Anda di halaman 1dari 20

NAMA :IRAWATI

KELAS : 29 F
NIM : 1947242040

BAGAIMANA MANUSIA BERTUHAN

Sudah menjadi fitrah manusia, manakala seseorang mendapati kesulitan dalam


menyelesaikan masalah-masalah kehidupannya, seseorang mengandaikan adanya kekuatan lain
diluar dirinya untuk membantu menyelesaikan problematika tersebut. Ini artinya manusia secara
naluriahnya membutuhkan yang lain yang dapat mengatasi dan melampaui batas-batas kelamahan
dan keterbatasan manusia. Dengan demikian tuhan dihadirkan dalam kehidupan dalam rangka
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang terbatas. Semakin banyak kesadaran akan
kelemahan diri, maka semakin seseorang butuh terhadap tuhan, semakin tinggi pula
ketergantunganya terhadap tuhan.
Secara keilmuan, Tuhan tak pernah dan tak mungkin menjadi objek kajian ilmu, karena
kajian ilmu selalu parsial, terukur, terbatas dan dapat diuji secara berulang-ulang pada lapangan
atau laboratorium percobaan keilmuan. Dengan demikian, kehendak untuk membuktikan adanya
Tuhan melalui pendekatan ilmu, akan mengalami kegagalan, karena sudah sejak dari awal tidak
benar secara metodologis. Jika ilmu tidak bisa menghadirkan Tuhan dalam laboratoruium untuk
diujicobakan, bukan berarti Tuhan lantas tidak ada, karena yang terjadi adalah kesalahan pada
pendekatan metodologisnya. Oleh karena itu, dalam filsafat hakikat Tuhan telah menjadi bahan
perenungan yang sangat intens, sejak Yunani kuno bahkan hingga sampai saat ini.
Pada umumnya, manusia mengambil keyakinan mereka dari orang disekelillingnya. Ia
mengimani apa yang mereka imani. Ada kelompok yang mau menerima hanya apa yang bisa
memuaskan akalnya, dan bisa menenangkan hatinya. Mereka mengkaji secara bebas dan percaya
berdasarkan kepastian.
Dalam proses kehidupan, bertuhan memiliki setidaknya tiga aspek makna eksistensial yang
hal ini sagat mempengaruhi pola keberagamaan, yaitu:1.Memiliki Tuhan 2. Hidup bersama Tuhan
3.Mengabdi kepada Tuhan
Dalam setiap agama selalu diajarkan tentang Tuhan, sebagai suatu prinsip dasar dari ajaran
agama itu sendiri dan Tuhan dinyatakan adanya sebagai pencipta semua yang ada ini. Semua agama
prinsip dasarnya adalah keyakkinan terhadap Tuhan. Persepsi tentang Tuhan yang dibentuk agama
ini, akan sangat tergantung bagaimana ajaran tentang Tuhan itu dikemas oleh suatu agama jika
Tuhan diajarkan sebagai yang maha kuasa maka dengn sendirinya manusia menempatkan dirinya
yang berlawanan yaitu yang maha lemah..
Dalam membahas masalah ketuhanan, setidaknya ada lima hal yang harus dicakup.
Kelimanya merupakan satu kesatuan integral, sehingga gambaran yang mencakup kelimanya akan
ketuhanan lebih dapat menggambarkan tentang Tuhan yang lengkap, kelima cakupan tersebut
adalah:
1) Wujud
Percaya akan ada atau tiadanya Tuhan akan sangat mempengaruhi cara dan pola kehidupan
yang dijalani manusia. Dari abad ke abad, generasi ke generasi berusaha keras mencari jawaban
yang argumentatif dan meyakinkan akan keberadaan Tuhan. Kuat atau tidaknya argumen tersebut
tergantung pada bukti-bukti yang dikemukakan. Beberapa argumen bukti adanya Tuhan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Dalil Naqli, yaitu argumen yang dikemukakan melalui ayat Al-Qur’an atau wahyu Ilahi.
b. Argumen Moral, argumen tentang nilai baik buruk yang ada dalam realitas kehidupan nyata ini.
Tuhan menjadi sumber kebaikan dan kasih sayang serta disembah oleh orang dengan satu sembahan
yang berisi cinta dan keimanan.
2) Dzat Tuhan
Pembahan tentang dzat Allah merupakan hal yang pelik dan membutuhkan pemikiran jernih
dan mendalam. Penalaran secara umum dilarang membahas dzat Tuhan. Dengan demikian larangan
berpikir tentang dzat Tuhan tidak bersifat mutlak, namun melihat keadaan pemikiran seseoarang.
Adapun pemikiran filsafat tentang dzat Tuhan adalah sebagai berikut:
a. Ada yang menyatakan bahwa hakekat dzat Tuhan adalah akal yang bersifat murni metafisik.
b. Ada yang mengatakan bahwa dzat Tuhan adalah cahaya.
BAGAIMANA AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN

kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan


tumbuh dari nilai-nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seorang hamba yang mampu
menunjukan sikap tobat3melakukan introspeksi dan koreksi diri4 untuk selalu
berpegang pada nilai -nilai kebenaranilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman,
islam, dan kehidupan, serta menjunjungt i n g g i k e j u j u r a n , k e b e n a r a n , d a n k e a d i l a n
dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial d a n pro!esional. ada sisi lain,
kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan
membahagiakan orang lain.

tidak ada orang yang ingin hidupnya tida k bahagia di dunia bahkan di akhirat.
Semua orang tentunya ingin bahagia di dunia dan selamat hingga ke akhirat. Namun hanya sedikit
orang yangmengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Hidup bahagia di dunia dan
selamat di akhiratmerupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi simbol keberhasilan sebuah
kehidupan. tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya.
menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan tersebut ,
yaitu bagaimana meraih kebahagiaan hidup. dan ini menjadi cita-cita setiap orang baik yang
mukmin atau yang ka!ir terhadap Allah.

Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang tertumpuk -tumpuk,
mereka telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Nyatanya, itu tak
pernah diraih dan membuat pengorbanannya sia-sia. Apabila kebahagiaan itu terletak pada
ketinggian pangkat dan jabatan,mereka juga telah siap mengor bankan apa saja demi
memperoleh apa saja yang diinginkannya. t a p i t e t a p s a j a k e b a h a g i a a n i t u t i d a k
a k a n p e r n a h d i d a p a t k a n n y a . A p a b i l a k e b a h a g i a a n i t u terletak pada ketenaran
nama, mereka telah berusaha untuk meraihnya dengan apapun juga dan mereka tidak
mendapati apa yang disebut kebahagiaan

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari nilai-
nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat
(melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah,
mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan, serta menjunjung tinggi
kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional.
Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak mewujud dalam kehidupan konkret
dengan jalan membahagiakan orang lain.
Bahagia sering dihubungkan dengan sukses-sukses duniawi. Orang yang meraih kekayaan,
kedudukan tinggi, dan popularitas sering disebut sebagai orang yang berbahagia. Banyak orang
yang berbahagia secara semu. Tidak sedikit di antara mereka yang sukses duniawi, ternyata hidup
menderita, bahkan hingga bunuh diri. Rasa bahagia berhubungan dengan suasana hati, yakni hati
yang sehat (qalbun salīm); sedangkan suasana hati hanya bisa diciptakan melalui iman dan
mengikuti petunjuk Al-Quran. Agamalah yang menjadi pangkalnya
Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat dalamdiri
manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata “fitrah”secara kebahasaan memang
asal maknanya adalah suci. Yang dimaksud suci adalah suci dari dosa dan suci secara genetis
Meminjam.fitrah adalah lahir dengan membawa iman. Berbeda dengan konsep teologi Islam,
teologi tertentu berpendapat sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa dosa
yakni dosa warisan. Didunia, menurut teologi ini,manusia dibebanitugas yaitu harus membebaskan
diri dari dosa itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti telah dijelaskan,bahwa setiap manusia lahir
dalam kesucian yakni suci dari dosa dan telah beragama yakni agama Islam.Tugas manusia adalah
berupaya agar kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada Allah.

Sebagaimana telah diketahui bahwa misi utama Rasulullah saw., seperti halnya rasul-
rasul yang sebelum beliau adalah mengajak manusia kepada Allah. Lāilāha illallāhitulah landasan
teologis agama yang dibawa oleh Rasulullah dan oleh semua para nabi dan rasul. Makna
kalimat tersebut adalah “Tidak ada Tuhan kecuali Allah;” “Tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah;” “Tidak ada yang dicintai kecuali Allah;” “Tidak ada yang berhak dimintai
tolong/bantuan kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus dituju kecuali Allah;” “Tidak ada yang
harus ditakuti kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus diminta ridanya kecuali Allah”.
Tauḫīdullāh menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak menghambarkan diri
kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada manusia. Manusia adalah makhluk
yang paling mulia dan paling sempurna dibanding dengan makhluk-makhluk Allah yang lain.
MENGINTEGRASIKAN IMAN,ISLAM, DAN IHSAN DALAM MEMBENTUK IHSAN
KAMIL (MULIA)

Pengertian iman
Iman berarti ‘Percaya”. Perkataan Iman yang berarti ‘Membenarkan’ itu disebutkan
dalam Al- Qur’an, di antarany a dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang artinya: “Mereka bersumpah
kepadamu dengan (nama) Allah untuk menyenangkan kamu, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih
pantas mereka cari keridaan-Nya jika mereka orang mukmin. ”
iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara
nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka
orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Pengertian Islam
Islam "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu
Allah. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Pengikut
ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"atau
lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan
bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan
meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus
ke dunia oleh Allah. Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.
Pengertian Ihsan
Ihsan "kesempumaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-
olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut
membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan
kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada
hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya.
Ihsan itu ialah bahawa “kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya,tetapi
jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat kamu.”
Ihsan juga adalah melakukan ibadah dengan khusyuk,ikhlas dan yakin bahwa Allah
senantiasa mengawasi apa yang dilakukannya. Hadist riwayat muslim”dari Umar bin Khatab ia
berkata bahwa mengabdikan diri kepada Allah hendaklah dengan perasaan seolah-olah anga
melihat-Nya,maka hendaklah anda merasa bahwa Allah melihatmu.”

Pengetian Insan Kamil


Insan kamil adalah konsep manusia paripurna. Manusia yang berhasil mencapai puncak
prestasi tertinggi dilihat dari beberapa dimensi.
Konsep Insan Kamil menurut Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad Saw disebut
sebagai teladan insan kamil atau istilah populernya di dalam Q.S. al- Ahdzab/33:21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah
Perwujudan insan kamil dibahas secara khusus di dalam kitab-kitab tasawuf, namun
konsep insan kamil ini juga dapat diartikulasikan dalam kehidupan kontemporer.
Allah SWT tidak membiarkan kita untuk menginterpretasikan tata nilai tersebut
semaunya, berstandard seenaknya, tapi juga memberikan kepada kita, Rasulullah SAW yang
menjadi uswah hasanah. Rasulullah SAW merupakan insan kamil, manusia paripurna, yang tidak
ada satupun sisi-sisi kemanusiaan yang tidak disentuhnya selama hidupnya. Ia adalah ciptaan
terbaik yang kepadanya kita merujuk akan akhlaq yang mulia. Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlaq yang mulia. ” (QS. Al-
Qolam:4)
BAGAIMANA MEMBANGUN PARADIGMA QUR’ANI DALAM KEHIDUPAN
MODEREN

paradigma dari bahasa Yunani yang asal katanya adalah para dan digma. Para
mengandung arti ‘di samping’, ‘di sebelah’, dan ‘keadaan lingkungan’. Digma berarti ‘sudut
pandang’, ‘teladan’, ‘arketif; dan ‘ideal’. Dapat dikatakan bahwa paradigma adalah cara pandang,
cara berpikir, cara berpikir tentang suatu realitas. Adapun secara terminologis paradigma adalah
cara berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas atau
suatu permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku, eksperimen, dan
metode keilmuan yang bisa dipercaya.
Paradigma qurani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitas atau suatu
permasalahan berdasarkan al-quran.
Modern adalah sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman;
Modernisasi adalah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat
hidup sesuai dengan tuntutan masa kini; pemodernan: penemuan listrik mempercepat -- dalam
kehidupan,
Tujuan diturunkan Al-Quran paling tidak ada tujuh macam

1. Meluruskan akidah manusia.

2 Meneguhkan kemuliaan manusia dan hak-hak asasi manusia.

3 Mengarahkan manusia untuk beribadah secara baik dan benar kepada Allah.

4 Mengajak manusia untuk menyucikan rohani

Ciri utama kehidupan modern adalah

1. adanya pembangunan yang berhasil dan membawa kemajuan, kemakmuran, dan


pemerataan. 2 Tingkat produksi dan pendapatan lebih tinggi.

3. Kemajuan dalam pemerintahan sendiri yang demokratis, mantap, dan skaligus tanggap
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan kehendak-kehendak rakyat.
4 Pertumbuhan hubungan sosial yang demokratis, termasuk kebebasan yang luas,
kesempatan-kesempatan untuk pengembangan diri, dan penghormatan kepada kepribadian individu.

5 Tidak mudah terkena komunisme dan totaliarianisme lainnya, karena alasan-alasan


tersebut.

Langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam membentuk paradigma Al-Qur’an:

1. Menguasai disiplin ilmu modern.

2 Menguasai warisan khazanah Islam

3. Membangun relevansi yang Islami bagi setiap bidang kajian atau wilayah penelitian
pengetahuan modern.

4 Mencari jalan dan upaya untuk menciptakan sintesis kreatif antara warisan Islam dan
pengetahuan modern.

5 Mengarahkan pemikiran Islam pada arah yang tepat yaitu sunatullah.

bahwa kemajuan, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan yang telah dicapai pada masa
keemasan Islam adalah wujud dari aktualisasi Al-Quran sebagai paradigma kehidupan. Kemajuan
itu kembali akan diraih dan akan menjadi milik umat Islam, jika umat Islam sekarang bersikap yang
sama terhadap Al-Quran sebagaimana umat pada zaman keemasan bersikap terhadap Al-Quran
yakni menjadikan Al-Quran sebagai paradigma dan akhirnya menjadi hidayah dalam segala aspek
sekaligus sebagai paradigma pemecahan problem kehidupannya. Paradigma Qurani telah
berkontribusi dalam mewujudkan kemajuan dan kemodernan pada zaman keemasan Islam yang
ditandai dengan kemajuan pesat perkembangan Iptek di dunia Islam, yang berimplikasi terhadap
kemajuan di bidang lainnya; ideologi, politik, ekonomi, budaya, militer, pendidikan, perdamaian,
keamanan, kesejahteraan dan lainnya.
BAGAIMANA MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA

Islam pada suatu sisi dapat disebut sebagai high tradition, dan pada sisi lain disebut
sebagai low tradition. Dalam sebutan pertama islam adalah firman Tuhan yang menjelaskan
syariat-syariat-Nya yang dimaksudkan sebagai petunjuk bagi manusia untuk mencapai
kebahagiaandi dunia dan akhirat, termasuk dalam nash (teks suci) kemudia dihimpun dalam
shuhuf dan kitap suci (Al Quranul Karim). Secara tegas dapat dikatakan hanya Tuhanlah yang
paling mengetahui seluruh maksud, arti, dan maknasetiap Firman-Nya. Oleh karena itu,
kebenaran islam dalam dataran high tradition ini adalah mutlak. Bandingakn dengan islam pada
sebutan kedua: Low tradition. Pada dataran ini islam yang mengandung dalam nash ata teks –
teks suci bergumul dengan realitas sosial pada berbagai masyarakat yang dibaca, dimengerti,
dipahami, kemudian ditafsirkan dan dipraktikan dalam masyarakat yang situasi dan kondisinya
berbeda-beda. Kata rang, islam kahirnya tidak hanya melulu ajaran yang tercatum dalam teks-
teks suci melainkan juga telah mewujud dalam historisitas kemanusiaan.

Pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam
(membumikam islam ) kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim.Ketentuan
semacam ini didasarkan pada firman Allah swt, dan berikut Dasar Dalil Kewajiban Setiap Umat
Islam Untuk Berdakwah (Menyeru Kebaikan) di AL-Qur’an. :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang
beruntung” (TQS. Al-Imran : 104),
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (TQS. Al-Imran : 110)

” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk ” (TQS. An-Nahl : 125).

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.
Kewajiban sebagai umat islam untuk membumikan Islam sudah tertera dalam berbagai hadist
dan Surat di Alquran. Banyak cara yang dapat ditempuh dalam membumikan Islam di
Indonesia. Kebangkitan atau kemajuan umat Islam, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
sungguh sangat bergantung pada sejauh mana mereka berpedoman dan berpegang teguh pada
petunjuk-petunjuk, ajaran-ajaran.
BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN

Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus
para nabi, sebagai pemberi peringatan dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang kitab itu, melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya dan Allah selalu
memberi petunjuk kepda orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. (QS. Al-Baqarah/2:
213). Dengan demikian, ketika agama Islam didatangkan melalui seorang nabi di Mekah-
Medinah, para ahli kitab enggan beriman kepada Nabi Muhammad.
QS Ali Imran/3: 19-20 menjelaskan sikap ahli kitab kepada Nabi Muhammad saw.
Artinya;
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat ayat
Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Kemudian jika mereka mendebat
kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah, "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan
(demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang
telah diberi Al-Kitab dan kepada orang orang yang ummi, "Apakah kamu (mau) masuk Islam".
Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka
berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha
Melihat akan hamba-hamba-Nya.

Atas dasar itulah, maka ketika Nabi Muhammad saw. datang, umat manusia di dunia
ini telah memeluk agama, mazhab, dan keyakinan religius yang berbeda-beda. Agama dan
mazhab terdahulu dilestarikan melalui proses pendidikan dan pembudayaan, juga diperkuat oleh
otoritas penguasa yang mendukung suatu agama dan mazhab. Agama Kristen yang dipeluk oleh
sekitar empat miliar manusia. Agama Hindu, Buddha, dan Konghucu masing-masing dipeluk
oleh sekitar satu miliar manusia. Agama Islam pun dipeluk oleh sekitar satu miliar manusia.
Adapun Nabi Muhammad saw. datang dengan membawakan agama Islam. Hakikat
agama ini sama dengan agama yang dibawakan oleh para nabi / rasul terdahulu. Yang berbeda
hanyalah bahasa atau penyampaiyan para nabi.
Dalam QS Al-Hajj/22 :67 ditegaskan:

Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu. Misalnya, setiap orang
mukmin diwajibkan salat. Namun, tata cara salat umat Nabi Muhammad dengan umat lain bisa
berbeda-beda. Oleh karena itu, perintah salat dalam Al-Quran (Firman Allah) tidak disertai tata
cara salat. Tata cara diserahkan oleh Tuhan kepada nabi / rasul utusan Nya. Di sinilah letak
pentingnya harus beriman kepada Rasulullah. Jangan sampai berpegang pada rasul yang sudah
out of date (rasul yang bukan zamannya).

Setelah Nabi Muhammad saw. Wafat, umat Islam harus berpegang kepada ulama
sebagai pewaris nabi. Dengan wafatnya ulama sebagai pewaris nabi, ilmu agama (yang benar)
bisa hilang, sehingga banyak manusia yang malah berguru kepada manusia-manusia bodoh
(bukan kepada ulama pewaris nabi).

Model keberagamaan nabi dan para pengikut yang setia dianggap asing oleh manusia.
Nabi Muhammad saw. adalah guru dan teladan dalam beragama. Orang-orang di sekitar nabi
mengamalkan Islam dengan tingkat kesalehan yang sangat tinggi. Mereka meneladani nabi.
Mereka sangat taat kepada nabi. Mereka memiliki keimanan yang sangat kokoh. Mereka rukuk
dan sujud dengan merunduk dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Peribadatan mereka
berdampak terhadap sikap dan perilakunya. Mereka rendah hati di hadapan manusia, berlaku
sopan, dan berakhlak mulia. Mereka hidup tolong-menolong melebihi saudara kandung yang
sedarah. Persaudaraan mereka diikat oleh kesamaan iman yang sejati.
BAGAIMANA ISLAM MENGHADAPI TANTANGAN MODERENISAI
modernisasi adalah sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau
kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan
masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Modernisasi merupakan hasil dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini.
Sedangkan Modernisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pergeseran
sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa
kini.
Konsep islam dalam modernisasi terbagi menjadi empat ranah, yaitu ranah iptek, ekonomi,
politik, dan pendidikan.
1. Iptek
Ilmu adalah sesuatu yang digunakan untuk mengetahui objek pengetahuan dan proses
untuk mendapatkannya sehingga diperoleh suatu kejelasan. Ilmu dalam arti science disebut
suatu system pengetahuan menyangkut suatu bidang pengalaman tertentu yang disusun
sedemikian rupa dengan metodologi tertentu (ilmiah) sehingga menjadi satu kesatuan (system).
Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca
indera dan hati.
Allah SWT. menjanjikan orang yang beriman dan berilmu dengan kedudukan yang
istimewa di sisi-Nya. Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan seorang manusia,
sehingga Allah memuliakan orang-orang yang beriman dan berilmu. Islam tidak membedakan
antara satu disiplin ilmu dan disiplin ilmu lainnya. Semua disiplin ilmu dipandang penting dan
mulia di sisi Allah.
Islam juga mencintai keindahan (seni). Karena seni itu indah dan keindahan adalah sifat tuhan.
Jadi, cinta kepada keindahan berarti cinta kepada tuhan karena tuhan mencintai keindahan.
Dengan cinta kepada keindahan, manusia akan membumikan sifat tuhan dalam kehidupan.
Manusia tersebut disebut sebagai insan kamil. Begitulah konsep islam terhadap iptek.
2. Ekonomi
Prinsip ekonomi konvensional menunjukkan bahwa dengan modal seadanya dan
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal itu sangat kontras dengan prinsip ekonomi
islam yang menunjukkan bahwa ekonomi ialah berkorban secara tidak kikir dan tidak boros
dalam rangka mendapatkan keuntungan yang layak.
Bisa disimpulkan bahwa prinsip ekonomi islam sangatlah manusiawi yaitu ditunjukkan
cara mengeluarkan modal yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu berlebihan. Dan kemudian
keuntungan yang diperoleh adalah keuntungan yang pantas atau tidak berlebihan dan merugikan
banyak orang.

3. Politik
Politik islam terkonsep dalam piagam madinah. Islam menghargai kemajemukan individu,
kelompok, dan golongan-golongan lainnya. Dalam perspektif islam perbedaan adalah sebuah
sunnatullah atau ketentuan Allah terhadap ciptaanya. Kesalahpahaman terhadap islam sering
muncul dan menyatakan bahwa islam disebarkan dengan politik dan kekerasan bukan dengan
jalan dakwah dan cultural. Padahal islam adalah agama yang menyayangi dan menghormati
perbedaan. Peperangan dan lain sebagainya adalah perbuatan pihak lain yang ingin
mengacaukan kedamaian agama ini dengan cara membawa nama islam dalam kepentingannya.

4. Pendidikan
Pendidikan dalam islam bertujuan untuk memanusiakan manusia. Karena manusia
dikaruniai Allah SWT. Berupa akal dan hati, maka dari itu manusia dipercayakan untuk menjadi
khalifah atau pemimpin di bumi ini. Untuk menjadi seorang pemimpin perlu proses pendidikan.
Pendidikan menjadikan manusia sadar atas eksistensi dirinya sebagai manusia yang bertugas
sebagai pengabdi dijalan Allah dan khalifah (pemimpin) di muka bumi ini.
BAGAIMANA KONTRIBUSI ISLAM DALAM MEMBANGUN PERADABAN
DUNIA

Perkembangan agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah peradaban
dunia. Pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan Timur membuat peradaban islam
dianggap sebagai peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Bukti kemajuan
peradaban Islam kala itu dapat dilihat dari beberapa indikator:

1. Keberadaan perpustakaan islam dan lembaga-lembaga keilmuan seperti Baitul


Hikmah, Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan sebagainya, yang merupakan pusat
para intelektual muslim berkumpul untuk melakukan proses pengkajian dan pengembangan
ilmu dan sains.

2. Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu Sina, Ibn Haytam, Imam Syafii,
Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain sebagainya.

3. Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan tradisi umat


manusia, seperti penemuan kertas, karpet, kalender Islam, penyebutan hari-hari, seni
arsitektur dan tata Perkotaan.

4. Pengarusutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestas dari konsep Islam,


iman, ihsan, dan taqwa. Islam mendorong budaya yang dibangun atas dasar silm (ketenangan
dan kondusifitas), salam (kedamaian), salaamah (keselamatan). Sedangkan Iman melahirkan
budaya yang dilandasi amn (rasa aman), dan amaanah (tanggung jawab terhadap
amanah). Akhirnya Ihsan mendorong budaya hasanah (keindahan) dan husnMenggali Sumber
Historis, Sosiologis, Filosofis dan Teologis Kontribusi Islam bagi Peradaban Dunia (kebaikan).

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Filosofis dan Teologis Kontribusi Islam bagi
Peradaban Dunia

Menggali Sumber Historis

Peradaban Islam tumbuh berkembang dan dapat tersebar dengan cepat dikarenakan
peradaban Islam memiliki kekuatan spiritualitas. Aspek spiritual memainkan peran sentral
dalam mempertahankan eksistensi peradaban Islam. Para khalifah dari Bani Umayyah seperti
Abu Hasyim Khalid ibn Yazid merintis penerjemahan karya-karya Yunani di Syria. Juga ketika
masa Bani Abbasiyah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan intelektual yang
menjadikan proses tranformasi intelektual bergerak cepat. Khalifah Al-Ma‟mun mendirikan
pusat riset dan penerjemahan di Baghdad, yang ia beri nama Bait al-Hikmah pada tahun 830 M.
Banyak penerjemah handal yang ahli menerjemahkan dan banyak dari mereka adalah non-
muslim, seperti Tsabit ibn Qurrah Al-Harrani yang berasal dari Sabean di Harran. Menurut
Margaret Smith adanya kepercayaan (agama) yang berbeda ternyata tidak menghalangi mereka
untuk bekerja sama, karena para penguasa Islam memiliki visi yang maju ke depan dan lebih
mengutamakan profesionalisme.

Menggali Sumber Sosiologis

Dari peradaban Islam yang ada di Spanyol, Islam mampu memberikan pengaruh
besar kepada dunia Barat yang turut serta mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di dunia
Islam. Islam juga berkembang melalui karya-karya ilmuwan Islam seperti Al-Farabi dengan
karyanya astrolabe di bidang astronomi. Di bidang kedokteran muncul, seperti, Ar-Razi dan
Ibnu Sina, yang salah satu karyanya berjudul Al-Qānūn fī al-Thibb. Melalui berbagai tokoh
Islam lain, yang juga dikenal di dunia Barat dan Timur, muncul seperti Ibnu Rusyd, Al-Ghazali
dan Ibnu Zuhr yang juga merupakan filsuf Islam. Terdapat dua pendapat mengenai sumbangan
peradaban Islam terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan, yang terus berkembang hingga
saat ini. Pendapat pertama mengatakan, “Bahwa orang Eropa belajar filsafat dari filsuf
Yunani seperti Aristoteles, melalui kitab-kitab yang disalin oleh St. Agustine (354 – 430 M),
yang kemudian diteruskan oleh Anicius Manlius Boethius (480 – 524 M) dan John
Scotus.” Pendapat kedua menyatakan, ”Bahwa orang Eropa belajar filsafat orang-orang
Yunani dari buku-buku filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh
filsuf Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi.”

Kontribusi umat Islam bagi peradaban dunia dapat dilakukan dengan mengenali potensi
dirinya sendiri. Optimalisasi potensi akal merupakan salah satu kata kunci yang
memungkinkan Islam memberikan kontribusinya bagi peradaban dunia. Tuhan telah
menganugerahi manusia dengan potensi akal dan hati/kalbu. Kedua potensi itu bisa dimiliki
oleh seseorang dalam kadar yang seimbang, namun dapat pula salah satu potensi lebih
berkembang daripada lainnya.
Bagaimana peran dan fungsi mesjid kampus dalam pengembangan budaya islam

Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya,


tetapimemiliki beragam fungsi. Menurut pakar kebudayaan Islam asal Palestina
itu,sejak zaman Nabi Muhammad Saw. masjid tidak hanya berfungsi hanya
sebagaitempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf. Masjid Nabawi
juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan
sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan.R a s u l u l l a h m e n j a d i k a n
masjid sebagai sentra utama seluruh aktivi taskeummatan. Baik untuk
k e g i a t a n p e n d i d i k a n y a k n i t e m p a t p e m b i n a a n d a n pembentukan karakter sahabat
maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik,strategi perang hingga pada bidang
ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai
pusat kegiatan ibadah rilual juga dijadikantempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang
bersifat sosial.

M e s j i d a d a l a h t e m p a t s u c i u m a t i s l a m y a n g berfungsi sebagai tempat


ibadah, pusat kegiatan keagamaan, dan kemasyarakatan. yang harus dibina, dipelihara dan
dikembangkan secara teratur dan terencana. u n t u k menyemarakan siar
islam, meningkatkan semarak keagamaan d a n menyemarakan
k u a l i t a s u m a t i s l a m d a l a m m e n g a b d i k e p a d a a l l a h , s e h i n g g a partisipasi dan
tanggung jawab umat islam terhadap pembangunan bangsa akanl e b i h b e s a r . S i n g k a t n y a
Mesjid adalah tempat dimana diajarkan, d i b e n t u k , ditumbuhkan dan
dikembangkan dunia pikiran dan dunia rasa islam.

Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat. Berdasarkan sabda NabiSAW. Diatas,
setiap orang bisa melakukan Shalat dimana saja-di rumah, di kebun,di jalan, di kendaraan dan di
tempat lainnya. Selain itu, masjid merupakan tempato r a n g berkumpul dan
m e l a k u k a n s h a l a t s e c a r a b e r j a m a a h , d e n g a n t u j u a n meningkatkan
s o l i d a r i t a s d a n s i l a h t u r r a h m i d i k a l a n g a n k a u m m u s l i m i n . D i masjid pulalah
tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum’at. Dimasa Nabi SAW. Ataupun dimasa
sesudahnya, masjid menjadi pusata t a u s e n t r a l k e g i a t a n k a u m m u s l i m i n .
K e g i a t a n d i b i d a n g p e m e r i n t a h a n p u n mencakup, ideology, politik, ekonomi, social,
peradilan , dan kemiliteran dibahas D a n d i p e c a h k a n d i l e m b a g a M a s j i d .
Masjid juga berfungsi sebagai p u s a t pengembangan kebudayaan Islam
terutama saat gedung-gedung khusus untuk itu belum didirikan. Masjid juga merupakan ajang
halaqah atau diskusi, tempatm e n g a j i , d a n m e m p e r d a l a m i l m u - i l m u p e n g e t a h u a n
a g a m a a t a u p u n u m u m . Pertumbuhan remaja masjid dewasa ini juga termasuk
upaya memaksimalkanfungsi kebudayaan yang diemban masjid

Islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil


d a r i pemikiran dan ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukanoleh Allah
SWT kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturanu n t u k j a d i p a n d u a n
h i d u p m a n u s i a a g a r s e l a m a t d i d u n i a d a n a k h i r a t . T e t a p i agama-agama
(yang telah banyak mengalami perubahan) selain Islam memangkebudayaan, sebab
agama-agama tersebut adalah hasil ciptaan dan daya pemikiran manusia. Walaupun bukan
kebudayaan tetapi agama islam sangat mendoro ng, bahkan turut mengatur penganutnya
untuk berkebudayaan. Agama Islamm e n d o r o n g u m a t n y a b e r k e b u d a y a a n d a l a m
s e m u a a s p e k k e h i d u p a n t e r m a s u k dalam bidang ibadah. Contohnya dalam ibadah
sembahyang, dalam melakukan atau meniru kebudayaan di luar kebudayaan Islam,
maka diadikatakan orang Islam yang berkebudayaan bangsa lain.

Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskanitu bersih
dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa bentuk, sikap atau
perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang benar-benar dinamakan
kebudayaan (tamadun) Islam. Jika ajaran agama Islam inidiamalkan seungguh-sungguh,
umat Islam akan jadi maju. Dan dengan kemajuanyang dihasilkan itu, lahirlah
kebudayaan atau tamadun. Semakin banyak umat I s l a m m e n g a m a l k a n h u k u m
I s l a m , s e m a k i n b a n y a k k e m a j u a n d i h a s i l k a n d a n semakin banyak pula
kebudayaan atau tamadun Islam yang lahir.
Bagaimana pandangan ilsam tentang zakat dan pajak

Zakat dan pajak, meski keduanya sama-sama merupakan kewajiban dalam bidang harta,
namun keduanya mempunyai falsafah yang khusus, dan keduanya berbeda sifat dan asasnya,
berbeda sumbernya, sasaran, bagian serta kadarnya, disamping berbeda pula mengenai prinsip,
tujuan dan jaminannya. Sesungguhnya ummat Islam dapat melihat bahwa zakat tetap
menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan hasil pemikiran keuangan dan perpajakan
zaman modern, baik dari segi prinsip maupun hukum-hukumnya.

harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan, tanpa mendapat prestasi
kembali dari negara dan hasilnya untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umumdi satu pihak
dan untuk merealisir sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan-tujuan lain yang ingin
dicapai negara.

Zakat ialah hak tertentu yang diwajibkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap kaum Muslimin
yang diperuntukkan bagi mereka, yang dalam Quran disebut kalangan fakir miskin dan
mustahik lainnya, sebagai tanda syukur atas nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan untuk
mendekatkan diri kepadaNya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya.

Dapat dipetik beberapa titik persamaan antara zakat dan pajak:

1. Adanya unsur paksaan untuk mengeluarkan


2. Keduanya disetorkan kepada lembaga pemerintah (dalam zakat dikenal amil zakat)
3. Pemerintah tidak memberikan imbalan tertentu kepada si pemberi.
4. Mempunyai tujuan kemasyarakatan, ekonomi dan politik disamping tujuan keuangan.

Adapun segi perbedaannya:

1. Dari segi nama dan etiketnya yang memberikan motivasi yang berbeda. Zakat: suci,
tumbuh. Pajak (dharaba): upeti.
2. Mengenai hakikat dan tujuannya Zakat juga dikaitkan dengan masalah ibadah dalam
rangka pendekatan diri kepada Allah.
3. Mengenai batas nisab dan ketentuannya. Nisab zakat sudah ditentukan oleh sang
Pembuat Syariat, yang tidak bisa dikurangi atau ditambah-tambahi oleh siapapun juga.
Sedangkan pada pajak bisa hal ini bisa berubah-ubah sesuai dengan polcy pemerintah.
4. Mengenai kelestarian dan kelangsungannya, Zakat bersifat tetap dan terus menerus,
sedangkan pajak bisa berubah-ubah.
5. Mengenai pengeluarannya, Sasaran zakat telah terang dan jelas. Pajak untuk
pengeluaran umum negara.
6. Hubungannya dengan penguasa, hubungan wajib pajak sangat erat dan tergantung
kepada penguasa. Wajib zakat berhubungan dengan Tuhannya. Bila penguasa tidak
berperan, individu bisa mengeluarkannya sendiri-sendiri.
7. Maksud dan tujuan, zakat memiliki tujuan spiritual dan moral yang lebih tinggi dari
pajak.

Apabila Islam telah mewajibkan zakat sebagai hak yang dimaklumi atas harta kaum
Muslimin dan menjadikannya sebagai pajak yang dikelola oleh pemerintah Islam, maka
bolehkah pemerintah Islam mewajibkan kepada orang kaya pajak-pajak lain disamping zakat
untuk melaksanakan kepentingan ummat dan menutupi pembiayaan umum negara? Jawabnya
boleh tapi dengan syarat.

Dalil-dalil yang memperbolehkan adanya kewajiban pajak disamping zakat

1. Karena jaminan/solidaritas sosial merupakan suatu kewajiban. Hal ini sudah kita kupas
pada bagian yang membahas adanya kewajiban lain di luar zakat.
2. Sasaran zakat itu terbatas sedangkan pembiayaan negara itu banyak sekali. Zakat harus
digunakan pada sasaran yang ditentukan oleh syariah dan menempati fungsinya yang
utama dalam menegakkan solidaritas sosial. Zakat tidak digunakan untuk
pembangunan jalan, jembatan dan lain-lain. Bila pemerintahan Islam dulu memperoleh
pemasukan dari Kharaj (rampasan perang) untuk membiayai keperluan-keperluan
tersebut, maka untuk saat ini Yusuf Al Qardhawi menyokong pendapat para ulama
yang berpendapat bahwa pemerintah dapat memungut kewajiban pajak dari orang-
orang kaya.

Anda mungkin juga menyukai