Anda di halaman 1dari 44

RINGKASAN RUMUS-RUMUS FISIKA KELAS X

SEMESTER 1 DAN 2

OLEH:
ANDI HAFIZ RAJENDRA

X IPA 5

SMA NEGERI 1 BALIKPAPAN


Jl. K. Piere Tendean No. 64 RT. 30, Kalimantan Timur
2018
SEMESTER 1
1. Fungsi Turunan dan Integral

a. Fungsi Turunan
𝒅𝒚
= 𝑪. 𝑨. 𝑿𝑨−𝟏
𝒅𝒙

b. Fungsi Integral

𝑪
∫𝒚 = 𝑿𝑨−𝟏
𝑨+𝟏

Soal Soal Latihan

1. Diketahui

Jika f ‘(x) menyatakan turunan pertama f(x), maka f(0) + 2f ‘ (0) =…


A. − 10
B. − 9
C. − 7
D. − 5
E. − 3
(Soal UN 2008)

Pembahasan
Untuk x = 0 maka nilai f(x) adalah

Berikutnya menentukan turunan f (x) yang berbentuk hasil bagi fungsi


Misal:
u = x2 + 3 -> u’ = 2x
v = 2x + 1 -> v’ = 2

Sehingga

Untuk nilai x = 0 langsung bisa dimasukkan saja seperti ini

Sehingga f(0) + 2f’ (0) = 3 + 2(−6) = − 9

2. Tentukan f(x) jika yang diketahui

f ''(x) = 12x − 2 ; f(0) = 2 dan f '(1) = 4

Jawab :
f '(x) = ∫ f ''(x) dx
f '(x) = ∫ (12x − 2) dx
f '(x) = 6x2 − 2x + C

f '(1) = 4
⇔ 6(1)2 − 2(1) + C = 4
⇔ C=0

diperoleh : f '(x) = 6x2 − 2x

f(x) = ∫ f '(x) dx
f(x) = ∫ (6x2 − 2x) dx
f(x) = 2x3 − x2 + C

f(0) = 2
⇔ 2(0)3 − (0)2 + C = 2
⇔ C=2

Jadi, f(x) = 2x3 − x2 + 2


2. Pengukuran
A.) Besaran dan Satuan
 Besaran: “Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam angka seperti; panjang, luas,
volume, gaya & energi.”
 Satuan: “Sesuatu yangdigunakan untuk menyatakan suatu besaran.”

Besaran Pokok dan Besaran Turunan

No. Besaran Lambang Besaran Satuan Lambang Dimensi


Satuan
1.) Panjang P,l,t,x,α Meter m L
2.) Massa M,m Kilogram Kg M
3.) Waktu T,t Second s T
4.) Suhu T,t Kelvin K θ
5.) Intensitas I Candella Cd J
cahaya
6.) Kuat arus I,i Ampere A I
listrik
7.) Jumlah zat ƞ Mole mol N
8.) Sudut bidang α ,β, γ Radian rad -
datar
9.) Sudut ruang α ,β, γ Ste Radian St rad -
 Besaran pokok: “Besaran yang satuan-satuannya sudah ditetapkan secara Internasional &
bersifat Universal.”

 Besaran turunan: “ Besaran yang satuan-satuannya diturunkan dari besaran pokok.”

Contoh soal:
 Volume= Panjang x Lebar x tinggi
=Pxlxt
=mxmxm
= 𝑚3
=𝐿3
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
 Kecepatan= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑠
v =𝑡
𝑚
v =𝑠
v =m.𝑠 −1
v=L.𝑇 −1
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
 Percepatan= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
∆𝑣
a= ∆𝑡
𝑚.𝑠 −1
a= 𝑠
a=m.𝑠 −2
a=L.𝑇 −2
B.)Dimensi
 Dimensi: “Cara suatu besaran tersusun dari besaran pokok.”

Manfaat dimensi:
 Dapat digunakan untuk membuktikan 2 besaran fisika setara atau tidak. 2 besaran
dikatakan setara jika ke-2 nya memiliki dimensi yang sama.
 Dapat digunakan untuk menemukan persamaan yang pasti salah/benar.
 Dapat menentukan satuan dari konstanta.
 Dapat menentukan satuan dari persamaan fisika.
 Dapat digunakan untuk membuat suatu persamaan fisika yang diperoleh dari
kesimpulan hasil percobaan.
Contoh: Besarnya frekuensi dari ayunan beranak tergantung dari panjang tali
ayunan dan besarnya percepatan gravitasi bumi di tempat percobaan.

C.)Angka Penting

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Angka penting terdiri
dari atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang diragukan) sesuai dengan alat ukur yang
digunakan.

Misalnya panjang benda yang diukur ditunjukan seperti gambar 13. Pada gambar tersebut, tampak
bahwa ujung benda terletak diantara angka 11,44 cm dan 11,45 cm. Sehingga, kita
akanmenyatakan bahwa panjang benda yang mendekati kebenaran adalah 15,45 cm. angka
terakhir, yakni angka 6 adalah angka perkiraan (taksiran), karena angka ini tidak terbaca pada skala
mistar.

Aturan angka penting:

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.

Contoh: 836,5 gr memiliki empat angka penting

2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.

Contoh: 75,006 Kg memiliki lima angka penting

3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol setelah angka bukan nol
termasuk angka penting.

Contoh: 0,0060 m memiliki dua angka penting

4. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol sebelum angka bukan nol
tidak termasuk angka penting.

Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting

5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka nol harus
ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah merupakan angka penting.

Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki dua angka penting

Aturan Pembulatan Angka:

Ketika angka-angka ditiadakan sari suatu bilangan, nilai dari angka terakhir yang dipertahankan
ditentukan dengan suatu proses yang disebut pembulatan bilangan. Aturan pembulatan bilangan
tersebut, antara lain:

 Angka-angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke bawah


 Angka-angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke atas
 Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah ganjil dan dibulatkan ke bawah
jika angka sebelum angka 5 adalah angka genap.

Operasi-operasi dalam angka penting:


1. Operasi penjumlahan dan pengurangan

Dalam melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanay boleh
mengandung satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan penting).

Contoh 1:

35,572 2 angka taksiran

2,2626 + 8 angka taksiran

37,8346

4 dan 6 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan dengan
atuan pembulatan.

Contoh 2:

385,617 7 angka taksiran

13,2 – 2 angka taksiran

372,417

4 dan 7 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 372,42 disesuaikan dengan
atuan pembulatan.

2. Operasi perkalian dan pembagian

Dalam operasi perkalian atau pembagian, maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya paling sedikit.

Contoh 1:

34,231 mengandung lima angka penting

0,250 x mengandung tiga angka penting

8,557750

Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting, sehingga hasil perkalian
8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting).

Contoh 2:

46,532 mengandung lima angka penting


200 : mengandung satu angka penting

0,2326

Hasil pembahian hanya boleh mengandung satu angka penting, sehingga hasil perkalian 0,2326
ditulis 0,2.

D.)Notasi Ilmiah
 Notasi ilmiah adalah cara penulisan angka supaya lebih sederhana dan mudah
dipahami.Biasanya notasi ilmiah digunakan untuk pengukuran atau perhitungan dalam
fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti massa elektron,
sampai dengan ukuran yang sangat besar, seperti massa bumi. Penulisan hasil
pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira 6.000.000.000
000.000.000.000.000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil, misalnya massa
sebuah elektron kira-kira 0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.911 kg
memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya.

 Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai : a, ….. x 10n


Keterangan :
a = bilangan asli mulai dari 1 – 9
n = eksponen dan merupakan bilangan bulat
10n =menunjukkan orde

 Aturan penulisan hasil pengukuran menggunakan notasi ilmiah


a) Untuk bilangan yang lebih dari 10, pindahkan koma desimal ke kiri. Eksponennya
bertanda positif
Contoh :
210000000 m = 2,1 x 108 m
62400,1 m = 6,24001 x 104 m = 6,2 x 104 m
33000 m = 3,3 x 104 m
b) Untuk bilangan yang kurang dari 1, pindahkan koma desimal ke kanan.
Eksponennya bertanda negatif.
Contoh :
0,0045 m = 4,5 x 10-3 m
0,000000234 m = 2,34 x 10-7 m = 2,3 x 10-7 m
0,0001075 m = 1,075 x 10-4 m = 1,1 x 10-4 m

E.) Alat ukur


Untuk mengukur panjang suatu benda, setidaknya kita dapat menggunakan tiga alat ukur yaitu
mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Adapun pemilihan alat ukur yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diinginkan sehingga dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam proses pengukuran.

1. Mistar

Alat ukur satu ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm atau sama dengan dua goresen
terdekat. Oleh karena itu, mistar memiliki ketidak pastian sebesar 0,5 mm

2. Jangka Sorong

Jangka sorong dapat dih=gunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat logam, mengukur garis
tengah bagian luar dan dalam pipa, atau kedalaman lubang. Terdapat beberapa bagian penting
yang perlu kita ketahui dari jangka sorong, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap
memiliki skala yang disebut skala utama. Satu bagian terkecil skala utama jangka sorong
memiliki panjang 1 mm. Adapun rahang geser memiliki skala yang disebut skala nonius atau
sering juga disebut dengan skala vernier. Pada skala nonius, panjang 20 skalanya adalah 1 mm
atau dapat dikatakan pula bahwa satu bagian nonius adalah 0,05 mm yang berarti pula bahwa
skala terkecilnya juga 0,05 mm atau 0,005 cm.

3.Micrometer Skrup

Micrometer Skrup merupakan panjang yang memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jangka sorong atau apalagi mistar. Skala terkecil Micrometer
Skrup mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm. Penyajian datanya sering kali dalam satuan millimeter.

Alat Pengukur Massa

Untuk mengukur massa suatu benda, biasanya digunakan alat berupa neraca atau lebih akrab
ditelinga kita dengan istilah timbangan. Neraca sendiri memiliki beberapa jenis. Dan itu semua
dibedakan berdasarkan perbedaaan cara kerja, ketelitian, ataupun teknologi yang digunakan.
Salah satu neraca yang kita kenal antara lain adalah neraca Ohaus.

Alat Ukur Waktu


Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan instrumen pengukuran waktu seperti:

1. Jam Tangan

Ada dua jenis jam tangan yang sering kita dapati dalam kehidupan sehari-hari; jam tangan digital
dan jam tangan jarum. Pada jam tangan jarum, jarum paling panjang disebut sekon yang
bergerak setiap satu sekon. Jarum yang lebih pendek disebut jarum menit yang bergerak setiap
satu menit. Adapun jarum yang terpendek disebut dengan jarum jam dan bergerak satu skala
setiap satu jam. Pada umumnya, jam tangan memiliki ketidak pastian sebesar 1 sekon.

2. Stopwatch

Stopwatch memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dibandingkan jam tangan. Sebagaimana jam,
Stopwatch juga ada yang berbentuk jarum dan adapula yang digital. Stopwatch jarum memiliki
ketidak pastian pada skala 0,1 sekon sedangkan Stopwatch digital memiliki nilai ketidakpastian
sebesar 0,01 sekon.

F.)Ketidakpastian pengukuran berulang


 Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian
tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan
titik nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan
lingkungan yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan karena hal-hal seperti ini
pengukuran mengalami gangguan. Dengan demikian sangat sulit untuk mendapatkan
nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Oleh sebab itu, setiap pengukuran
harus dilaporkan dengan ketidakpastiannya.

Ketidakpastian Mutlak

Suatu nilai ketidakpastian yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri. Pada
pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah dari NST. Untuk
suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:

Δx = ½NST

dengan hasil pengukuran dituliskan sebagai

X = x ± Δx

Melaporkan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara, dantaranya adalah
menggunakan kesalahan ½ – rentang atau bisa juga menggunakan standar deviasi.

Kesalahan ½ – Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti pada pengukuran tunggal.
Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada
pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:

 Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah, yaitu x1, x2, x3, …
xn
 Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar

x-bar = (x1 + x 2 + … + xn)/n

 Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat
dituliskan

Δx = (xmax – xmin)/2

 Penulisan hasilnya sebagai:

x = x-bar ± Δx

Standar Deviasi

Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul data x1, x2, x3,
… xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:

Kesalahn dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak mungkin kita
ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.

Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat menyatakan bahwa
nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x – σ) sampai (x + σ). Dan untuk penulisan hasil
pengukurannya adalah x = x ± σ

Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil pengukuran.
Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu:

KTP relatif = Δx/x

Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai

X = x ± (KTP relatif x 100%)

Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)

Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh ketidakpastin, maka
variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai permbatan
ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang merupakan hasil operasi variabel-
variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam tabel berikut ini.

Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a ± Δa) dan (b ± Δb). Kepada kedua hasil pengukuran
tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran baru.

Contoh soal:
Seorang murid mengukur panjang spidol snowman yang kemudian menghasilkan data
14,6cm;14,7cm;14,5cm;14,45cm;14,4cm;14,3cm.Laporkanlah hasil pengukuran lengkap
beserta ketidakpastiannya.

Penyelesaian:

No. Ɩi(cm) Ɩ𝒊𝟐


1.) 14,4 207,36
2.) 14,6 213,16
3.) 14,5 210,25
4.) 14,3 204,49
5.) 14,7 216,09
6.) 14,45 208,80
Σi=86,95 Σi2 = 1260,15

 Σi2 =86,952 =2560,30


86,95
 Panjang rata-rata spidol= =14,49cm
6
1 6×1260,15−7560,30
 ∆𝑙 = 6 √ 6−1

1 7560,90 − 7560,30
∆𝑙 = √
6 5
1
∆𝑙 = √0,12
6
∆𝑙 = 0,056
0,056
 𝐾𝑟 = 14,49 × 100%
=0,39%

2. Vektor
a. Resultan A-B
𝑅 = √(𝐴^2 ) + 𝐵^2 + 2𝐴𝐵. 𝑐𝑜𝑠𝛼

b. Selisih A-B
𝑅 = √(𝐴^2 ) + 𝐵^2 − 2𝐴𝐵. 𝑐𝑜𝑠𝛼

c. Resultan Vektor
𝑹 = ∑ 𝑭𝟐𝑿 + ∑ 𝑭𝟐𝒀

d. Arah Resultan terhadap sumbu X positif


∑ 𝐹𝑦
𝑡𝑎𝑛𝜃 =
∑ 𝐹𝑥

Soal-Soal Latihan
1. Dua buah vektor A = 15 cm dan B = 20 cm mengapit sudut 90°. Resultan kedua vektor
tersebut adalah ....

a. 20 cm
b. 20 √2 cm
c. 25 cm
d. 25 √2 cm
e. 25 √3 cm

Jawaban : C, dengan aturan cosinus maka diperoleh resultan vektor :


2. . Dua buah vektor gaya yang besarnya sama, yakni 40 N memiliki sudut apit 120°. Selisih
vektor tersebut adalah ....

a. 20 N
b. 20 √3 N
c. 40 N
d. 40 √2 N
e. 40 √3 N

Jawaban : E, Ingat jika selisih vektor maka tanda pada aturan cosinus bernilai negatif.
ingat juga nilai dari cos 120 = cos (180 - 60) = - cos 60

3. dua vektor mempunyai titik pangkal yang sama membentuk sudut 60° seperti pada gambar
berikut !

Besar besar dan arah vektor resultan terhadap sumbu-x positif adalah ....
a. 5 √3 N, 22,3°
b. 5 √19 N, 22,3°
c. 4 √3 N, 22,3°
d. 4 √19 N, 22,3°
e. 2 √3 N, 22,3°

Jawaban : D, Penyelesaian 2 buah vektor dengan sudut apit tertentu maka digunakan
aturan cosinus,
menentukan Besar sudut yang terbentuk menggunakan aturan sinus:

3. Gerak Lurus Beraturan


a. Kecepatan
𝑠
𝑣=
𝑡
b. Kecepatan Rata-rata
𝑋2 − 𝑋1
𝑣=
𝑡2 − 𝑡1
c. Kecepatan sesaat
𝑑𝑥
𝑉𝑠 =
𝑑𝑡
Soal-Soal Latihan
. Sebuah benda bergerak lurus beraturan dalam waktu 10 sekon dan menempuh jarak 80 meter,
kecepatan benda tersebut adalah ....
a. 4 m/s
b. 6 m/s
c. 8 m/s
d. 10 m/s
e. 12 m/s

Jawaban : C, diketahui GLB dengan t = 10 s dan S = 80 m, maka kecepatan V = S/t = 80/10 = 8


m/s

2. Persamaan posisi benda S(t) =4t3 - 5t – 12, jika s dalam meter dan t dalam detik maka
tentukanlah
a) persamaan kecepatan sesaat benda
b) kecepatan benda saat t=1 s

Pembahasan:
S =4t3 - 5t – 12
S' = 12t 2 - 5

a) Persamaan kecepatan sesaat benda adalah v(t) = 12t 2 – 5


b) Pada saat t=1 s, v =12(1) 2 – 5 =7 m/s

3. Sebuah benda bergerak dengan persamaan posisi dengan fungsi waktu sebagai berikut:
s = 2t + 2
tentukanlah kecepatan rata-rata benda jika benda yang mula-mula diam bergerak selama 4 detik!
Penyelesaianya
s = 2t + 2
dari soal kita dapat ketahui bahwa benda bergerak selama 4 detik, artinya waktu awal adalah 0
dan waktu akhir adalah 4 s. Maka,
saat t = 0  s= 2.0 +2 = 2
saat t = 4  s= 2.4 +2 = 10

Jadi, kecepatan rata-rata benda adalah 2 m/s

4. Gerak Lurus Berubah Beraturan


𝑣
a. 𝑎 =
𝑡
b. 𝑉𝑡 = 𝑉0 . 𝑎𝑡
1
c. 𝑆 = 𝑉0 . 𝑡 + 𝑎. 𝑡 2
2
d. 𝑉𝑡 =2
𝑉02 + 2. 𝑎. 𝑠
Soal-Soal Latihan
. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 36 km/jam. Selang 5 detik kemudian kecepatannya
menjadi 72 km/jam, maka percepatan mobil tersebut adalah ......
a. 0,5 m/s2
b. 1,0 m/s2
c. 1,5 m/s2
d. 2,0 m/s2
e. 2,5 m/s2

Jawaban : D, satuan kecepatan dalam km/jjam harus diubah menjadi m/s, yaitu

Jadi percepatan gerak benda adalah 2,0 m/s2

2. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan awal 10 m/s dan mengalami perlambatan 2 m/s2.
Dalam 5 sekon, mobil tersebut menempuh jarak sejauh ....
a. 5 m
b. 10 m
c. 15 m
d. 20 m
e. 25 m

Jawaban : E, Ingat jika perlambatan maka nilai a negatif sehingga :


5. Gerak Vertikal
1) Gerak Vertikal Bawah
a. 𝑉𝑡 = 𝑉0 + 𝑔. 𝑡
1
b. 𝑆 = 𝑉0 . 𝑡 + . 𝑔. 𝑡 2
2
c. 𝑉𝑡2 = 𝑉02 + 2. 𝑔. 𝑠

2) Gerak Jatuh Bebas


a. 𝑉𝑡 = 𝑔. 𝑡
1
b. 𝑆 = . 𝑔. 𝑡 2
2
c. 𝑉𝑡2 = 2. 𝑔. 𝑠

3) Gerak Vertikal Atas


a. 𝑉𝑡 = 𝑉0 − 𝑔. 𝑡
1
b. 𝑆 = 𝑉0 − . 𝑔. 𝑡 2
2
c. 𝑉𝑡2 = 𝑉02 − 2. 𝑔. 𝑠

𝑉0
4) 𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑔
𝑉02
5) ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 =
2𝑔

Soal-Soal Latihan
1.Sebuah kotak kecil dilemparkan dari sebuah bangunan dengan ketinggian 80 meter dan
kecepatan awal 10 m/s. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh kotak tersebut
mencapai tanah ?

Pembahasan
Vt2 = V02 + 2 . g . h
Vt2 = 102 + 2 . 10 . 80
Vt2 = 100 + 1600
Vt2 = 1700 m/s

Masukkan nilai Vt ke persamaan berikut :


Vt = V0 + g.t
41 = 10 + 10.t
10t = 31
t = 3,1 detik
Jadi waktu yang diperlukan kotak tersebut mencapai tanah adalah 2,1 detik.
2. Sebuah benda dijatuhkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal 15 m/s. Maka kecepatan
benda tersebut saat t = 3 s adalah ..... (g = 10 m/s2)
a. 15 m/s
b. 30 m/s
c. 45 m/s
d. 60 m/s
e. 75 m/s

Jawaban : C, Benda bergerak vertikal ke bawah dengan kecepatan v = 15 m/s maka nilai
percepatan gravitasi adalah positif. maka kecepatan benda saat t = 3 s adalah :

3. Sebuah benda dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s. Berapakah ketinggian
benda tersebut saat kecepatannya menjadi 5 m/s?
A. 18,75 m
B. 20 m
C. 4 m
D. 18 m

Pembahasan
Pertama cari terlebih dahulu waktu yang dibutuhkan benda dapat ditentukan dengan
persamaan kecepatan berikut :
Vt = V0 - g . t
5 = 20 - 10t
10t = 20 - 5
10t = 15
t = 1,5 s

Berarti ketinggiannya dapat diperoleh:


Cara pertama
h = V0.t – ½ . g.t2
h = 20 . 1,5 – ½ . 10 . (1,5)2
h = 30 - (5 . 2,25)
h = 30 - 11,25
h = 18,75 m
6. Memadu Gerak
𝑉𝑟 = 𝑉𝑥2 + 𝑉𝑦2
7. Gerak Parabola
𝑉02 .𝑠𝑖𝑛2 𝛼
a. 𝑉𝑥 = 𝑉0 . 𝑐𝑜𝑠𝛼 g. 𝑦ℎ =
2𝑔
𝑉02 .𝑠𝑖𝑛2𝛼
b. 𝑉𝑦 = 𝑉0 . 𝑠𝑖𝑛𝛼 − 𝑔. 𝑡 h. 𝑋𝑗 =
𝑔
c. 𝑋𝑎 = 𝑉0 . 𝑐𝑜𝑠𝛼. 𝑡
1
d. 𝑦𝑎 = 𝑉0 . 𝑠𝑖𝑛𝛼. 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
𝑉0 .𝑠𝑖𝑛𝛼
e. 𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑔
𝑉03 .𝑠𝑖𝑛2𝛼
f. 𝑋ℎ =
2𝑔

Soal-Soal Latihan
1. Sebuah bola ditendang dengan sudut elevasi 37˚ dan kecepatan awal 10 m/s. Tentukan
kecepatan bola setelah 0,2 detik! ( cos 37˚= 4/5, sin 37˚=3/5)
Pembahasan:
Diketahui:
α = 37˚
vo = 10 m/s
t = 0,2 s
Ditanya: v saat t = 0,2 s
Jawab:
Kecepatan pada sumbu x:
vx = vo cos α
vx = 10 cos 37˚
vx = 10 (4/5) = 8 m/s
Kecepatan pada sumbu y:
vy = vo sin α - g.t
vy = 10 sin 37˚ - 10 (0,2)
vy = 10 (3/5) – 2
vy = 6 – 2 = 4 m/s
sehingga kecepatan setelah 0,2 s:
2. Seorang anak melempar batu dengan kecepatan awal 20 m/s dan sudut elevasi 30˚secara
horizontal. Jika percepatan gravitasi 10 m/s². Maka hitunglah:

a) Ketinggian maksimum batu


b) Waktu yang diperlukan untuk sampai di titik tertinggi
c) Jarak terjauh yang dicapai batu
d) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai jarak terjauh
Pembahasan:
Diketahui:
α = 30˚
vo = 20 m/s
g = 10 m/s²

Jawab:
a) ketinggian maksimum (hmax)

b) waktu yang diperlukan untuk sampai di titik tertinggi (tmax)

c) Jarak terjauh yang dicapai batu (xterjauh)


d) Waktu yang diperlukan batu untuk mencapai jarak terjauh (tterjauh)

8. Gerak Melingkar
A.Pengertian
Gerak benda yang lintasannya berupa lingkaran.gerak melingkar dibagi menjad 2 macam
gerak melingkar yaitu =

1. GMB
Gerak melingkar dengan kecepatan sudut yang tetap
2. GMBB
Gerak melingkar benda dengan percepatan sudut yang tetap

B.Besaran pada gerak melingkar


1) Perpindahan sudut (θ)

Besarnya sudut yang ditempuh benda dari satu titik ke titik yang lain
Ada tiga cara untuk mengukur besar sudut θ
1.Mengukur sudut dalam drajat
Jika benda melakukan 1 kali putaran penuh maka sudut yang ditempuh 360°,θ=360° sekali
putaran
2.Mengukur dalam putaran
Satu lingkaran penuh menyatakan 1 kali putaran
3.Mengukur sudut satuan radian
Radian adalah satuan SI untuk perpindahan sudut. Jika benda telah berputar sebanyak 1 kali
putaran maka titik yang berada di tepi lingkaran telah bergerak melalui jarak liniear sebesar X.
Besarnya sudut θ dalam radian adalah perbandingan antara jarak liniear X dengan jari jari
lingkaran
𝑋 2𝜋𝑟
𝜃= →𝜃= → 𝜃 = 2𝜋
𝑅 𝑅
Jadi 1 putaran = θ = 360°=2πrad
Hitung
a)3/4 putaran = 270° = 3/2πrad
b)70° = 7/36 putaran = 7/18 π rad
c)30°=1/6πrad = 1/12 putaran

2) Frekuensi dan Periode

a)Frekuensi putaran
Banyaknya putaran yang dilakukan tiap satu satuan waktu
𝑛
𝑓=
𝑡
b)Periode putaran
Waktu yang diperlukan untuk 1 kali putaran penuh

𝑡 1
𝑇= =
𝑛 𝑓

3) Kecepatan sudut (ω)

Besarnya sudut yang ditempuh dalam satu-satuan waktu

𝜃
𝜔=
𝑡
360 2𝜋𝑟𝑎𝑑
Untuk 1 putaran 𝜔 = =
𝑡 𝑡
𝜔 = 2𝜋𝑓
4) Kecepatan Liniear

Kecepatan yang arahnya menyinggung lintasan


2𝜋
𝑉 = 𝜔. 𝑅 𝑉= .𝑅 𝑉 = 2𝜋𝑓𝑅
𝑡

5) Percepatan Sentripetal

Percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran.

𝑉2
𝑎𝑠 = 𝑎𝑠 = 𝜔2 𝑅
𝑅

6) Gaya Sentripetal

Gaya yang arahnya menuju pusat lingkaran

𝑉2
𝐹𝑠 = 𝑚. 𝑎𝑠 𝐹𝑠 = 𝑚 .
𝑅
Keterangan :

 f = frekuensi (Hz)
 T = Periode (S)
 ω = Kecepatan Sudut (Rad/s)
 V = Kecepatan Liniear (m/s)
 as = Percepatan Sentripetal (m/s2)
 Fs = Gaya Sentripetal (N)
7) Hubungan antara sudut yang ditempuh dengan jarak yang ditempuh

𝑆 = 𝜃 .𝑅

C.GMBB
𝜃
Kecepatan sudut 𝜔=
𝑡
∆𝜃
Kecepatan sudut rata-rata 𝜔=
∆𝑡
𝑑𝜃
Kecepatan sudut sesaat 𝜔=
𝑑𝑡
𝜔
Percepatan sudut 𝛼=
𝑡
∆𝜔
Percepatan sudut rata –rata 𝑎=
∆𝑡
𝑑𝜔
Percepatan sudut sesaat 𝑎=
𝑑𝑡

 Menentukan persamaan kecepatan sudut dan fungsi percepatan sudut.

𝑑𝜔
𝛼= → 𝑑𝜔 = 𝛼. 𝑑𝑡 → ∫ 𝑑𝜔 = ∫ 𝛼 . 𝑑𝑡
𝑑𝑡
Sehingga didapatkan

𝜔𝑡 − 𝜔𝑜 = ∫ 𝛼 . 𝑑𝑡

 Menentukan persamaan posisi dari sudut dari fungsi kecepatan sudut.

𝑑𝜃
𝜔= → 𝑑𝜃 = 𝜔 . 𝑑𝑡 → ∫ 𝑑𝜃 = ∫ 𝜔 . 𝑑𝑡
𝑑𝑡
Sehingga didapatkan

𝜃𝑡 = 𝜃𝑜 + ∫ 𝜔 . 𝑑𝑡

Persamaan Umum GMBB


𝜔𝑡 = 𝜔𝑜 ± 𝛼 . 𝑡
1
𝜃 = 𝜔𝑜𝑡 ± 𝛼 . 𝑡2
2
𝜔𝑡 2 = 𝜔𝑜 2 ± 2𝛼𝜃

Contoh Soal
1.Sebuah roda diameternya 80cm semula berputar dengan ω=5 rad/s ,10detik kemudian ω = 25 rad/s,tentukan
:Percepatan,kecepatan rata rata setelah 5 sekon,10 sekon,dan 15,sekon,sudut yang ditempuh roda setelah 5sekon,10
sekon,dan 15,sekon, jarak yang ditempuh roda setelah 5,10,15 sekon,kecepatan roda setelah 5,10,15 sekon,sudut
yang ditempuh setelah 20 sekon dalam drajat ,putaran,dan radian

1. )𝜔𝑡 = 𝜔𝑜 + 𝛼 𝑡 4) S =50 . 40 = 2000


25 =5+α 10 S =150 .40 = 6000
20 =α10 S = 12000
α=2 5)V1=15 . 0,4 = 6
2)ωt1=15 V2=25 . 0,4 = 10
ωt2=25 V3=35 . 0,4 = 14
ωt3=35 6) θ = 5 . 20 + 0,5 . 2 .202 = 500°
3) 𝜃 = 25 ± 25 = 50 θ=500 = 250πrad
𝜃 = 50 ± 100 = 150 500.360 = 180000 putaran
𝜃 = 75 ± 225 = 300

D.Hubungan Roda-roda
𝑉1 𝑉2
Hubungan roda seporos 𝜔1 = 𝜔2 → 𝑅1 = 𝑅2

Hubungan roda bersinggungan 𝑉1 = 𝑉2 → 𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2

Hubungan roda berhubungan dengan rantai 𝑉1 = 𝑉2 → 𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2


Contoh Soal

R3
R2 R1

R4

R1=10,R2=25,R3=20,R4=15
Jika roda 4 berputar dengan f= 180 rpm tentukan :
 frekuensi roda lain
 Periode tiap roda
 ω tiap roda
 V tiap roda
 sudut yang ditempuh roda selama 10 menit

a)180 rpm = 3hz maka R4=R2,V4=V2,


3.15 1,8 .10
𝑓2 = = 1,8 𝐻𝑧 , 𝑓2 = 𝑓1 = 1,8𝐻𝑧 ,𝑓3 = = 0,9 𝐻𝑧
2,5 20

b)T1=1/30 sekon
T2 = 5/9 sekon
T1 = 5/9 sekon
T3 = 10/9 sekon
c)𝜔4𝑟4 = 𝜔2𝑟2 → 𝜔4 = 25, 𝜔2 = 15 karena r1 dan r2 berhubungan seporos maka ω2=ω1
15.25
sehingga ω1= 15,dan untuk ω3, = 𝜔3 = 18,75
20
d) V tiap roda,yaitu V1=10 .15= 150
V2 = 25 . 15 =375
V3 = 20 . 18,75 = 375
V4 = 15 . 25 =375
e)ω4=7500/2π maka memiliki θ=41,67°
ω3 = 11250/2π maka memiliki nilai θ = 31,25°
ω2 = 9000/2π maka memiliki nilai θ = 25 °
ω1 = 9000/2π maka memiliki nilai θ = 25 °

8. Persamaan Umum GMB dan GLBB


GLBB GMB
𝑉𝑡 = 𝑉0 . 𝑎𝑡 a. 𝜔𝑡 = 𝜔0 . 𝛼𝑡

1 1
𝑆 = 𝑉0 . 𝑡 + 𝑎. 𝑡 2 𝜃 = 𝜔0 . 𝑡 𝛼. 𝑡 2
2 2

𝑉𝑡 2 = 𝑉02 + 2. 𝑎. 𝑠 𝜔𝑡 2 = 𝜔02 + 2. 𝛼. 𝜃

9. Hubungan Antara Roda


a. Roda dalam roda
𝑉1 𝑉2
𝜔1 = 𝜔3 atau =
𝑅1 𝑅2
b. Roda Bersinggungan
𝑉1 = 𝑉2 atau 𝜔1 . 𝑅1 = 𝜔2 . 𝑅2
c. Roda dihubungkan dengan tali
d. 𝑉1 = 𝑉2 atau 𝜔1 . 𝑅1 = 𝜔2 . 𝑅2

10.Hukum Newton tentang gerak


a. 𝑤 = 𝑚. 𝑔
b. Pada bidang datar Pada bidang miring
𝑁=𝑊 𝑁 = 𝑊. 𝑐𝑜𝑠𝛼
c. 𝑓𝑔 = 𝜇. 𝑁
d. ∑ 𝐹 = ∑ 𝑚 . 𝑎

Semester 2
1. Hukum Newton Gravitasi
a. Interaksi antara 2 benda
𝑀 .𝑀
𝐹 = 𝐺 12 2 F=Gravitasi G=Konstan gravitasi umum(6.7 x 10-11)
𝑅
R=Jarak antar benda M=Massa
Besar gaya gravitasi antara 2 benda sebanding dengan massa masing-masing benda dan
berbanding terbalik
Contoh :

a) Berapa Resultan gaya A?


𝑀 𝑀 𝑀 𝑀
1) Ftotal = 𝐺𝑥 𝑅𝑏2 𝑎 + 𝐺𝑥 𝑅𝑐2 𝑎
𝑏𝑎 𝑐𝑎
𝑀𝑏 𝑀𝑐
2) Ftotal = 𝐺. 𝑀𝑎 = 2 + 2
𝑅𝑏𝑎 𝑅𝑐𝑎
36 2
3) 6.7 𝑥 10−11 . 4 . ((20𝑥10−2 )2 + (10𝑥10−2 )2
4) Ftotal A= 2,948 x 107 N

b. Medan Gravitasi
𝑀2
𝑔 = 𝐺.
𝑅2
Daerah disekitar benda masih dapat dirasakan adanya pengaruh benda itu.

2. Hukum Kepler Gravitasi


a. Lintasan planet dalam jagat raya berupa elips dengan matahari berada pada titik focus
b. Setiap planet menyapu luas juring sama dalam waktu sama
𝑇2 𝑇2
c. =
𝑅3 𝑅3
Contoh: Tentukan periode revolusi planet yang jaraknya 2x R bumi
𝑇2 𝑇2
1) =
𝑅3 2𝑅 3
12 𝑇2
2) =
13 8
3) T2=8
4) √8 = 2.82

3. Jarak Antara Planet


a. 1 SMA = 150.000.000
𝑛𝑜.𝑝𝑙𝑎𝑛𝑒𝑡+14
b. 𝑑 = 𝑥 100
10

Contoh : Berapa jarak venus dari matahari?

1) No. planet Venus = 3


3+4
2) 𝑑 = 𝑥 1𝐴𝑈
10
7
3) 𝑑 = 𝐴𝑈
10

4. Kesesuaian antara hukum kepler dengan newton


𝑇2 4𝜋2
= T=Periode R=Jari-jari G=Konstanta gravitasi m=Massa
𝑅3 𝐺𝑀

5. Kecepatan lepas orbit


𝑣 = √2𝑔𝑅

6. Kecepatan Orbit Satelit


𝑉 = √𝑔𝑅

7. Orbit Geostasioner
Satelit yang berada di dalam orbit geostasioner berkelakuan
a. Selalu berada pada titik ia dilepaskan
b. Berperiode rotasi sama dengan rotasi bumi

𝑔. 𝑅2
𝑅2 = √
𝑤2
Soal-Soal Latihan

10 cm

1. Berdasarkan gambar diatas tentukan :


a. Resultan gaya pada A
b. Besarnya kuat medan gravitasi yg dialami benda D karena A

𝑚 𝑚
a. FTotal A = 𝐺. 𝑚𝑎 (𝑅2𝑎 + 𝑅2𝑐 )
𝑏𝑎 𝑐𝑎
−11 36 2
= 6,7. 10 . 4. (400.10−4 + 100.10−4 )
= 26,8. 10−7 . (0.09 + 0.02)
= 2,948 . 10-7 N
𝑚𝑎 6,67.10−11 .4
b. 𝑔 = 𝐺 =
𝑅2 (10.10−2 )2
= 2,668.10-7 m/s²

2. Tentukan periode revolusi planet yg jaraknya ke matahari :


a. 2x R bumi
b. 3/2x R bumi

𝑇𝑏 ² 𝑇𝑝 ² 1² 𝑇𝑝 ²
a. = 3 = 3 = 3 =
𝑅𝑏 𝑅𝑝 𝑅𝑏 (2𝑅𝑏 )3
= 𝑇𝑝2
=8
= 𝑇𝑝 = 2,8 𝑡ℎ𝑛
𝑇 ² 𝑇𝑝 ² 1² 𝑇𝑝 ²
b. = 𝑅 𝑏3 = =𝑅 = 3
𝑏 𝑅𝑝 3 𝑏
3
( 𝑅𝑏 ) 3
2
27
= 𝑇𝑝2 = 8
= 𝑇𝑝 = 1,83 𝑡ℎ𝑛
3. Jika periode revolusi bumi 1 tahun dan jarak antara bumi dengan matahari
149.600.000 KM . Tentukan berapa massa matahari !

T = 1 tahun = 3,1536 . 107 s


R = 1,496 . 1011 m
𝑇2 4𝜋 2
= = 𝐺.𝑀
𝑅3
(3,1536.107 )² 4𝜋²
= = 6,67.10−1 .𝑀
(1,496.1011 )3
4𝜋².(1,496.1011 )3
= 𝑀 = 6,67.10−11 .(3,1536.107)2
= 𝑀 = 1,99257. 1030

4. Tentukan berapa kecepatan orbit satelit dan kecepatan lepas roket supaya
mencapai orbit stasioner , jika diketahui besarnya percepatan gravitasi g = 9.8 m/s²
dan jari jari bumi = 6,4 . 106 m!

a. = 𝑣 = √𝑔. 𝑅
= 𝑣 = √9,8 . 6,4. 106
= 𝑣 = 7919,596 𝑚/𝑠²
b. = 𝑣 = √2. 𝑔. 𝑅
= 𝑣 = √2 . 9,8 . 6,4. 106
= 𝑣 = 11200 𝑚/𝑠²
5. Berapa tinggi orbit geostasioner sebuah satelit supaya dapat mengorbit bumi. Jika
diketahui percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s², jari jari bumi 6,4 . 106 m, dan periode
rotasi bumi 24 jam!

2𝜋
= 𝜔= 𝑇
2.3,14
= 𝜔 = 86400 = 7,27 . 10−5
3
𝑔 .𝑅 2
= 𝑅2 = √ 𝜔²1
3 9,8 . (6,4 .106 )²
= 𝑅2 = √ (7,27 .10−5 )²
= 𝑅2 = 42348600,95 𝑚

8. Usaha dan Energi


a. 𝑾 = 𝑭. 𝑺 (bila datar)

Contoh : Balok massa M pada bidang datar licin. Ditarik oleh gaya 30 N sehingga
bergerak sejauh 50 cm ke kanan. Berapa usaha yang dilakukan balok?
= 1) W=30. 0,5 = 15 Joule
b. 𝑾 = 𝑭. 𝑺. 𝒄𝒐𝒔𝜽 ( 𝑩𝒊𝒍𝒂 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕)

Contoh : Benda bermassa M di bidang datar. Ditarik gaya 50 N membentuk sudut 60˚
terhadap horizontal. Berapa Usaha bend ajika benda bergerak 4 m?
= 1) W=50. 4. cos60
2) W= 100 Joule
c. 𝑬𝒑 = 𝒎. 𝒈. 𝒉
𝟏
d. 𝑬𝒌 = 𝒎𝒗𝟐
𝟐
e. 𝑬𝒎 = 𝑬𝒌 + 𝑬𝒑
Energi mekanik jumlahnya akan selalu sama
9. Daya/Power
Besarnya usaha yang dilakukan setiap satuan waktu
𝑊 𝐹𝑆
a. 𝑃 = atau 𝑃 = atau 𝑃 = 𝐹. 𝑣
𝑡 𝑡

10. Efisiensi Mesin


𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑒𝑡ℎ𝑎 = 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛
Contoh : Air terjun 100 m. Mengalirkan air 5m3/2 sekon. Dibawah air terjun ada baling-
baling yang ethanya hanya 60%. Jika hanya 70% air dapat diubah jadi energi.
a) Berapa daya yang masuk di generator?
𝜌.𝑣.𝑔.ℎ
1) 𝑃𝑖𝑛 = . 70%
𝑡
1000.5.10.100
2) 𝑃𝑖𝑛 = . 0.7
2
3) 𝑃𝑖𝑛 = 1.75 Mwatt

b) Berapa daya yang dihasilkan generator


𝑃𝑜𝑢𝑡
1) 60% = . 100%
1.75 𝑀𝑤𝑎𝑡𝑡
2) 𝑃𝑜𝑢𝑡 = 1,05 Mwatt
11.Momentum
Hasil kali massa dan kecepatan
𝑃 = 𝑚. 𝑣 bila bola datang v = negative, bila pergi v = positif

12. Impuls (Perubahan momentum)


𝐼 = 𝐹. ∆𝑡

13.Hubungan Momentum dan Impuls


𝐼 = 𝑃2 − 𝑃1

14.Hukum Kekekalan Momentum


𝑀1 𝑉1 + 𝑀2 𝑉2 = 𝑀1 𝑉1 ′ + 𝑀2 𝑉2 ′
Contoh : Nelayan bermassa 80 kg mendayung kapal 120 kg dengan kecepatan 4m/s. Orang
itu lompat dari perahu dengan kecepatan 5 m/s. Berapa kecepatan perahu saat itu?
= 1) 80. 4 + 120. 4 = 80. -5 + 120𝑉2
2) 320 + 480 = -400 + 120v
3) 1200 = 120v
4) V = 10 m/s
15.Tumbukan
a. Tumbukan Lenting (e=1)
b. Tumbukan Lenting Sebagian (0<e<1)
c. Tumbukan tidak lenting (e=0)
−(𝑉1 − 𝑉2 )
𝑒=
𝑉1 − 𝑉2
Contoh : Truk bermassa 6 ton dengan kecepatan 10 m/s menabrak sedan bermassa 2 ton
berkecepatan 25 m/s dari arah berlawanan. Jika kedua mobil lenting sempurna tentukan kecepatan
mereka setelah tabrakan
= 1) 𝑀𝑡 𝑉𝑡 + 𝑀𝑠 𝑉𝑠 = 𝑀𝑡 𝑉𝑡 ′ + 𝑀𝑆 𝑉𝑆 ′
2)6. 10 + 2 (-25) = 6Vt’ + 2Vs’
3) 10 = 6Vt’ + 2Vs’
−(𝑉1 −𝑉2 )
4) 1 = 𝑉1 −𝑉2

5)-Vt’+Vs’ = 10-(-25)
6) -Vt’ + Vs’ = 35
7) Gunakanlah rumus pengurangan untuk mengurangi kedua persamaan tersebut.
8) Vs’ = 27,5 m/s ke kanan dan Vt’= 7.5 m/s ke kiri

16.Koefisien Restitusi
ℎ1
ℎ𝑛 = 𝑎. 𝑟 𝑛 hn= Ketinggian setelah pantulan n a = h0 r =ℎ𝑜

17.Ayunan Balistik
(𝑀𝑝 + 𝑀𝑏 )
a. 𝑣 = √2𝑔ℎ b. 𝑉𝑝 = .𝑉
𝑀𝑝

: Contoh : Balok bermassa 2 kg. Digantung di tali 2 m,


ditembak peluru 10 g membentuk sudut 60.
𝑥
= 1) Cos60 = x=cos60 l= 0,5. 2 = 1 m
𝑙

2) h=l-x = 2-1=1 m
(0,01+ 2)
3) 𝑉𝑝 = . √2. 10. 1 = 89,88 m/s
0,01
18.Stress
𝐹
𝑆= s= Stress F= Gaya A= Luas penampang
𝐴

Contoh : Sebuah bahan elastis dengan panjang 5 cm dan luas penampang 5 cm2 ditarik dengan
gaya 2 Newton sehingga tambah panjang 1 m. Berapa stress?
2
= 1) 𝑠 = = 40
5 𝑥 10−2

19.Strain
∆𝑙
𝑒= e= Strain ∆𝑙= pertambahan panjang lo = Panjang awal
𝑙0

Contoh : Sebuah bahan elastis dengan panjang 10 cm dan luas penampang 5 cm2 ditarik dengan
gaya 2 Newton sehingga tambah panjang 1 m. Berapa strain?
1
= 1) 𝑒 = 0.1 = 10

20.Modulus Young
𝐹. 𝑙𝑜
𝐸=
𝐴. ∆𝑙
Contoh : Kawat yang panjangnya 8 m berdiameter 2 mm. Kawat diberi beban 5 kg hingga
memanjang 5 mm. Tentukan modulus young!
50. 8
𝐸= −3 −3
= 2,54. 1010
(5. 10 )(3,14. 10 )

21.Hukum Hooke
a. Pada pegas
𝐹 = 𝑘. ∆𝑥
b. Pada kawat
𝐸. 𝐴
𝑘=
𝑙𝑜
Contoh: Benda panjangnya 20 cm digantungi beban 200 g sehingga pegas memanjang menjadi 25
cm. Konstanta pegas = ?
𝐹
= 1) 𝑘 =
∆𝑥

2) ∆𝑥= 25-20 = 5
2
3) 𝑘 = = 40
0,05

22.Energi Potensial Pegas


1
𝐸𝑝 = . 𝑘. ∆𝑥 2
2

Contoh: Benda panjangnya 20 cm digantungi beban 200 g sehingga pegas memanjang menjadi 25
cm. Konstanta = 40. Ep = ?
1
=1) Ep = 2 . 40. 0,042 = 0,032

23.Rangkaian pegas
a. Seri
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3
∆𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑥1 + ∆𝑥2 + ∆𝑥3
1 1 1
= +
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘1 𝑘2

b. Paralel
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹1 = 𝐹2 = 𝐹3
∆𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑥1 = ∆𝑥2 = ∆𝑥3
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3
Soal-Soal Latihan
1. Seutas kawat panjangnya = 8 cm berdiameter 2 mm.kawat diberi beban 5 kg .bertambah
panjang 5mm tentukan ,E=... ?

𝐹. 𝐿𝑜 50 .8
𝐸= = = 2,54 . 1010
𝐴 . ∆𝐿 3,14. 10−6 . 5 . 10−3

2. Sebuah pegas panjangnya 20 cm digantungi beban 200 grsehingga panjangya menjadi 25


cm,hitunglah konstanta pegas
𝐹 2
𝑘= = = 40
∆𝑥 0,05
3. Sebuah pegas digantungi beban 50 gram,bertambah panjang 5 cm berapa pertambahan
panjang jika digantung beban 300 gram
250 5
= → 250𝑥 = 1500 → 𝑥 = 6 𝑐𝑚
300 𝑥
4. Sebuah benda panjangnya 25 cm ,ketika digantung bebang 200 gram lalu panjang
awalnya 20 cm kemudian beban ditarik kebawah 4 cm tentukan konstanta pegas dan
energi potensial pegas

2 1
𝑘 = 0,05 = 40 𝐸𝑝 = 2 .40 .4. 10−2 = 3,2 . 10−2
5.

k1 k2 k3

k4 k5

k6

5KG

K1 400 Ditanya a)K total


K2 600 b)∆x total
K3 300 c)jika beban ditarik kebawah 10 cm berapa ep
K4 200
K5 600
K6 500 a)𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙1 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 = 1300
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙2 = 𝑘4 + 𝑘5 = 800
1 1 1 209
= + = = 248,8
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1300 800 5200
b)F-W = 0
F=W
k . ∆x = 50
248,8 . ∆x = 50
∆x = 0,2
c)∆xt = 0,2+0,1=0,3
1
𝐸𝑃 = .248,8 . (0,3)2 = 11,196
2
6. Sebuah benda bergetar F= 10 Hz dengan amplitudo 10 cm tentukan

y,vy,ay setelah 1/3 detik


y= a sin (ωt)
y=10 sin (2πft)
𝑦 = 5√3
Vy= ωA . cos (2πft)
Vy=6,28 . cos(1200)
Vy= -3,14
ay=-ω2A . sin(2πft)
ay=-(62,8)2.10 . sin (1200)
ay= - 34154,6

7. Benda bermassa 100 gram memiliki frekuensi 10 hz dengan A= 10 cm


tentukan y,vy,ay,EP,EK,dan EM setelah 1/3 sekon
y=A.sin (ωt)
y=0.1 sin (2π10 . 1/3)
y=0,086
Vy=ωA cos (ωt)
Vy=2πf . A . cos (2πft)
Vy=-3,14
ay= -(4π2f2).0,01 . sin (1200)
ay=-34,12
k = m . ω2
k=0,1 . 4 . 3,14 . 3,14 . 100
k=394,3
1
𝐸𝑃 = .394,3 . 0,12 . sin(1200)2 = 1,478
2
1
𝐸𝐾 = .394,3 . 0,12 . cos(1200)2 = 0,492
2
EM= EP + EK= 1,97
8. Pegas panjangnya 20 cm digantung beban bermasa 2 kg panjangnya menjadi 30 cm
kemudian beban ditarik kebawah sejauh 9 cm kemudian dilepas sehingga terjadi getaran
tentukan
a) k pegas
b) F dan T pegas

20
𝑘= = 200
0,1
1 200
𝐹 = 2𝜋 . √ = 1,59 Hz
2

2 1
𝑇 = 2𝜋√ = 𝜋
200 5

24.Getaran
a. Simpangan getaran
𝑦 = 𝐴𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
b. Persamaan Kecepatan getar
𝑉𝑦 = 𝜔𝑎. 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡
c. Persamaan Percepatan Getar
𝑎𝑦 = −𝜔2 . 𝐴. 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡

25.Energi Getaran
1
𝐸𝑝𝑦 = 𝑘𝐴2 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡
2
1 2
𝐸𝑘𝑦 = 𝑘𝐴 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡
2
1
𝐸𝑚𝑦 = 𝑘𝑎
2
26. FREKUENSI DAN PERIODE PADA AYUNAN PEGAS
a. Frekuensi pada pegas
𝑘 = 𝑚. 𝑤 2
𝑘 = 𝑚. 2𝜋
𝑘 = 𝑚. 4𝜋. 𝑓 2
𝑘
𝑓 2 = 4𝜋2 .𝑚
𝑘
𝑓 = √4𝜋2 .𝑚 m = Massa Beban

1 𝑚
𝑓= √ k = Konstanta Pegas
2𝜋 𝑘

b. Periode
1
𝑓=
𝑇
1
𝑇=𝑓
1
1 𝑘

2𝑡 𝑚

𝑚
𝑇 = 2𝑎√ 𝑘

FREKUENSI DAN PERIODE PADA AYUNAN HARMONIS

α Gaya pemulih
gaya yang arah selalu
𝑙 menuju titik setimbang

𝐴
𝑆𝑖𝑛 𝛼 = 𝑙

w
𝐹𝑝 = 𝑤. sin 𝛼
1
𝐹𝑝 = 𝑚. 𝑎 𝑇=𝑓
𝑙
𝑤 sin 𝛼 = 𝑚. 𝑎 𝑇 = 2𝜋√𝑔
𝑚. 𝑔 sin 𝛼 = 𝑚. 𝑎
𝑔 sin 𝛼 = 𝑤 2 . A
𝐴
𝑔 𝑙 = (2𝜋𝑓)2 . 𝐴
𝑔
= 4𝜋 2 . 𝑓 2
𝑙
𝑔
𝑓 2 = 4𝜋2 . 𝑙
𝑔
𝑓 = √4𝜋2 . 𝑙
1 𝑔
𝑓 = 2𝜋 √ 𝑙

Anda mungkin juga menyukai