Anda di halaman 1dari 8

Resume dan Pengenalan Proses Bisnis

Disusun oleh:
Gabriel Paramandana Galih Novandani
5-02/ 20
2301170034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PAJAK

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

2019
A. Pengertian Proses Bisnis

Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait
untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi
meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang
masing-masing memiliki atribut sendiri tetapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari
superprosesnya. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-
masing memiliki atribut sendiri tetapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari
superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di
dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.

B. Jenis Jenis Bisnis Proses

Terdapat tiga jenis proses bisnis:

1. Proses manajemen
 Yakni proses yang mengendalikan operasional dari sebuah sistem. Contohnya
semisal Manajemen Strategis
2. Proses operasional
 Yakni proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai utama.
Contohnya semisal proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan pemasaran,
dan penjualan.
3. Proses pendukung
 Yakni yang mendukung proses inti. Contohnya semisal akunting, rekruitmen, pusat
bantuan.

Proses bisnis dapat dibagi menjadi 3 secara umum, yaitu :

1. Proses Inti (Core)


 Proses ini merupakan proses yang menciptakan alur nilai tambah utama bagi
pelanggan suatu organisasi contohnya : Pembelian, Manufaktur, dan Penjualan
2. Proses Pendukung (Supporting)
 Berperan sebagai pendukung proses inti biasanya melalui bidang – bidang seperti
Pencatatan, SDM, Teknologi informasi dll.
3. Proses Manajemen
 Proses yang mengarahkan, memerintahkan, dan mengatur proses inti dan
pendukung.

C. Karakteristik Umum

Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:

1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas.
2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu
struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.

Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja dan
pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses
bisnis. Ketika pemilik proses bisnis bekerja beberapa analisa dilakukan. Analisis proses bisnis
umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau
kegiatan.

D. Analisa proses bisnis

Analisa proses bisnis adalah kajian dan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatankegiatan
proses bisnis Perusahaan untuk mengidentifikasikan dampak dari kegiatan tersebut dalam
menciptakan nilai atau menambah nilai terhadap bisnis Perusahaan. Analisa proses bisnis
merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan pada saat perusahaan akan
melakukan rekayasa proses bisnis. Untuk lebih menjelaskan hubungan antara analisa proses bisnis
dengan rekayasa ulang proses bisnis, terlebih dahulu kita lihat tahapan-tahapan yang harus
dilakukan dalam rangka melakukan rekayasa ulang proses bisnis.

1. Analisa Proses Bisnis - Strategis

Analisa proses bisnis dalam rangka rekayasa ulang proses bisnis yang
bersifat strategis mempunyai ruang lingkup pembahasan yang berbeda dengan yang
bersifat taktis. Analisa proses bisnis dalam rangka rekayasa ulang proses bisnis strategis
atau disebut juga strategic analysis and reengineering biasanya mempunyai skala besar dan
bersifat jangka panjang dimana secara mendasar melakukan transformasi cara organisasi
melakukan bisnis yang akan berdampak pada strategi bisnis secara keseluruhan.

2. Analisa Proses Bisnis – Taktis

Analisa proses bisnis yang bersifat taktis dilakukan pada tingkat operasional.
Perusahaan yang lebih terfokus pada masalah masalah konkrit dan riil seperti creative
organization redesign dan change management, tidak terfokus pada hal yang abstrak
seperti strategi, sifat bisnis dan proses inti.

E. Siapa dan dimana Proses Bisnis dilakukan?

Manajemen lini pertama (first line management), Manajemen tingkat menengah (middle
management), Manajemen puncak (top management).

Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang berperan untuk memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi (penyelia/supervisor,
manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor/foreman).

Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang


berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan berperan sebagai penghubung
antara keduanya (kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi).

Manajemen puncak (topmanagement), dikenal pula dengan istilah executive officer.


Berperan untuk merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan (CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan
CFO(Chief Financial Officer)).

F. Mengapa mempelajari Proses Bisnis?

Sebagaimana dijelaskan dalam pengertian analisa proses bisnis dan hubungan antara analisa proses
bisnis dengan rekayasa ulang proses bisnis, maka alasan suatu perusahaan dalam melakukan
analisa proses bisnis sangatlah tergantung pada alasan Perusahaan melakukan rekayasa ulang
proses bisnis yaitu:

1. Untuk memperkuat posisi Perusahaan

2. Untuk mengantisipasi masalah

3. Untuk mengatasi kelemahan Perusahaan

G. Pandangan mengenai Proses Bisnis

Ada beberapa pandangan mengenai proses bisnis, dan menurut Melao dan Pidd,

sedikitnya ada 4 yaitu :

1. Proses bisnis sebagai mesin yang teratur

Pandangan ini melihat suatu proses bisnis sebagai suatu rangkaian proses yang tetap dan teratur
dimana manusia mengubah input menjadi output sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh
perusahaan melalui SOP sehingga nilai – nilai kemanusiaan tidak dibahas disini, dan manusia
dianggap seperti “robot” yang hanya melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang disebutkan
dalam SOP.

2. Proses bisnis sebagai sistem dinamis kompleks

Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai semacam makhluk hidup yang memandang dan
berinteraksi dengan sekelilingnya dan beradaptasi agar dapat bertahan dari perubahan namun pada
kenyataannya kemampuan adaptasi tersebut didapat dari sistem terbuka yang terdiri dari input,
perubahan, output, dan batasan yang memisahkan pihak internal dan eksternal. Sehingga yang
diperhatikan perusahaan tidaklah hanya efisiensi pengerjaan, tapi juga kualitas dan tingkat
pelayanan atas produknya

3. Proses bisnis sebagai perputaran umpan balik yang saling berinteraksi

Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai sistem yang menerima dan memproses masukan
dari luar yang mempengaruhi jalannya proses – proses yang ada. Namun permasalahan pun
muncul karena tidak adanya kontrol internal dari perusahaan sehingga seakan – akan perusahaan
tidak memiliki prinsip yang ia pegang teguh sendiri dan hanya mengikuti masukan – masukan
yang ia terima. Situasi ini menjadikan manusia hanya sebagai pelaksana dari suatu kontrol atau
malah menjadi subjek yang dapat dikontrol dengan mudah.

4. Proses bisnis sebagai bentukan sosial

Pandangan ini melihat proses bisnis sebagai suatu abstraksi pemikiran dari seseorang dimana
proses bisnis diniliai dari subjektivitas seseorang. Contohnya, seorang manajer produksi
menganggap proses pemenuhan pesanan pelanggan adalah cara untuk mengetahui apakah produk
yang dipesan diproduksi tepat waktu sesuai pesanan dan menurut manajer pemasaran, jadinya
produk yang diproduksi oleh bagian manufaktur merupakan cara untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, tiap – tiap proses dapat dianggap berbeda oleh orang
tergantung peranannya dalam organisasi dan pada akhirnya pandangan – pandangan tersebut dapat
merubah cara kerja dalam tiap proses agar sesuai dengan pemikiran subjek yang bersangkutan.

Kebutuhan untuk meningkatkan proses bisnis sekarang sudah menjadi bahan bahasan populer,
karena seperti yang sudah disebutkan dalam paragraf pertama, bahwa yang dapat beradaptasilah
yang bertahan, (dalam hal ini adaptasi yang dimaksud ialah efisiensi dalam proses) timbullah
beberapa area potensi permasalahan bagi perusahaan untuk diperhatikan dan ditangani secara
serius:

1. Organisasi – Berkaitan dengan pengambilan keputusan berkala.

2. Manajemen – Miskomunikasi antara manajer dan bawahan.


3. Pegawai – Kebosanan, kepuasan pegawai menurun.

4. Pelanggan – Permasalahan customer service.

5. Penyedia – Keterlambatan persediaan bahan baku.

6. Produk/jasa - Ketidaksesuaian produk/outdated products.

H. Kapan dan bagaimana proses bisnis dilakukan?

Proses bisnis diperlukan pada saat perkembangan pasar yang bergerak menjadi sangat
kompetitif dan persaingan bisnis yang semakin kompleks dan ketat telah menghadirkan
tantangan baru bagi perusahaan. Kecepatan menjadi masalah yang patut diperhatikan yaitu
bagaimana cara perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan dan mengevaluasi
informasi tersebut untuk merespon setiap kejadian dan masalah secara cepat dan tepat pula.
 Eksekusi & Kontrol Proses

Hasil dari pemodelan dan perancangan proses yang dilakukan oleh manajer proses
kemudian dioper ke bagian IT untuk dilakukan otomasi. Setelah dilakukan implementasi,
maka pada fase inilah karyawan dan pihak-pihak terkait akan menjalankan proses sesuai
dengan aturan yang telah didefinisikan sebelumnya, dan supervisor dan manajer proses
bertugas untuk mengontrol jalannya proses tersebut. Tindakan perbaikan diperlukan pada
fase ini ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,
seperti adanya keterlambatan waktu proses, terjadinya exception, sumber daya tidak
tersedia, dan sebagainya.

 Monitoring & Perbaikan Proses

Proses bisnis yang telah diimplementasi dimonitor terus performansinya melalui


perhitungan Key Performance Indicators (KPI) dan ukuran-ukuran lain yang telah
ditentukan sebelumnya. Monitoring dilakukan dengan menggunakan data-data dalam
bentuk real-time, sehingga akan sesuai dengan keadaan riil di lapangan. Dari hasil
monitoring tersebut maka pihak manajemen dapat melihat dan menganalisa apakah perlu
diadakan perbaikan terhadap suatu proses bisnis atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.appian.com/about-bpm/definition-of-a-business-process/

Wibawa, IGA (2007). Pedoman Analisis Proses Bisnis, dalam Wibowo, T.A(Ed), Berbagai
Makalah Sisitem Informasi, Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi 2007, Bandung:
Departemen Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 109-112.

Stentoft, Jan; Anders Haug (2010). Business Process Optimization. Denmark, 16-25

Anda mungkin juga menyukai