factor yang sangat
menentukan baik buruknya performa mesin yang dihasilkan. Ketepatan saat
pembakaran menyebabkan bahan bakar yang terbakar menjadi lebih efektif dan
tenaga yang dikeluarkan sesuai, waktu 100% energy dari bahan bakar yang terbakar
tersebut menjadi tenaga.
1.Pembakaran Sempurna
Pembakaran tak sempurna dihasilkan bila tidak ada oksigen yang cukup untuk
membakar bahan bakar sepenuhnya menjadi karbon dioksida dan air. Pada banyak
bahan bakar, seperti minyak diesel, batu bara, dan kayu, pirolisis muncul sebelum
pembakaran. Pada pembakaran tak sempurna, produk pirolisis tidak terbakar dan
mengkontaminasi asap dengan partikulat berbahaya, misalnya oksidasi sebagian
etanol menghasilkan asetaldehida yang berbahaya, begitu juga dengan oksidasi
sebagian karbon yang menghasilkan karbon monoksida yang beracun.
2. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup
hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah (TMB) ke
titik mati atas (TMA), campuran bensin yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya
tekanan dan temperaturnya akan naik, saat ini percikan api dari busi terjadi sebingga
akan mudah terbakar. Poros engkol berputar satu kali ketika torak mencapai TMA.
3. Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenga untuk menngerakkan
kendaraan. Sesaat torak mencapai TMA pada saaat langkah kompresi,busi atau
meberi loncatan api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan adanya
pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak ke
bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin.
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang terbakar, akan dibuang dalam siinder. Katup
buang terbuka dan torak bergarak dari TMA ke TMB, mendorong gas bekas keluar
dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, kan mulai bergerak lagi untuk persiapan
langkah berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran
penuh dalam satu siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1
langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja
dari pada mesin empat langkah.
Honda Supra (kode seri NF) adalah seri sepeda motor yang diproduksi
oleh Honda sejak tahun 1997 untuk pasar Asia. Nama Supra hanya digunakan untuk
Indonesia, sedangkan di negara Asia lain motor ini dikenal sebagai Honda
Wave (wilayah ASEAN), Honda Dream (Jepang, China dan Korea), atau Honda
Future (India dan Asia Selatan).
Sepeda motor bertipe bebek ini memiliki sejarah cukup panjang, motor
rakitan PT Astra Honda Motor (AHM) ini melegenda menjadi salah satu motor yang
paling laris di Indonesia dari tahun ke tahun. Sejak awal kemunculannya pada tahun
1997 dengan mengusung nama Supra, motor ini adalah untuk menggantikan model
sebelumnya, Astrea Grand dan Legenda, meskipun keduanya tetap diproduksi sebagai
produk entry level hingga tahun 2002, dibawah kelas Supra.
Honda Supra generasi pertama berkapasitas mesin 97,1 cc (100)
berkode C100 yang berjenis sama dengan keluarga Astrea, serta menggunakan rem
tromol di depan dan belakang. Supra merupakan motor bebek dengan kapasitas mesin
terkecil jika dibandingkan dengan kompetitor lainnya yang sudah mengusung mesin
110 cc (2 tak atau 4 tak) dan 125 cc (4 tak), pada generasi yang sama, namun mesin
100 cc ini memiliki tenaga dan kompresi yang lebih tinggi jika dibandingkan mesin
skuter dengan kapasitas yang sama.
Generasi pertama ini masih mengusung nama "Astrea", sehingga secara resmi
disebut sebagai Astrea Supra. Karena nama ini, banyak orang terkadang menyebut
motor ini dengan julukan "Suprea", istilah portmanteau kombinasi "Supra" dan
"Astrea".
Masih mengusung jenis mesin yang sama, pada sekitar tahun 2000 Honda
mulai mengubah sistem pengereman di roda depan yang semula tromol menjadi
cakram dan menambahkan embel-embel huruf "X" menjadi Supra X. Generasi kedua
ini sudah tidak lagi menggunakan nama Astrea, meskipun emblem Astrea Supra di
bawah lampu depan tetap dipertahankan dari pendahulunya.
Tahun 2002 PT. AHM meluncurkan dua varian baru Honda Supra, yakni
Honda Supra XX (dilengkapi kopling manual dengan rem cakram depan) dan Supra
V (serupa dengan XX, namun dengan rem tromol), tetapi kedua model ini tidak
sukses di pasaran dan diskontinu pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, untuk
memantapkan dominasi Honda Supra AHM kembali meluncurkan varian Supra edisi
ekonomis berlabel Supra Fit yang menemani Honda Supra hingga 2009-2010 (pada
2007 namanya berganti menjadi Fit X, bersamaan dengan hadirnya generasi ketiga).
2.3 Emisi Gas Buang
2.3.1 Pengertian Emisi Gas Buang
Emisi gas buang dari kendaraan bermotor merupakan salah satu polutan yang
mencemari lingkungan. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beredar di
masyarakat menyebabkan emisi gas buang juga semakin meningkat. Emisi gas buang
itu sendiri adalah sisa hasil dari suatu proses pembakaran bahan bakar di dalam
mesin. Komponen-komponen gas buang yang membahayakan itu antara lain adalah
asap hitam (angus), hidro karbon yang tidak terbakar (UHC), karbon monoksida
(CO), oksida nitrogen (NO), dan NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dengan
NOx(W Aris munandar 2002:51). Namun jika dibandingkan dengan motor bensin,
motor diesel tidak banyak mengandung CO dan UHC. Disamping itu, NO2 sangat
rendah jika dibandingkan dengan NO. Jadi boleh dikatakan bahwa komponen utama
gas buang motor diesel yang membahayakan adalah NO dan asap hitam.
Selain dari komponen tersebut diatas beberapa hal berikut yang merupakan
bahaya atau gangguan meskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri dari atas
kabut bahan bakar atau minyak pelumas yang terbentuk pada saat star dingin, asap
biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar sempurna terutama
pada periode pemanasan mesin atau beban rendah, serta bau yang kurang sedap
merupakan bahaya yang mengganggu lingkungan.
Asap hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara sehingga
mengganggu pandangan, tetapi juga karena adanya kemungkinan mengandung
karsinogen. Motor diesel yang mengeluarkan asap hitam yang sekalipun mengandung
partikel karbon yang tidak terbakar tetapi bukan karbon monoksida (CO). Jika angus
yang terjadi terlalu banyak, gas buang yang keluar dari mesin akan berwarna hitam
dan mengotori udara.
Berikut beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk menunjang praktikum
prestasi mesin:
1. Baju Praktikum
2. Jangka Sorong
3. Kain Majun
4. Tool Box Facom
5. Kuas
6. Bensin
7. Mesin bensin 100 cc
8. Baskom
Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari
praktikan:
1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker
4.1. HASIL
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Diganti
6. Diganti
7. Layak pakai
8. Diganti
9. Layak pakai
10. Diganti
11. Diganti
12. Diganti
14. Diganti
15. Diganti
1. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Diganti
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
12. Diganti
13. Diganti
14. Layak pakai
2. Diganti
3. Diperbaiki
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
14. Diganti
18. Diganti
Tabel Inventaris Part E5
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Diganti
3. Diganti
4. Diganti
5. Diganti
6. Diganti
1. Layak pakai
2. Diganti
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Diganti
9. Diganti
11. Diganti
12. Diganti
13. Diganti
15. Diganti
21. Diganti
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. 1 Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
21. Diganti
22. Layak pakai
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
13. Diganti
1. Layak pakai
2. Diganti
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
1. Diperbaiki
2. Diperbaiki
3. Diganti
4. Diganti
5. Diganti
6. Diganti
7. Diganti
8. Layak pakai
9. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Diganti
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Diganti
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
Tabel Inventaris Part E12
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Diganti
3. Diganti
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Diganti
7. Layak pakai
8. Diganti
9. Diganti
13. Diganti
17. Diganti
18. Diganti
20. Diganti
Tabel Inventaris Part E13
No Nama Part Kondisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Tabel Inventaris Part E14
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Diganti
3. Layak pakai
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Diganti
8. Layak pakai
9. Diganti
10. Diganti
1. Diganti
2. Diganti
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
14. Diganti
16. Diganti
18. Diganti
20. Diganti
21. Diganti
22. Diganti
Tabel Inventaris Part E16
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
24. Diganti
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Tabel Inventaris Part E18
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Diganti
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
10. Layak pakai
13. Diganti
14. Layak pakai
23. Diganti
24. Diganti
25. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F2
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Diganti
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
10. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
11. Diganti
18. Diganti
19. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Diganti
5. Diganti
6. Diganti
7. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
1. Diganti
2. Layak pakai
3. -
4. -
5. -
6. Diganti
7. -
8. -
9. -
10. Diganti
11. -
12. -
13. -
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
11. Diganti
12. Diganti
18. Diganti
20. Diganti
21. Layak pakai
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
10. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Diganti
8. Diganti
9. Diganti
2. Diganti
3. Diganti
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Diganti
7. Diganti
8. Layak pakai
9. Layak pakai
10. Diganti
2. Layak pakai
3. Diganti
4. Layak pakai
5. Diganti
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Diganti
9. Diganti
10. Diganti
12. Diganti
13. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
2. -
3. Layak pakai
4. -
5. Diganti
6. -
7. Layak pakai
8. -
9. Diganti
10. Diganti
11. Diganti
12. Diganti
13. Diganti
14. Diganti
15. Diganti
Tabel Inventaris Part F15
No Nama Part Kondisi
1. Diganti
2. Diganti
3. Diganti
4. Diganti
5. Diganti
6. Diganti
7. Diganti
8. Diganti
9. Diganti
10. Diganti
11. Diganti
12. Diganti
13. Diganti
14. Diganti
15. Diganti
16. Diganti
17. Diganti
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F17
No Nama Part Kondisi
1. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Diganti
9. Diganti
10. Diganti
11. Diganti
13. Diganti
14. Diganti
17. Diganti
Tabel Inventaris Part F18
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
12. Diganti
15. Diganti
16. Layak pakai
19. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Diganti
7. Diganti
8. Diganti
9. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Diganti
10. Diganti
17. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Diganti
6. Layak pakai
7. Diganti
8. Diganti
9. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
Tabel Inventaris Part F24
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Diganti
6. Layak pakai
7. Diganti
8. Diganti
9. Diganti
11. Diganti
Tabel Inventaris Part F25
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Diganti
3. Diganti
4. Diganti
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Diganti
9. Layak pakai
10. Diganti
11. Diganti
13. Diganti
14. Diganti
Tabel Inventaris Part F26
No Nama Part Kondisi
1. Diganti
2. Diganti
3. Diganti
4. Diganti
5. Diganti
6. Layak pakai
7. Diganti
8. Layak pakai
9. Diganti
10. Diganti
11. Diganti
13. Diganti
Tabel Inventaris Part F27
No Nama Part Kondisi
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Diganti
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Diganti
10. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
7. Layak pakai
8. Layak pakai
9. Layak pakai
2. Diganti
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. -
7. -
8. -
9. Layak pakai
11. -
12. -
13. -
15. -
16. -
17. -
19. -
20. -
21. -
32. Diganti
33. Diganti
34. Diganti
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
1. Layak pakai
2. Layak pakai
3. Layak pakai
4. Layak pakai
5. Layak pakai
6. Layak pakai
4.2 PEMBAHASAN
5.1. Kesimpulan
Dalam praktikum prestasi mesin kali ini saya melakukan inspeksi pada motor
dengan mesin bensin 100 cc dan kesimpulan yang saya dapatkan setelah melakukan
inspeksi tersebut adalah:
1. Pada Inspeksi kali ini saya berkesimpulan bahwa seorang mahasiswa harus
mengetahui cara menentukan sebuah part layak dipakai atau diganti.
2. Pada praktikum kali ini yang terpenting adalah dapat merencanankan sebuah jadwal
perawatan berkala untuk sebuah kendaraan atau mesin, sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kerusakan dan menyebabkan breakdown maintenance.
5.2. Saran
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 100cc.saya
menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan dimana
kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar#Jenis-jenis_bahan_bakar
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaran#Persamaan_kimia
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bensin
Sarwono, A. (2019). Modul Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.
Adib, A.Z. (2019). Laporan Pratikum Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka
Belitung.
Why45 Motor. (2018, Juni 25). Why45 Motor. Retrieved from Jadwal Service & Penggantian
Spare Part Motor Bebek Honda
MESIN 1000 CC
MOBIL CARRY
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkuliahan untuk memeahami suatu mata kuliah ada kalanya tidak cukup
dengan pemahaman teori saja. Maka di perlukan sebuah kegiatan yang berupa praktik
atau sering di sebut dengan praktikum. Praktikum prestasi mesin dapat digunakan
sebagai sarana penunjang mata kuliah seperti selekta kapita I, prestasi mesin, dan lain-
lain
Dalam praktikum prestasi mesin biasanya behubungan dengan suatu mesin, baik
mesin bensin maupun mesin diesel praktikum prestasi mesin kegiatannya adalah
menginspeksi suatu mesin terutama mesin 1000 cc yang mana mempelajari tentang
putaran mesin, perbandingan udara bahan bakar dan gas buang yang dihasilkan.
Dengan adanya praktikum prestasi mesin ini mahasiswa dapat lebih baik mengetahui
kinerja dan karakteristik dari suatu mesin, baik mesin bensin maupun mesin diesel
Kebanyakan motor bakar torak bekerja dengan siklus 4 langkah. Siklus 4 langkah
sudah dipergunakan sejak tahun 1876 yaitu pada saat Dr. N.A.Otto berhasil membuat motor
bakar torak dengan siklus 4-langkah yang sempurna. Pada motor otto proses pembakaran
didalam motor bakar torak terjadi secara periodic. Sebelum terjadi proses pembakaran yang
sudah tidak dapat dipergunakan harus dikeluarkan dari silinder, hal ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, torak bergerak dari titik mati
atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan udara terhisap masuk kedalam
selinder.Sebelum terjadi proses pembakaran berikutnya terlebih dahulu gas sisa
pembakaran harus dikeluarkan dari dalam silinder, kemudian silinder di isi dengan
campuran bahan bakar dan udara segar (pada motor bensin) yang berlangsung ketika
torak bergerak dari TMA menuju TMB. Pada saat katup hisab terbuka sedangkan katup
buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang silinder melalui katup
hisap. Peristiwa ini di sebut langkah hisap.
2. Langkah Kompresi (compression stroke) 2 - 3
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMB ke TMA, udara
dikompresikan sehingga mencapai tekanan antara 30-40 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 300-6000C pada akhir langkah sebelum TMA api dipercikan oleh busi.Setelah
mencapai TMB torak bergerak menuju TMA, sementara katup hisap dan katup buang
masih dalam keadaan tertutup, campuran yang terdapat didalam silinder dimanpatkan
oleh torak yang bergerak menuju TMA, volume campuran berkurang sedangkan tekanan
dan temperature naik hingga campuran itu mudah terbakar proses pemampatan ini disebut
langkah kompresi.
3. Langkah Kerja (power stroke) 3 - 4
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMA ke TMB.
Terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan antara 60-80 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 600-8000C sehingga timbul usaha mendorong torak ke TMB.
4. Langkah Buang (exhaust stroke) 4 - 1
Intake valve tertutup dan exhaust valve terbuka, torak bergerak dari TMB ke
TMA dan gas pembakaran mendorong keluar melalui exhaust valve.Pada umumnya di
sediakan tegangan yang besar untuk menjamin agar selalu terjadi lompatan api lisrtik di
dalam segala misalnya : 10.000 – 20.000 Volt. Campuran bahan bakar udara harus sesuai,
jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat beberapa
derajat engkol sebelum torak TMA, campuran bahan bakar-udara di sekitar itulah yang
mulai terbakar. Kemudian nyala api mulai merambat ke segala arah dengan kecepatan
sangat tinggi (25-30 m/detik). Menyalakan yang dilaluinya sehingga tekanan gas di dalam
silinder naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar. Pada keadaan ini tekanan
di dalam selinder dapat mencapai 130-200 kg/cm2.
Sementara itu campuran yang terjauh dari busi masuh menunggu giliran untuk
terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian campuran tersebut akan terbakar dengan
cepatnya (meledak) oleh karena penekanan torak, temperature yang melampaui
temperature penyalaan sendiri. Proses nyala sendiri dari bagian yang terakhir (terjauh dari
busi) dinamakan detonasi. Ini dapat merusak di ruang bakar, mengurangi daya dan
efisiensi mesin dan tekanan maksimum gas pembakaran akan bertambah besar.
Penggunaan bahan bakar dengan bilangan oktan yang tinggi hambatan yang
sebagian besar di sebabkan oleh denotasi berangsur-angsur dapat diatasi, karena bahan
bakar ini memiliki periode penundaan yang panjang, oleh karena itu sesuai untuk motor
bensin dengan perbandingan kompresi tinggi. Dengan jalan ini efisiensi akan naik.
Salah satu cara untuk menaikan bilangan oktana dari suatu bahan bakar adalah
dengan menambahkan Pb (C2H2)4, Tentra Ezhyl Lend (TEL), ke dalam bahan bakar
tersebut. Namun usaha menaikkan bilangan oktana dengan menambahkan TEL akan
mengakibatkan gas buang mengandung timah hitam yang beracun dan merusak
lingkungan.
Blok slinder merupakan inti dari pada mesin bensin yang terbuat dari besi
tuang. Belakangan ada beberapa blok silinder yang terbuat dari panduan alumunium,
seperti kita ketahui, bahwa alumunium ringan dan meradiasikan panas yang lebih
efisiensi di bandingkan dengan besi tuang.
Blok silinder di lengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan
kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas.
Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder, yang didalamnya
terdapat torak yang bergerak turun naik.
Silinder-silinder di tutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin oleh
gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan kepala silinder.
Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder, hanya pada tipe OHV
(Over Head Valve) pada mesin yang modern poros nok berada di dalam selinder.
2. Silinder
Tenaga poros (thermal energy) yang di hasilkan oleh pembakaran bensin
dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik turun torak dalam tiap-tiap
selinder. Mesin harus memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan untuk merubah
tenaga panas menjadi energy mekanik seefisien mungkin.
3. Torak
Torak bergerak turun naik didalam selinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, pembakaran dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang
torak (connecting rod).
4. Kepala Silinder
Kepala selinder (cylinder Head) ditempatkan dibagian atas blok silinder. Pada
bagian bawah kepala selinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala selinder
harus tahan terhadap temperature dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh
sebab itu umumnya kepala selinder di buat dari besi tuang. Akhir-akhir ini banyak
mesin yang kepala selindernya di buat dari panduan alumunium. Kepala selinder yang
terbuat dari panduan alumunium memeliki kemampuan pendinginan lebih besar di
banding dengan yang terbuat dari besi tuang.
Gasket kepala silinder (Cylinder Head Gasket) letaknya antara blok selinder
dan kepala selinder, fungsi untuk mencegah kebocoran dan gas pembakaran, air
pendingin dan oli. Gasket kepala selinder harus tahan panas dan tekanan dalam setiap
pembakaran temperature. Umumnya gasket dibuat dari carbon clad sheet steel
(gabungan karbon dan lempengan baja) karbon itu sendiri melekat dengan graphite,
dan kedua-duanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang di timbulkan antara blok
selinder dan kepala selinder, serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket.
6. Piston
Kepala piston membentuk satu bagian ruang ruang bakar dan merupakan
bagian yang selalu terkena kondisi temperature tinggi karena terletak didalam selinder,
tetapi tidak dapat didinginkan secara langsung oleh air pendingin atau udara luar.
Akibatnya, temperature kepala piston menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
temperature piston skirt.
Bila celah dari salah satu atau keseluruhan piston telah telah melampaui limit
disebabkan lubang selinder atau piston-pistonnya telah aus, blok selinder atau piston
harus diganti atau lubang selinder harus dibor kembali dan menggunakan piston
ukuran oversize. Kode ukuran piston (piston size code) terdapat pula pada kepala
piston. Posisi tandanya (stampnya) bergantung pada mesinnya.
7. Bak Oli
Bagian bawah dari pada blok selinder disebut bak engkol (crank-case). Bak oli
(oil pan) dibaut pada bak engkol dengan diberi paking seal atau gasket. Bak oli dibuat
dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk menjaga agar
pemukaan oli akan tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring. Selain itu juga di
rancang sedemikian rupa agar oli mesin tidak akan berpindah (berubah ke posisi
permukaannya) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya
pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Menyumbat oli drain (plug)
letaknya di bagian bawah bak oli dan fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.
8. Batang Torak
Crank journal ditopang oleh bantalan poros engkol (crankshaft bearing) pada
crankcase dan poros engkol berputar pada journal. Masing-masing crank journal
mempunyai crank arm, atau arm dan crankpin letaknya dibagian ujung armnya.
Crankpin terpasang pada crankshaft tidak satu dengan porosnya. Counter balance,
weight dipasangkan seperti pada gambar untuk menjamin keseimbangan putaran yang
ditimbulkan selama mesin beroperasi. Poros engkol dilengkapi lubang oli untuk
menyalurkan lubang oli pelumasan pada crank journal, bantalan batang torak, pena
torak dan lain-lain.
Roda penerus (flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi yang
diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang
menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar (rotational force)
dari torak selama langkah usaha. Tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya
seperti inertia loss, dan kehilangan gesekan.
Roda penerus menyimpan tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya
kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal
ini menyebabkan mesin berputar dengan lembut yang diakibatkan getaran tenaga yang
dihasilkan. Roda penerus dilengkapi ring gear yang dipasangkan di bagian luar
gunanya untuk perkaitan dengan gigi pinion dari motor stater. Pada kendaraan yang
menggunakan transmisi otomatis, sebagai pengganti flywheel digunakan torque
corverter.
1. Baju Praktikum
2. Kain Majun
3. Tool Box Facom
4. Kuas
5. Bensin
6. Mesin bensin 1000 cc
Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari praktikan:
1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker
4.1 HASIL
Setelah dilakukan analisis pada mesin Mobil didapatkan hasil berikut ini :
1. Mesin kekurangan daya untuk menghidupkan dynamostater
2. Pembakaran tidak sempurna dikarenakan campuran bahan bakar dan udara
tidak seimbang
3. Fuel pum tidak mendistribusikan bahan bakar ke karbulator dikarenakan
salah satu selang menghambat aliran bahan bakar
4. Filter udara tidak berfungsi dengan baik, ini menyebabkan saat mesin
hidup pembuangan sisa-sisa bahan bakar mengandung busa yang keluar
dari knalpot
5. Berikut table merupakan jangka waktu dan jadwal perawatan yang harus kita
lakukan agar mesin bekerja dengan optimal. Dalam hal ini, perawatan pada
engine 1000cc ini tidak terlalu sulit jiga kita mengikuti jangka watu perbaikan
dan penggantian sper partnya agar untuk menimalisir dari hal-hal yang tidak kita
inginkan.
Frekuensi
Air AC
Busi
Penyaring udara
Kopling
karburator
Oli mesin
Air Radiator
Penyaring oli
Keterangan: = Periksa
= Bersihkan
= Lumasi
= Ganti
= Isi Ulang
5.2 PEMBAHASAN
Dari hasil analisis yang dilakukan berikut cara untuk menanggulangi dari 4
permasalahn yang di dapat pada saat melakukan analisis :
1. Menggandeng baterai atau aki agar daya pada mesin dapat menghidupkan
dynamostater
2. Mengatur karbulator agar campuran bahan bakar dan udara seimbang
sehingga pada saat terjadi pembakaran di ruang bakar, pembakaran
menjadi sempurna
3. Menseting fuel pump dan mengganti atau memperbaiki selang yang
menghambat aliran dari bahan ke karbulator
4. Memperbaiki filter udara jika masih memungkinkan untuk di perbaiki jika
tidak lebih baik mengganti filter udara dengan yang baru
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Mesin tersebut kurang dalam hal perawatan oleh karena itu pada saat
melakukan penyalaan pada engine susah untuk dinyalakan sehingga perlu
perbaikan tertentu untuk bisa menyalakannya.
2. Karena daya pada engine kurang sehingga perlu dilakukan penyambungan
atau penambahan aki/baterai agar daya tersebut mampu menggerakkan
dynamostater.
5.2 Saran
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 1000cc.saya
menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan dimana
kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, A.Z. (2019). Laporan Pratikum Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka
Belitung.
ENGINE 1500 CC
TOYOTA VIOS
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkuliahan untuk memeahami suatu mata kuliah ada kalanya tidak cukup
dengan pemahaman teori saja. Maka di perlukan sebuah kegiatan yang berupa praktik
atau sering di sebut dengan praktikum. Praktikum prestasi mesin dapat digunakan
sebagai sarana penunjang mata kuliah seperti selekta kapita I, prestasi mesin, dan lain-
lain
Dalam praktikum prestasi mesin biasanya behubungan dengan suatu mesin, baik
mesin bensin maupun mesin diesel praktikum prestasi mesin kegiatannya adalah
menginspeksi suatu mesin terutama mesin 1500 cc yang mana mempelajari tentang
putaran mesin, perbandingan udara bahan bakar dan gas buang yang dihasilkan.
Dengan adanya praktikum prestasi mesin ini mahasiswa dapat lebih baik mengetahui
kinerja dan karakteristik dari suatu mesin, baik mesin bensin maupun mesin diesel
Kebanyakan motor bakar torak bekerja dengan siklus 4 langkah. Siklus 4 langkah
sudah dipergunakan sejak tahun 1876 yaitu pada saat Dr. N.A.Otto berhasil membuat motor
bakar torak dengan siklus 4-langkah yang sempurna. Pada motor otto proses pembakaran
didalam motor bakar torak terjadi secara periodic. Sebelum terjadi proses pembakaran yang
sudah tidak dapat dipergunakan harus dikeluarkan dari silinder, hal ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, torak bergerak dari titik mati
atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan udara terhisap masuk kedalam
selinder.Sebelum terjadi proses pembakaran berikutnya terlebih dahulu gas sisa
pembakaran harus dikeluarkan dari dalam silinder, kemudian silinder di isi dengan
campuran bahan bakar dan udara segar (pada motor bensin) yang berlangsung ketika
torak bergerak dari TMA menuju TMB. Pada saat katup hisab terbuka sedangkan katup
buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara masuk ke ruang silinder melalui katup
hisap. Peristiwa ini di sebut langkah hisap.
2. Langkah Kompresi (compression stroke) 2 - 3
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMB ke TMA, udara
dikompresikan sehingga mencapai tekanan antara 30-40 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 300-6000C pada akhir langkah sebelum TMA api dipercikan oleh busi.Setelah
mencapai TMB torak bergerak menuju TMA, sementara katup hisap dan katup buang
masih dalam keadaan tertutup, campuran yang terdapat didalam silinder dimanpatkan
oleh torak yang bergerak menuju TMA, volume campuran berkurang sedangkan tekanan
dan temperature naik hingga campuran itu mudah terbakar proses pemampatan ini disebut
langkah kompresi.
3. Langkah Kerja (power stroke) 3 - 4
Intake valve dan exhaust valve tertutup, torak bergerak dari TMA ke TMB.
Terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan antara 60-80 kg/cm2 dan suhu mencapai
antara 600-8000C sehingga timbul usaha mendorong torak ke TMB.
4. Langkah Buang (exhaust stroke) 4 - 1
Intake valve tertutup dan exhaust valve terbuka, torak bergerak dari TMB ke
TMA dan gas pembakaran mendorong keluar melalui exhaust valve.Pada umumnya di
sediakan tegangan yang besar untuk menjamin agar selalu terjadi lompatan api lisrtik di
dalam segala misalnya : 10.000 – 20.000 Volt. Campuran bahan bakar udara harus sesuai,
jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat beberapa
derajat engkol sebelum torak TMA, campuran bahan bakar-udara di sekitar itulah yang
mulai terbakar. Kemudian nyala api mulai merambat ke segala arah dengan kecepatan
sangat tinggi (25-30 m/detik). Menyalakan yang dilaluinya sehingga tekanan gas di dalam
silinder naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang terbakar. Pada keadaan ini tekanan
di dalam selinder dapat mencapai 130-200 kg/cm2.
Sementara itu campuran yang terjauh dari busi masuh menunggu giliran untuk
terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian campuran tersebut akan terbakar dengan
cepatnya (meledak) oleh karena penekanan torak, temperature yang melampaui
temperature penyalaan sendiri. Proses nyala sendiri dari bagian yang terakhir (terjauh dari
busi) dinamakan detonasi. Ini dapat merusak di ruang bakar, mengurangi daya dan
efisiensi mesin dan tekanan maksimum gas pembakaran akan bertambah besar.
Penggunaan bahan bakar dengan bilangan oktan yang tinggi hambatan yang
sebagian besar di sebabkan oleh denotasi berangsur-angsur dapat diatasi, karena bahan
bakar ini memiliki periode penundaan yang panjang, oleh karena itu sesuai untuk motor
bensin dengan perbandingan kompresi tinggi. Dengan jalan ini efisiensi akan naik.
Salah satu cara untuk menaikan bilangan oktana dari suatu bahan bakar adalah
dengan menambahkan Pb (C2H2)4, Tentra Ezhyl Lend (TEL), ke dalam bahan bakar
tersebut. Namun usaha menaikkan bilangan oktana dengan menambahkan TEL akan
mengakibatkan gas buang mengandung timah hitam yang beracun dan merusak
lingkungan.
Blok slinder merupakan inti dari pada mesin bensin yang terbuat dari besi
tuang. Belakangan ada beberapa blok silinder yang terbuat dari panduan alumunium,
seperti kita ketahui, bahwa alumunium ringan dan meradiasikan panas yang lebih
efisiensi di bandingkan dengan besi tuang.
Blok silinder di lengkapi rangka pada bagian dinding luar untuk memberikan
kekuatan pada mesin dan membantu meradiasikan panas.
Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder, yang didalamnya
terdapat torak yang bergerak turun naik.
Silinder-silinder di tutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin oleh
gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan kepala silinder.
Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder, hanya pada tipe OHV
(Over Head Valve) pada mesin yang modern poros nok berada di dalam selinder.
2. Silinder
Tenaga poros (thermal energy) yang di hasilkan oleh pembakaran bensin
dirubah kedalam tenaga mekanik dengan adanya gerak naik turun torak dalam tiap-tiap
selinder. Mesin harus memenuhi kedua kebutuhan, dengan tujuan untuk merubah
tenaga panas menjadi energy mekanik seefisien mungkin.
3. Torak
Torak bergerak turun naik didalam selinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, pembakaran dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol melalui batang
torak (connecting rod).
Pada saat torak sampai mencapai TMA, campuran bahan bakar-udara segar
dinyalakan, maka terjadilah proses pembakaran sehingga tekanan dan temperature di
dalam ruang selinder naik, sementara itu torak masih bergerak menuju TMA, berarti
volume ruang bakar menjadi semakin tinggi
.
4. Kepala Silinder
Kepala selinder (cylinder Head) ditempatkan dibagian atas blok silinder. Pada
bagian bawah kepala selinder terdapat ruang bakar dan katup-katup. Kepala selinder
harus tahan terhadap temperature dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja. Oleh
sebab itu umumnya kepala selinder di buat dari besi tuang. Akhir-akhir ini banyak
mesin yang kepala selindernya di buat dari panduan alumunium. Kepala selinder yang
terbuat dari panduan alumunium memeliki kemampuan pendinginan lebih besar di
banding dengan yang terbuat dari besi tuang.
Gasket kepala silinder (Cylinder Head Gasket) letaknya antara blok selinder
dan kepala selinder, fungsi untuk mencegah kebocoran dan gas pembakaran, air
pendingin dan oli. Gasket kepala selinder harus tahan panas dan tekanan dalam setiap
pembakaran temperature. Umumnya gasket dibuat dari carbon clad sheet steel
(gabungan karbon dan lempengan baja) karbon itu sendiri melekat dengan graphite,
dan kedua-duanya berfungsi untuk mencegah kebocoran yang di timbulkan antara blok
selinder dan kepala selinder, serta untuk menambah kemampuan melekat pada gasket.
6. Piston
Kepala piston membentuk satu bagian ruang ruang bakar dan merupakan
bagian yang selalu terkena kondisi temperature tinggi karena terletak didalam selinder,
tetapi tidak dapat didinginkan secara langsung oleh air pendingin atau udara luar.
Akibatnya, temperature kepala piston menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
temperature piston skirt.
Bila celah dari salah satu atau keseluruhan piston telah telah melampaui limit
disebabkan lubang selinder atau piston-pistonnya telah aus, blok selinder atau piston
harus diganti atau lubang selinder harus dibor kembali dan menggunakan piston
ukuran oversize. Kode ukuran piston (piston size code) terdapat pula pada kepala
piston. Posisi tandanya (stampnya) bergantung pada mesinnya.
7. Bak Oli
Bagian bawah dari pada blok selinder disebut bak engkol (crank-case). Bak oli
(oil pan) dibaut pada bak engkol dengan diberi paking seal atau gasket. Bak oli dibuat
dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk menjaga agar
pemukaan oli akan tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring. Selain itu juga di
rancang sedemikian rupa agar oli mesin tidak akan berpindah (berubah ke posisi
permukaannya) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya
pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Menyumbat oli drain (plug)
letaknya di bagian bawah bak oli dan fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.
8. Batang Torak
Crank journal ditopang oleh bantalan poros engkol (crankshaft bearing) pada
crankcase dan poros engkol berputar pada journal. Masing-masing crank journal
mempunyai crank arm, atau arm dan crankpin letaknya dibagian ujung armnya.
Crankpin terpasang pada crankshaft tidak satu dengan porosnya. Counter balance,
weight dipasangkan seperti pada gambar untuk menjamin keseimbangan putaran yang
ditimbulkan selama mesin beroperasi. Poros engkol dilengkapi lubang oli untuk
menyalurkan lubang oli pelumasan pada crank journal, bantalan batang torak, pena
torak dan lain-lain.
Roda penerus (flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi yang
diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang
menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar (rotational force)
dari torak selama langkah usaha. Tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya
seperti inertia loss, dan kehilangan gesekan.
Roda penerus menyimpan tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya
kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal
ini menyebabkan mesin berputar dengan lembut yang diakibatkan getaran tenaga yang
dihasilkan. Roda penerus dilengkapi ring gear yang dipasangkan di bagian luar
gunanya untuk perkaitan dengan gigi pinion dari motor stater. Pada kendaraan yang
menggunakan transmisi otomatis, sebagai pengganti flywheel digunakan torque
corverter.
1. Baju Praktikum
2. Jangka Sorong
3. Kain Majun
4. Tool Box Facom
5. Kuas
6. Bensin
7. Mesin bensin 1500 cc
Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari praktikan:
1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker
4.1 Hasil
Dari hasil pratikum yang di lakukan di dapatkan jangka waktu dan jadwal
perawatan yang harus kita lakukan agar mesin bekerja dengan optimal. Perawatan pada
engine 1500cc ini tidak begitu sulit apalagi komponen-komponen mesin masih bagus. Dan
juga untuk mesin 1500cc ini dibutuhkan perawatan dan pembersihan yang lebih, karena
untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan.
Frekuensi
Air AC
Busi
Penyaring udara
Kopling
karburator
Oli mesin
Air Radiator
Penyaring oli
= Bersihkan
= Lumasi
= Ganti
4.2 Pembahasan
Untuk mesin 1500cc sama hal nya dengan emesin 1000cc. Dari segi pemeriksaan dan
pengecekannya kami mengatakan bahwa pada analisa mesin 1500cc ini, memiliki kendala
dan perawatan yang sama dengan mesin 1000cc. Maka dapat ambil dri analisa tersebut,
sehingga dapat menghasilkanjadwal perawatan berkala. Berikut ini jadwal perawatan berkala
dari engine 1500cc.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Mesin tersebut kurang dalam hal perawatan oleh karena itu pada saat
melakukan penyalaan pada engine susah untuk dinyalakan sehingga perlu
perbaikan tertentu untuk bisa menyalakannya.
2. Karena daya pada engine kurang sehingga perlu dilakukan penyambungan
atau penambahan aki/baterai agar daya tersebut mampu menggerakkan
dynamostater.
5.2 Saran
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 1500cc.saya
menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan dimana
kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, A. (2019). Modul Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.
https://ms.wikipedia.org/wiki/Toyota_Vios
ENGINE 2500 CC
ISUZU PANTHER
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Motor Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan
Bakar. Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam tangki
hingga masuk ke dalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang jalur
aliran bahan bakar tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada. Pada Sistem
bahan bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting yang menunjang
kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka dapat
mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis,
memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing
komponen sistem bahan bakar motor diesel tadi.
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran
dalam (internal combustion engine) Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi
kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia
(pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang
bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur campuran
udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung
pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak
yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak
dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah
menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak rotasi
poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
1. Langkah Masuk
Pada saat langah pemasukan, piston bergerak dari TMA ke TMB. Dengan
bergeraknya piston maka akan menghisap udara luar. Adapun katup yang membuka
adalah katup masuk dan katup buang tertutup.
2. Langkah Kompresi
Setelah piston mengadakan atau pemasukan maka piston akan bergerak dari
TMB ke TMA, gerakan ini dimaksudkan agar udara yang ada di ruang bakar segera
dikompresikan atau dipampatkan. Adapun katup masuk dan katup buang dalam
keadaan tertutut dengan demikian udara tidak akan keluar.
Pada saat langkah kompresi maka langkah piston TMA bahan bakar yang
berada dalam nozel disemprotkan dalam ruang bakar berupa kabut , maka dengan
sendirinya akan terjadi pembakaran. Dari proses ini lah akan terdorong piston dari
TMA ke TMB sedang katup masuk dan buang masih dalam keadaan tertutup.
4. Langkah Buang
Setelah langkah terakhir maka piston akan bergerak dari TMB ke TMA,
dengan gerakan piston ini maka akan mendorong gas hasil pembkaran pada saat
langkah tenaga, pada saat ini katup buang membuka sedang katup masuk akan
tertutup
.
5. Waktu Injeksi
Injeksi dimulai pada saat piston dalam keadaan 62` sebelum TMA dan
langkah diakhiri 18` sesudah TMA. Diantara 60` sebelum TMA dan sesudah TMA
digunakan injector untuk injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar itu sendiri.
1. Fuel Tank
Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan bakar, terbuat
dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam tangki bahan
bakar terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah bahan
bakar yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai damper bila
kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan di jalan yang tidak
rata.
2. Water Separator
Adalah komponen yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang kasar/air agar
tidak ikut terbawa bahan bakar ke dalam sistem, dengan tujuan melindungi Transfer
Pump dari partikel kasar/melindungi komponen dari kemungkinan karat.Elemen filter
ini terbuat dari strainer/kawat- kawat halus yang bisa di bersihkan, sedangkan untuk
water separatornya digunakan hanya untuk sekali pakai.
3. Solenoid
4. Injektor
Bahan bakar dari pompa tekanan tinggi masuk ke injector, karena penampung
injector berbebtuk kerucut sehingga ada tekanan ke atas dari bahan bakar untuk
melawan tekanan dari pegas, bila pegasnya kalah maka bahan bakar akan menyembur
lewat celah yang ada dan berupa kabut karena tekanannya tinggi. Ini berlangsung
selama tekanan bahan bakar melebihi tekanan pegas.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Baju Praktikum
2. Kain Majun
3. Tool Box Facom
4. Mesin diesel 2500 cc
Dan berikut komponen K3 yang dapat membantu kesehatan, keselamatan dari praktikan:
1. Sarung tangan
2. Sepatu safety
3. Masker
4.1 Hasil
`Dari hasil pratikum di dapatkan Tabel jangka waktu dan jadwal perawatan yang
harus kita lakukan agar mesin bekerja dengan optimal. Dalam hal ini, perawatan pada engine
2500cc ini tidak begitu sulit untuk dilakukan. Apalagi dengan keadaan mesin yang sudah di
Over Haul mesin masih membutuhkan perawatan lebih, agar performa dari kendaraan tetap
stabil.
Frekuensi
Minyak Rem
Air AC
Busi
Penyaring udara
Kopling
Bearing roda
Suspensi depan
shockbreaker
karburator
Oli mesin
Air Radiator
Penyaring oli
Switch rem
belakang/depan
Sheal pada caliper rem
Saklar lampu
Keterangan: = Periksa
= Bersihkan
= Lumasi
= Ganti
= Isi Ulang
4.2 Pembahasan
Pada mesin engine 2500cc ini, sebelum melakukan jadwal perawatan, mesin
2500c ini sendiri memilki banyak kerusakan dari area engine. Maka dari itu mesin
2500cc ini akan dilakukan Over Haul Mesin 2500cc agar kerusakan yang terjadi
terlebih dahulu diperbaiki. Dalam hal ini, perawatan yang saya akan buat ini
bertujuan setealah dilakukan proses perbaikan mesin 2500cc ini akan baik dirawat
sesuai jadwal perawatan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.3 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Mesin tersebut kurang dalam hal perawatan oleh karena itu pada saat
melakukan penyalaan pada engine susah untuk dinyalakan sehingga perlu
perbaikan tertentu untuk bisa menyalakannya.
2. Karena daya pada engine kurang sehingga perlu dilakukan penyambungan
atau penambahan aki/baterai agar daya tersebut mampu menggerakkan
dynamostater.
5.4 Saran
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini dimasa
yang akan datang.Dan juga saya memiliki beberapa saran untuk praktikan yang akan
melakukan praktikum prestasi mesin dengan mesin yang sama yaitu 2500cc.
saya menyarankan untuk dapat menganalisa sebuah mesin untuk menentukan
dimana kerusakannya dan dapat diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, A. (2019). Modul Prestasi Mesin. Balunijuk: Universitas Bangka Belitung.
https://indraaryag.wordpress.com/2014/05/20/46/
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190125001251-384-363660/isuzu-
biarkan-panther-tutup-usia