NIM : 1814041015
Kelompok : IV
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
A. Latar Belakang
Regenerasi adalah memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas
kembali seperti semula. Kerusakan itu bervariasi. Ada yang ringan, seperti luka
dan memar, ada yang sedang, yang menyebabkan ujung sebagian tubuh
terbuang, dan ada yang berat yang menyebabkan suatu bagian besar tubuh
terbuang.
Suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk
memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat
kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang
disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau eksperimen. Hilangnya
bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali, dan dalam
kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi.
Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan
embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah
organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan
morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling
tidak ada satu cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan
embrio. Daya regenerasi tidak sama pada berbagai organisme, ada yang tinggi
dan ada yang terbatas dayanya. Tidak jelas hubungan linier antara kedudukan
sistematik hewan dengan daya regenerasinya.
Pada avertebrata ada yang tinggi daya regenerasinya seperti pada
coelenterata, platyhelmintes serta echinodermata dan ada yang terbatas
regenerasinya seperti pada annelida, mollusca, arthropoda serta echinodermata.
Dan pada vertebrata, hampir semuanya mempunyai daya regenerasi yang
terbatas seperti pada aves, mamalia, reptile, amphibi serta pisces. Praktikum
Perkembangan Hewan kali ini ialah regenerasi khususnya pada ekor ikan
cupang. Pada praktikum ini, praktikan akan memeliahara ikan yang ekornya
telah dipotong. Praktikan juga dapat mengamati secara langsung dan melihat
bagaimana prorses regenerasi pada ekor ikan tersebut.
B. Tujuan Praktikum
1. Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa memiliki
pemahaman yang lebih baik mengenai konsep-konsep perkembangan
hewan dewasa dan proses regenerasi.
C. Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat memahami tahapan dalam proses regenerasi.
2. Praktikan dapat memahami tentang regenerasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis cupang atau Betta sp. di dunia tercatat sebanyak 79 jenis, dan 51
jenis berada di Indonesia. Sekilas, apabila ditelusuri sebutan nama untuk cupang
sebenarnya kurang tepat, dikarenakan pada awalnya cupang adalah sebutan untuk
ikan dari marga Trichopsis yang mempunyai sifat bertolak belakang dengan
cupang dari marga. Warna cupang Trichopsis juga sangat jauh berbeda dari
pesaingnya, sehingga diduga hal inilah yang membuat keberadaannya sudah sukar
ditemukan di pasaran (Wahyudewantoro, 2017).
Ikan cupang (Betta sp.) adalah salah satu jenis ikan hias yang memiliki
banyak bentuk terutama pada bentuk ekor, seperti tipe mahkota, ekor penuh dan
slayer. Ikan hias ini juga memiliki perbedaan harga antara ikan jantan dan betina.
Ikan jantan sendiri memiliki harga yang lebih tinggi atau mahal daripada betina.
Hal ini disebabkan ikan jantan memiliki keunggulan dari morfologi dan warnanya
sehingga menjadi nilai estetika.. Ikan jantan lebih banyak peminat dan diburu para
pecinta ikan hias, sehingga lebih efektif dan menguntungkan apabila hanya
memproduksi dan dipelihara jantannya saja (Rachmawati dkk., 2016).
Regenerasi merupakan suatu proses perbaikan pada bagian tubuh yang
luka atau rusak. Proses ini di temukan oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan
yang belum mengalami diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak
secara aseksual, regenerasi berarti juga sebagai proses reproduksi atau
berkembang biak (Aryulina dkk., 2006).
Regenerasi berhubungan dengan pembentukan kembali bagian tubuh yang
hilang. Poss et al., (2003) menyatakan bahwa regenerasi merupakan proses
perbaikan dari kerusakan atau kehilangan sebagian struktur yang dapat digantikan
lagi dengan sempurna atau hampir mendekati sempurna (Iza dkk., 2016).
Pada beberapa hewan diketahui mempunyai kemampuan untuk melakukan
perbaikan pada bagian tubuh yang rusak baik itu secarah alamiah ataupun rusak
dalam kondisi kesengajaan pada saat di lakukan percobaan/penelitian. Terdapat
dua jenis regenerasi yaitu regenerasi morfolaksis dan epimorfik. Jenis morfolaksis
merupakan suatu proses perbaikan yang melibatkan reorganisasi bagian tubuh
yang masih tersisah untuk memulihkan kembali bagian tubuh yang rusak atau
hilang. Jadi dalam jenis ini pemulihan bagian yang hilang itu sepenuhnya di ganti
oleh jaringan lama yang masih tertinggal. Jenis efimorfik yaitu rekontruksi
kembali bagian-bagian yang hilang melalui proliferasi dan diferensiasi jaringan
dari permukaan luka (Candra dan Syamsul, 2017).
Pembentukan kembali proses-proses morfogenetik pada tahap lanjut dari
siklus ontogenetik adalah dengan cara destruksi sebagian sistem yang telah
berkembang sebagai hasil perkembangan sebelumnya. Organisme khususnya
golongan hewan memiliki kemampuan untuk memiliki dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan bagian tubuh secara ekstensif baik akibat kecelakaan pada
kondisi alamiah maupun akibat disengaja dalam suatu percobaan. Kerusakan yang
diperbaiki itu mungkin berupa pemulihan kerusakan akibat hilangnya bagian
tubuh utama umpamanya anggota badan mungkin hanya berupa penggantian
kerusakan-kerusakan terjadi dalam proses fisiologi biasa. Dalam peristiwa
tersebut nampak adanya suatu kemampuan organisme untuk memperbaharui
kembali bagian tubuh yang terganggu/rusak dan proses perbaikan tersebut dengan
regrenasi kembali. Kemampuan daya regenerasi jaringan atau organ akan
berbeda-beda tergantung spesies (Lukman, 2009).
Beberapa hewan vertebrata menunjukkan kemampuan regenerasi yang
bermacam-macam. Umpamanya pada ikan biasa nya dapat meregenerasi bagian
distal sirip yang rusak, kecebong katak anura dapat meregenerasi ekor dan kaki
belakang sebelum metamorfosis lanjut. Namun diantara hewan vertebrata yang
mampu meregenerasi bagian utama tubuh pada tingkat dewasa hanya terdapat
pada urodella, dimana dapat mengganti anggota badan dan ekor, mata atau insang
yang hilang (Lukman, 2009).
Untuk mencapai bentuk semula, proses regenerasi jika di lihat secara
morfologinya belum banyak diketahui sampai saat ini yaitu pada bagian manakah
di sepanjang sirip ekor dari ikan cupang tersebut yang lebih cepat setelah
pemotongan. Studi regenerasi memberikan informasi bagaimana menyembuhkan
jaringan dewasa dan membangun kembali struktur yang hilang (Nila dkk., 2016).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
a. Cawan Petri (1 buah)
b. Mistar
c. Gunting
d. Botol selai (4 buah)
2. Bahan
a. Ikan cuoang (betta sp.) 4 ekor yang dewasa
b. hydrilla
C. Prosedur Kerja
A. Hasil Penelitian
1.2
VERTIKAL
PANJANG EKOR ( CM )
1
MIRING
0.8 SEGITIGA
0.6 KONTROL
Linear (VERTIKAL)
0.4
Linear (MIRING)
0.2 Linear (SEGITIGA)
0 Linear (KONTROL)
0 2 4 6 8
PENGAMATAN HARI KE-
Perlakuan
Vertical Miring Segitiga Control
Hari ke-1 0,3 0,5 0,5 0,9
Hari ke-2 0,4 0,6 0,5 0,9
Hari ke-3 0,4 0,6 0,6 1,0
Hari ke-4 0,4 0,7 0,6 1,1
Hari ke-5 0,4 0,7 0,7 1,1
Hari ke-6 0,5 0,8 0,8 1,2
Hari ke-7 0.5 0,8 0,8 1,2
B. Analisi Data
1. Jenis ikan I (Kontrol)
V= H1 + H2+ H3 + H4 + H5 + H6 + H7
7
= 0,9+0,9+1,0+1,1+1,1+1,2+1,2
7
= 1,05 cm
2. Jenis Ikan II (Vertical)
V= H1 + H2+ H3 + H4 + H5 + H6 + H7
7
= 0,3+0,4+0,4+0,4+0,4+0,5+0,5
7
= 0,41 cm
3. Jenis Ikan III (Segitiga)
V= H1 + H2+ H3 + H4 + H5 + H6 +H7
7
=0,5+0,5+0,6+0,6+0,7+0,8+0,8
7
= 0,64 cm
4. Jenis Ikan IV (Miring)
V= H1 + H2+ H3 + H4 + H5 + H6 + H7
7
= 0,5+0,6+0,6+0,7+0,7+0,8+0,8
7
= 0,67 cm
C. Pembahasan
Ekor ikan Cupang memiliki bentuk yang panjang dan berumbai.
Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor tersebut putus dalam usaha
perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut diikuti oleh suatu
proses, yaitu autotomi. Autotomi adalah proses adaptasi yang khusus
membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Jadi, autotomi
merupakan perwujudan dari mutilasi diri.
Peristiwa regenerenasi bagi organisme merupakan hal yang sangat
penting karena proses yang esensial selama perjalanan hidup organisme.
Adanya bagian tubuh yang lepas akibat ketuan atau kecelakaan dengan
proses regrenasi bagian tubuh yang lepas akan diganti kembali dengan
jaringan baru kembali. Dan juga beberapa organisme proses regenerasi
merupakan hal yang sangat penting dalam reproduksi secara aseksual
Menurut sejarahnya kerangka filosofis untuk studi regenerasi sebagian
besar telah dirumuskan oleh Morgan secara aktif terus dilakukan
penelitianpenelitian hingga sampai sekrang.
Pada praktikum ini menggunakan 4 ekor ikan cuppang (Betta sp.)
dengan perlaukan yang berbeda-beda. Ikan I sebagai control, ikan II
ekornya dipotong lurus, ikan III ekornya dipotong segitiga, dan ikan IV
ekornya dipotong miring. Masing-masing ikan akan diamati selama 1
minggu untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada ekor ikan.
Adapun laju pertumbuhan ekor ikan adalah :
1. Control : 0,3 cm
2. Lurus : 0,2 cm
3. Segitiga : 0,3 cm
4. Miring : 0,3 cm
1. Suhu (Temperatur)
Temperatur berpengaruh terhadap regenerasi, di mana pada saat
peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan
regenerasi
2. Nutrisi
Ketersediaan nutrisi sangat mempengaruhi kemampuan regenerasi.
Pada saat di lingkungan ketersediaan nutrisi sangat cukup maka tingkat
regenerasi juga akan cepat.
3. Sistem saraf
Sel- sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka,
hal ini dapat di buktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh terkecuali
bagian yang terpotong, maka terjadi regenerasi dan faktor yang
menentukan macam organ yang diregenerasi.