Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENELITIAN

PEMBUATAN BRIKET BAHAN BAKAR DARI SAMPAH PASAR

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ARIF SUBARKAH (121110066)

RISKI HARIANTO (121110175)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2015

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

PEMBUATAN BRIKET BAHAN BAKAR DARI SAMPAH PASAR

Disusun Oleh :

Muhammad Arif Subarkah (121110066)

Riski Harianto (121110175)

Yogyakarta, September 2015


Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof.Dr.Ir. H Supranto, SU) (Ir. H Abdullah Effendi, MT)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul
“Pembuatan Briket Bahan Bakar dari Sampah Pasar” tepat pada waktunya. Penulisan
makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai pada
Tugas Akhir I yaitu Penelitian.

Dengan selesainya makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :


1. Prof. Dr. Ir. H Supranto, SU selaku pembimbing I penelitian yang telah
memberikan saran dan bimbingannya.
2. Ir. H Abdullah Effendi, MT selaku pembimbing II penelitian yang telah
memberikan saran dan bimbingannya.
3. Kedua orang tua kami yang telah banyak memberikan saran dan sumbangan
materil dan morilnya.
4. Teman-teman yang senantiasa membantu, memberikan saran, dan masukan
dalam penyusunan makalah.

Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan semua pihak yang memerlukan laporan penelitian ini khususnya
mahasiswa teknik kimia.

Yogyakarta, September 2015

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii

INTISARI................................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

I.2 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2

I.3 Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 2

I.4 Landasan Teori ............................................................................................. 11

I.5 Batasan Masalah ........................................................................................... 11

I.6 Hipotesa ........................................................................................................12

BAB II PELAKSANAAN PENELITIAN

II.1 Bahan ......................................................................................................... 13

II.2 Alat ............................................................................................................. 13

II.3 Rangkaian Alat ........................................................................................... 13

II.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 15

II.5 Diagram Alir Cara Kerja ............................................................................ 17

II.6 Analisa Hasil .............................................................................................. 18

iv
BAB III HASIL PENELITIAN AN DAN PEMBAHASAN .................................... 23

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan .............................................................................................. 33

IV.2 Saran ......................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori Batubara dan Nilai Kalori ............................................................... 6

Tabel 2. Standarisasi Briket Arang (SNI 01-6235-2000)............................................. 8

Tabel 3. Hasil Kenampakan (Kerapatan) Briket pada Berbagai Variasi Perekat....... 23

Tabel 4. Hasil Analisa Pengaruh Variasi Perekat terhadap Kadar Air, Kadar

Volatile Matter, Kadar Abu, Kadar Karbon (C) Terikat dan Nilai Kalor .... 23

Tabel 5. Hasil Analisa Massa Briket Selama Pembakaran ........................................ 24

Tabel 6. Hasil Analisa Laju Pembakaran ................................................................... 25

Tabel 7. Hasil Analisa Kerapatan Briket pada Berbagai Variasi Perekat ...................36

Tabel 8. Hasil Analisa Kadar Air pada Perekat Kanji dan Air (1:16) ........................ 37

Tabel 9. Hasil %Kadar Air Pada Berbagai Variasi Perekat ....................................... 37

Tabel 10. Hasil Analis Kadar Volatile Matter Perbandingan Kanji dan Air(1:16)... 39

Tabel 11. Hasil %Kadar Volatile Matter pada Berbagai Variasi Perekat .................. 39

Tabel 12. Hasil Analisa Kadar Abu pada Perbandingan Kanji dan Air (1:16) .......... 41

Tabel 13. Hasil %Kadar Abu pada Berbagai Variasi Perekat .................................... 41

Tabel 14. Hasil Analisa Kadar Karbon Terikat pada Berbagai Variasi Perekat ........ 43

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat Pirolisis ............................................................................................. 13

Gambar 2. Alat Uji Laju Pembakaran ........................................................................ 14

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Briket ............................................................... 17

Gambar 4. Hubungan Variasi Perekat terhadap Kadar Air ........................................ 26

Gambar 5. Hubungan Variasi Perekat terhadap Kadar Volatile Matter..................... 27

Gambar 6. Hubungan Variasi Perekat terhadap Kadar Abu ...................................... 28

Gambar 7. Hubungan Variasi Perekat terhadap Kadar Karbon Terikat ..................... 29

Gambar 8. Hubungan Variasi Perekat terhadap Nilai Kalor ...................................... 30

Gambar 9. Hubungan Waktu terhadap Massa Briket Selama Pembakaran ............... 31

Gambar 10. Hubungan Waktu terhadap Laju Pembakaran ........................................ 32

vii
INTISARI

Briket adalah gumpalan atau batangan arang yang dikeraskan menggunakan


perekat. Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti kayu. Alasan
pembuatan briket ini ialah selain untuk mengurangi jumlah sampah juga untuk menghasilkan
bahan bakar alternatif berupa briket.

Dalam penelitian ini briket dibuat dengan bantuan proses pirolisis pada suhu 500ºC
selama 8 jam untuk menghasilkan bioarang. Setelah proses pirolisis selesai bioarang yang
sudah jadi kemudian dicampur dengan berbagai variasi perekat perbandingan kanji dan air
( 1:16, 2:16, 3:16, 4:16, dan 5:16) gr/gr. Masing-masing perekat tersebut dicampur dengan
bioarang sebanyak 20 gr sampai merata. Kemudian hasil pencampuran dicetak
menggunakan mesin hydraulic press dengan kuat tekan 50 kg/cm2. Dilanjutkan dengan
proses pengeringan di dalam oven dengan suhu 100ºC selama 3 jam. Setelah briket bioarang
jadi kemudian dilakukan analisa kualitas briket yaitu analisa kerapatan, kadar air, kadar
volatile matter, kadar abu, kadar karbon (C) terikat dan nilai kalor. Selanjutnya dilakukan
analisa laju pembakaran pada briket bioarang.

Dari penelitian ini diperoleh briket nilai kalor tertinggi terdapat pada briket dengan
perbandingan kanji dan air (1:16) gr/gr yaitu sebesar 5684,6910 kal/gram dan laju
pembakarannya sebesar 0,0058 m/detik . Dengan nilai kalor tersebut maka briket bioarang
ini kualitas nilai kalornya mendekati batubara kategori sub-bituminus yang nilai kalornya
5403kal/gram.

viii
LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di zaman yang semakin maju kebutuhan energi semakin meningkat dan
hingga saat ini masyarakat masih bergantung pada sumber energi yang berasal
dari perut bumi, misalnya minyak tanah, solar, bensin dan batubara. Untuk rumah
tangga sebagian besar kebutuhan energinya mengandalkan minyak dan gas elpiji.
Ketergantungan masyarakat Indonesia akan bahan bakar minyak dan gas harus
mendapatkan perhatian. Sumber energi yang terdapat di perut bumi ini
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaruhi dalam waktu singkat,
karena berasal dari sampah organik misalnya hewan tumbuhan dan manusia yang
tertimbun jutaan tahun yang lalu. Sehingga diperlukan usaha untuk mencari
bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui (renewable), ramah lingkungan, dan
bernilai ekonomis, semakin banyak dilakukan. Salah satunya adalah
pengembangan energi terbarukan yang berasal dari sampah. Sampah dapat
dimanfaatkan untuk penyediaan energi dan sangat potensial untuk sumber karbon
yang merupakan salah satu bahan untuk pembuatan briket bioarang. Briket
sampah terbuat dari sampah-sampah jenis bio-organik seperti daun, ranting,
rumput dan sebagainya.
Secara spesifik salah satu penghasil sampah terbesar berasal dari pasar.
Penggunaan sampah pasar sebagai bahan untuk membuat briket berangkat dari
keprihatinan bahwa, semakin hari jumlah produksi sampah semakin banyak serta
ternyata di kota besar malah menimbulkan permasalahan yang berat dan
berkepanjangan, dan tentunya semua kota yang berkembang akan menghadapi
permasalahan ini. Memang upaya penggunaan sampah sebagai briket tidak dapat
menyelesaikan permasalahan sampah dari beberapa faktor, namun upaya ini
merupakan salah satu cara untuk mengurangi produksi sampah.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 1


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

I.2 Tujuan Penelitian

1. Membuat briket bioarang dari sampah pasar dengan menggunakan proses


pirolisis
2. Mengetahui kadar volatile matter, kadar air, kadar abu, kadar karbon (C),
nilai kalor dan laju pembakaran dari briket bioarang
3. Membandingkan kualitas kalori briket bioarang dengan batubara.

I.3 Tinjauan Pustaka

I.3.1 SAMPAH PASAR

Sampah pasar memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah


perumahan. Komposisi sampah pasar lebih dominan sampah organik.
Sampah-sampah plastik jumlahnya lebih sedikit daripada sampah dari
perumahan. Sama halnya dengan sampah pada umumnya, sampah pasar
apabila tidak dilakukan pengolahan yang baik dapat menimbulkan pengaruh
terhadap kesehatan maupun pengaruh terhadap lingkungan. Sampah pasar
terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

Berdasarkan asalnya, sampah dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun


tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam, atau dihasilkan dari
kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian
besar sampah organik, misalnya: sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran,
kulit buah dan daun.
2. Sampah anorganik adalah sampah dari sumber daya alam tak terbaharui
seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tak dapat diuraikan oleh alam,

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 2


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

sedangkan sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang


lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya: botol kaca,
botol plastik, tas plastik dan kaleng.

Murthado dan Said, (1997) mengklasifikasikan sampah organik menjadi 2


(dua) kelompok yaitu:

1. Sampah organik yang mudah membusuk (garbage) yaitu limbah padat


semi basah berupa bahan- bahan organik yang berasal dari sektor
pertanian dan pangan termasuk dari sampah pasar.Sampah ini mempunyai
ciri mudah terurai oleh mikroorganisme dan mudah membusuk, karena
mempunyai rantai kimia yang relatif pendek. Sampah ini akan menjijikan
jika sudah membusuk apalagi bila terkena genangan air sehingga
masyarakat enggan menanganinya.
2. Sampah organik yang tak mudah membusuk (rubish) yaitu limbah padat
organic kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga sulit
membusuk. Hal ini karena rantai kimia panjang dan kompleks yang
dimilikinya, contoh dari sampah ini adalah kertas dan selulosa

Proses pembuatan briket menggunakan bahan baku dari sampah pasar yang
secara otomatis hal ini merupakan perlakuan pengurangan pencemaran
lingkungan. Proses untuk mendapatkan briket dihasilkan melalui pembakaran
yang kemudian menghasilkan bioarang dengan menggunakan proses pirolisis.

I.3.2 PIROLISIS

Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia menggunakan pemanasan


tanpa atau dengan sedikit oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses
karbonisasi, yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, tetapi
sebagian menyebut proses pirolisis disebut juga High Temperature
Carbonization (HTC). Proses pirolisis sederhana menghasilkan produk berupa

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 3


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

bahan bakar padat yaitu karbon dan cairan berupa campuran tar dan beberapa
zat lainnya. Produk lainnya adalah gas berupa karbondioksida (CO2), metana
(CH4) dan beberapa gas dalam jumlah kecil. Reaksi pirolisis umumnya
dilakukan pada suhu antara 300°C-700°C.

Berdasarkan Johannes, 1989, hasil pirolisis ada tiga macam, yaitu: gas,
cairan, dan padatan (bioarang).

Pirolisis

Biomassa Cairan + Gas + Bioarang dan Abu

Proses Pirolisis menghasilkan 3 produk yaitu gas, distilat, dan residu,


sedangkan proses pirolisis dibagi beberapa tahap yaitu :

1. Pada pemanasan awal kandungan air menguap, kemudian terjadi


penguraian selulosa sampai suhu 200°C. Distilat yang terjadi sebagian
mengandung metanol, asam cuka dan asam lainnya terutama dihasilkan
pada perlakuan suhu 200°C-260°C.
2. Pada suhu 260°C-300°C selulosa terurai secara intensif, pada tingkatan ini
banyak dihasilkan asap, gas, dan sedikit air.
3. Pada suhu 310°C-500°C lignin terurai dan dihasilkan banyak sekali tar,
sedangkan asap dan gas menurun, dari tar tersebut sebagian besar dari
penguraian lignin. Dengan meningkatnya suhu dan lamanya waktu
menyebabkan gas CO2 yang terjadi semakin berkurang sedangkan CO,
CH4, dan H2 bertambah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pirolisis:

a. Suhu Pirolisis
Berpengaruh terhadap hasil pirolisis, karena dengan bertambahnya suhu
maka proses peruraian semakin sempurna.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 4


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

b. Waktu Pirolisis
Berpengaruh terhadap kesempatan untuk bereaksi. Waktu pirolisis yang
panjang akan meningkatkan hasil cair dan gas, sedangkan hasil padatnya
akan menurun. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada jumlah dan jenis
bahan yang diproses.
c. Kadar Air Bahan
Kadar air yang tinggi akan menyebabkan timbulnya uap air dalam proses
pirolisis yang menyebabkan tar tidak bisa mengembun di dalam pendingin
sehingga waktu yang digunakan untuk pemanasan semakin sedikit.
d. Ukuran Bahan
Tergantung dari tujuan pemakaian, hasil arang dan ukuran alat yang
digunakan.

I.3.3 BIOARANG

Bioarang merupakan arang yang diperoleh dengan membakar biomassa


kering tanpa menggunakan udara (pirolisis) atau sedikit udara dalam suatu
bejana bermulut sempit (Johannes, 1989).

Bioarang adalah residu yang berbentuk padat hasil dari karbonisasi


biomassa pada saat kondisi terkontrol. Peristiwa ini terjadi pada pemanasan
biomassa langsung maupun tidak langsung dalam timbunan, retort, kiln, atau
tanur dengan jumlah udara terbatas. Pada proses penguraian ini selain
menghasilkan arang, juga produk lain berupa distilat dan gas. Bioarang
memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan
bakar padat dalam kehidupan sehari-hari. Kualitas bioarang tidak kalah
dengan batubara atau bahan bakar jenis lainnya. Secara umum batubara dapat
dikategorikan berdasarkan kalori, kandungan air, dan kandungan karbon
seperti pada tabel 1.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 5


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Tabel 1. Kategori Batubara dan Nilai Kalori

Kalori
No Kategori H2O (%) C (%)
(kkal/kg)
1 Lignite 43,4 37,9 4,113
2 Sub-bituminous 23,4 42,4 5,403
3 Low Volatile Sub-bituminous 11,6 47 7,159
Medium Volatile Sub-
4 5 54,2 7,715
bituminous
5 High Volatile Sub-bituminous 3,2 64,6 8,427
6 Sub-anthracite 6 83,8 8,271
7 Anthracite 3,2 95,6 8,027
( Sumber : www.slideshare.net/FitriHandayani3 )

I.3.4 PEREKAT

Penambahan perekat akan menyebabkan tekanan akan jauh lebih kecil


bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai bahan perekat (Josep dan
Hitslop, 1981). Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menarik air
dan membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang akan
direkatkan. Dengan adanya perekat maka susunan partikel akan semakin baik,
teratur dan lebih padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekan
dan arang briket semakin baik (Silalahi, 2000).

Bahan perekat dari zat pati, dekstrin dan tepung beras akan menghasilkan
arang briketb yang berasap sedikit dan tahan lama, tetapi nilai kalornya tidak
setinggi nilai kalor arang kayunya. Perekat yang umum digunakan dalam
pembuatan biobriket adalah pati karena harganya murah, melimpah
ketersediaannya dan cara pemakaiannya sederhana.

Perekat yang umum digunakan pada pembuatan briket :

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 6


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

a. Perekat yang berasap antara lain : tar, molase, dan pitch


b. Perekat yang tidak berasap antara lain : pati, dekstrin, dan tepung beras.
Jenis briket yang baik digunakan di rumah tangga sebaiknya memakai
bahan perekat yang tidak berasap (Abdullah, 1991).

I.3.5 KANJI

Kanji memiliki kandungan amilose dengan rantai lurus dan amilopektin


yang rantainya bercabang. Apabila kanji ditetesi larutan iodium, maka akan
timbul warna biru yang disebabkan oleh adanya amilose yang menyerap
iodine. Kanji tidak dapat larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas.
Karbohidrat (pati) akan bereaksi dengan air sehingga menggelembungkan dan
pecah membentuk larutan lem (dekstrin). Dekstrin merupakan glukosa yang
dihasilkan dari hidrolisis pati dan tergantung dari pemecahan rantai
polisakarida. (Agra dkk. 1979)

I.3.6 BRIKET

Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan
menggunakan perekat. Pada kenyataannya, briket yang sering dijual di
pasaran sekarang ini berbahan baku biomassa. Sedangkan briket biomassa
merupakan gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat
dari bioarang (bahan lunak) yang dikeraskan menggunakan perekat. Bioarang
yang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah
menjadi bahan arang keras dengan bentuk tertentu. Bioarang memiliki kualitas
yang tidak kalah dengan bahan bakar jenis lainnya (Adan, 1998).

Briket bioarang pada dasarnya merupakan hasil konversi energi yaitu


energi kimia menjadi energi panas. Briket arang yang memenuhi syarat
sebagai bahan bakar dapat diihat dari nilai kalor, kerapatan, dan kadar karbon

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 7


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

terikat yang tinggi. Briket bioarang baik digunakan sebagai bahan bakar
rumah tangga karena mengandung sedikit asap. Kualitas briket bioarang
dengan bahan utama kayu menurut SNI 01-6235-2000 adalah yang memenuhi
syarat seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Standarisasi Briket Arang (SNI 01-6235-2000)


No Standarisasi Nilai
1 Kadar Air Maksimal 8 %
2 Kadar Volatile Matter Maksimal 15 %
3 Kadar Abu Maksimal 8 %
4 Nilai Kalor Minimal 5000 kal/gr
(Sumber : Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta
ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 2 Tahun 2014)

Kualitas briket dapat dilihat dari beberapa hal meliputi :


1. Kerapatan
Kerapatan identik dengan berat jenis merupakan parameter fisik untuk
mengetahui kualitas briket yang dihasilkan. Kerapatan menunjukkan
perbandingan antara berat dan volum briket. Briket dengan berat jenis
tinggi lebih kompak dibandingkan dengan briket yang berat jenisnya
rendah (Abdullah, 1991).

2. Keteguhan tekan
Keteguhan tekan merupakan kemampuan briket untuk memberikan daya
tahan atau kekompakan briket terhadap pecah atau hancurnya briket jika
diberikan beban pada benda tersebut. Semakin tinggi nilai keteguhan tekan
briket berarti daya tahan briket terhadap pecah semakin baik. Semakin
seragam serbuk arang akan menghasilkan briket arang dengan kerapatan
dan keteguhan tekan yang semakin tinggi (Hendra dan Darmawan, 2000
dalam Bahri, 2007).

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 8


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

3. Nilai kalor
Nilai kalor atau nilai panas adalah salah satu sifat yang penting untuk
menentukan kualitas arang terutama yang berhubungan dengan
penggunaannya. Penetapan kalor bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
nilai panas pembakaran yang dapat dihasilkan briket arang. Semakin
tinggi nilai kalor, maka semakin baik kualitas briket arang yang
dihasilkan.

4. Kadar air
Kadar air briket berpengaruh terhadap keterbakaran briket. Semakin tinggi
kadar airnya maka semakin sulit briket terbakar, demikian juga sebaliknya.
Briket dengan kerapatan rendah memiliki pori-pori banyak. Hal ini
mengakibatkan penguapan air menjadi lebih mudah pada saat dilakukan
pengeringan, kemudian setelah selesai briket disimpan dalam plastik
sehingga tidak terkontamiasi dengan kelembaban udara, sehingga pada
saat dilakukan uji kadar air yang tersisatinggal sedikit dibandingkan
dengan briket yang memiliki kerapatan lebih tinggi (Suwanda, 2009).

5. Kadar abu
Abu merupakan bagian yang tersisa dari hasil pembakaran dalam hal ini
adalah sisa pembakaran briket arang. Salah satu unsur kadar abu adalah
silika dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan.
Semakin rendah kadar abu maka semakin baik kualitas briket yang
dihasilkan.

6. Kadar zat mudah menguap (volatile matter)


Zat mudah menguap terdiri dari unsur hidrokarbon, metana, dan
karbonmonoksida. Zat mudah menguap berpengaruh terhadap pembakaran
briket, kandungan zat mudah menguap mempengaruhi kesempurnaan

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 9


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

pembakaran dan intensitas api. Semakin banyak kandungan zat mudah


menguap pada briket, semakin mudah terbakar dan menyala (Subroto,
2007).
Semakin tinggi suhu pirolisis mengakibatkan semakin rendahnya kadar zat
menguap pada arang yang dihasilkan, dan sebaliknya. Kadar zat mudah
menguap juga dipengaruhi oleh berat jenis bahan yang diarangakan,
bahwa berat jenis yang tinggi akan meningkatkan kadar karbon terikat dan
menurunkasn kadar zat mudah menguap.

7. Kadar karbon (C) terikat


Karbon terikat atau fixed carbon yaitu fraksi karbon (C) yang terikat di
dalam arang selain fraksi air, zat menguap, dan abu. Jumlah karbon terikat
dan bahan yang mudah menguap serta kaar air secara langsung turut andil
terhadap nilai panas briket. Karbon terikat bergerak sebagai pembangkit
utama panas selama pembakaran. Sedangkan kandungan bahan yang
mudah menguap yang tinggi menunjukkan mudahnya penyalaan bahan
bakar.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas briket (Supriadi,


1995) diantaranya :
1. Jenis bahan baku yang digunakan, dimana bahan baku mempunyai nilai
kalor yang berbeda sehingga mempengaruhi kualitas arang briket tersebut.
2. Pembakaran dilakukan pada suhu lebih dari 400°C
3. Jenis perekat
4. Pengeringan briket, dimana proses ini dapat dilakukan dengan cara
menjemur arang briket di bawah sinar matahari langsung ataupun
dikeringkan di dalam oven.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 10


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

I.4 Landasan Teori

Limbah sampah pasar biasanya lebih didominasi sampah organik seperti


sayur, buah, dedaunan dan lain-lain. Sampah organik memiliki kadar air yang
cukup tinggi, maka untuk mengurangi kadar air yang ada dilakukan pengeringan
dengan cara menjemurnya di bawah panas terik matahari selama ±1 minggu.
Proses selanjutnya yang dilakukan adalah proses pirolisis, dimana proses ini
dilakukan pada suhu 500°C sehingga kadar airnya berkurang dan kadar abunya
semakin tinggi.
Proses pirolisis merupakan proses penguraian hidrokarbon pada suhu
tinggi, yang merupakan proses pemecahan hidrokarbon pada suhu tinggi, yang
merupakan proses pemecahan rantai panjang yang berupa lignin (lignosellulosa)
menjadi rantai pendek berupa alkana, alkohol, keton dll dalam fase gas dan
residu berupa karbon atau arang.
Selanjutnya arang yang telah diperoleh dapat dibentuk menjadi briket
dengan mencampurnya dengan perekat (kanji). Penambahan perekat bertujuan
untuk meningkatkan daya rekat agar semakin tinggi dan pada waktu dikempa
akan sulit untuk dipecah.
Arang yang diperoleh mengandung karbon terikat, apabila dibakar dapat
menghasilkan energi yang dapat dilihat dari kadar NHV (Net Heating Value).
Kadar NHV inilah yang akan menentukan besarnya energi panas yang
terkandung dalam briket arang tersebut.

I.5 Batasan Masalah

a. Limbah sampah pasar diperoleh dari pasar Condongcatur


b. Proses pirolisis dilakukan pada suhu tetap 500°C, selama 8 jam
c. Ukuran partikel untuk briket seragam, yaitu ±40 mesh
d. Massa bioarang untuk membuat briket seragam, yaitu ±20 gram
e. Kuat tekan untuk pencetakan briket seragam, yaitu 50 kg/cm2

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 11


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

f. Variabel yang diamati adalah variasi perekat (perbandingan kanji dan air)
yaitu (1:16), (2:16), (3:16), (4:16), dan (5:16) gram/gram.
g. Analisis hasil yang dikoreksi terhadap :
 Kadar air
 Kadar abu
 Kadar volatile matter
 Kadar karbon (C) terikat
 Nilai kalor atau Net Heating Value (NHV)
 Laju pembakaran briket

I.6 Hipotesa

Sampah pasar dapat dimaanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat bahan
bakar alternatif berupa briket.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 12


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

BAB II

PELAKSANAAN PENELITIAN

II.1 Bahan
1. Limbah sampah pasar Condongcatur
2. Kanji sebagai perekat
3. Air

II.2 Alat

1. reaktor pirolisis
2. kompor
3. ayakan ukuran 40 mesh
4. timbangan digital
5. baskom
6. pencetak briket dari logam
7. hydraulic press
8. oven
9. Jangka sorong
10. Compressor

II.3 Rangkaian Alat

4
5

1 3
8

Gambar 1. Alat Pirolisis

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 13


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Keterangan :

1. Pipa pengeluaran gas hasil pirolisis yang tidak terkondensasi.


2. Pipa pengeluaran asap cair hasil pirolisis.
3. Statif
4. Pendingin
5. Pipa pengeluaran gas hasil pirolisis
6. Penutup logam.
7. Tabung pirolisis (retort)
8. Alas.
9. Kabel penyambung listrik.

3
1
2 6

Gambar 2. Alat Uji Laju Pembakaran


Keterangan :
1. Kompressor 4. Tungku pemanas
2. Kran 5. Timbangan digital
3. Rotameter 6. Termostat

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 14


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

II.4 Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Bioarang

Limbah sampah pasar yang sudah dikeringkan dimasukkan ke dalam


tabung pirolisis (retort), kemudian tabung pirolisis ditutup rapat dengan
mengencangkan bautnya. Selanjutnya tabung pirolisis (retort) dihubungkan
dengan sumber panas berupa arus listrik melalui pengatur suhu (regulator)
yang sudah disetel pada suhu maksimum 5000C. Pirolisis selesai dengan
ditandai tidak adanya asap yang keluar. Kemudian peralatan dimatikan dan
didiamkan selama satu hari. Setelah itu tutup dibuka dan arang dikeluarkan
dari tabung pirolisis. Hasil bioarang dihaluskan secara manual dengan cara
ditumbuk di atas alas besi. Selanjutnya untuk mendapatkan ukuran yang
seragam diayak sampai lolos 40 mesh.

2. Pembuatan Briket dengan variasi perekat (kanji dan air)

Perekat dibuat dari kanji yang dicampur air sebagai pengencer dengan
variasi perbandingan antara kanji dan air sebagai berikut: (1:16), (2:16),
(3:16), (4:16), dan (5:16) gram/gram. Selanjutnya larutan kanji dipanaskan
sampai menjadi lem (perekat) dan dilanjutkan pembuatan briket dengan
masing-masing perekat dicampur bioarang sebanyak 20 gram sampai merata.
Setelah itu, campuran bioarang dengan perekat yang sudah merata dicetak
untuk setiap briket dengan kuat tekan 50 kg/cm2 menggunakan hydraulic
press. Briket bioarang yang sudah jadi kemudian dikeringkan dalam oven
±1000C selama 3 jam. Hasil briket bioarang kemudian dianalisis kadar air,
kadar abu, kadar volatile matter, kadar karbon (C) terikat dan nilai kalor
(NHV).

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 15


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

3. Pengujian Laju Pembakaran Briket


Dari percobaan pembuatan briket, briket yang sudah dianalisis kadar
air, kadar abu, kadar volatile matter, kadar karbon (C) terikat dan nilai kalor
(NHV) kemudian dianalisis masing-masing laju pembakarannya. Dari hasil
pengujian laju pembakaran briket tersebut akan di peroleh data waktu,suhu
dan massa berkurangnya briket. Dengan data tersebut dapat dicari laju
pembakaran briketnya. sehingga didapatkan grafik persamaan antara waktu vs
laju pembakaran briket.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 16


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

II.5 Diagram Alir Cara Kerja

sampah pasar

Penyortiran
(sampah organik dan anorganik)

Sampah organik

(diangin-anginkan di ruang terbuka ±1 minggu)

Pengeringan Proses Pirolisis: 500◦C

Pengayakan sampai lolos 40 mesh

Variasi perekat (kanji dan air) bioarang 20 gr


(1:16, 2:16, 3:16, 4:16, dan 5:16) Pencampuran

Kuat tekan 50 kg/cm2 Pencetakan

Pengeringan : 3 jam, 100◦C

BRIKET variasi perekat

Analisis 1

Analisis 2

Keterangan:

Analisis 1 : Kadar air, kadar abu, kadar volatile matter, kadar karbon (C) terikat, dan Net
Heating Value (NHV).
Analisis 2 : Laju pembakaran briket

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Briket

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 17


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

II.6 Analisa Hasil

1. Kerapatan
Prosedur perhitungan rapat massa dilakukan dengan menggunakan
metode ASTM D-2395. Kerapatan pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan berat per volume, yaitu dengn cara menimbang dan mengukur
volume dalam keadaan kering udara.

Kerapatan briket dapat diukur dengan menggunakan persamaan :

Kerapatan (ρ) = 𝑚
𝑚

Keterangan :

ρ = kerapatan ( gr/cm³)

m = berat briket (gr)

v = volume (cm³)

2. Kadar Air
Pengujian dilakukan dengan prosedur American Society for Testing
and Material (ASTM) D-3173 sebagai berikut: Sampel sebanyak 2 gram (p)
dikeringkan dalam oven dengan suhu 102 – 1050C selama 3 jam sampai
beratnya konstan (q), sampel kemudian didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang.
Kadar air dihitung dengan rumus:
Kadar air (%) =𝑚−𝑚 𝑚100%
𝑚

Keterangan:
p = Berat sampel awal (gram)
q = Berat sampel konstan setelah dikeringkan pada suhu 102 – 105 0C
(gram)

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 18


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

3. Kadar Abu
Pengujian dilakukan dengan prosedur ASTM D–3174 sebagai berikut:
sampel ± 2 gram (p) dimasukkan dalam cawan pengabuan (krus) dan
ditimbang (q) krus tanpa diberi tutup dipanaskan dalam muffle furnace
dengan suhu 720 – 750 0C selama 2,5 jam, kemudian muffle furnace dibuka
selama satu menit untuk menyempurnakan proses pembakaran krus dan
sampel kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (r).
Kadar abu dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar abu (%) = 𝑚−𝑚 𝑚 100%
𝑚

Keterangan:
r = Berat cawan + abu (gram)
q = Berat cawan (gram)
p = Berat sampel awal (gram)

4. Kadar Volatile Matter


Sampel briket bioarang ditimbang sebanyak 2 gram (p) dan dipanaskan
dalam muffle furnace pada suhu 920 – 950 0C selama 15 menit. Setelah suhu
tercapai, dibiarkan dingin dahulu dalam muffle furnace. Sampel kemudian
dimasukkan ke dalam eksikator dan ditimbang (q) jika masih ada bagian yang
berwarna putih, maka pengujian harus diulangi.
Perhitungan kadar volatile matter menggunakan prosedur ASTM–3175
sebagai berikut:
Zat Hilang (%) = 𝑚−𝑚 𝑚100%
𝑚

Keterangan:
p = Berat awal sampel (gram)
q = Berat akhir sampel (gram)

Kadar Zat Mudah Menguap (%) = Zat hilang – Kadar air

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 19


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

5. Kadar Karbon (C) Terikat


Karbon terikat adalah fraksi karbon (C) dalam briket, selain fraksi air,
zat menguap dan abu. Kadar karbon terikat dihitung dengan menggunakan
metode ASTM D5142 – 02 dengan persamaan:
Kadar karbon terikat = 100 – (M+A+V) %
Keterangan:
M = Kadar air (%)
A = Kadar abu (%)
V = Kadar zat mudah menguap (%)

6. Nilai Kalor
Penentuan nilai kalor briket dilakukan dengan alat bomb calorimeter, serial
NO: 4270, menggunakan metode ASTM D-2015, dengan operasional sebagai
berikut:
1) menimbang sampel dengan cawan nikel secara teliti sebanyak 1 gram,
kemudian ditempatkan pada tempat cawan.
2) Memotong kawat nikelin dan benang, pasang kutub positif dan negatif
pada tempat cawan dan sentuhkan kawat nikelin pada sampel.
3) Memasukkan perlahan-lahan dalam reaktor, menutup dengan rapat dan
benar (menjaga agar kawat nikelin tidak lepas dari sampel).
4) Mengisi reaktor dengan gas oksigen dengan tekanan 20 – 30 atm
kemudian menutup kran pembuka gas dengan benar (menjaga agar
tidak bocor, mengulangi pengisian bila bocor).
5) Mengisi tabung/bejana pemanas dengan air 2000 gram (2000ml)
dengan tepat, memasukkan reaktor ke dalam bejana pemanas dan
menghubungkan reaktor dengan kutub positif dan negatif pada arus.
6) Menutup alat dengan benar dan memasang thermometer khusus bomb
calorimeter dengan benar dan menghidupkan pengaduk sehingga suhu
dalam bejana pemanas konstan dan homogen.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 20


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

7) Menekan tombol pembakar dan mengamati perubahan suhu awal


pembakaran dan kenaikan suhunya sampai diperoleh suhu konstan (
mencatat suhunya sebagai suhu akhir).
8) Mematikan alat, melepas thermometer khusus bomb calorimeter dan
mengeluarkan reaktor, membuka kran oksigen sampai oksigen keluar.

Kalor pembakaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


ΔT = T2 – T1
QTotal = Cpalat x ΔT
Qb = mb x Cpb
Qk = mk x Cpk
Qb+k = Qb + Qk
Qkoreksi = Qtotal – Qb+k
Qkoreksi
Q=
𝑚

Keterangan:

ΔT = Beda suhu air pada alat (0C)

QTotal = Kalor dari alat pembakaran (kal)

Qb+k = kalor benang + kalor kawat (kal)

Qkoreksi = Kalor pembakaran terkoreksi (kal)

Qb = Kalor dari pembakaran benang (kal)

Qk = Kalor dari pembakaran kawat (kal)

Q = Kalor pembakaran sampel (kal/g)

Cpalat = kalor jenis alat (kalori /gram.0C)

Cpb = kalor jenis benang (kalori /gram. 0C)

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 21


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Cpk = kalor jenis kawat (kalori /gram.0C)

mb = Massa/ berat benang (gram)

mk = Massa/ berat kawat (gram)

m = Massa sampel (gram)

7. Laju Pembakaran
Penentuan laju pembakaran dilakukan dengan operasional sebagai berikut:
1. Menimbang sampel briket
2. Menyalakan termostat dan mengatur suhunya 400ºC untuk
memanaskan tungku pembakaran
3. Menyalakan kompressor
4. Mengatur rotameter dan menjaganya selalu tetap pada debit 30
m³/detik
5. Memasukkan sampel briket dalam tungku pembakaran apabila suhu
tungku sudah mencapai 400ºC
6. Mencatat setiap perubahan massa pada briket tiap interval 1 menit
selama 30 menit proses pembakaran
7. Mengulangi percobaan di atas untuk tiap masing-masing perbandingan
kanji dan air
8. Membuat grafik persamaan hubungan waktu dengan massa briket
selama proses pembakaran
9. Membuat grafik persamaan hubungan waktu dengan laju pembakaran

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 22


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh data hasil penelitian yang
dirangkum dalam tabel berikut :

Tabel 3. Hasil Kenampakan (Kerapatan) Briket pada Berbagai Variasi Perekat

Kanji dan Air Kerapatan


No
(gr : gr) (gr/cm³)
1 1 : 16 0,91370
2 2 : 16 0,93736
3 3 : 16 0,94191
4 4 : 16 0,95507
5 5 : 16 0,97976

Tabel 4. Hasil Analisa Pengaruh Variasi Perekat terhadap Kadar Air, Kadar
Volatile Matter, Kadar Abu, Kadar Karbon (C) Terikat dan Nilai
Kalor

% Kadar % Kadar
Kanji dan Air % Kadar % Kadar Nilai Kalor
Volatile Karbon
(gr : gr) air Abu (kal/gr)
Matter Terikat
1 : 16 6,2812 12,4658 26,0849 55,1681 5684,6910
2 : 16 6,6660 15,7599 25,3138 52,2603 5572,5521
3 : 16 6,8014 19,3490 24,2432 49,6065 5461,1523
4 : 16 6,9519 23,1142 23,3816 46,5523 5333,3124
5 : 16 7,3144 26,4129 22,4993 43,7735 5128,7164

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 23


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Tabel 5. Hasil Analisa Massa Briket Selama Pembakaran

Waktu Massa Briket (gram)


(menit) Kanji 1 gr Kanji 2 gr Kanji 3 gr Kanji 4 gr Kanji 5 gr
0 40,35 40,47 40,29 40,19 40,24
1 39,4 39,51 39,31 39,18 39,09
2 38,25 38,36 38,1 38,04 37,73
3 36,85 36,92 36,58 36,4 36,24
4 35,18 35,2 34,82 34,54 34,26
5 33,59 33,54 33,14 32,86 32,59
6 32,14 32,05 31,57 31,22 31,03
7 30,86 30,63 30,11 29,73 29,54
8 29,7 29,29 28,72 28,3 28,11
9 28,57 28,07 27,38 26,88 26,72
10 27,49 26,91 26,16 25,62 25,38
11 26,52 25,77 24,96 24,43 24,14
12 25,59 24,75 23,79 23,3 22,92
13 24,7 23,79 22,7 22,21 21,76
14 23,95 22,91 21,66 21,22 20,66
15 23,27 22,15 20,67 20,26 19,71
16 22,62 21,47 19,76 19,35 18,77
17 22,03 20,81 18,97 18,57 17,88
18 21,47 20,15 18,24 17,81 17,09
19 20,92 19,63 17,54 17,15 16,41
20 20,37 19,12 16,9 16,51 15,74
21 19,84 18,64 16,35 15,88 15,14
22 19,31 18,19 15,83 15,28 14,55
23 18,8 17,73 15,44 14,74 13,96
24 18,38 17,31 15,04 14,31 13,49
25 17,98 16,89 14,67 13,91 13,09
26 17,59 16,49 14,3 13,52 12,69
27 17,22 16,11 13,94 13,18 12,36
28 16,86 15,74 13,57 12,86 12,04
29 16,51 15,38 13,25 12,54 11,72
30 16,16 15,02 12,93 12,24 11,41

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 24


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Tabel 6. Hasil Analisa Laju Pembakaran

Waktu Laju Pembakaran (m/detik)


(menit) Kanji 1 gr Kanji 2 gr Kanji 3 gr Kanji 4 gr Kanji 5 gr
0 0 0 0 0 0
1 0,0158 0,0160 0,0163 0,0168 0,0192
2 0,0192 0,0192 0,0202 0,0190 0,0227
3 0,0233 0,0240 0,0253 0,0273 0,0248
4 0,0278 0,0287 0,0293 0,0310 0,0330
5 0,0265 0,0277 0,0280 0,0280 0,0278
6 0,0242 0,0248 0,0262 0,0273 0,0260
7 0,0213 0,0237 0,0243 0,0248 0,0248
8 0,0193 0,0223 0,0232 0,0238 0,0238
9 0,0188 0,0203 0,0223 0,0237 0,0232
10 0,0180 0,0193 0,0203 0,0210 0,0223
11 0,0162 0,0190 0,0200 0,0198 0,0207
12 0,0155 0,0170 0,0195 0,0188 0,0203
13 0,0148 0,0160 0,0182 0,0182 0,0193
14 0,0125 0,0147 0,0173 0,0165 0,0183
15 0,0113 0,0127 0,0165 0,0160 0,0158
16 0,0108 0,0113 0,0152 0,0152 0,0157
17 0,0098 0,0110 0,0132 0,0130 0,0148
18 0,0093 0,0110 0,0122 0,0127 0,0132
19 0,0092 0,0087 0,0117 0,0110 0,0113
20 0,0092 0,0085 0,0107 0,0107 0,0112
21 0,0088 0,0080 0,0092 0,0105 0,0100
22 0,0088 0,0075 0,0087 0,0100 0,0098
23 0,0085 0,0077 0,0065 0,0090 0,0098
24 0,0070 0,0070 0,0067 0,0072 0,0078
25 0,0067 0,0070 0,0062 0,0067 0,0067
26 0,0065 0,0067 0,0062 0,0065 0,0067
27 0,0062 0,0063 0,0060 0,0057 0,0055
28 0,0060 0,0062 0,0062 0,0053 0,0053
29 0,0058 0,0060 0,0053 0,0053 0,0053
30 0,0058 0,0060 0,0053 0,0050 0,0052

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 25


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

1. Hubungan variasi perekat terhadap kadar air (% berat)

7.4
7.2
7.0
6.8
% Kadar Air

6.6 % Kadar Air


6.4
y = 0.2352x + 6.0973
6.2
R² = 0.9627
6.0
5.8
5.6
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 : 16 5 : 16

Perbandingan Kanji dan Air

Gambar 4. Hubungan variasi perekat terhadap kadar air

Dari tabel 3 dan Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin banyak


kanji yang digunakan sebagai perekat maka persentase kadar air akan
semakin tinggi. Kadar air terendah diperoleh pada pencetakan briket
dengan perekat kanji 1 gr sebesar 6,2812% dan kadar air terbesar
diperoleh pada pencetakan briket dengan kanji 5 gr sebesar 7,3144%.
Hal tersebut disebabkan karena kanji yang bereaksi dengan air
panas membentuk lem. Semakin banyak kanji yang digunakan maka
semakin banyak lem yang terbentuk dan air yang diserap semakin
banyak. Sehingga pada saat di oven briket dengan kanji 5 gr, tidak banyak
air yang teruapkan menyebabkan persentase kadar airnya tinggi.
Sedangkan briket dengan kanji 1 gr lebih banyak air yang teruapkan
sehingga persentase kadar airnya rendah.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 26


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

2. Hubungan variasi perekat terhadap kadar volatile matter (% berat)

30

% Kadar Volatile Matter 25

20
% Kadar Volatile
matter
15
y = 3.5248x + 8.8458
R² = 0.9995
10

0
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 : 16 5 : 16
Perbandingan Kanji dan Air

Gambar 5. Hubungan variasi perekat terhadap kadar volatile matter

Dari tabel 3 dan Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin banyak


kanji yang digunakan sebagai perekat maka persentase kadar volatile
matter akan semakin tinggi. Kadar volatile matter terendah diperoleh
pada pencetakan briket dengan perekat kanji 1 gr sebesar 12,4658% dan
kadar volatile matter terbesar diperoleh pada pencetakan briket dengan
kanji 5 gr sebesar 26,4129%.
Hal tersebut disebabkan karena adanya pengeringan menggunakan
pada suhu 900°C selama 15 menit dengan perlakuan yang sama, sehingga
pada briket dengan kanji lebih sedikitpada saat di muffle furnace banyak
air yang teruapkan sehingga persentase kadar volatilenya rendah.
Sedangkan briket dengan kanji lebih banyak, air yang teruapkan saat di
muffle furnace sedikit menyebabkan persentase kadar volatilenya tinggi.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 27


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

3. Hubungan variasi perekat terhadap kadar abu (% berat)

27

26

25 % Kadar Abu
% Kadar Abu

24

23

22
y = -0.9103x + 27.036
21 R² = 0.9981

20
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 ; 16 5 : 16

Perbandingan Kanji dan Air

Gambar 6. Hubungan variasi perekat terhadap kadar abu

Dari tabel 3 dan Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin banyak


kanji yang digunakan sebagai perekat maka persentase kadar abu akan
semakin rendah. Kadar abu terendah diperoleh pada pencetakan briket
dengan perekat kanji 5 gr sebesar 22,4993% dan kadar abu terbesar
diperoleh pada pencetakan briket dengan kanji 1 gr sebesar 26,0849%.
Hal ini disebabkan karena adanya proses pemanasan dengan muffle
furnace pada suhu 720-750°C selama 3-4 jam dengan pelakuan sama,
sehingga briket yang perekat kanjinya lebih sedikit (1 gr) akan
menghasilkan kadar abu lebih banyak karena banyaknya jumlah arang
briket yang terbakar menjadi abu. Sebaliknya briket dengan perekat kanji
lebih banyak (5 gr) menghasilkan kadar abu lebih sedikit karena jumlah
arang briket yang terbakar lebih sedikit.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 28


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

4. Hubungan variasi perekat terhadap kadar karbon (C) terikat (% berat)

60

55
% Kadar Karbon Terikat
50 % Kadar Karbon
Terikat
45

40
y = -2.8497x + 58.021
R² = 0.9997
35

30
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 : 16 5 : 16

Perbandingan Kanji dan Air

Gambar 7. Hubungan variasi perekat terhadap kadar karbon (C) terikat

Dari tabel 3 dan Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin banyak


kanji yang digunakan sebagai perekat maka persentase kadar karbon
terikat akan semakin rendah. Kadar karbon terikat yang terendah
diperoleh pada pencetakan briket dengan perekat kanji 5 gr sebesar
43,7735% dan kadar abu terbesar diperoleh pada pencetakan briket
dengan kanji 1 gr sebesar 55,1681%.
Hal ini berhubungan dengan hasil yang diperoleh untuk kadar air,
kadar volatile matter, kadar abu briket arang tersebut rendah, yang
kemudian dapat dihitung menggunakan rumus :
Kadar karbon terikat = 100 – (M+V+A) %
Dimana :
M = Kadar air (%)
V = Kadar volatile matter(%)
A = Kadar abu (%)

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 29


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

5. Hubungan variasi perekat terhadap nilai kalor

5800
5700 y = -135.12x + 5841.4
R² = 0.9811
Nilai Kalor (kal/gram) 5600
5500
5400
5300 Nilai Kalor

5200
5100
5000
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 : 16 5 : 16
Perbandingan Kanji dan Air

Gambar 8. Hubungan variasi perekat terhadap Nilai Kalor

Dari tabel 3 dan Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin banyak


kanji yang digunakan sebagai perekat maka nilai kalor yang dihasilkan
akan semakin rendah. Nilai kalor terbesar diperoleh pada pencetakan
briket dengan perekat kanji 1 gr sebesar 5684,6910 kal/gram dan nilai
kalor terendah diperoleh pada pencetakan briket dengan kanji 5 gr sebesar
5128,7164 kal/gram.
Hal ini disebabkan karena semakin banyak perekat kanji yang
digunakan, maka kandungan kadar air yang diperoleh semakin banyak
yang disebabkan adanya pengeringan menggunakan oven pada waktu
yang sama. Sehingga semakin tinggi kadar air yang terkandung dalam
briket, maka semakin kecil nilai kalor yang dihasilkan.
Kualitas nilai kalori yang dihasilkan briket bioarang ini mendekati
kalori batubara kategori sub-bituminous dimana pada batubara kategori
sub-bituminous kalorinya sebesar 5403 kal/gram.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 30


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

6. Hubungan waktu terhadap massa briket selama pembakaran

45

Kanji 1 gr
Massa Briket (gram)

35
Kanji 2 gr

Kanji 3 gr
25
Kanji 4 gr

Kanji 5 gr
15

5
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

Gambar 9. Hubungan waktu terhadap massa briket selama pembakaran

Dari tabel 4 dan Gambar 9 dapat dilihat bahwa briket dengan kanji
yang lebih sedikit (1gr) selama 30 menit proses pembakaran massa
briketnya masih besar. Massa briket terbesar diperoleh pada briket dengan
kanji 1 gr seberat 16,17 gr. Sedangkan massa briket terkecil diperoleh
pada briket dengan kanji 5 gr seberat 11,41 gr.
Hal ini disebabkan karena adanya proses pembakaran selama 30
menit pada suhu 400ºC dengan pelakuan yang sama, sehingga semakin
sedikit perekat kanji yang digunakan untuk pembuatan briket maka saat
proses pembakaran, briket akan semakin lama terbakar karena kadar
karbon yang dimiliki lebih banyak menyebabkan briket lebih awet/tidak
cepat habis. Sebaliknya bila perekat yang digunakan semakin banyak
maka briket tersebut akan lebih cepat habis terbakar karena kadar
karbonnya lebih sedikit.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 31


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

7. Hubungan waktu terhadap laju pembakaran

0.035

Laju Pembakaran (m/detik)


0.030

0.025
Kanji 1 gr
0.020
Kanji 2 gr
0.015 Kanji 3 gr

0.010 Kanji 4 gr
Kanji 5 gr
0.005

0.000
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

Gambar 10. Hubungan waktu terhadap laju pembakaran

Dari tabel 5 dan gambar 10 dapat dilihat bahwa laju pembakaran


yang besar berpuncak pada satu titik yaitu di menit ke-4 pada masing-
masing kanji. Kemudian laju pembakarannya mengalami penurunan
seiring lamanya briket terbakar dan hasilnya sampai menit ke-30 lajunya
sama. Hal ini dikarenakan air yang terkandung dalam briket teruapkan
seluruhnya lalu diikuti oleh laju permbakaran karbon itu sendiri dan
perbedaan jumlah perekat kanji yang digunakan tidak terlalu besar
sehingga menyebabkan laju pembakaran yang dihasilkan sama.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 32


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa sampah pasar


dapat digunakan untuk membuat briket sebagai bahan bakar. Nilai kalor
tertinggi didapat pada briket perekat kanji dan air (1 : 16) gr/gr sebesar
5684,6910 kal/gram dengan laju pembakarannya sebesar 0,0058 m/detik.
Kualitas nilai kalor briket ini masuk atau mendekati nilai kalor batubara
kategori sub-bituminous yang sebesar 5403 kal/gram.

IV.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diberikan
saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya variasi perekat yang diambil
harus sesuai selain itu variasi perlakuan suhu dan waktu pelaksanaan
pirolisis dinaikkan sehingga kesempurnaan proses dapat tercapai.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 33


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 1991, Energi dan Listrik Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian,


Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Adan, I.U., 1998, “Membuat Briket Bioarang”, Laporan Hasil Penelitian,


Yogyakarta.

Agra dkk, 1979, Hidrolisa Pati Ketela Rambat pada Suhu Lebih dari 1000C,
Forum Tehnik, 3.

Hendra dan Darmawan, 2000, Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan
Tekanan Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang, Bogor: Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan.

Johannes, 1989, Bioarang Potensi dan Energinya, Kertas Kerja dalam Seminar
Pengembangan Tungku Hemat Energi Nasional, Yogyakarta.

Josep, S., dan D. Hislop, 1981, Residu Briquetting in Development Countries,


London: Aplied Science Publisher.

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2


Nomor 2 Tahun 2014.

Murthado, D.,E.G. Sa`id, 1997, Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat,


Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

Silalahi, 2000, Penelitian Pembuatan Briket Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu,
Bogor, Hasil Penelitian Industri Perindag.

Subroto, 2007, “Karakterisktik Pembakaran Briket Campuran Arang Kayu dan


Jerami, Jurnal Media Mesin vol 8 no 1 Fak, Teknik UMS Surakarta.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 34


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Supriadi, 1995, Pembuatan Briket Biomassa Jagung dan Padi, Laporan hasil
Penelitian, Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Yogyakarta.

Suwanda, T.H., 2009, Pengaruh Kekentalan Binder dan Teana Kempa terhadap
Kualitas Briket Bioarang, Laporan Penelitian Pascasarjana UGM,
Yogyakarta.

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 35


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

LAMPIRAN

PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. Kerapatan Briket
Pada briket perbandingan kanji dan air (1:16)
Berat briket = 24,10 gr
Diameter = 4 cm
Tinggi = 2,1 cm
𝑚
Volume = 𝑚 𝑚² 𝑚 𝑚
4
𝑚
Kerapatan (ρ) =
𝑚
Dimana, ρ = Kerapatan (gr/cm³)
d = diameter (cm)
t = tinggi (cm)
m = berat briket (gr)
v = volume (cm³)

Maka, untuk kerapatan pada briket dengan perekat kanji 1 gr

Volume = 3,14 𝑚 4² 𝑚 2,1=26,376 cm³


4
24,10
Kerapatan = =0,91371 gr/cm³
26,376

Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar air pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16), (3:16), (4:16),
dan (5:16) gr/gr.

Tabel 7. Hasil Analisa Kerapatan Briket pada Berbagai Variasi Perekat

Kanji dan Air Berat Diameter Tinggi Volume Kerapatan


(gr : gr) (gr) (cm) (cm) (cm³) (gr/cm³)
1 : 16 24,10 4 2,1 26,376 0,91371
2 : 16 26,49 4 2,25 28,26 0,93737
3 : 16 27,21 4 2,3 28,888 0,94191
4 : 16 28,19 4 2,35 29,516 0,95508
5 : 16 31,38 4 2,55 32,028 0,97977

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 36


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

2. Pengaruh Perekat terhadap % Kadar Air

Tabel 8. Hasil Analisa Kadar Air pada Perbandingan Kanji dan Air (1:16)

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata-rata


Berat awal sampel 2,0017 2,0036 2,0047 2,0033
Berat setelah di oven 1,8746 1,8778 1,8801 1,8775
Berat air yang hilang 0,1271 0,1258 0,1246 0,1258

Kadar air (%) = 𝑚−𝑚𝑚 100%


𝑚

Dimana, p = berat awal sampel

q = berat setelah di oven

Maka, untuk kadar air pada briket dengan perekat kanji 1 gr

2,0033−1,8775
Kadar air (%) = x 100%
2,0033

= 6,2812 %

Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar air pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16), (3:16), (4:16),
dan (5:16) gr/gr

Sehingga diperoleh hasilnya:

Tabel 9. Hasil % Kadar Air pada Berbagai Variasi Perekat

Kanji dan Air


% Kadar Air
( gr : gr)
1 : 16 6,2812
2 : 16 6,6660
3 : 16 6,8014
4 : 16 6,9519
5 : 16 7,3144

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 37


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Dari Tabel.9 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu

Y = a X+ b

ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX

Kanji dan Air X Y X² XY


1 : 16 1 6,2812 1 6,2812
2 : 16 2 6,6660 4 13,3321
3 : 16 3 6,8014 9 20,4041
4 : 16 4 6,9519 16 27,8074
5 : 16 5 7,3144 25 36,5721
Σ 15 34,0149 55 104,3969

34,0149 = a.15 + 5.b |x 55


104,3969 = a.55 + 15.b |x 15
1870,8197 = 825.a + 275.b
1565,9536 = 825.a + 225.b _
304,8661 = 50.b
b = 6,0973

34,0149 = a.15 + 5.b


34,0149 = a.15 + 5(6,0973)
3,5283 = a.15
a = 0,2352

Sehingga persamaan garisnya menjadi Y = 0,2352 (x) + 6,0973

𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚

x Y data Y hitung % Kesalahan


1 6,2812 6,3325 0,8162
2 6,6660 6,5677 1,4752
3 6,8014 6,8029 0,0227
4 6,9519 7,0381 1,2405
5 7,3144 7,2733 0,5622
% Kesalahan rata-rata 0,8234

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 38


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

3. Pengaruh Perekat terhadap % Kadar Volatile Matter

Tabel 10. Hasil Analisa kadar Volatile Matter pada Perbandingan Kanji dan
Air (1:16)

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata-rata


Berat Awal 2,0017 2,0036 2,0047 2,0033
Berat setelah di
1,6269 1,6282 1,6282 1,6278
oven

𝑚−𝑚
Zat Hilang (%) = 𝑚 100%
𝑚

Keterangan:

p = Berat awal sampel (gram)

q = Berat akhir sampel (gram)

Kadar Zat mudah menguap (%) = Zat hilang – Kadar air

Zat Hilang (%) = (2,0033 – 1,6278)/2,0033 x 100% = 18,744%

Volatile Matter (%) = zat hilang – kadar air

= 18,744% - 6,2812% = 12,4658 %

Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar Volatile Matter pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16),
(3:16), (4:16), dan (5:16) gr/gr

Tabel 11. Hasil % Kadar Volatile Matter pada Berbagai Variasi Perekat

Kanji dan Air


% Kadar Volatile matter
(gr : gr)
1 : 16 12,4658
2 : 16 15,7599
3 : 16 19,3490
4 : 16 23,1142
5 : 16 26,4129

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 39


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Dari Tabel.11 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu

Y = a X+ b

ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX

Kanji dan Air X Y X² XY


1 : 16 1 12,4658 1 12,4658
2 : 16 2 15,7599 4 31,5198
3 : 16 3 19,3490 9 58,0470
4 : 16 4 23,1142 16 92,4569
5 : 16 5 26,4129 25 132,0644
Σ 15 97,1018 55 326,5538

97,1018 = a.15 + 5.b |x 55


326,5538 = a.55 + 15.b |x 15
5340,5996 = 825.a + 275.b
4898,3072 = 825.a + 225.b _
442,2923 = 50.b
b = 8,8458

97,1018 = a.15 + 5.b


97,1018 = a.15 + 5(8,8458)
52,8726 = a.15
a = 3,5248

Sehingga persamaan garisnya menjadi Y = 3,5248 (x) + 8,8458

𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚

x Y data Y hitung % Kesalahan


1 12,4658 12,371 0,7640
2 15,7599 15,895 0,8598
3 19,3490 19,420 0,3680
4 23,1142 22,945 0,7321
5 26,4129 26,470 0,2155
% Kesalahan rata-rata 0,5879

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 40


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

4. Pengaruh Perekat terhadap % Kadar Abu

Tabel 12. Hasil Analisa Kadar Abu pada Perbandingan Kanji dan Air (1:16)

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 rata-rata


Berat awal sampel 2,0017 2,0036 2,0047 2,0033
Berat setelah di oven 0,5237 0,5194 0,5246 0,5226

Kadar abu (%) = 𝑚−𝑚𝑚 100%


𝑚

Keterangan:

r = Berat cawan + abu (gram)

q = Berat cawan (gram)

p = Berat sampel awal (gram)

Kadar abu (%) = 𝑚−𝑚 𝑚100%


𝑚

0,5226
= 𝑚 100%
2,0033

= 26,1628 %

Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar Abu pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16), (3:16), (4:16),
dan (5:16) gr/gr

Tabel 13. Hasil % Kadar Abu pada Berbagai Variasi Perekat

Kanji dan Air


% Kadar Abu
( gr : gr)
1 : 16 26,0849
2 : 16 25,3138
3 : 16 24,2432
4 : 16 23,3816
5 : 16 22,4993

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 41


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Dari Tabel.13 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu

Y = a X+ b

ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX

Kanji dan Air X Y X² XY


1 : 16 1 26,08487 1 26,0849
2 : 16 2 25,31382 4 50,6276
3 : 16 3 24,24319 9 72,7296
4 : 16 4 23,3816 16 93,5264
5 : 16 5 22,49925 25 112,4963
Σ 15 121,5227 55 355,4647

121,5227 = a. 15 + 5.b |x 55
355,4647 = a. 55 + 15.b |x 15
6683,7503 = 825.a + 275.b
5331,9712 = 825.a + 225.b _
1351,7791 = 50.b
b = 27,0356

121,5227 = a.15 + 5.b


121,5227 = a.15 + 5(27,0356)
-13,6552 = a.15
a = -0,9103

Sehingga persamaan garisnya menjadi Y = -0,9103 (x) + 27,0356

𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚

x Y data Y hitung % Kesalahan


1 26,0849 26,1253 0,1550
2 25,3138 25,215 0,3904
3 24,2432 24,3047 0,2537
4 23,3816 23,3944 0,0547
5 22,4993 22,4841 0,0673
% Kesalahan rata-rata 0,1842

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 42


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

5. Pengaruh Perekat terhadap % Kadar Karbon (C) Terikat


Kadar karbon terikat = 100 – (M+A+V) %
Keterangan:
M = Kadar air (%)
A = Kadar abu (%)
V = Kadar zat mudah menguap (%)
Kadar karbon terikat = 100 – (6,2812 + 12,4658 + 26,0849) %
= 55,1681 %

Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar Karbon (C) terikat pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16),
(3:16), (4:16), dan (5:16) gr/ gr

Tabel 14. Hasil Analisa Kadar Karbon Terikat pada Perbandingan Kanji
dan Air (1:16)

Kanji dan Air


% Kadar Karbon Terikat
(gr : gr)
1 : 16 55,1681
2 : 16 52,2603
3 : 16 49,6065
4 : 16 46,5523
5 : 16 43,7735

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 43


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

Dari Tabel.14 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu

Y = a X+ b

ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX

Kanji dan Air X Y X² XY


1 : 16 1 55,1681 1 55,1681
2 : 16 2 52,2603 4 104,5205
3 : 16 3 49,6065 9 148,8194
4 : 16 4 46,5523 16 186,2093
5 : 16 5 43,7735 25 218,8673
Σ 15 247,3606 55 713,5845

247,3606 = a.15 + 5.b |x 55


713,5845 = a.55 + 15.b |x 15
13604,8305 = 825.a + 275.b
10703,7679 = 825.a + 225.b _
2901,0625 = 50.b
b = 58,0213

247,3606 = a.15 + 5.b


247,3606 = a.15 + 5(58,0213)
-42,7457 = a. 15
a = -2,8497

Sehingga persamaan garisnya menjadi Y = -2,8497 (x) + 58,0213

𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚

x Y data Y hitung % Kesalahan


1 55,1681 55,1716 0,0064
2 52,2603 52,3219 0,1180
3 49,6065 49,4722 0,2707
4 46,5523 46,6225 0,1507
5 43,7735 43,7728 0,0015
% Kesalahan rata-rata 0,1095

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 44


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

6. Hasil Analisa Laju Pembakaran Briket


a. Briket perekat Kanji 1 gr Kecepatan udara = 3 m/s
Massa awal = 40,35 gr

Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,4 40,35 0 0
2 1 397,1 39,4 0,95 0,0158
3 2 401,8 38,25 1,15 0,0192
4 3 415,6 36,85 1,40 0,0233
5 4 423,4 35,18 1,67 0,0278
6 5 426,8 33,59 1,59 0,0265
7 6 434,8 32,14 1,45 0,0242
8 7 446,8 30,86 1,28 0,0213
9 8 451 29,7 1,16 0,0193
10 9 456,9 28,57 1,13 0,0188
11 10 463,2 27,49 1,08 0,0180
12 11 473,9 26,52 0,97 0,0162
13 12 471,7 25,59 0,93 0,0155
14 13 469,5 24,7 0,89 0,0148
15 14 466,2 23,95 0,75 0,0125
16 15 462,7 23,27 0,68 0,0113
17 16 459,4 22,62 0,65 0,0108
18 17 457,6 22,03 0,59 0,0098
19 18 456,1 21,47 0,56 0,0093
20 19 453,1 20,92 0,55 0,0092
21 20 450,2 20,37 0,55 0,0092
22 21 446 19,84 0,53 0,0088
23 22 442,6 19,31 0,53 0,0088
24 23 441,4 18,8 0,51 0,0085
25 24 439,3 18,38 0,42 0,0070
26 25 436,1 17,98 0,40 0,0067
27 26 432,7 17,59 0,39 0,0065
28 27 426,7 17,22 0,37 0,0062
29 28 425,5 16,86 0,36 0,0060
30 29 424,9 16,51 0,35 0,0058
31 30 423,8 16,16 0,35 0,0058

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 45


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

b. Briket perekat Kanji 2 gr Kecepatan udara = 3 m/s


Massa awal = 40,47 gr

Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,1 40,47 0 0
2 1 394,1 39,51 0,96 0,0160
3 2 399,3 38,36 1,15 0,0192
4 3 411,5 36,92 1,44 0,0240
5 4 415,6 35,2 1,72 0,0287
6 5 420,1 33,54 1,66 0,0277
7 6 434,9 32,05 1,49 0,0248
8 7 442,7 30,63 1,42 0,0237
9 8 449,7 29,29 1,34 0,0223
10 9 455,8 28,07 1,22 0,0203
11 10 461,6 26,91 1,16 0,0193
12 11 469,8 25,77 1,14 0,0190
13 12 467,4 24,75 1,02 0,0170
14 13 465,8 23,79 0,96 0,0160
15 14 461,7 22,91 0,88 0,0147
16 15 458,1 22,15 0,76 0,0127
17 16 457,4 21,47 0,68 0,0113
18 17 456,2 20,81 0,66 0,0110
19 18 453,1 20,15 0,66 0,0110
20 19 450,2 19,63 0,52 0,0087
21 20 447,6 19,12 0,51 0,0085
22 21 444,9 18,64 0,48 0,0080
23 22 442,5 18,19 0,45 0,0075
24 23 440,6 17,73 0,46 0,0077
25 24 438,1 17,31 0,42 0,0070
26 25 435,4 16,89 0,42 0,0070
27 26 431,6 16,49 0,40 0,0067
28 27 426,7 16,11 0,38 0,0063
29 28 425,3 15,74 0,37 0,0062
30 29 424,6 15,38 0,36 0,0060
31 30 423,9 15,02 0,36 0,0060

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 46


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

c. Briket perekat Kanji 3 gr Kecepatan udara = 3 m/s


Massa awal = 40,29 gr

Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,2 40,29 0 0
2 1 390,4 39,31 0,98 0,0163
3 2 397,3 38,1 1,21 0,0202
4 3 405,1 36,58 1,52 0,0253
5 4 409,3 34,82 1,76 0,0293
6 5 415,9 33,14 1,68 0,0280
7 6 428,2 31,57 1,57 0,0262
8 7 431,6 30,11 1,46 0,0243
9 8 440,1 28,72 1,39 0,0232
10 9 448,1 27,38 1,34 0,0223
11 10 454,9 26,16 1,22 0,0203
12 11 458,2 24,96 1,20 0,0200
13 12 461,3 23,79 1,17 0,0195
14 13 460,9 22,7 1,09 0,0182
15 14 458,4 21,66 1,04 0,0173
16 15 455,7 20,67 0,99 0,0165
17 16 452,1 19,76 0,91 0,0152
18 17 451 18,97 0,79 0,0132
19 18 446,3 18,24 0,73 0,0122
20 19 440,1 17,54 0,70 0,0117
21 20 438,4 16,9 0,64 0,0107
22 21 438,1 16,35 0,55 0,0092
23 22 437,6 15,83 0,52 0,0087
24 23 436,5 15,44 0,39 0,0065
25 24 431,9 15,04 0,40 0,0067
26 25 429,5 14,67 0,37 0,0062
27 26 426,1 14,3 0,37 0,0062
28 27 425,5 13,94 0,36 0,0060
29 28 423,7 13,57 0,37 0,0062
30 29 422,2 13,25 0,32 0,0053
31 30 421,7 12,93 0,32 0,0053

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 47


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

d. Briket perekat Kanji 4 gr Kecepatan udara = 3 m/s


Massa awal = 40,19 gr

Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,9 40,19 0 0
2 1 389,5 39,18 1,01 0,0168
3 2 396,1 38,04 1,14 0,0190
4 3 403,7 36,4 1,64 0,0273
5 4 407,2 34,54 1,86 0,0310
6 5 413,5 32,86 1,68 0,0280
7 6 421 31,22 1,64 0,0273
8 7 427,6 29,73 1,49 0,0248
9 8 437,9 28,3 1,43 0,0238
10 9 449,5 26,88 1,42 0,0237
11 10 451,3 25,62 1,26 0,0210
12 11 456,9 24,43 1,19 0,0198
13 12 458,7 23,3 1,13 0,0188
14 13 457,1 22,21 1,09 0,0182
15 14 453,9 21,22 0,99 0,0165
16 15 451,6 20,26 0,96 0,0160
17 16 448,2 19,35 0,91 0,0152
18 17 442,6 18,57 0,78 0,0130
19 18 441,2 17,81 0,76 0,0127
20 19 438,7 17,15 0,66 0,0110
21 20 438,6 16,51 0,64 0,0107
22 21 438,5 15,88 0,63 0,0105
23 22 437,6 15,28 0,60 0,0100
24 23 434,5 14,74 0,54 0,0090
25 24 431,6 14,31 0,43 0,0072
26 25 429,8 13,91 0,40 0,0067
27 26 425,6 13,52 0,39 0,0065
28 27 425,1 13,18 0,34 0,0057
29 28 424,7 12,86 0,32 0,0053
30 29 422,9 12,54 0,32 0,0053
31 30 421,3 12,24 0,30 0,0050

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 48


LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’

e. Briket perekat Kanji 5 gr Kecepatan udara = 3 m/s


Massa awal = 40,24 gr

Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,3 40,24 0 0
2 1 384,8 39,09 1,15 0,0192
3 2 392,6 37,73 1,36 0,0227
4 3 401,9 36,24 1,49 0,0248
5 4 406,8 34,26 1,98 0,0330
6 5 412,6 32,59 1,67 0,0278
7 6 416,2 31,03 1,56 0,0260
8 7 421,8 29,54 1,49 0,0248
9 8 426,9 28,11 1,43 0,0238
10 9 438,3 26,72 1,39 0,0232
11 10 441,7 25,38 1,34 0,0223
12 11 449,4 24,14 1,24 0,0207
13 12 451,3 22,92 1,22 0,0203
14 13 448,9 21,76 1,16 0,0193
15 14 447,6 20,66 1,10 0,0183
16 15 445,1 19,71 0,95 0,0158
17 16 442,6 18,77 0,94 0,0157
18 17 441,2 17,88 0,89 0,0148
19 18 438,7 17,09 0,79 0,0132
20 19 438,6 16,41 0,68 0,0113
21 20 438,1 15,74 0,67 0,0112
22 21 437,1 15,14 0,60 0,0100
23 22 436,5 14,55 0,59 0,0098
24 23 431 13,96 0,59 0,0098
25 24 429,5 13,49 0,47 0,0078
26 25 425,6 13,09 0,40 0,0067
27 26 425,1 12,69 0,40 0,0067
28 27 423,7 12,36 0,33 0,0055
29 28 422,9 12,04 0,32 0,0053
30 29 421,2 11,72 0,32 0,0053
31 30 420,7 11,41 0,31 0,0052

PRODI TEKNIK KIMIA - UPN ‘’VETERAN’’ YOGYAKARTA 49

Anda mungkin juga menyukai