Anda di halaman 1dari 9

1.

Hakikat Belajar dan Pembelajaran


a. Hakikat Belajar
Hakikat Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu. Efektivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di
sekolah tidak semata-mata ditentukan oleh derajat pemilikan potensi peserta didik
yang bersangkutan, melainkan juga lingkungan, terutama pendidik yang profesional.
Hakikat belajar juga merupakan suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan
terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan dan pengalaman guna
memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang
lebih baik.
Dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi
mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya terampil menjadi tidak terampil.
Kegiatan-kegiatan merupakan manifestasi dari adanya aktivitas mental (berpikir dan
merasakan).
Tetapi perlu diketahui, bahwa belajar tidak hanya dengan mendengarkan
penjelasan guru saja (tidak harus ada yang mengajar), karena belajar dapat dilakukan
siswa dengan berbagai macam cara dan kegiatan, asal terjadi interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Misalnya dengan mengamati demonstrasi guru, mencoba
sendiri mendiskusikan dengan teman, melakukan eksperimen, memecahkan persoalan,
mengerjakan soal, membaca sendiri dan sebagainya.

b. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik,
menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu,
menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang memiliki sikap,
kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi
baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang
baik.
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran dan istilah
belajar-mengajar. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru
atau yang lainnya) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal
(sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru
merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu.
Pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan bagaimana siswa
berperilaku. Perilaku yang ditunjukan siswa harus sesuai dengan apa yang telah
dirumuskan dalam tujuan sebagai hasil dari pembelajaran. Menurut Gagne (1977) dalam
siregar (2014:16-17) mengemukakan ada 9 prinsip yang dapat dilakukan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut :
1. Menarik perhatian yaitu hal yang menimbulkan minat siswa dengan
mengemukakan sesuatu yang lucu, aneh, kontradiksi atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memberitahukan kemampuan yang
harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari.

4. Menyampaikan materi pelajaran.

5. Memberikan bimbingan belajar yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan.

6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa yaitu siswa diminta untuk menunjukan apa


yang telah dipelajari.
7. Memberikan balikan yaitu memberitahu seberapa jauh ketepatan penampilan
siswa.

8. Menilai hasil belajar yaitu memberikan tes / tugas.

9. Memperkuat retensi dan transfer belajar yaitu merangsang kemampuan


mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman.

2. Komponen-komponen Bahan Pembelajaran


Secara konseptual pembelajaran merupakan suatu system. Istilah system memang
memiliki spectrum yang luas sekali. Suatu organisme, suatu organisasi, sebuah sekolah,
sebuah perusahaan, dan suatu pembelajaran merupakan suatu system. Kesemua system
tersebut memiliki batasan sendiri-sendiri, dan berbeda antara system satu dan lainnya,
meskipun antara system juga dapat saling mempengaruhi. Secara umum setiap system
mempunyai ciri-ciri yang sama meliputi :
1. Tujuan, artinya setiap system mesti memiliki tujuan yang akan dicapai
2. Fungsi, artinya bahwa dengan adanya tujuan yang akan dicapai menghendaki
terlaksanakannya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha
mencapai tujuan.
3. Komponen, artinya demi terlaksanakannya fungsi yang menunjang usaha
pencapaian tujuan di dalam system ada bagian-bagian yang melaksanakan
masing-masing fungsi. Bagian-bagian itulah yang disebut komponen
4. Interaksi atau saling berhubungan, artinya semua komponen dalam suatu
system saling berhubungan, saling mempengaruhi, dan saling membutuhkan
5. Jalinan keterpaduan, artinya system bukan hanya kumpulan komponen yang
terpisah-pisah, akan tetapi merupakan jalinan komponen yang terpadu
6. Proses transformasi, artinya bahwa keterpaduan tersebut bukan keterpaduaan
yang mandeg dan mati. Keterpaduan tersebut terjadi dalam aktivitas program
merubah input menjadi output.
7. Umpan balik, artinya system dalam proses kadang berhasil kadang gagal.
Oleh sebab itu system membutuhkan umpan balik. Itulah sebabnya dalam
pembelajaran ada komponen evaluasi pembelajaran, yang salah satu fungsinya
adalah untuk member umpan balik.
8. Lingkungan, artinya bahwa system memiliki batasan-batasan lingkungan
sendiri yang mampu membeda-bedakan batasan antara system yang satu
dengan yang lain.
Cynthia dalam Mulyasa (2004:82) mengemukakan bahwa proses pembelajaran
yang dimulai dengan fase persiapan mengajar ketika kompetensi dan metodologi telah
didentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar serta
mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
pembelajaran. Hal senada juga dikemukakan oleh Joseph dan Leonard (1982:20) bahwa:
Teaching without adequate written planning is sloppy and almost always ineffective,
because the teacher has not thought out exactly what to do and how to do it.
Pembelajaran kontektual merupakan salah satu model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan enam
komponen pembelajaran utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar
(Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic
Assessment).
Menurut Gagne dan Briggs (1974) hendaknya mendukung tiga komponen yang
disebut anchor point,yaitu: 1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan ajar,
pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3)
evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D.Moore (2001:126)
bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi komponen :
a. Topik bahasan
b. Tujuan pembelajaran (kompetensi dan indikator kompetensi)
c. Materi pelajaran
d. Kegiatan pembelajaran
e. Alat/media yang dibutuhkan, dan
f. Evaluasi hasil belajar

Kurikulum 2004 menghendaki penyusunan persiapan mengajar mencakup


komponen sebagai berikut.
a. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau
banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan)
b. Kompetensi dasar (yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan)
c. Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar)
d. Strategi pembelajaran/tahapan-tahapan proses belajar mengajar (kegiatam
pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh siswa dalam
berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai
kompetensi dasar)
e. Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran)
f. Penilaian dan tindak lanjut (instrument dan prosedur yang digunakan untuk
menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian, misalnya
remedial, pengayaan atau percepatan
g. Sumber bahan (yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dukuasai)

Sementara menurut Oemar Hamalik (2005:77) ada tujuh komponen dalam


pembelajaran dimana satu dengan yang lain saling terintegrasi, yaitu :
1. Tujuan pendidikan dan pengajaran
2. Peserta didik atau siswa
3. Tenaga pendidiknya khusunya guru
4. Perencanaan pengajaran sebagai segmen kurikulum
5. Strategi pmebelajaran
6. Media pembelajaran
7. Evaluasi pembelajaran
Berdasarkan komponen yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik tersebut, dapat
dijelaskan bahwa komponen pembelajaran meliputi komponen tujuan, siswa, guru, materi
pelajaran, metode pembelajaran, metdia pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Komponen pembelajaran utama yang menentukan pembelajaran itu sendiri yakni
guru. Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik.
Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran
yang diberikan kepada siswa, maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-
mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan
kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen pembelajaran
yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik
Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang
lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai
pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak.
3. Peran Bahan Pembelajaran dalam Kegiatan Pembelajaran
Bahan merupakan komponen yang akan dirubah dijadikan barang/produk jadi. Itu
berarti bahan harus ada setiap akan melaksanakan produksi barang tertentu. Dalam
konteks pembelajaran, bahan pembelajaran merupakan komponen yang harus ada dalam
proses pembelajaran, karena bahan pembelajaran merupakan suatu komponen yang
akan/harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan materi yang akan dikuasai oleh
siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa bahan
pembelajaran maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
Sebenarnya Bahan Pembelajaran merupakan faktor eksternal siswa yang mampu
memperkuat motivasi internal untuk belajar. Salah satu cara pembelajaran yang mampu
mempengaruhi aktivitas pembelajaran adalah dengan memasukkan bahan pembelajaran
dalam aktivitas tersebut. Bahan pembelajaran yang didesain secara lengkap, dalam arti
ada unsur media dan sumber belajar yang memadai akan mempengaruhi suasana
pembelajaran sehingga proses belajar yang terjadi pada diri siswa menjadi lebih optimal.
Secara konseptual, bahan pembelajaran mempunyai multi peran, sesuai jenis
bahan pembelajarannya. Bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga, peran utamanya
adalah meragakan sesuatu pengertian yang abstrak agar menjadi konkrit. Dalam
pembelajaran, alat peraga berfungsi untuk menghilangkan verbalisme, memudahkan
pemahaman terhadap materi pelajaran yang sulit dan abstrak.
Kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas yang kompleks, karena melibatkan
banyak komponen, ibarat suatu aktivitas produksi suatu produk/barang, bahan merupakan
komponen yang akan diubah menjadi barang/produk jadi. Itu berarti bahan harus ada
setiap akan melaksanakan produksi barang tertentu.
Bahan pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berperan sebagai bahan belajar mandiri, apabila
bahan pembelajaran di desain secara lengkap. Bahan pembelajaran ini dilengkapi dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, materi pembelajaran yang
diuraikan dalam kegiatan belajar, ilustrasi media, prosedur pembelajaran, latihan yang
harus dikerjakan dilengkapi dengan rambu jawaban, tes formatif dilengkapi dengan kunci
jawaban, umpan balik, daftar pustaka. Misalnya, modul pembelajaran, audio
pembelajaran, video/CD pembelajaran, dan CAI
Bahan pembelajaran (learning materials) merupakan seperangkat materi atau
substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis serta menampilkan sosok
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara
runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh/terpadu. Untuk itu sangat penting seorang tenaga pendidik memiliki
kompetensi menggembangkan bahan pembelajaran yang baik sesuai dengan persyaratan
dan kebutuhan yang diperlukan, sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan
dengan baik, serta siswa pun memiliki aktivitas belajar yang cukup baik.
Menurut Biggs dan Tefler (pada Dakir dkk 2000;31) diantara motivasi belajar
siswa ada yang diperkuat dengan acara-acara pembelajaran. Motivasi instrumental,
motivasi sosial, dan motivasi berprestasi siswa yang rendah misalnya, dapat dikondisikan
secara bersyarat agar terjadi peran belajar lebih tinggi pada diri siswa. Adapun acara-
acara pembelajaran yang berpengaruh pada proses belajar dapat ditentukan oleh tenaga
pendidik. Beberapa kondisi eksternal yang berpengaruh pada pelajar. Yang terpenting
bahwa bahan pembelajaran tersebut dapat disiapkan/dirancang tenaga pendidik sesuai
dengan kebutuhan belajar pada siswa. Suatu bahan pembelajaran memuat materi, pesan
atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang
tercakup dalam mata pelatihan sesuai disiplin ilmu serta informasi lain dalam
pembelajaran. Ada 2 bentuk bahan pembelajaran, yaitu :
1. Bahan pembelajaran yang di desain lengkap, artinya bahan pembelajaran yang
memuat semua komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus
dilakukan siswa, materi pembelajaran yang disusun secara sistematis,
ilustrasi/media dan peraga pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan
umpan balik.
2. Bahan pembelajaran yang didesain tidak lengkap, artinya bahan pembelajaran
yang didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti
dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang
digunakan sebagai alat bantu ketika tenaga pendidik dan siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Bahan pembelajaran perlu dikembangkan dan diorganisasikan secara mantap dan
matang agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak di capai.

4. Hubungan alat peraga, media, sumber belajar dan bahan pembelajaran


a. Alat peraga
Alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran apabila alat peraga
tersebut merupakan desain materi pelajaran yang diperuntukkan sebagai bahan
pembelajaran. Misalnya, dalam pembelajaran klasikal, guru menggunakan alat
peraga yang berisi materi yang akan dijelaskan dalam pembelajaran. Jadi alat
peraga digunakan guru tersebut memang berbentuk desain materi yang akan
disajikan/dijelaskan guru, sehingga sangat membantu dalam meragakan
pengertianmateri pembelajaran.
b. Media pembelajaran
Media pembelajaran juga termasuk dalam kategori bahan pembelajaran,
apabila media pembelajaran diperankan sebagai desain materi pembelajaran
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Misalnya, media televisi yang
didesain sebagai komponen monitor yang dihubungkan dengan VCD/CD
player dalam penyajian program pembelajaran dalam bentuk VCD/CD
pembelajaran yang dipersiapkan untuk pembelajaran, baik pembelajaran
klasikal, kelompok ataupun mandiri.
c. Bahan pembelajaran
Pada prinsipnya antara alat peraga, media pembelajaran, sumber belajar dan
bahan pembelajaran, meskipun secara kebendaan bisa sama, tetapi
keempatnya mempunyai hubungan yang erat, meskipun secara fungsional
dalam pembelajaran ada perbedaan. Suatu benda dapat difungsikan sebagai
alat peraga sekaligus sebagai media, sumber belajar dan sekaligus sebagai
bahan pembelajaran. Sebuah ilustrasi berikut ini akan memberikan
pemahaman Anda tentang hubungan antara alat peraga, media dan sumber
belajar,

Anda mungkin juga menyukai