BUKU INFORMASI
M.749000.022.01
2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Analisis Kimia M.749000.022.01
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Menyiapkan Sampel
untuk Analisis Kimia
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku Menyiapkan Sampel
untuk Analisis Kimia ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan untuk menyiapkan sampel analisis kimia meliputi
kegiatan mengecek ketersediaan prosedur dan peralatan yang digunakan,
mengenakan alat Pelindung Diri yang sesuai.
2. Menyiapkan sampel untuk analisis kimia yang meliputi kegiatan memasukkan
sampel yang tidak memerlukan perlakuan awal dan sampel yang menjalani
perlakuan awal ke dalam wadah yang sesuai dengan sifat sampel.
3. Menyiapkan sampel gas yang meliputi kegiatan mengatur suhu dan tekanan
tabung sampel gas, dan melakukan pengambilan sampel gas sesuai dengan
prosedur.
BAB II
MENYIAPKAN PERALATAN
a) cuci gelas vial, tutup dan septum dengan deterjen, bilas dengan
air biasa dan kemudian bilas dengan air bebas analit;
b) bilas dengan metanol berkualitas analisis dan dikeringkan selama
kurang lebih 1 jam sampai kering;
c) biarkan vial dalam posisi terbalik, misal di atas lembaran
aluminium foil atau kertas hisap atau lap yang kering;
d) setelah vial kering, putar tutup dan septum untuk menutup vial
tersebut.
7) Volume sampel
Volume sampel yang diambil untuk keperluan analisis di lapangan
dan laboratorium bergantung dari jenis analisis yang diperlukan.
c. Pengemas Sampel
Pengemas sampel untuk analisis disiapkan sesuai dengan jenis sampel.
Pengemas sampel seharusnya:
1) Dapat dibuat dari bahan gelas atau bahan plastik.
2) Harus dapat ditutup dengan kuat dan rapat.
Keuntungan pemakaian wadah gelas, yaitu: mudah mencucinya, mengecek
keadaannya serta mensterilisasikannya, tapi mudah pecah selama
pengangkutan. Pemakaian wadah dari plastik tidak mudah pecah dan tahan
terhadap pembekuan, akan tetapi sulit membersihkannya. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tempat wadah sampel yaitu:
a) penyerapan zat-zat kimia dari sampel wadah oleh sampel, misalnya
sampel organik dari plastik; natrium, boron dan silika dari gelas;
b) penyerapan zat-zat kimia dari sampel oleh wadah, misalnya
penyerapan logam -logam oleh gelas atau sampel-sampel organik oleh
plastik;
Judul Modul: Menyiapkan Sampel untuk Analisis Kimia Halaman 12 dari 46
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Analisis Kimia M.749000.022.01
2. Pelindung wajah
3. Pelindung Kepala
a) Helm pengaman atau helm dapat melindungi kepala saat
bekerja di area yang memungkinkan terjadinya benturan di
kepala atau terlukanya kepala karena benda jatuh atau
beterbangan.
b) Pelindung kepala yang dirancang untuk mengurangi bahaya
kejutan listrik harus dikenakan oleh pekerja saat ia berada
dekat konduktor listrik yang dapat mengenai kepala.
c) Permukaan luar dari helm pengaman tidak boleh dilem, dibor,
dipotong, rusak atau dimodifikasi dengan cara apapun yang
dapat mempengaruhi kesatuan strukturnya.
d) Sistem suspensi (plastik penyangga yang berada di dalam
helm pengaman) tidak boleh dilepas dari topi.
e) Bila rusak, helm pengaman dan/atau system suspensi harus
diganti.
3. Pelindung Kaki
a) Pelindung kaki harus dikenakan oleh pekerja saat bekerja di
area dimana terdapat bahaya cedera kaki yang disebabkan
karena benda jatuh atau menggelinding atau benda yang
menembus sol, serta area dimana kaki pekerja terpapar oleh
potensi bahaya listrik.
b) Saat bereaksi pada tumpahan atau buangan zat-zat yang
berbahaya, sepatu yang tahan pada sampel kimia harus
dikenakan.
c) Sepatu keselamatan harus tersedia dalam jenis yang sangat
beragam dengan berbagai keistimewaan termasuk baja
pelindung jari, sol tahan oli, pelindung kaki dan sampel yang
tidak menimbulkan percikan api.
d) Semua sepatu pelindung kaki akan mengikuti ANSI Z41-1991
atau Standar Nasional Indonesia.
4. Pelindung Tangan
1) Pelindung tangan harus dikenakan saat tangan pekerja
terpapar bahaya, seperti :
1) Kulit terkena zat-zat seperti korosif (perusak), cairan
pelarut, pestisida atau sampel kimia'.
2) Luka parah, luka goresan, luka lecet, atau luka tusuk.
3) Sengatan listrik
4) Luka bakar dari sampel kimia atau suhu panas.
5) Bahaya pengelasan (percikan api, ampas bijih logam).
6) Suhu yang ekstrim (panas atau dingin).
2) Tugas pekerjaan mungkin mengharuskan penggunaan
pelindung tangan yang tepat seperti :
1) Sarung tangan kulit atau bertelapak kulit saat bekerja
menangani tali kawat.
2) Sarung tangan kanvas saat menangani pipa.
3) Sarung tangan butyl, nitrile atau karet neoprene saat
menangani asam, soda api, abu soda, calcium chloride,
dll.
4) Sarung tangan karet yang tepat saat melakukan
pekerjaan listrik.
5) Sarung tangan tahan panas saat menangani selang uap
atau peralatan panas.
5. Pelindung Telinga
a. Pekerja yang terpapar oleh kebisingan harus mengenakan
pelindung telinga.
b. Pekerja harus diberi kesempatan untuk memilih pelindung
pendengaran mereka dari berbagai jenis pelindung
pendengaran yang sesuai.
c. Perusahaan akan menyediakan pelatihan tentang penggunaan
dan perawatan semua pelindung pendengaran yang tersedia
bagi pekerja.
6. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung merupakan pakaian yang menutupi sebagian
atau seluruh bagian badan. Jas laboratorium merupakan pelindung
badan dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai
kulit pemakainya.
a. Pakaian pelindung terhadap sampel kimia harus digunakan
untuk memberikan perlindungan dari paparan sampel-sampel
berbahaya atau beracun.
b. Agar efektif dalam melindungi diri dari bahaya sampel kimia,
pakaian pelindung terhadap sampel kimia harus dikenakan
sebagai bagian dari kesatuan perlengkapan yang juga meliputi
pelindung tangan yang tepat, sepatu dan peralatan lain yang
dibuat sesuai dengan karakteristik sampel kimia dan situasi
setempat.
c. Pakaian pelindung terhadap sampel kimia harus dipilih
berdasarkan pertimbangan dari faktor- faktor berikut ini :
1) Potensi bahaya yang terkait dengan sampel kimia yang
mungkin akan ditemui (sampel : korosif, racun atau reaksi
alergi).
2) Lama dan karakteristik kontak yang mungkin terjadi (sampel
: berapa lama kontak terjadi dan bagaimana terjadinya).
3) Bagian tubuh yang mungkin terkena (tangan, kaki, lengan,
dada, wajah, dll.)
4) Karakteristik daya tembus, degradasi dan penetrasi dari
kain.
5) Sifat fisik dari kain pelindung (kelenturan, ketahanan
terhadap tusukan dan goresan, berat, perlindungan, suhu,
dll).
6) Dapat dibuang (sekali pakai) atau tidak dapat dibuang
(pemakaian berulang-ulang).
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam menyiapkan sampel dan alat untuk
membuat larutan pereaksi
Harus bersikap secara:
1. Teliti dalam memilih peralatan yang akan digunakan untuk menyiapkan
sampel analisis
2. Cermat, teliti, dan disiplin dalam mengenakan APD
BAB III
MENYIAPKAN SAMPEL
Sampel dari sampel organik atau anorganik dapat diketahui jenis dan atau jumlah
komponen yang menyusunnya melalui prosedur analisis tertentu, baik kualitatif
maupun kuantitatif. Sampel organik atau anorganik biasanya berbentuk
campuran heterogen atau campuran homogen dalam fasa padat, cair, maupun
gas.
Sifat fisis yang harus diperhatikan dari sampel adalah bentuk sampel dan ukuran
partikel sampel. Bentuk fisik sampel yang menyebabkan sampel tidak mudah
bergerak baik dalam kemasan adalah bentuk seperti serpihan, bongkahan,
serabut, batangan, dan lembaran. Sampel yang bersifat tidak mudah bergerak
disebut juga non-flowing material atau non-overflow.
Sampel yang mempunyai sifat mudah bergerak atau mengalir baik dalam
kemasan disebut juga flowing material atau over flow, misalnya yang berbentuk
butiran kecil atau besar, tepung, pasta dan cair. Sampel yang termasuk flowing
Judul Modul: Menyiapkan Sampel untuk Analisis Kimia Halaman 24 dari 46
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Analisis Kimia M.749000.022.01
material dalam kondisi terkemas atau curah mudah untuk dihomogenkan dan
mudah juga berubah homogenitasnya akibat selama penyimpanan maupun
selama distribusi. sampel non-flowing material sifatnya tidak mudah untuk
dihomogenisasikan dan juga tidak mudah berubah jika telah homogen.
Pengambilan sampel cairan dan semi padat merupakan hal penting yang harus
dilakukan pada pengujian mutu baik yang bersifat cairan atau semi padat.
Pengambilan sampel cairan dan semi padat ini bisa dilakukan pada sampel yang
terkemas atau yang curah. Sampel semi padat seperti lemak padat, margarin,
mentega, hanya akan dijumpai dalam kemasan curah, prosedur pengambilan
sampelnya sama dengan sampel cair. Jumlah volume sampel setiap pengambilan
harus sama dan seluruh sampel dihomogenkan atau dijadikan satu sampel uji.
Preparasi sampel adalah proses persiapan suatu sampel agar layak untuk di uji di
laboratorium, yang bertujuan untuk mempersiapkan suatu sampel yang akan di
analisis di laboratorium. Preparasi sampel menjadi bagian sangat penting dalam
suatu analisis atau pengujian, sehingga harus dilakukan dengan baik.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum sampel dianalisis secara kimia,
antara lain ukuran sampel harus diketahui sekian mesh atau mikrometer. Jadi,
sampel yang akan di analisis harus memiliki ukuran yang sesuai dengan standar
yang menjadi metode dalam analisis tersebut, sehingga hasil analisis menjadi
akurat dan presisi.
2) Sampel laboratorium
Sampel laboratorium adalah sampel hasil dari pengurangan jumlah dan
ukuran sampel lapangan menjadi partikel-partikel dengan ukuran yang
cocok untuk pengiriman ke laboratorium. Cara pengurangan jumlah dan
ukuran sampel adalah :
Tahap awal sampel digundukkan/dikumpulkan, kemudian dibuat
gundukan memanjang. Sampel diambil secara berselang-seling
(bergantian) dari gundukan memanjang, kemudian dikumpulkan.
Pengecilan jumlah lebih lanjut menjadi partikel berukuran lolos saringan 5
mesh, kemudian dilakukan pengurangan jumlah melalui cara coning dan
quartering. Sampel digundukkan, kemudian puncaknya diratakan dan
dibagi menjadi 4 bagian (lihat gambar 2). Dua bagiannya diambil secara
berselang-seling dikumpulkan kembali menjadi sampel. Hasil akhir
pengurangan sampel lapangan melalui teknik sampling menghasilkan
sampel analisis.
3) Sampel analisis
Sampel analisis merupakan sampel dari pengurangan sampel laboratorium
menjadi sampel yang siap dianalisis. Perlakuan untuk menghasilkan
sampel analisis yang berbentuk cairan dan gas lebih mudah dibandingkan
sampel berbentuk padatan, karena homogenitas dari cairan dan gas lebih
tinggi dibandingkan sampel padatan.
Untuk mencapai sampel analisis yang representatif, maka perlu
diperhatikan beberapa parameter sebagai berikut :
a) Homogenitas Sampel
Efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap
homogenitas sampel, dimana bagian yang berukuran dan berat lebih
besar cenderung akan berpisah dengan bagian yang lebih kecil dan
ringan (segregasi). Oleh karena itu sebelum sampel diambil, bahan
harus dicampur secara merata atau sampel diambil secara acak dari
beberapa bagian baik bagian dasar, tengah maupun bagian atas,
sehingga diperoleh sampel yang representatif. Apabila bahan sudah
memiliki tingkat homogenitas yang tinggi, jumlah sampel cukup
sedikit saja. Setelah mendapatkan sampel yang representatif, bahan
sampel tersebut dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dianalisis.
b) Pengambilan Sampel
Sampel dapat diambil secara non-selektif atau selektif. Non-selektif
adalah pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan bahan
tanpa memperhatikan atau memisahkan bagian dari bahan tersebut.
Judul Modul: Menyiapkan Sampel untuk Analisis Kimia Halaman 28 dari 46
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Analisis Kimia M.749000.022.01
oleh oksigen dari udara. Wadah yang biasa dipakai untuk menyimpan
sampel adalah botol polietilen bermulut lebar.
b. Menyiapkan Sampel
1) Persiapan sampel padatan
Teknik sampling harus dikenakan pada sampel lapangan yang benar-
benar homogen dalam ukuran partikelnya. Terutama untuk sampel
lapangan berbentuk padatan, sebelum perlakuan teknik sampling
diperlukan perilakuan fisik awal misalnya: pemecahan, penumbukan,
pengadukan, pengayakan yang memungkinkan keseluruhan sampel
lapangan homogen dalam ukuran. Penting untuk diperhatikan bahwa
setiap perlakuan fisik dari sampel lapangan harus tidak menyebabkan
kontaminasi atau hilangnya komponen sampel lapangan.
Sampel yang telah diambil harus segera diamankan/ditangani agar tidak rusak
atau berubah sehingga mempunyai sifat yang berbeda dari mana sampel
tersebut diambil. Penyimpanan sampel bertujuan untuk mencegah terjadinya
penguraian analit/matrik sampel yang dapat menggangu proses analisis atau
memberikan hasil analisis yang kurang tepat. Misalnya terjadi penguapan air,
pembusukan ataupun tumbuhnya jamur. Penyimpanan sampel bertujuan
untuk mengawetkan sampel, yaitu dapat dilakukan dengan cara :
a) Pendinginan
- Dilakukan dengan menyimpan sampel cair pada suhu kurang lebih 4oC
dan lebih baik lagi ditempat gelap.
- Dimaksudkan untuk memperlambat aktifitas biologi dan mengurangi
kecepatan reaksi secara kimia dan fisika.
- Keuntungan metode pendinginan adalah tidak mengganggu unsu-unsur
yang ditetapkan.
- Bila pendinginan tidak mungkin dilakukan pada suhu 4oC maka botol
sampel dapat disimpan dalam bongkahan-bongkahan es.
b) Kimiawi, yaitu dengan pengasaman
- Dengan penambahan asam sampai pH ≤ 2, biasanya dilakukan untuk
pengawetan logam terlarut dan logam total, sehingga pemeriksaannya
dapat ditunda selama beberapa minggu. Khusus untuk logam merkuri
waktu penyimpanan paling lama 7 hari dan bila perlu disimpan lebih
lama lagi harus ditambahkan bahan pengoksidasi biasanya KMnO4 atau
K2Cr2O7 dapat menghalangi aktifitas biologi, sehingga dapat digunakan
untuk pemeriksaan unsur-unsur yang dapat mengalami perubahan
secara biologi.
b. Penggilingan sampel
Sampel yang bentuknya masih berupa padatan sulit untuk dianalisis secara
langsung, maka sampel tersebut harus diubah dulu menjadi bentuk yang
mudah dianalisis, yaitu dengan perlakuan awal terhadap sampel (preparasi
sampel).
Perlakuan awal sampel padatan dilakukan pengecilan ukuran dengan cara
penggilingan atau penggerusan untuk memperkecil ukuran sampel dan
bertujuan untuk memperbesar luas permukaan dari sampel, sehingga mudah
di analisis lebih lanjut. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin
penggiling atau blender sampai diperoleh sampel yang halus.
c. Pengayakan
Setelah digiling maka didapatkan sampel yang telah halus. Namun untuk
memisahkan ukurannya dilakukan pengayakan/screening. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan ukuran sampel berdasarkan ukurannya. Setelah di ayak
maka akan diperoleh sampel dengan ukuran yang sesuai SOP dalam analisis.
Jika diperlukan setelah perlakuan awal, maka sampel yang halus dapat
dilanjutkan dengan perlakuan :
a. Pelarutan Sampel
Metode pelarutan ini dilakukan agar proses analisis mudah dilakukan, apalagi
jika sampelnya dalam bentuk padatan. Pelarut yang digunakan untuk
melarutkan sampel harus sesuai agar sampel dapat melarut secara
sempurna. Misal solven atau pelarut yang digunakan juga harus murah,
mempunyai titik didih rendah (sehingga mudah dipisahkan dengan
evaporasi), non-toksik dan tidak mudah terbakar. Pelarut yang biasa
digunakan untuk analisis adalah air, etil eter, petroleum eter, pentana dan
heksan.
b. Penjernihan
Penjernihan ekstrak berdasarkan prinsip logam berat dapat mengendapkan
koloid dalam ekstrak atau zat kimia tertentu dapat menghilangkan koloid, zat
warna atau asam organik lain. Zat penjernih yang dipakai harus mempunyai
sifat yang menguntungkan yaitu dapat mengendapkan zat. Dalam keadaan
berlebih tidak mengganggu ketepatan analisis dan hasil pengendapan harus
mudah dipisahkan dari larutannya. Kenaikan kemampuan zat penjernih atau
pemucatan larutan pada umumnya diikuti dengan kenaikan absorpsi
senyawa.
c. Menghilangkan Matrik/Pemisahan Bahan Pengganggu
Matrik/pengganggu harus dilakukan pemisahan atau penghilangan bahan
asing dari sampel. Sebelum dilakukan analisis, bahan yang akan dianalisis
(sampel) harus dibebaskan dari zat-zat pencampur atau pengotor dan
dilakukan penjernihan atau dengan hidrolisis asam. Sampel digiling sampai
halus dan dijaga agar tidak terjadi perubahan komposisi kimiawi dan sifat-
sifat lain yang tidak dihendaki. Setelah sampel dibebaskan dari zat-zat
pencampur, sampel dapat dilarutkan dalam aquadest.
Sampel padat atau cair ataupun sampel campuran yang menjalani perlakuan
awal, jika tidak dilakukan analisis dengan langsung, maka harus dimasukkan ke
dalam wadah yang sudah disiapkan, yaitu dapat berupa kantong plastik, kardus,
atau botol. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memasukkan sampel ke dalam
wadah adalah :
- Sampel harus dimasukkan ke dalam wadah (botol) dan ditutup rapat, dilack
(sealed) untuk mencegah tumpah/bocornya sampel,
- Sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik yang terpisah dan harus diberi
label terlebih dahulu untuk menghindari tertukarnya sampel.
- Setiap wadah atau kantong harus dilengkapi dengan identitas yang jelas
memuat informasi dengan dicantumkan : lokasi pengambilan, tanggal, jam,
pengawet yang ditambahkan serta petugas yang mengambil sampel atau
riwayat dari sampel (sumber, tatacara pengambilan sampel, penyimpanan,
dan penampilan (organoleptik dari sampel, sifat sampel).
- Sampel yang mempunyai kadar air rendah (misal kurang dari 15 persen)
kemungkinan terjadinya kerusakan sampel kecil sekali. Sampel demikian
dapat langsung dimasukkan ke dalam wadah dapat berupa kantong plastik
dan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
- Sampel dengan kadar air tinggi, maka kemungkinan terjadinya penguapan air
sangat besar. Sehingga untuk mengontrol penguapan air, maka sampel yang
telah diambil harus segera ditimbang, dimasukkan ke dalam kantong plastik
kedap udara, dibawa ke laboratorium untuk segera dianalisis.
- Sampel jika tidak dianalisis dengan segera, maka sampel yang telah diambil
segera timbang, dikeringkan atau dijemur sampai kering, kemudian
dimasukkan ke dalam wadah dan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
BAB IV
MENYIAPKAN SAMPEL GAS
f. Peralatan K3 (safety)
g. Form sampling (sesuai dengan parameter)
h. Form bukti pengambilan sampel (Chain of Custody)
Sampling dapat di bedakan menjadi 3, yaitu sampling padat, sampling cair dan
sampling gas. Jika ditinjau dari tujuan dan lokasinya, sampling atau pengambilan
sampel gas (udara) dapat dibedakan menjadi pengambilan sampel (sampling)
ambien dan sampling emisi sumber. Konsentrasi zat pencemar diudara ambien
berkaitan erat dengan waktu dan tempat, sehingga penentuan periode dan
frekuensi sampling harus memperhatikan jenis dan jumlah sampel sesuai
dengan tujuan sampling. Berdasarkan periode dan frekuensi sampling, sampling
gas dapat dibedakan menjadi :
a. Sampling kontinyu, yaitu pengukuran secara konstan selama periode
pengambilan sehingga dapat fluktuasi data selama pengukuran,
b. Sampling intermitten, yaitu pengukuran dengan mengambil beberapa titik
pengukuran dengan interval waktu pengukuran yang konstan,
c. Sampling sesaat (grab), yaitu pengukuran yang hanya dilakukan satu atau
dua kali saja, tidak secara kontinyu dan periodik.
Teknik sampling yang dikenal dalam aplikasi pengukuran dan analisis udara
secara garis besar dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu teknik tangkapan
dan teknik pemekatan.
a. Teknik tangkapan
Judul Modul: Menyiapkan Sampel untuk Analisis Kimia Halaman 38 dari 46
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Analisis Kimia M.749000.022.01
Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel gas : H2S, NH3, SO2,
e. Persiapan
1) Impinger Gas Sampler
a) Lakukan uji fungsi alat dengan menggunakan aquades sebagai
pengganti absorbans.
b) Siapkan dan set alat pada lokasi pengambilan sampel
2) Plastic Bag
a) Siapkan plastic bag
b) Cek dari kemungkinan adanya kebocoran
f. Cara pengoperasian :
1) Impinger Gas Sampler
Susunan Peralatan Pengumpulan Gas/Debu. Untuk pengumpulan
contoh gas pencemar atau debu diperlukan peralatan pengambilan
contoh udara/gas yang pada umumnya terdiri dari collector,
flowmeter dan pompa vacuum.
a) Letak alat,
Letakan alat pada titik pengambilan sampel yang sudah
ditentukan.
Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :
- Collector berfungsi untuk mengumpulkan gas/debu yang
tertangkap, contohnya :
Kertas filter untuk menangkap debu
Tabung impinger, fritted bubbler untuk mengumpulkan gas
dengan metode ab-sorpsi
Tube adsorbent karbon aktif untuk mengumpulkan gas
hidrokarbon dengan metode adsorpsi.
- Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang
tahan korosi. Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan
potensiometer. Pompa vakum berfungsi untuk menarik gas
/udara dari luar masuk ke dalam colletor dan flowmeter.
Konfigurasi susunan peralatan sampling gas yang umum
adalah sebagai berikut :
b) Merangkai alat :
1) 5 tabung impinger yang telah diisi larutan absorbans (+ 10
ml) masing-masing dihubungkan dengan tabung impinger
yang berisi silikagel menggunakan slang penghubung dari
plastik.
2) Masing-masing tabung diatur pada alat air gas sampler
(Vacum pump)
3) 5 tabung yang berisikan larutan absorbans masing-masing
dihubungkan dengan pompa vacum pada inlet dengan
menggunakan slang penghubung dari plastik.
2) Plastic Bag
a) Sampel :
1) Udara dihisap sejumlah volume tertentu dengan bantuan
pompa vacum, udara yang telah terhisap dimasukan ke dalam
plastic bag.
2) Tutup mulut plastik bag dengan rapat
3) lakukan analisis di laboratorium.
b) Lama pengukuran :
Pengukuran dilakukan secara sesaat
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, edisi V, diterjemahkan
oleh: Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta
J. Bassett et al, 1985, Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, EdisiIV,
diterjemahkan oleh: Setiono & Pudjaatmaka, PT Kalman Media Pustaka,
Jakarta
A. Daftar Peralatan
B. Daftar Sampel
DAFTAR PENYUSUN