PENDAHULUAN
Sistem informasi merupakan salah satu sistem yang saat ini menjadi alat bantu yang
sangat tepat. Sistem Informasi diharapkan dapat membantu setiap hal yang barurusan
kependudukan. Kondisi saat ini di Kantor Kepala Desa dalam proses pendataan kependudukan
masih manual. Salah satu masalah dalam sistem pemerintahan adalah kurangnya sosialisasi
tentang pendataan keluarga miskin baik di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan maupun
Desa. Kurangnya sosialisai dikarenakan ketidaktersediaan sistem informasi yang tepat dan akurat
tentang pendataan keluarga miskin sehingga banyaknaya penyalah gunaan hak asasi untuk
mendapatkan bantuan, baik berupa Raskin(Beras rumah tangga miskin) maupun bantuan
langsung tunai(BTL) dari pemerintah yang seharusnya didapat oleh keluarga miskin tetapi
kemudian tidak jatuh ketangan yang tepat dikarenakan banyaknya oknum-oknum tidak
bertanggung jawab yang memanfaatkan kondisi seperti ini, yang kemudian merugikan
masyarakat miskin atau kurang mampu karena tidak mendapatkan hak mereka seperti
seharusnya. Permasalahan yang sering terjadi lainnya ialah dalam program-program pengentasan
kemiskinan adalah tidak selarasnya antara program yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah
dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bahkan mungkin sama sekali tidak tersentuh,
sehingga hasil yang diperoleh sudah barang tentu jauh dari harapan masyarakat.
Kondisi Desa Alang Kepayang sendiri masih menggunakan pendataan sistem manual,
dengan menggunakan sistem pendataan kearsipan bukan dalam bentuk file didalam sebuah
sistem, yang memungkinkan terjadi kesalahan dalam pendataan keluarga miskin. Dan kesalahan
dalam pemberian bantuan dari pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Karena
itu dibutuhkan suatu sistem untuk mempermudah dalam proses pendataan masyarakat di Desa
Alang Kapayang. Penulis ingin memberkan pemecahan masalah bagi Desa Alang Kapayang,
dengan merancang suatu sistem informasi untuk memudahkan Admin Desa dalam mendata
masyarakat miskin agar dapat tersaring antara masyarakat bawah, menengah, sampai atas.
Sehingga penyampaian bantuan dari pemerintah untuk masyarakat miskin tidak akan salah
sasaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada
yaitu : “Bagaimana membangun Sistem Informasi Bantuan Keluarga Miskin pada Desa Alang
Kapayang yang dapat memudahkan proses pengelolaan keuangan?”
Agar sistem informasi yang dibuat tidak menyimpang dari permasalahan yang ada maka perlu
dibuat suatu pembatasan ruang lingkupnya. Adapun ruang lingkup dalam sistem informasi ini
antara lain:
a. Sistem informasi hanya dapat diakses oleh Admin dan Kepala Desa
b. Sistem Informasi khusus menangani pengelolaan bantuan keuangan di Desa Alang kepayang
c. Sistem informasi ini dibangun berbasis web menggunakan bahasa pemograman PHP dengan
database MySQL.
d. Sistem informasi ini dibangun dengan metode Systems Development Life Cycle (SDLC) dan
hanyasampai pada tahapan implementasi.
1.4 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan didalam laporan
adalah:
1. Membangun aplikasi untuk memudahkan pengelolaan keuangan seperti menambahkan,
memperbarui, pencarian, menyimpan dan rekap laporan yang dapat di akses dengan
efektif.
2. Membangun aplikasi untuk memudahkan admin dalam menyimpan data secara
terkomputerisasi dan sistematis.
1.5 Manfaat
a. Mempermudah pihak Kantor Desa Alang Kepayang dalam proses pengelolaan keuangan.
b. Membantu dalam proses penginputan data, dan laporan Keuangan.
c. Dapat meminimalisasi adanya kesalahan dan mengoptimalkan keamanan data.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan disusun untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian.Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang deskripsi umum penulis menjelaskan latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan yang didapatkan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas mengenai teori-teori dan konsep - konsep yang berasal
dari jurnal, buku, serta studi kepustakaan yang digunakan sebagai tinjauan
pustaka dalam pembuatan laporan yang berhubungan dengan masalah yang
dirumuskan.
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
Bagian ini membuat uraian tentang analisa sistem yang akan segera dibuat dan
bagaimana merancangnya sehingga menjadi sebuah sistem.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Dalam bab ini menjelaskan pembuatan sistem yang merupakan
pengimplementasian dari hasil analisa dan perancangan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai rancang bangun sistem informasi
Bantuan Keluarga Miskin pada Desa Alang Kepayang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah sistem terdiri dari atas bagian-bagian yang bergabung untuk suatu tujuan
tertentu. Sebuah sistem bisa terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai sasaran, maksud atau tujuan tertentu. Definisi sistem
menurut Jogiyanto H.M dalam bukunya Analisis dan Disain menyebutkan bahwa:
“sistem adalah Kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.” (2005:2).
2. Langkah kedua
Melakukan Verifikasi Lapangan dan Penyerapan Aspirasi Masyarakat.
a. Setelah melakukan penjaringan rumah tangga miskin pada langkah pertama,
selanjutnya petugas melakukan verifikasi dilapangan atas kebenaran informasi yang
diperoleh dari sumber-sumber yang disebutkan diatas. Dilakukan dengan
mendekatkan kondisi mereka dengan kriteria umum kemiskinan.
b. Jika suatu rumah tangga yang semula dinyatakan miskin ternyata setelah diamati
oleh petugas, tidak miskin maka rumah tangga yang telah dicatat dalam formulir akan
dianulir. c. Petugas juga mencatat keluarga/ rumahtangga miskin yang ditemukan
dilapangan, tetapi belum tercakup dalam daftar tersebut diatas. Proses ini dilakukan
dengan cara penelusuran informasi dari tetangga ke tetangga, tokoh masyarakat dan
dari pengamatan petugas sendiri.
d. Proses tersebut dikenal sebagai proses penilaian kemiskinan oleh masyarakat itu
sendiri yang disebut sebagai pendekatan emic (suatu peroses justifikasi terhadap
sesuatu oleh masyarakat itu sendiri dengan tolak ukur nilai-nilai yang berkembang
dalam entitas mereka). Proses tahap petama dan kedua ini telah menggabungkan 3
(tiga) sudut pandang dalam menilai miskin tidaknya suatu rumahtangga yaitu tokoh
formal masyarakat (yang diwakili oleh keta RT), petugas BPS, dan masyarakat itu
sendiri (perspektif emic). Kegiatan pada tahapan-tahapan dimaksud diharapkan
mampu menjaring secara objektif sasaran pendataan yaitu rumahtangga miskin.
3. Langkah Ketiga
Melakukan Pencacahan dari Rumah ke Rumah
a. Rumah tangga yang sudah terjaring dan dinyatakan layak miskin, selanjutnya didata
dengan cara melakukan wawancara langsung dari rumah ke rumah dengan daftar
pertanyaan yang memuat 20 pertanyaan dengan 14 variabel diantaranya sebagai variabel
variabel kemiskinan, 4 variabel sebagai variabel program intervensi.
b. Tahapan proses (penjarngan dan pendataan dari rumah kerumah) dilakukan dengan
pengawasan ketat oleh Tim Taskforce BPS yang dibentuk ditingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi dan BPS pusat.
c. Mendata rumah tangga miskin diluar wilayah administratif pemerintahan: Gubuk-
gubuk liar dan sejenisnya. Selain mendata rumahtangga miskin sebagaimana mekanisme
yang telah disebutkan, rumahtangga miskin yang berada diluar wilayah RT/RW atau
yang dikenal sebagai pemukiman liar seperti gubuk liar disepanjang pinggir rel kereta
api, dibantaran sungai, dibawah jembatan, dilokasi tempat pembuangan sampah, dan
sejenisnya juga di data secara khusus oleh petugas taskforce kecamatan dan atau oleh
petugas taskforce BPS Kabupaten/Kota. Dengan demikian seluruh rumah tangga miskin
baik yang bertempat tinggal di dalam ataupun diluar struktur wilayah administratif resmi
diharapkan tercakup dalam pendataan Rumah tangga miskin/sensus kemiskinan.
Database adalah sekumpulan file data yang saling berhubungan dan berorganisasi
sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk mendapat dan memproses data. Lingkungan
sistem database menekankan data yang tidak tergantung (indenpendent data) pada aplikasi
yang akan menggunakan data (Andi, 2006).
BAB III
Aktor Deskripsi
Admin Aktor yang memiliki hak penuh terhadap sistem
Kepala desa Aktor yang hanya bisa melihat laporan
Usecase : Login
Deskripsi : ADM dan Kepala Desa menginputkan username dan password untuk
masuk ke sistem
Aktor : ADM dan Kepala Desa
Kondisi awal : ADM dan Kepala Desa menginputkan username dan password
Kondisi akhir : ADM dan Kepala Desa berhasil masuk ke sistem
Skenario Awal
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. ADM dan Kepala Desa
menginputkan username
dan password
2. Menampilkan halaman utama
Skenario Gagal
1. ADM dan Kepala Desa
menginputkan username
dan password
2. Gagal masuk ke sistem
Class diagram
Activity diagram
a. Data Penduduk
b. Data Petugas
c. Data Survey
d.Laporan
Sequence Diagram
Perancangan Input
Perancangan Output
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran