DISUSUN OLEH :
YOGYAKARTA
2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
Disusun Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul
“Pembuatan Briket Bahan Bakar dari Sampah Pasar” tepat pada waktunya. Penulisan
makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai pada
Tugas Akhir I yaitu Penelitian.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan semua pihak yang memerlukan laporan penelitian ini khususnya
mahasiswa teknik kimia.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
INTISARI................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB III HASIL PENELITIAN AN DAN PEMBAHASAN .................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4. Hasil Analisa Pengaruh Variasi Perekat terhadap Kadar Air, Kadar
Volatile Matter, Kadar Abu, Kadar Karbon (C) Terikat dan Nilai Kalor .... 23
Tabel 7. Hasil Analisa Kerapatan Briket pada Berbagai Variasi Perekat ...................36
Tabel 8. Hasil Analisa Kadar Air pada Perekat Kanji dan Air (1:16) ........................ 37
Tabel 10. Hasil Analis Kadar Volatile Matter Perbandingan Kanji dan Air(1:16)... 39
Tabel 11. Hasil %Kadar Volatile Matter pada Berbagai Variasi Perekat .................. 39
Tabel 12. Hasil Analisa Kadar Abu pada Perbandingan Kanji dan Air (1:16) .......... 41
Tabel 13. Hasil %Kadar Abu pada Berbagai Variasi Perekat .................................... 41
Tabel 14. Hasil Analisa Kadar Karbon Terikat pada Berbagai Variasi Perekat ........ 43
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
INTISARI
Dalam penelitian ini briket dibuat dengan bantuan proses pirolisis pada suhu 500ºC
selama 8 jam untuk menghasilkan bioarang. Setelah proses pirolisis selesai bioarang yang
sudah jadi kemudian dicampur dengan berbagai variasi perekat perbandingan kanji dan air
( 1:16, 2:16, 3:16, 4:16, dan 5:16) gr/gr. Masing-masing perekat tersebut dicampur dengan
bioarang sebanyak 20 gr sampai merata. Kemudian hasil pencampuran dicetak
menggunakan mesin hydraulic press dengan kuat tekan 50 kg/cm2. Dilanjutkan dengan
proses pengeringan di dalam oven dengan suhu 100ºC selama 3 jam. Setelah briket bioarang
jadi kemudian dilakukan analisa kualitas briket yaitu analisa kerapatan, kadar air, kadar
volatile matter, kadar abu, kadar karbon (C) terikat dan nilai kalor. Selanjutnya dilakukan
analisa laju pembakaran pada briket bioarang.
Dari penelitian ini diperoleh briket nilai kalor tertinggi terdapat pada briket dengan
perbandingan kanji dan air (1:16) gr/gr yaitu sebesar 5684,6910 kal/gram dan laju
pembakarannya sebesar 0,0058 m/detik . Dengan nilai kalor tersebut maka briket bioarang
ini kualitas nilai kalornya mendekati batubara kategori sub-bituminus yang nilai kalornya
5403kal/gram.
viii
LAPORAN PENELITIAN
‘’Pembuatan Briket Bahan Bakar Dari Sampah Pasar’’
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di zaman yang semakin maju kebutuhan energi semakin meningkat dan
hingga saat ini masyarakat masih bergantung pada sumber energi yang berasal
dari perut bumi, misalnya minyak tanah, solar, bensin dan batubara. Untuk rumah
tangga sebagian besar kebutuhan energinya mengandalkan minyak dan gas elpiji.
Ketergantungan masyarakat Indonesia akan bahan bakar minyak dan gas harus
mendapatkan perhatian. Sumber energi yang terdapat di perut bumi ini
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaruhi dalam waktu singkat,
karena berasal dari sampah organik misalnya hewan tumbuhan dan manusia yang
tertimbun jutaan tahun yang lalu. Sehingga diperlukan usaha untuk mencari
bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui (renewable), ramah lingkungan, dan
bernilai ekonomis, semakin banyak dilakukan. Salah satunya adalah
pengembangan energi terbarukan yang berasal dari sampah. Sampah dapat
dimanfaatkan untuk penyediaan energi dan sangat potensial untuk sumber karbon
yang merupakan salah satu bahan untuk pembuatan briket bioarang. Briket
sampah terbuat dari sampah-sampah jenis bio-organik seperti daun, ranting,
rumput dan sebagainya.
Secara spesifik salah satu penghasil sampah terbesar berasal dari pasar.
Penggunaan sampah pasar sebagai bahan untuk membuat briket berangkat dari
keprihatinan bahwa, semakin hari jumlah produksi sampah semakin banyak serta
ternyata di kota besar malah menimbulkan permasalahan yang berat dan
berkepanjangan, dan tentunya semua kota yang berkembang akan menghadapi
permasalahan ini. Memang upaya penggunaan sampah sebagai briket tidak dapat
menyelesaikan permasalahan sampah dari beberapa faktor, namun upaya ini
merupakan salah satu cara untuk mengurangi produksi sampah.
Proses pembuatan briket menggunakan bahan baku dari sampah pasar yang
secara otomatis hal ini merupakan perlakuan pengurangan pencemaran
lingkungan. Proses untuk mendapatkan briket dihasilkan melalui pembakaran
yang kemudian menghasilkan bioarang dengan menggunakan proses pirolisis.
I.3.2 PIROLISIS
bahan bakar padat yaitu karbon dan cairan berupa campuran tar dan beberapa
zat lainnya. Produk lainnya adalah gas berupa karbondioksida (CO2), metana
(CH4) dan beberapa gas dalam jumlah kecil. Reaksi pirolisis umumnya
dilakukan pada suhu antara 300°C-700°C.
Berdasarkan Johannes, 1989, hasil pirolisis ada tiga macam, yaitu: gas,
cairan, dan padatan (bioarang).
Pirolisis
a. Suhu Pirolisis
Berpengaruh terhadap hasil pirolisis, karena dengan bertambahnya suhu
maka proses peruraian semakin sempurna.
b. Waktu Pirolisis
Berpengaruh terhadap kesempatan untuk bereaksi. Waktu pirolisis yang
panjang akan meningkatkan hasil cair dan gas, sedangkan hasil padatnya
akan menurun. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada jumlah dan jenis
bahan yang diproses.
c. Kadar Air Bahan
Kadar air yang tinggi akan menyebabkan timbulnya uap air dalam proses
pirolisis yang menyebabkan tar tidak bisa mengembun di dalam pendingin
sehingga waktu yang digunakan untuk pemanasan semakin sedikit.
d. Ukuran Bahan
Tergantung dari tujuan pemakaian, hasil arang dan ukuran alat yang
digunakan.
I.3.3 BIOARANG
Kalori
No Kategori H2O (%) C (%)
(kkal/kg)
1 Lignite 43,4 37,9 4,113
2 Sub-bituminous 23,4 42,4 5,403
3 Low Volatile Sub-bituminous 11,6 47 7,159
Medium Volatile Sub-
4 5 54,2 7,715
bituminous
5 High Volatile Sub-bituminous 3,2 64,6 8,427
6 Sub-anthracite 6 83,8 8,271
7 Anthracite 3,2 95,6 8,027
( Sumber : www.slideshare.net/FitriHandayani3 )
I.3.4 PEREKAT
Bahan perekat dari zat pati, dekstrin dan tepung beras akan menghasilkan
arang briketb yang berasap sedikit dan tahan lama, tetapi nilai kalornya tidak
setinggi nilai kalor arang kayunya. Perekat yang umum digunakan dalam
pembuatan biobriket adalah pati karena harganya murah, melimpah
ketersediaannya dan cara pemakaiannya sederhana.
I.3.5 KANJI
I.3.6 BRIKET
Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan
menggunakan perekat. Pada kenyataannya, briket yang sering dijual di
pasaran sekarang ini berbahan baku biomassa. Sedangkan briket biomassa
merupakan gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang yang terbuat
dari bioarang (bahan lunak) yang dikeraskan menggunakan perekat. Bioarang
yang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan proses tertentu diolah
menjadi bahan arang keras dengan bentuk tertentu. Bioarang memiliki kualitas
yang tidak kalah dengan bahan bakar jenis lainnya (Adan, 1998).
terikat yang tinggi. Briket bioarang baik digunakan sebagai bahan bakar
rumah tangga karena mengandung sedikit asap. Kualitas briket bioarang
dengan bahan utama kayu menurut SNI 01-6235-2000 adalah yang memenuhi
syarat seperti pada Tabel 2.
2. Keteguhan tekan
Keteguhan tekan merupakan kemampuan briket untuk memberikan daya
tahan atau kekompakan briket terhadap pecah atau hancurnya briket jika
diberikan beban pada benda tersebut. Semakin tinggi nilai keteguhan tekan
briket berarti daya tahan briket terhadap pecah semakin baik. Semakin
seragam serbuk arang akan menghasilkan briket arang dengan kerapatan
dan keteguhan tekan yang semakin tinggi (Hendra dan Darmawan, 2000
dalam Bahri, 2007).
3. Nilai kalor
Nilai kalor atau nilai panas adalah salah satu sifat yang penting untuk
menentukan kualitas arang terutama yang berhubungan dengan
penggunaannya. Penetapan kalor bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
nilai panas pembakaran yang dapat dihasilkan briket arang. Semakin
tinggi nilai kalor, maka semakin baik kualitas briket arang yang
dihasilkan.
4. Kadar air
Kadar air briket berpengaruh terhadap keterbakaran briket. Semakin tinggi
kadar airnya maka semakin sulit briket terbakar, demikian juga sebaliknya.
Briket dengan kerapatan rendah memiliki pori-pori banyak. Hal ini
mengakibatkan penguapan air menjadi lebih mudah pada saat dilakukan
pengeringan, kemudian setelah selesai briket disimpan dalam plastik
sehingga tidak terkontamiasi dengan kelembaban udara, sehingga pada
saat dilakukan uji kadar air yang tersisatinggal sedikit dibandingkan
dengan briket yang memiliki kerapatan lebih tinggi (Suwanda, 2009).
5. Kadar abu
Abu merupakan bagian yang tersisa dari hasil pembakaran dalam hal ini
adalah sisa pembakaran briket arang. Salah satu unsur kadar abu adalah
silika dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan.
Semakin rendah kadar abu maka semakin baik kualitas briket yang
dihasilkan.
f. Variabel yang diamati adalah variasi perekat (perbandingan kanji dan air)
yaitu (1:16), (2:16), (3:16), (4:16), dan (5:16) gram/gram.
g. Analisis hasil yang dikoreksi terhadap :
Kadar air
Kadar abu
Kadar volatile matter
Kadar karbon (C) terikat
Nilai kalor atau Net Heating Value (NHV)
Laju pembakaran briket
I.6 Hipotesa
Sampah pasar dapat dimaanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat bahan
bakar alternatif berupa briket.
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN
II.1 Bahan
1. Limbah sampah pasar Condongcatur
2. Kanji sebagai perekat
3. Air
II.2 Alat
1. reaktor pirolisis
2. kompor
3. ayakan ukuran 40 mesh
4. timbangan digital
5. baskom
6. pencetak briket dari logam
7. hydraulic press
8. oven
9. Jangka sorong
10. Compressor
4
5
1 3
8
Keterangan :
3
1
2 6
1. Pembuatan Bioarang
Perekat dibuat dari kanji yang dicampur air sebagai pengencer dengan
variasi perbandingan antara kanji dan air sebagai berikut: (1:16), (2:16),
(3:16), (4:16), dan (5:16) gram/gram. Selanjutnya larutan kanji dipanaskan
sampai menjadi lem (perekat) dan dilanjutkan pembuatan briket dengan
masing-masing perekat dicampur bioarang sebanyak 20 gram sampai merata.
Setelah itu, campuran bioarang dengan perekat yang sudah merata dicetak
untuk setiap briket dengan kuat tekan 50 kg/cm2 menggunakan hydraulic
press. Briket bioarang yang sudah jadi kemudian dikeringkan dalam oven
±1000C selama 3 jam. Hasil briket bioarang kemudian dianalisis kadar air,
kadar abu, kadar volatile matter, kadar karbon (C) terikat dan nilai kalor
(NHV).
sampah pasar
Penyortiran
(sampah organik dan anorganik)
Sampah organik
Analisis 1
Analisis 2
Keterangan:
Analisis 1 : Kadar air, kadar abu, kadar volatile matter, kadar karbon (C) terikat, dan Net
Heating Value (NHV).
Analisis 2 : Laju pembakaran briket
1. Kerapatan
Prosedur perhitungan rapat massa dilakukan dengan menggunakan
metode ASTM D-2395. Kerapatan pada umumnya dinyatakan dalam
perbandingan berat per volume, yaitu dengn cara menimbang dan mengukur
volume dalam keadaan kering udara.
Kerapatan (ρ) = 𝑚
𝑚
Keterangan :
ρ = kerapatan ( gr/cm³)
v = volume (cm³)
2. Kadar Air
Pengujian dilakukan dengan prosedur American Society for Testing
and Material (ASTM) D-3173 sebagai berikut: Sampel sebanyak 2 gram (p)
dikeringkan dalam oven dengan suhu 102 – 1050C selama 3 jam sampai
beratnya konstan (q), sampel kemudian didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang.
Kadar air dihitung dengan rumus:
Kadar air (%) =𝑚−𝑚 𝑚100%
𝑚
Keterangan:
p = Berat sampel awal (gram)
q = Berat sampel konstan setelah dikeringkan pada suhu 102 – 105 0C
(gram)
3. Kadar Abu
Pengujian dilakukan dengan prosedur ASTM D–3174 sebagai berikut:
sampel ± 2 gram (p) dimasukkan dalam cawan pengabuan (krus) dan
ditimbang (q) krus tanpa diberi tutup dipanaskan dalam muffle furnace
dengan suhu 720 – 750 0C selama 2,5 jam, kemudian muffle furnace dibuka
selama satu menit untuk menyempurnakan proses pembakaran krus dan
sampel kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (r).
Kadar abu dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar abu (%) = 𝑚−𝑚 𝑚 100%
𝑚
Keterangan:
r = Berat cawan + abu (gram)
q = Berat cawan (gram)
p = Berat sampel awal (gram)
Keterangan:
p = Berat awal sampel (gram)
q = Berat akhir sampel (gram)
6. Nilai Kalor
Penentuan nilai kalor briket dilakukan dengan alat bomb calorimeter, serial
NO: 4270, menggunakan metode ASTM D-2015, dengan operasional sebagai
berikut:
1) menimbang sampel dengan cawan nikel secara teliti sebanyak 1 gram,
kemudian ditempatkan pada tempat cawan.
2) Memotong kawat nikelin dan benang, pasang kutub positif dan negatif
pada tempat cawan dan sentuhkan kawat nikelin pada sampel.
3) Memasukkan perlahan-lahan dalam reaktor, menutup dengan rapat dan
benar (menjaga agar kawat nikelin tidak lepas dari sampel).
4) Mengisi reaktor dengan gas oksigen dengan tekanan 20 – 30 atm
kemudian menutup kran pembuka gas dengan benar (menjaga agar
tidak bocor, mengulangi pengisian bila bocor).
5) Mengisi tabung/bejana pemanas dengan air 2000 gram (2000ml)
dengan tepat, memasukkan reaktor ke dalam bejana pemanas dan
menghubungkan reaktor dengan kutub positif dan negatif pada arus.
6) Menutup alat dengan benar dan memasang thermometer khusus bomb
calorimeter dengan benar dan menghidupkan pengaduk sehingga suhu
dalam bejana pemanas konstan dan homogen.
Keterangan:
7. Laju Pembakaran
Penentuan laju pembakaran dilakukan dengan operasional sebagai berikut:
1. Menimbang sampel briket
2. Menyalakan termostat dan mengatur suhunya 400ºC untuk
memanaskan tungku pembakaran
3. Menyalakan kompressor
4. Mengatur rotameter dan menjaganya selalu tetap pada debit 30
m³/detik
5. Memasukkan sampel briket dalam tungku pembakaran apabila suhu
tungku sudah mencapai 400ºC
6. Mencatat setiap perubahan massa pada briket tiap interval 1 menit
selama 30 menit proses pembakaran
7. Mengulangi percobaan di atas untuk tiap masing-masing perbandingan
kanji dan air
8. Membuat grafik persamaan hubungan waktu dengan massa briket
selama proses pembakaran
9. Membuat grafik persamaan hubungan waktu dengan laju pembakaran
BAB III
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh data hasil penelitian yang
dirangkum dalam tabel berikut :
Tabel 4. Hasil Analisa Pengaruh Variasi Perekat terhadap Kadar Air, Kadar
Volatile Matter, Kadar Abu, Kadar Karbon (C) Terikat dan Nilai
Kalor
% Kadar % Kadar
Kanji dan Air % Kadar % Kadar Nilai Kalor
Volatile Karbon
(gr : gr) air Abu (kal/gr)
Matter Terikat
1 : 16 6,2812 12,4658 26,0849 55,1681 5684,6910
2 : 16 6,6660 15,7599 25,3138 52,2603 5572,5521
3 : 16 6,8014 19,3490 24,2432 49,6065 5461,1523
4 : 16 6,9519 23,1142 23,3816 46,5523 5333,3124
5 : 16 7,3144 26,4129 22,4993 43,7735 5128,7164
7.4
7.2
7.0
6.8
% Kadar Air
30
20
% Kadar Volatile
matter
15
y = 3.5248x + 8.8458
R² = 0.9995
10
0
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 : 16 5 : 16
Perbandingan Kanji dan Air
27
26
25 % Kadar Abu
% Kadar Abu
24
23
22
y = -0.9103x + 27.036
21 R² = 0.9981
20
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 ; 16 5 : 16
60
55
% Kadar Karbon Terikat
50 % Kadar Karbon
Terikat
45
40
y = -2.8497x + 58.021
R² = 0.9997
35
30
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 : 16 5 : 16
5800
5700 y = -135.12x + 5841.4
R² = 0.9811
Nilai Kalor (kal/gram) 5600
5500
5400
5300 Nilai Kalor
5200
5100
5000
1 : 16 2 : 16 3 : 16 4 : 16 5 : 16
Perbandingan Kanji dan Air
45
Kanji 1 gr
Massa Briket (gram)
35
Kanji 2 gr
Kanji 3 gr
25
Kanji 4 gr
Kanji 5 gr
15
5
0 10 20 30 40
Waktu (menit)
Dari tabel 4 dan Gambar 9 dapat dilihat bahwa briket dengan kanji
yang lebih sedikit (1gr) selama 30 menit proses pembakaran massa
briketnya masih besar. Massa briket terbesar diperoleh pada briket dengan
kanji 1 gr seberat 16,17 gr. Sedangkan massa briket terkecil diperoleh
pada briket dengan kanji 5 gr seberat 11,41 gr.
Hal ini disebabkan karena adanya proses pembakaran selama 30
menit pada suhu 400ºC dengan pelakuan yang sama, sehingga semakin
sedikit perekat kanji yang digunakan untuk pembuatan briket maka saat
proses pembakaran, briket akan semakin lama terbakar karena kadar
karbon yang dimiliki lebih banyak menyebabkan briket lebih awet/tidak
cepat habis. Sebaliknya bila perekat yang digunakan semakin banyak
maka briket tersebut akan lebih cepat habis terbakar karena kadar
karbonnya lebih sedikit.
0.035
0.025
Kanji 1 gr
0.020
Kanji 2 gr
0.015 Kanji 3 gr
0.010 Kanji 4 gr
Kanji 5 gr
0.005
0.000
0 10 20 30 40
Waktu (menit)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diberikan
saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya variasi perekat yang diambil
harus sesuai selain itu variasi perlakuan suhu dan waktu pelaksanaan
pirolisis dinaikkan sehingga kesempurnaan proses dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Agra dkk, 1979, Hidrolisa Pati Ketela Rambat pada Suhu Lebih dari 1000C,
Forum Tehnik, 3.
Hendra dan Darmawan, 2000, Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan
Tekanan Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang, Bogor: Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan.
Johannes, 1989, Bioarang Potensi dan Energinya, Kertas Kerja dalam Seminar
Pengembangan Tungku Hemat Energi Nasional, Yogyakarta.
Silalahi, 2000, Penelitian Pembuatan Briket Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu,
Bogor, Hasil Penelitian Industri Perindag.
Supriadi, 1995, Pembuatan Briket Biomassa Jagung dan Padi, Laporan hasil
Penelitian, Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Yogyakarta.
Suwanda, T.H., 2009, Pengaruh Kekentalan Binder dan Teana Kempa terhadap
Kualitas Briket Bioarang, Laporan Penelitian Pascasarjana UGM,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
1. Kerapatan Briket
Pada briket perbandingan kanji dan air (1:16)
Berat briket = 24,10 gr
Diameter = 4 cm
Tinggi = 2,1 cm
𝑚
Volume = 𝑚 𝑚² 𝑚 𝑚
4
𝑚
Kerapatan (ρ) =
𝑚
Dimana, ρ = Kerapatan (gr/cm³)
d = diameter (cm)
t = tinggi (cm)
m = berat briket (gr)
v = volume (cm³)
Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar air pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16), (3:16), (4:16),
dan (5:16) gr/gr.
Tabel 8. Hasil Analisa Kadar Air pada Perbandingan Kanji dan Air (1:16)
2,0033−1,8775
Kadar air (%) = x 100%
2,0033
= 6,2812 %
Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar air pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16), (3:16), (4:16),
dan (5:16) gr/gr
Dari Tabel.9 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu
Y = a X+ b
ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX
𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚
Tabel 10. Hasil Analisa kadar Volatile Matter pada Perbandingan Kanji dan
Air (1:16)
𝑚−𝑚
Zat Hilang (%) = 𝑚 100%
𝑚
Keterangan:
Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar Volatile Matter pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16),
(3:16), (4:16), dan (5:16) gr/gr
Tabel 11. Hasil % Kadar Volatile Matter pada Berbagai Variasi Perekat
Dari Tabel.11 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu
Y = a X+ b
ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX
𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚
Tabel 12. Hasil Analisa Kadar Abu pada Perbandingan Kanji dan Air (1:16)
Keterangan:
0,5226
= 𝑚 100%
2,0033
= 26,1628 %
Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar Abu pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16), (3:16), (4:16),
dan (5:16) gr/gr
Dari Tabel.13 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu
Y = a X+ b
ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX
121,5227 = a. 15 + 5.b |x 55
355,4647 = a. 55 + 15.b |x 15
6683,7503 = 825.a + 275.b
5331,9712 = 825.a + 225.b _
1351,7791 = 50.b
b = 27,0356
𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚
Analog dengan cara yang sama seperti di atas digunakan untuk mencari
kadar Karbon (C) terikat pada variasi perekat kanji dan air (2:16), (3:16),
(3:16), (4:16), dan (5:16) gr/ gr
Tabel 14. Hasil Analisa Kadar Karbon Terikat pada Perbandingan Kanji
dan Air (1:16)
Dari Tabel.14 dapat dicari persen kesalahan dengan metode Least Square yaitu
Y = a X+ b
ΣY = a. ΣX + n. b
ΣXY = a. ΣX² + b. ΣX
𝑚|𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚−𝑚
Maka, %Kesalahan = ℎ𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚| 𝑚 100%
𝑚 𝑚𝑚𝑚𝑚
Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,4 40,35 0 0
2 1 397,1 39,4 0,95 0,0158
3 2 401,8 38,25 1,15 0,0192
4 3 415,6 36,85 1,40 0,0233
5 4 423,4 35,18 1,67 0,0278
6 5 426,8 33,59 1,59 0,0265
7 6 434,8 32,14 1,45 0,0242
8 7 446,8 30,86 1,28 0,0213
9 8 451 29,7 1,16 0,0193
10 9 456,9 28,57 1,13 0,0188
11 10 463,2 27,49 1,08 0,0180
12 11 473,9 26,52 0,97 0,0162
13 12 471,7 25,59 0,93 0,0155
14 13 469,5 24,7 0,89 0,0148
15 14 466,2 23,95 0,75 0,0125
16 15 462,7 23,27 0,68 0,0113
17 16 459,4 22,62 0,65 0,0108
18 17 457,6 22,03 0,59 0,0098
19 18 456,1 21,47 0,56 0,0093
20 19 453,1 20,92 0,55 0,0092
21 20 450,2 20,37 0,55 0,0092
22 21 446 19,84 0,53 0,0088
23 22 442,6 19,31 0,53 0,0088
24 23 441,4 18,8 0,51 0,0085
25 24 439,3 18,38 0,42 0,0070
26 25 436,1 17,98 0,40 0,0067
27 26 432,7 17,59 0,39 0,0065
28 27 426,7 17,22 0,37 0,0062
29 28 425,5 16,86 0,36 0,0060
30 29 424,9 16,51 0,35 0,0058
31 30 423,8 16,16 0,35 0,0058
Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,1 40,47 0 0
2 1 394,1 39,51 0,96 0,0160
3 2 399,3 38,36 1,15 0,0192
4 3 411,5 36,92 1,44 0,0240
5 4 415,6 35,2 1,72 0,0287
6 5 420,1 33,54 1,66 0,0277
7 6 434,9 32,05 1,49 0,0248
8 7 442,7 30,63 1,42 0,0237
9 8 449,7 29,29 1,34 0,0223
10 9 455,8 28,07 1,22 0,0203
11 10 461,6 26,91 1,16 0,0193
12 11 469,8 25,77 1,14 0,0190
13 12 467,4 24,75 1,02 0,0170
14 13 465,8 23,79 0,96 0,0160
15 14 461,7 22,91 0,88 0,0147
16 15 458,1 22,15 0,76 0,0127
17 16 457,4 21,47 0,68 0,0113
18 17 456,2 20,81 0,66 0,0110
19 18 453,1 20,15 0,66 0,0110
20 19 450,2 19,63 0,52 0,0087
21 20 447,6 19,12 0,51 0,0085
22 21 444,9 18,64 0,48 0,0080
23 22 442,5 18,19 0,45 0,0075
24 23 440,6 17,73 0,46 0,0077
25 24 438,1 17,31 0,42 0,0070
26 25 435,4 16,89 0,42 0,0070
27 26 431,6 16,49 0,40 0,0067
28 27 426,7 16,11 0,38 0,0063
29 28 425,3 15,74 0,37 0,0062
30 29 424,6 15,38 0,36 0,0060
31 30 423,9 15,02 0,36 0,0060
Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,2 40,29 0 0
2 1 390,4 39,31 0,98 0,0163
3 2 397,3 38,1 1,21 0,0202
4 3 405,1 36,58 1,52 0,0253
5 4 409,3 34,82 1,76 0,0293
6 5 415,9 33,14 1,68 0,0280
7 6 428,2 31,57 1,57 0,0262
8 7 431,6 30,11 1,46 0,0243
9 8 440,1 28,72 1,39 0,0232
10 9 448,1 27,38 1,34 0,0223
11 10 454,9 26,16 1,22 0,0203
12 11 458,2 24,96 1,20 0,0200
13 12 461,3 23,79 1,17 0,0195
14 13 460,9 22,7 1,09 0,0182
15 14 458,4 21,66 1,04 0,0173
16 15 455,7 20,67 0,99 0,0165
17 16 452,1 19,76 0,91 0,0152
18 17 451 18,97 0,79 0,0132
19 18 446,3 18,24 0,73 0,0122
20 19 440,1 17,54 0,70 0,0117
21 20 438,4 16,9 0,64 0,0107
22 21 438,1 16,35 0,55 0,0092
23 22 437,6 15,83 0,52 0,0087
24 23 436,5 15,44 0,39 0,0065
25 24 431,9 15,04 0,40 0,0067
26 25 429,5 14,67 0,37 0,0062
27 26 426,1 14,3 0,37 0,0062
28 27 425,5 13,94 0,36 0,0060
29 28 423,7 13,57 0,37 0,0062
30 29 422,2 13,25 0,32 0,0053
31 30 421,7 12,93 0,32 0,0053
Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,9 40,19 0 0
2 1 389,5 39,18 1,01 0,0168
3 2 396,1 38,04 1,14 0,0190
4 3 403,7 36,4 1,64 0,0273
5 4 407,2 34,54 1,86 0,0310
6 5 413,5 32,86 1,68 0,0280
7 6 421 31,22 1,64 0,0273
8 7 427,6 29,73 1,49 0,0248
9 8 437,9 28,3 1,43 0,0238
10 9 449,5 26,88 1,42 0,0237
11 10 451,3 25,62 1,26 0,0210
12 11 456,9 24,43 1,19 0,0198
13 12 458,7 23,3 1,13 0,0188
14 13 457,1 22,21 1,09 0,0182
15 14 453,9 21,22 0,99 0,0165
16 15 451,6 20,26 0,96 0,0160
17 16 448,2 19,35 0,91 0,0152
18 17 442,6 18,57 0,78 0,0130
19 18 441,2 17,81 0,76 0,0127
20 19 438,7 17,15 0,66 0,0110
21 20 438,6 16,51 0,64 0,0107
22 21 438,5 15,88 0,63 0,0105
23 22 437,6 15,28 0,60 0,0100
24 23 434,5 14,74 0,54 0,0090
25 24 431,6 14,31 0,43 0,0072
26 25 429,8 13,91 0,40 0,0067
27 26 425,6 13,52 0,39 0,0065
28 27 425,1 13,18 0,34 0,0057
29 28 424,7 12,86 0,32 0,0053
30 29 422,9 12,54 0,32 0,0053
31 30 421,3 12,24 0,30 0,0050
Laju
Waktu Suhu Tungku Massa Pengurangan
No Pembakaran
(menit) (˚C) (gr) Massa (gr)
(m/detik)
1 0 400,3 40,24 0 0
2 1 384,8 39,09 1,15 0,0192
3 2 392,6 37,73 1,36 0,0227
4 3 401,9 36,24 1,49 0,0248
5 4 406,8 34,26 1,98 0,0330
6 5 412,6 32,59 1,67 0,0278
7 6 416,2 31,03 1,56 0,0260
8 7 421,8 29,54 1,49 0,0248
9 8 426,9 28,11 1,43 0,0238
10 9 438,3 26,72 1,39 0,0232
11 10 441,7 25,38 1,34 0,0223
12 11 449,4 24,14 1,24 0,0207
13 12 451,3 22,92 1,22 0,0203
14 13 448,9 21,76 1,16 0,0193
15 14 447,6 20,66 1,10 0,0183
16 15 445,1 19,71 0,95 0,0158
17 16 442,6 18,77 0,94 0,0157
18 17 441,2 17,88 0,89 0,0148
19 18 438,7 17,09 0,79 0,0132
20 19 438,6 16,41 0,68 0,0113
21 20 438,1 15,74 0,67 0,0112
22 21 437,1 15,14 0,60 0,0100
23 22 436,5 14,55 0,59 0,0098
24 23 431 13,96 0,59 0,0098
25 24 429,5 13,49 0,47 0,0078
26 25 425,6 13,09 0,40 0,0067
27 26 425,1 12,69 0,40 0,0067
28 27 423,7 12,36 0,33 0,0055
29 28 422,9 12,04 0,32 0,0053
30 29 421,2 11,72 0,32 0,0053
31 30 420,7 11,41 0,31 0,0052