Anda di halaman 1dari 10

Kelelahan Otot sebagai Akibat Mekanisme Kerja Otot

Ivanalia Soli Deo


102012359 / E11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Koresponden: ivanalia.deo@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh. Terdapat tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otot
tersebut, otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka.
Otot rangka yang bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanisme
gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan
adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Perlu diingat, otot rangka adalah
jenis otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersbeut dapat terjadi dikarenakan penumpukan
asam laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat,
kerja enzim maupun sumber energi yang berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan
penimbunan asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan
menambah pasokan oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati.
Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot

Abstract
Muscular system (muscle) consists of a large number of muscle that responsible for body
movements. There are three types: smooth muscle, cardiac muscle, and skeletal muscle. From
the three muscles, the muscle that has a big contribution in the movement of human body is
skeletal muscle. Skeletal muscles are working under the influence of nerve. Skeletal muscle
will do the mechanism of muscle motion, they are contraction and relaxation. Put simply,
contractions that occur due to the sliding filament proteins actin and myosin. To remember,
skeletal muscle is a type of muscle that easily tired. Tersbeut Muscle fatigue may occur
because of the buildup of lactic acid due to various factors, such as lack of rest time, heavy
muscular work, the energy source or the enzyme is reduced, all of which will result in the
buildup of lactic acid. How to reduce the buildup is to increase the supply of oxygen or with
the help of enzyme in the liver.
Keywords: muscular system, mechanism of muscle movement, muscle fatigue

Pendahuluan
Otot sering dikenal juga sebagai “daging” tubuh yang beratnya dapat mencapai 50% dari
berat tubuh. Otot ada tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka atau otot lurik.
Dari ketiga otot tersebut, otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia
adalah otot rangka. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tubuh, mulai dari gerak yang
sederhana hingga gerakan yang kompleks, dilakukan oleh otot rangka. Otot rangka yang
bekerja secara sadar (dipengaruhi saraf) akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontrasi

1
dan relaksasi. Untuk melakukan gerak otot dibutuhkan energi yang akan didapat dari proses
metabolosme otot dengan melibatkan glukosa.
Namun perlu selalu diingat bahwa otot rangka sangat mudah lelah. Kelelahan otot tersbeut
dapat terjadi dikarena penumpukan asam laktat akibat kurangnya pasokan oksigen untuk
melakukan glikolisis. Banyak orang yang ketika melakukan pekerjaan yang terlalu berat,
tubuhnya menjadi lelah dan lemas. Seperti pada kasus PBL kali ini, ada seorang perempuan
yang mengalami lelah dan lemas pada sekujur tubuhnya. Ia adalah seorang pedagang keliling
yang sering menggunakan otot (terutama otot bagian bawah tubuh). Melalui makalah ini,
diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida dapat mengetahui jenis-jenis otot,
bagaimana mekanisme kerja otot dan juga metabolisme otot, serta dapat mengetahui hal-hal
yang dapat menyebabkan kelelahan otot.

Pembahasan
1. Sistem Muskular (Otot)
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas
gerakan tubuh.1 Otot sering dikenal sebagai “daging” tubuh dan tersusun dari banyak dinding
organ berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai
50% berat tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut
otot. Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan
pekerjaan.2
Secara umum, otot memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung
banyak miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot
terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut
sarkolema, retikulum endoplasma halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot dapat
membesar.2
1.1 Fungsi Sistem Muskular2
Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi
panas. Otot mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot
juga menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk
maupun berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat
mempertahankan suhu normal tubuh.

2
1.2 Ciri-Ciri Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot akan
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kotraksi otot dapat
terjadi apabila otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot
sedang beristirahat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa otot memiliki 4 ciri, yaitu:
kontraktilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas.
Kontraktilitas adalah saat dimana serabut otot berkontaksi dan menegang, dalam kasus ini
dapat melibatkan pemendekan otot atau juga tidak. Pemendekan yang dihasilkan akan sangat
terbatas karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat. Pada
eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebih panjang otot saat
relaks. Sementara, elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah
berkontraksi atau meregang.2

2. Jenis-Jenis Otot
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot diklasifikasikan atau digolongkan ke dalam tiga
golongan, yaitu: otot polos, otot rangka, dan otot jantung.2 Proses dasar kontraksi pada ketiga
jenis otot tersebut serupa, namun terdapat perbedaan yang penting, perbedaan-perbedaan
tersebut akan dibahas di bawah ini.
2.1 Otot Polos
Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan kerjanya involunter (tak sadar). Jenis otot
ini dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta
pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan
sistem sirkulasi dasar.2
Otot polos memiliki ciri-ciri: serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang
bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu nukleus yang terletak di tengah (sentral),
bekerja secara tidak sadar, kontraksinya kuat dan lamban, serta tidak mudah lelah.2 Jenis otot
ini dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf (meskipun didberapa tempat di bawah
pengendalian saraf otonimik / tak sadar).3 Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan
otot rangka. Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat memendek sampai
seperempat panjangya dan dapat membangkitkan kekuatan.4

3
Gambar 1. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Polos3
2.2 Otot Jantung

Seperti namanya, otot jantung hanya ditemukan pada


jantung. Otot ini bergaris atau memiliki lurik seperti pada
otot lurik. Perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang
dan saling bersambung satu sama lain. Otot jantung
memiliki kemmapuan khusus untuk mengadakan kontraksi
otmatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya
rangsangan saraf.3 Ciri lain dari otot jantung adalah
nukleusnya yang terletak di tengah dan panjangnya yang
Gambar 2. Gambaran
Mikroskopik Dari Otot berkisar antara 85 mikron sampai 10 mikon dan diameternya
Jantung3 sekitar 15 mikron, serta bekerja secara tak sadar.2

2.3 Otot Lurik / Otot Rangka


Otot lurik atau otot rangka merupakan otot volunter (bekerja secara sadar). Otot rangka
melekat pada rangka tubuh dan bertanggung jawab untuk pergerakan. Satu serabut
panjangnya berkisar antara 10mm sampai 40mm. Jumlah nukleus banyak dan dapat
ditemukan di bawah sarkolema pada bagian perifer sel (bagian tepi sel). Kontraksi otot
rangka lebih cepat dan kuat namun mudah lelah.2
Lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh struktur protein yang membentuk
otot. Protein ini disebut aktin dan miosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik
akan menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relatif satu protein terhadap protein
yang lainnya (teori pergeseran filamen – sliding filamen).1

4
Otot lurik dikendalikan oleh otak yang sangat cepat reaksinya terhadap berbagai jenis
rangsangan seperti dingin, panas, angin, arus listrik, dll. Tiap otot mempunyai dua atau lebih
tendon yang melekat di tuang. Tendon yang elekat di tulang yang tidak bergerak disebut
tendon origo, sementara tendon yang melekat di tuang yang akan digerakan disebut tendon
insertio.5

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Rangka3

3. Otot-Otot Ekstremitas Bawah


Saat melakukan kegiatan berjalan, otot-otot yang bekerja adalah otot-otot yang berada di
daerah ekstremitas bawah. Otot-otot yang ada di tubuh bagian bawah antara lain: quadriceps,
hamstring, gastrocnemius, tibialis anterior, soleus, dll. Secara khusus, kegiatan berjalan lebih
banyak disokong oleh otot gastrocnemius dan otot soleus.6

Gambar 4. Otot-Otot Ekstremitas Bawah7

5
Gambar 5. Otot Gastrocnemius dan Otot Soleus7

4. Mekanisme Kerja Otot


Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas
kontraksi dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah
bekerja sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja saat
mengambil pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan
mungkin juga batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan
setiap otot antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis
otot-otot disebut koordinasi otot. 1
Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot
dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek yaitu saraf sensorik dan
saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot
menuju ke saraf pusat, sementara saraf motoik membawa
impuls ke serat otot dari saraf pusat untuk memicu kontraksi
Gambar 6. Pensarafan otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu
Otot – Medula Spinalis8
anterior substansia grisea dalam medula spinalis.8

6
4.1 Kontraksi Otot1
Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik,
dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls swampai ke
sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang
kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika
asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot.

Gambar 7. Proses Kontraksi Otot1


Proses ini kemudiaan diikuti dengan pelepasan ion Ca2+ (kalsium) yang berada diantara
sel otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut troponin dan
tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang menyebar akan
merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan bertempelan
membentuk aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan menyebabkan otot
memendek dan terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan menyebabkan pergeseran
filamen (sliding filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.

Gambar 8. Teori Pergeseran Filamen1

7
4.2 Relaksasi Otot 9
Apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu
proses pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila
pemberian rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Mekanisme relaksasi
pada sel otot mirip dengan proses repolariasi pada sel saraf.
Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala miosin
telah habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot diawali
dengan pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena ion
kalsium kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi
berikatan dengan troponin dan tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali
berpisah, otot kembali memanjang, terjadilah relaksasi.

5. Metabolisme Kerja Otot


Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber,
yaitu: kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang
disimpan di atau ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob.10 Saat kerja yang dilakukan
otot tidak terlalu berat, serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan
oksigen). Akan tetapi, apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen
tidak mencukupi, maka energi akan didapat melalui proses anerob (tanpa oksigen).
Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan
dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh
tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi,
glikogen akan menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP).
Nantinya, apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin
difosfat (ADP). Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.1

ATP (36)

Gambar 9. Proses Aerob5

8
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan
menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses
anaerob (tanpa oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit
(2ATP), proses anaerob menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak
mencukupi, asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.1
Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan
sehingga frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai
jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat
dengan sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan
untuk membuang tumpukan asam laktat disebut oxygen debt.1

6. Kelelahan Otot
Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot
yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama,
asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrasi) berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan energi
(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus
berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi
dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat
yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan
“pegal linu” dalam otot ataupun dapat menyebabkan “kecapaian” otot. Kecapaian atau
kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di
hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa
oleh enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah
dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan
mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.

7. Pembahasan Kasus
Pada PBL kali ini, kelompok kami mendaptkan kasus tentang seorang perempuan berusia
34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas dan lelah pada sekujur tubuhnya sejak
satu minggu yang lalu. Perempuan tersebut adalah seorang pedagang kue keliling. Dari
anamnesa diketahui bahwa ia sudah beberapa kali mengalami keadaan seperti ini.
9
Berdasarkan materi yang telah disampaikan diatas, keluhan lemas dan lelah pada sekujut
tubuh perempuan tersebut, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan otot yang
dialami oleh perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat. Peningkatan
asam laktat dapat terjadi karena perempuan tersebut tidak memberikan waktu istirahat yang
cukup pada otot (terutama otot-otot pada tubuh bagian bawah), padahal hampir setiap waktu
otot-otot tersebut berkontraksi atau melakukan kerja.
Kerja yang terlalu berat pada otot, membuat otot tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan
ATPnya dengan cara aerob. Maka untuk menghasilkan ATP, otot akan melakukannya dengan
jalan anaerob yang justru memberikan lebih banyak hasil sampingan asam laktat, yang
kemudian menjadi penyebab kelelahan otot.

Kesimpulan
Keluhan lemas dan lelah pada kasus, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan
otot yang dialami oleh perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat.
Peningkatan asam laktat dapat terjadi karena tidak ada cukup waktu istirahat dan kerja otot
yang terlampau berat. Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa keluhan
lemas dan lelah yang dialami oleh perempuan dalam kasus, diakibatkan karena kelelahan otot
– dapat dibenarkan.

Daftar Pustaka
1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2005.h.15-7.
4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h.236-7.
5. Handoko P. Pengobatan Alternatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.h.118.
6. Pangkalan Ide. Seri diet korektif: diet atkins. Jakarta: PT Elex Media Komputindo;
2007.h.201.
7. Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia: sobotta (jilid 2). Ed 22. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.h.308-9.
8. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan
penginderaan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.
9. Isnaeni W. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2010.h.104-5.
10. Cowin JE. Buku saku patofisiologi. Ed 3 (rev). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.320-1.

10

Anda mungkin juga menyukai