SEMESTER 1 DAN 2
OLEH:
ANDI HAFIZ RAJENDRA
X IPA 5
a. Fungsi Turunan
𝒅𝒚
= 𝑪. 𝑨. 𝑿𝑨−𝟏
𝒅𝒙
b. Fungsi Integral
𝑪
∫𝒚 = 𝑿𝑨−𝟏
𝑨+𝟏
1. Diketahui
Pembahasan
Untuk x = 0 maka nilai f(x) adalah
Sehingga
Jawab :
f '(x) = ∫ f ''(x) dx
f '(x) = ∫ (12x − 2) dx
f '(x) = 6x2 − 2x + C
f '(1) = 4
⇔ 6(1)2 − 2(1) + C = 4
⇔ C=0
f(x) = ∫ f '(x) dx
f(x) = ∫ (6x2 − 2x) dx
f(x) = 2x3 − x2 + C
f(0) = 2
⇔ 2(0)3 − (0)2 + C = 2
⇔ C=2
Contoh soal:
Volume= Panjang x Lebar x tinggi
=Pxlxt
=mxmxm
= 𝑚3
=𝐿3
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Kecepatan= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑠
v =𝑡
𝑚
v =𝑠
v =m.𝑠 −1
v=L.𝑇 −1
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
Percepatan= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
∆𝑣
a= ∆𝑡
𝑚.𝑠 −1
a= 𝑠
a=m.𝑠 −2
a=L.𝑇 −2
B.)Dimensi
Dimensi: “Cara suatu besaran tersusun dari besaran pokok.”
Manfaat dimensi:
Dapat digunakan untuk membuktikan 2 besaran fisika setara atau tidak. 2 besaran
dikatakan setara jika ke-2 nya memiliki dimensi yang sama.
Dapat digunakan untuk menemukan persamaan yang pasti salah/benar.
Dapat menentukan satuan dari konstanta.
Dapat menentukan satuan dari persamaan fisika.
Dapat digunakan untuk membuat suatu persamaan fisika yang diperoleh dari
kesimpulan hasil percobaan.
Contoh: Besarnya frekuensi dari ayunan beranak tergantung dari panjang tali
ayunan dan besarnya percepatan gravitasi bumi di tempat percobaan.
C.)Angka Penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Angka penting terdiri
dari atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang diragukan) sesuai dengan alat ukur yang
digunakan.
Misalnya panjang benda yang diukur ditunjukan seperti gambar 13. Pada gambar tersebut, tampak
bahwa ujung benda terletak diantara angka 11,44 cm dan 11,45 cm. Sehingga, kita
akanmenyatakan bahwa panjang benda yang mendekati kebenaran adalah 15,45 cm. angka
terakhir, yakni angka 6 adalah angka perkiraan (taksiran), karena angka ini tidak terbaca pada skala
mistar.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.
3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol setelah angka bukan nol
termasuk angka penting.
4. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka angka nol sebelum angka bukan nol
tidak termasuk angka penting.
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka nol harus
ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah merupakan angka penting.
Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki dua angka penting
Ketika angka-angka ditiadakan sari suatu bilangan, nilai dari angka terakhir yang dipertahankan
ditentukan dengan suatu proses yang disebut pembulatan bilangan. Aturan pembulatan bilangan
tersebut, antara lain:
Dalam melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanay boleh
mengandung satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan penting).
Contoh 1:
37,8346
4 dan 6 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan dengan
atuan pembulatan.
Contoh 2:
372,417
4 dan 7 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 372,42 disesuaikan dengan
atuan pembulatan.
Dalam operasi perkalian atau pembagian, maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya paling sedikit.
Contoh 1:
8,557750
Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka penting, sehingga hasil perkalian
8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting).
Contoh 2:
0,2326
Hasil pembahian hanya boleh mengandung satu angka penting, sehingga hasil perkalian 0,2326
ditulis 0,2.
D.)Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah adalah cara penulisan angka supaya lebih sederhana dan mudah
dipahami.Biasanya notasi ilmiah digunakan untuk pengukuran atau perhitungan dalam
fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti massa elektron,
sampai dengan ukuran yang sangat besar, seperti massa bumi. Penulisan hasil
pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira 6.000.000.000
000.000.000.000.000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil, misalnya massa
sebuah elektron kira-kira 0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.911 kg
memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya.
1. Mistar
Alat ukur satu ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm atau sama dengan dua goresen
terdekat. Oleh karena itu, mistar memiliki ketidak pastian sebesar 0,5 mm
2. Jangka Sorong
Jangka sorong dapat dih=gunakan untuk mengukur ketebalan suatu plat logam, mengukur garis
tengah bagian luar dan dalam pipa, atau kedalaman lubang. Terdapat beberapa bagian penting
yang perlu kita ketahui dari jangka sorong, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap
memiliki skala yang disebut skala utama. Satu bagian terkecil skala utama jangka sorong
memiliki panjang 1 mm. Adapun rahang geser memiliki skala yang disebut skala nonius atau
sering juga disebut dengan skala vernier. Pada skala nonius, panjang 20 skalanya adalah 1 mm
atau dapat dikatakan pula bahwa satu bagian nonius adalah 0,05 mm yang berarti pula bahwa
skala terkecilnya juga 0,05 mm atau 0,005 cm.
3.Micrometer Skrup
Micrometer Skrup merupakan panjang yang memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jangka sorong atau apalagi mistar. Skala terkecil Micrometer
Skrup mencapai 0,001 cm atau 0,01 mm. Penyajian datanya sering kali dalam satuan millimeter.
Untuk mengukur massa suatu benda, biasanya digunakan alat berupa neraca atau lebih akrab
ditelinga kita dengan istilah timbangan. Neraca sendiri memiliki beberapa jenis. Dan itu semua
dibedakan berdasarkan perbedaaan cara kerja, ketelitian, ataupun teknologi yang digunakan.
Salah satu neraca yang kita kenal antara lain adalah neraca Ohaus.
1. Jam Tangan
Ada dua jenis jam tangan yang sering kita dapati dalam kehidupan sehari-hari; jam tangan digital
dan jam tangan jarum. Pada jam tangan jarum, jarum paling panjang disebut sekon yang
bergerak setiap satu sekon. Jarum yang lebih pendek disebut jarum menit yang bergerak setiap
satu menit. Adapun jarum yang terpendek disebut dengan jarum jam dan bergerak satu skala
setiap satu jam. Pada umumnya, jam tangan memiliki ketidak pastian sebesar 1 sekon.
2. Stopwatch
Stopwatch memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dibandingkan jam tangan. Sebagaimana jam,
Stopwatch juga ada yang berbentuk jarum dan adapula yang digital. Stopwatch jarum memiliki
ketidak pastian pada skala 0,1 sekon sedangkan Stopwatch digital memiliki nilai ketidakpastian
sebesar 0,01 sekon.
Ketidakpastian Mutlak
Suatu nilai ketidakpastian yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri. Pada
pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah dari NST. Untuk
suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah:
Δx = ½NST
X = x ± Δx
Melaporkan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara, dantaranya adalah
menggunakan kesalahan ½ – rentang atau bisa juga menggunakan standar deviasi.
Kesalahan ½ – Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti pada pengukuran tunggal.
Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada
pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah, yaitu x1, x2, x3, …
xn
Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar
Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat
dituliskan
Δx = (xmax – xmin)/2
x = x-bar ± Δx
Standar Deviasi
Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul data x1, x2, x3,
… xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:
Kesalahn dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak mungkin kita
ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.
Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat menyatakan bahwa
nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x – σ) sampai (x + σ). Dan untuk penulisan hasil
pengukurannya adalah x = x ± σ
Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil pengukuran.
Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu:
Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh ketidakpastin, maka
variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai permbatan
ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang merupakan hasil operasi variabel-
variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam tabel berikut ini.
Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a ± Δa) dan (b ± Δb). Kepada kedua hasil pengukuran
tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran baru.
Contoh soal:
Seorang murid mengukur panjang spidol snowman yang kemudian menghasilkan data
14,6cm;14,7cm;14,5cm;14,45cm;14,4cm;14,3cm.Laporkanlah hasil pengukuran lengkap
beserta ketidakpastiannya.
Penyelesaian:
1 7560,90 − 7560,30
∆𝑙 = √
6 5
1
∆𝑙 = √0,12
6
∆𝑙 = 0,056
0,056
𝐾𝑟 = 14,49 × 100%
=0,39%
2. Vektor
a. Resultan A-B
𝑅 = √(𝐴^2 ) + 𝐵^2 + 2𝐴𝐵. 𝑐𝑜𝑠𝛼
b. Selisih A-B
𝑅 = √(𝐴^2 ) + 𝐵^2 − 2𝐴𝐵. 𝑐𝑜𝑠𝛼
c. Resultan Vektor
𝑹 = ∑ 𝑭𝟐𝑿 + ∑ 𝑭𝟐𝒀
Soal-Soal Latihan
1. Dua buah vektor A = 15 cm dan B = 20 cm mengapit sudut 90°. Resultan kedua vektor
tersebut adalah ....
a. 20 cm
b. 20 √2 cm
c. 25 cm
d. 25 √2 cm
e. 25 √3 cm
a. 20 N
b. 20 √3 N
c. 40 N
d. 40 √2 N
e. 40 √3 N
Jawaban : E, Ingat jika selisih vektor maka tanda pada aturan cosinus bernilai negatif.
ingat juga nilai dari cos 120 = cos (180 - 60) = - cos 60
3. dua vektor mempunyai titik pangkal yang sama membentuk sudut 60° seperti pada gambar
berikut !
Besar besar dan arah vektor resultan terhadap sumbu-x positif adalah ....
a. 5 √3 N, 22,3°
b. 5 √19 N, 22,3°
c. 4 √3 N, 22,3°
d. 4 √19 N, 22,3°
e. 2 √3 N, 22,3°
Jawaban : D, Penyelesaian 2 buah vektor dengan sudut apit tertentu maka digunakan
aturan cosinus,
menentukan Besar sudut yang terbentuk menggunakan aturan sinus:
2. Persamaan posisi benda S(t) =4t3 - 5t – 12, jika s dalam meter dan t dalam detik maka
tentukanlah
a) persamaan kecepatan sesaat benda
b) kecepatan benda saat t=1 s
Pembahasan:
S =4t3 - 5t – 12
S' = 12t 2 - 5
3. Sebuah benda bergerak dengan persamaan posisi dengan fungsi waktu sebagai berikut:
s = 2t + 2
tentukanlah kecepatan rata-rata benda jika benda yang mula-mula diam bergerak selama 4 detik!
Penyelesaianya
s = 2t + 2
dari soal kita dapat ketahui bahwa benda bergerak selama 4 detik, artinya waktu awal adalah 0
dan waktu akhir adalah 4 s. Maka,
saat t = 0 s= 2.0 +2 = 2
saat t = 4 s= 2.4 +2 = 10
Jawaban : D, satuan kecepatan dalam km/jjam harus diubah menjadi m/s, yaitu
2. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan awal 10 m/s dan mengalami perlambatan 2 m/s2.
Dalam 5 sekon, mobil tersebut menempuh jarak sejauh ....
a. 5 m
b. 10 m
c. 15 m
d. 20 m
e. 25 m
𝑉0
4) 𝑡𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝑔
𝑉02
5) ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 =
2𝑔
Soal-Soal Latihan
1.Sebuah kotak kecil dilemparkan dari sebuah bangunan dengan ketinggian 80 meter dan
kecepatan awal 10 m/s. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh kotak tersebut
mencapai tanah ?
Pembahasan
Vt2 = V02 + 2 . g . h
Vt2 = 102 + 2 . 10 . 80
Vt2 = 100 + 1600
Vt2 = 1700 m/s
Jawaban : C, Benda bergerak vertikal ke bawah dengan kecepatan v = 15 m/s maka nilai
percepatan gravitasi adalah positif. maka kecepatan benda saat t = 3 s adalah :
3. Sebuah benda dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s. Berapakah ketinggian
benda tersebut saat kecepatannya menjadi 5 m/s?
A. 18,75 m
B. 20 m
C. 4 m
D. 18 m
Pembahasan
Pertama cari terlebih dahulu waktu yang dibutuhkan benda dapat ditentukan dengan
persamaan kecepatan berikut :
Vt = V0 - g . t
5 = 20 - 10t
10t = 20 - 5
10t = 15
t = 1,5 s
Soal-Soal Latihan
1. Sebuah bola ditendang dengan sudut elevasi 37˚ dan kecepatan awal 10 m/s. Tentukan
kecepatan bola setelah 0,2 detik! ( cos 37˚= 4/5, sin 37˚=3/5)
Pembahasan:
Diketahui:
α = 37˚
vo = 10 m/s
t = 0,2 s
Ditanya: v saat t = 0,2 s
Jawab:
Kecepatan pada sumbu x:
vx = vo cos α
vx = 10 cos 37˚
vx = 10 (4/5) = 8 m/s
Kecepatan pada sumbu y:
vy = vo sin α - g.t
vy = 10 sin 37˚ - 10 (0,2)
vy = 10 (3/5) – 2
vy = 6 – 2 = 4 m/s
sehingga kecepatan setelah 0,2 s:
2. Seorang anak melempar batu dengan kecepatan awal 20 m/s dan sudut elevasi 30˚secara
horizontal. Jika percepatan gravitasi 10 m/s². Maka hitunglah:
Jawab:
a) ketinggian maksimum (hmax)
8. Gerak Melingkar
A.Pengertian
Gerak benda yang lintasannya berupa lingkaran.gerak melingkar dibagi menjad 2 macam
gerak melingkar yaitu =
1. GMB
Gerak melingkar dengan kecepatan sudut yang tetap
2. GMBB
Gerak melingkar benda dengan percepatan sudut yang tetap
Besarnya sudut yang ditempuh benda dari satu titik ke titik yang lain
Ada tiga cara untuk mengukur besar sudut θ
1.Mengukur sudut dalam drajat
Jika benda melakukan 1 kali putaran penuh maka sudut yang ditempuh 360°,θ=360° sekali
putaran
2.Mengukur dalam putaran
Satu lingkaran penuh menyatakan 1 kali putaran
3.Mengukur sudut satuan radian
Radian adalah satuan SI untuk perpindahan sudut. Jika benda telah berputar sebanyak 1 kali
putaran maka titik yang berada di tepi lingkaran telah bergerak melalui jarak liniear sebesar X.
Besarnya sudut θ dalam radian adalah perbandingan antara jarak liniear X dengan jari jari
lingkaran
𝑋 2𝜋𝑟
𝜃= →𝜃= → 𝜃 = 2𝜋
𝑅 𝑅
Jadi 1 putaran = θ = 360°=2πrad
Hitung
a)3/4 putaran = 270° = 3/2πrad
b)70° = 7/36 putaran = 7/18 π rad
c)30°=1/6πrad = 1/12 putaran
a)Frekuensi putaran
Banyaknya putaran yang dilakukan tiap satu satuan waktu
𝑛
𝑓=
𝑡
b)Periode putaran
Waktu yang diperlukan untuk 1 kali putaran penuh
𝑡 1
𝑇= =
𝑛 𝑓
𝜃
𝜔=
𝑡
360 2𝜋𝑟𝑎𝑑
Untuk 1 putaran 𝜔 = =
𝑡 𝑡
𝜔 = 2𝜋𝑓
4) Kecepatan Liniear
5) Percepatan Sentripetal
𝑉2
𝑎𝑠 = 𝑎𝑠 = 𝜔2 𝑅
𝑅
6) Gaya Sentripetal
𝑉2
𝐹𝑠 = 𝑚. 𝑎𝑠 𝐹𝑠 = 𝑚 .
𝑅
Keterangan :
f = frekuensi (Hz)
T = Periode (S)
ω = Kecepatan Sudut (Rad/s)
V = Kecepatan Liniear (m/s)
as = Percepatan Sentripetal (m/s2)
Fs = Gaya Sentripetal (N)
7) Hubungan antara sudut yang ditempuh dengan jarak yang ditempuh
𝑆 = 𝜃 .𝑅
C.GMBB
𝜃
Kecepatan sudut 𝜔=
𝑡
∆𝜃
Kecepatan sudut rata-rata 𝜔=
∆𝑡
𝑑𝜃
Kecepatan sudut sesaat 𝜔=
𝑑𝑡
𝜔
Percepatan sudut 𝛼=
𝑡
∆𝜔
Percepatan sudut rata –rata 𝑎=
∆𝑡
𝑑𝜔
Percepatan sudut sesaat 𝑎=
𝑑𝑡
𝑑𝜔
𝛼= → 𝑑𝜔 = 𝛼. 𝑑𝑡 → ∫ 𝑑𝜔 = ∫ 𝛼 . 𝑑𝑡
𝑑𝑡
Sehingga didapatkan
𝜔𝑡 − 𝜔𝑜 = ∫ 𝛼 . 𝑑𝑡
𝑑𝜃
𝜔= → 𝑑𝜃 = 𝜔 . 𝑑𝑡 → ∫ 𝑑𝜃 = ∫ 𝜔 . 𝑑𝑡
𝑑𝑡
Sehingga didapatkan
𝜃𝑡 = 𝜃𝑜 + ∫ 𝜔 . 𝑑𝑡
Contoh Soal
1.Sebuah roda diameternya 80cm semula berputar dengan ω=5 rad/s ,10detik kemudian ω = 25 rad/s,tentukan
:Percepatan,kecepatan rata rata setelah 5 sekon,10 sekon,dan 15,sekon,sudut yang ditempuh roda setelah 5sekon,10
sekon,dan 15,sekon, jarak yang ditempuh roda setelah 5,10,15 sekon,kecepatan roda setelah 5,10,15 sekon,sudut
yang ditempuh setelah 20 sekon dalam drajat ,putaran,dan radian
D.Hubungan Roda-roda
𝑉1 𝑉2
Hubungan roda seporos 𝜔1 = 𝜔2 → 𝑅1 = 𝑅2
R3
R2 R1
R4
R1=10,R2=25,R3=20,R4=15
Jika roda 4 berputar dengan f= 180 rpm tentukan :
frekuensi roda lain
Periode tiap roda
ω tiap roda
V tiap roda
sudut yang ditempuh roda selama 10 menit
b)T1=1/30 sekon
T2 = 5/9 sekon
T1 = 5/9 sekon
T3 = 10/9 sekon
c)𝜔4𝑟4 = 𝜔2𝑟2 → 𝜔4 = 25, 𝜔2 = 15 karena r1 dan r2 berhubungan seporos maka ω2=ω1
15.25
sehingga ω1= 15,dan untuk ω3, = 𝜔3 = 18,75
20
d) V tiap roda,yaitu V1=10 .15= 150
V2 = 25 . 15 =375
V3 = 20 . 18,75 = 375
V4 = 15 . 25 =375
e)ω4=7500/2π maka memiliki θ=41,67°
ω3 = 11250/2π maka memiliki nilai θ = 31,25°
ω2 = 9000/2π maka memiliki nilai θ = 25 °
ω1 = 9000/2π maka memiliki nilai θ = 25 °
1 1
𝑆 = 𝑉0 . 𝑡 + 𝑎. 𝑡 2 𝜃 = 𝜔0 . 𝑡 𝛼. 𝑡 2
2 2
𝑉𝑡 2 = 𝑉02 + 2. 𝑎. 𝑠 𝜔𝑡 2 = 𝜔02 + 2. 𝛼. 𝜃
Semester 2
1. Hukum Newton Gravitasi
a. Interaksi antara 2 benda
𝑀 .𝑀
𝐹 = 𝐺 12 2 F=Gravitasi G=Konstan gravitasi umum(6.7 x 10-11)
𝑅
R=Jarak antar benda M=Massa
Besar gaya gravitasi antara 2 benda sebanding dengan massa masing-masing benda dan
berbanding terbalik
Contoh :
b. Medan Gravitasi
𝑀2
𝑔 = 𝐺.
𝑅2
Daerah disekitar benda masih dapat dirasakan adanya pengaruh benda itu.
7. Orbit Geostasioner
Satelit yang berada di dalam orbit geostasioner berkelakuan
a. Selalu berada pada titik ia dilepaskan
b. Berperiode rotasi sama dengan rotasi bumi
𝑔. 𝑅2
𝑅2 = √
𝑤2
Soal-Soal Latihan
10 cm
𝑚 𝑚
a. FTotal A = 𝐺. 𝑚𝑎 (𝑅2𝑎 + 𝑅2𝑐 )
𝑏𝑎 𝑐𝑎
−11 36 2
= 6,7. 10 . 4. (400.10−4 + 100.10−4 )
= 26,8. 10−7 . (0.09 + 0.02)
= 2,948 . 10-7 N
𝑚𝑎 6,67.10−11 .4
b. 𝑔 = 𝐺 =
𝑅2 (10.10−2 )2
= 2,668.10-7 m/s²
𝑇𝑏 ² 𝑇𝑝 ² 1² 𝑇𝑝 ²
a. = 3 = 3 = 3 =
𝑅𝑏 𝑅𝑝 𝑅𝑏 (2𝑅𝑏 )3
= 𝑇𝑝2
=8
= 𝑇𝑝 = 2,8 𝑡ℎ𝑛
𝑇 ² 𝑇𝑝 ² 1² 𝑇𝑝 ²
b. = 𝑅 𝑏3 = =𝑅 = 3
𝑏 𝑅𝑝 3 𝑏
3
( 𝑅𝑏 ) 3
2
27
= 𝑇𝑝2 = 8
= 𝑇𝑝 = 1,83 𝑡ℎ𝑛
3. Jika periode revolusi bumi 1 tahun dan jarak antara bumi dengan matahari
149.600.000 KM . Tentukan berapa massa matahari !
4. Tentukan berapa kecepatan orbit satelit dan kecepatan lepas roket supaya
mencapai orbit stasioner , jika diketahui besarnya percepatan gravitasi g = 9.8 m/s²
dan jari jari bumi = 6,4 . 106 m!
a. = 𝑣 = √𝑔. 𝑅
= 𝑣 = √9,8 . 6,4. 106
= 𝑣 = 7919,596 𝑚/𝑠²
b. = 𝑣 = √2. 𝑔. 𝑅
= 𝑣 = √2 . 9,8 . 6,4. 106
= 𝑣 = 11200 𝑚/𝑠²
5. Berapa tinggi orbit geostasioner sebuah satelit supaya dapat mengorbit bumi. Jika
diketahui percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s², jari jari bumi 6,4 . 106 m, dan periode
rotasi bumi 24 jam!
2𝜋
= 𝜔= 𝑇
2.3,14
= 𝜔 = 86400 = 7,27 . 10−5
3
𝑔 .𝑅 2
= 𝑅2 = √ 𝜔²1
3 9,8 . (6,4 .106 )²
= 𝑅2 = √ (7,27 .10−5 )²
= 𝑅2 = 42348600,95 𝑚
Contoh : Balok massa M pada bidang datar licin. Ditarik oleh gaya 30 N sehingga
bergerak sejauh 50 cm ke kanan. Berapa usaha yang dilakukan balok?
= 1) W=30. 0,5 = 15 Joule
b. 𝑾 = 𝑭. 𝑺. 𝒄𝒐𝒔𝜽 ( 𝑩𝒊𝒍𝒂 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕)
Contoh : Benda bermassa M di bidang datar. Ditarik gaya 50 N membentuk sudut 60˚
terhadap horizontal. Berapa Usaha bend ajika benda bergerak 4 m?
= 1) W=50. 4. cos60
2) W= 100 Joule
c. 𝑬𝒑 = 𝒎. 𝒈. 𝒉
𝟏
d. 𝑬𝒌 = 𝒎𝒗𝟐
𝟐
e. 𝑬𝒎 = 𝑬𝒌 + 𝑬𝒑
Energi mekanik jumlahnya akan selalu sama
9. Daya/Power
Besarnya usaha yang dilakukan setiap satuan waktu
𝑊 𝐹𝑆
a. 𝑃 = atau 𝑃 = atau 𝑃 = 𝐹. 𝑣
𝑡 𝑡
5)-Vt’+Vs’ = 10-(-25)
6) -Vt’ + Vs’ = 35
7) Gunakanlah rumus pengurangan untuk mengurangi kedua persamaan tersebut.
8) Vs’ = 27,5 m/s ke kanan dan Vt’= 7.5 m/s ke kiri
16.Koefisien Restitusi
ℎ1
ℎ𝑛 = 𝑎. 𝑟 𝑛 hn= Ketinggian setelah pantulan n a = h0 r =ℎ𝑜
17.Ayunan Balistik
(𝑀𝑝 + 𝑀𝑏 )
a. 𝑣 = √2𝑔ℎ b. 𝑉𝑝 = .𝑉
𝑀𝑝
2) h=l-x = 2-1=1 m
(0,01+ 2)
3) 𝑉𝑝 = . √2. 10. 1 = 89,88 m/s
0,01
18.Stress
𝐹
𝑆= s= Stress F= Gaya A= Luas penampang
𝐴
Contoh : Sebuah bahan elastis dengan panjang 5 cm dan luas penampang 5 cm2 ditarik dengan
gaya 2 Newton sehingga tambah panjang 1 m. Berapa stress?
2
= 1) 𝑠 = = 40
5 𝑥 10−2
19.Strain
∆𝑙
𝑒= e= Strain ∆𝑙= pertambahan panjang lo = Panjang awal
𝑙0
Contoh : Sebuah bahan elastis dengan panjang 10 cm dan luas penampang 5 cm2 ditarik dengan
gaya 2 Newton sehingga tambah panjang 1 m. Berapa strain?
1
= 1) 𝑒 = 0.1 = 10
20.Modulus Young
𝐹. 𝑙𝑜
𝐸=
𝐴. ∆𝑙
Contoh : Kawat yang panjangnya 8 m berdiameter 2 mm. Kawat diberi beban 5 kg hingga
memanjang 5 mm. Tentukan modulus young!
50. 8
𝐸= −3 −3
= 2,54. 1010
(5. 10 )(3,14. 10 )
21.Hukum Hooke
a. Pada pegas
𝐹 = 𝑘. ∆𝑥
b. Pada kawat
𝐸. 𝐴
𝑘=
𝑙𝑜
Contoh: Benda panjangnya 20 cm digantungi beban 200 g sehingga pegas memanjang menjadi 25
cm. Konstanta pegas = ?
𝐹
= 1) 𝑘 =
∆𝑥
2) ∆𝑥= 25-20 = 5
2
3) 𝑘 = = 40
0,05
Contoh: Benda panjangnya 20 cm digantungi beban 200 g sehingga pegas memanjang menjadi 25
cm. Konstanta = 40. Ep = ?
1
=1) Ep = 2 . 40. 0,042 = 0,032
23.Rangkaian pegas
a. Seri
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3
∆𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑥1 + ∆𝑥2 + ∆𝑥3
1 1 1
= +
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘1 𝑘2
b. Paralel
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹1 = 𝐹2 = 𝐹3
∆𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∆𝑥1 = ∆𝑥2 = ∆𝑥3
𝑘𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3
Soal-Soal Latihan
1. Seutas kawat panjangnya = 8 cm berdiameter 2 mm.kawat diberi beban 5 kg .bertambah
panjang 5mm tentukan ,E=... ?
𝐹. 𝐿𝑜 50 .8
𝐸= = = 2,54 . 1010
𝐴 . ∆𝐿 3,14. 10−6 . 5 . 10−3
2 1
𝑘 = 0,05 = 40 𝐸𝑝 = 2 .40 .4. 10−2 = 3,2 . 10−2
5.
k1 k2 k3
k4 k5
k6
5KG
20
𝑘= = 200
0,1
1 200
𝐹 = 2𝜋 . √ = 1,59 Hz
2
2 1
𝑇 = 2𝜋√ = 𝜋
200 5
24.Getaran
a. Simpangan getaran
𝑦 = 𝐴𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
b. Persamaan Kecepatan getar
𝑉𝑦 = 𝜔𝑎. 𝑐𝑜𝑠𝜔𝑡
c. Persamaan Percepatan Getar
𝑎𝑦 = −𝜔2 . 𝐴. 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡
25.Energi Getaran
1
𝐸𝑝𝑦 = 𝑘𝐴2 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡
2
1 2
𝐸𝑘𝑦 = 𝑘𝐴 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡
2
1
𝐸𝑚𝑦 = 𝑘𝑎
2
26. FREKUENSI DAN PERIODE PADA AYUNAN PEGAS
a. Frekuensi pada pegas
𝑘 = 𝑚. 𝑤 2
𝑘 = 𝑚. 2𝜋
𝑘 = 𝑚. 4𝜋. 𝑓 2
𝑘
𝑓 2 = 4𝜋2 .𝑚
𝑘
𝑓 = √4𝜋2 .𝑚 m = Massa Beban
1 𝑚
𝑓= √ k = Konstanta Pegas
2𝜋 𝑘
b. Periode
1
𝑓=
𝑇
1
𝑇=𝑓
1
1 𝑘
√
2𝑡 𝑚
𝑚
𝑇 = 2𝑎√ 𝑘
α Gaya pemulih
gaya yang arah selalu
𝑙 menuju titik setimbang
𝐴
𝑆𝑖𝑛 𝛼 = 𝑙
w
𝐹𝑝 = 𝑤. sin 𝛼
1
𝐹𝑝 = 𝑚. 𝑎 𝑇=𝑓
𝑙
𝑤 sin 𝛼 = 𝑚. 𝑎 𝑇 = 2𝜋√𝑔
𝑚. 𝑔 sin 𝛼 = 𝑚. 𝑎
𝑔 sin 𝛼 = 𝑤 2 . A
𝐴
𝑔 𝑙 = (2𝜋𝑓)2 . 𝐴
𝑔
= 4𝜋 2 . 𝑓 2
𝑙
𝑔
𝑓 2 = 4𝜋2 . 𝑙
𝑔
𝑓 = √4𝜋2 . 𝑙
1 𝑔
𝑓 = 2𝜋 √ 𝑙