Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................................
1.4 Manfaat .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Model Pembelajaran ...................................................................................

2.2 Model Pembelajaran Saintifik.....................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian............................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Pendekatan Saintifik ..................................................................

4.2 Persepsi Guru Tentang Pendekatan Saintifik ..............................................

4.3 Kendala Penerapan Pendekatan Saintifik ...................................................

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) dalam pembelajaran merupakan ciri khas dan
menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Dalam Permendikbud No. 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan
tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu dengan kaidah-kaidah pendekatan
saintifik/ilmiah. Kemendikbud (2013: 3) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran di dalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut
semestinya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah siklus
pembelajaran sehingga siswa dapat berperan aktif dalam setiap proses kegiatan pembelajaran.
Penerapan pendekatan saintifik menuntut adanya perubahan setting dan bentuk tersendiri
yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Salah satu model pembelajaran yang
dipandang sejalan dengan prinsip pendekatan saintifik/ilmiah yaitu model inkuiri. Model inkuiri
memiliki beberapa tipe, salah satunya model inkuiri terbimbing. Model inkuiri terbimbing
menekankan pada siswa yang memecahkan masalah dari guru atau buku teks melalui cara-cara
ilmiah, melalui pustaka dan melalui pertanyaan dan guru membimbing siswa dalam menentukan
proses pemecahan dan identifikasi solusi sementara dari masalah tersebut.

B. Rumusa Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
2. Bagaimana penjelasan tentang model pembelajaran saintifik.?
3. Bagaimana Penerapan Pendekatan saintifik
4. Bagaimana persepsi guru tentang pendekatan saintifik ?
5. Apa kendala guru dalam penerapan pendekatan saintifik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan terkait model pembelajaran
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang model pembelajaran saintifik
3. Untuk mengetahui bagaiamana penerapan pendekatan saintifik
4. Untuk mengetahui persepsi guru tentang pendekata saintifik
5. Untuk mengetahui kendala- kendala apa saja yang diperoleh dalam penerapan
pendekatan saintifik
D. Manfaat

Makalah ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang metode pendekatan
saintifik dan penerapannya dalam pembelajaran, serta bias dijadikan modal kita saat sudah
mengajar nanti.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain,
diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis oleh guru dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Model pembelajaran, menurut Isjoni (2012: 147), merupakan strategi yang digunakan guru
untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis,
memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih. Model
pembelajaran berisi strategi-strategi pilihan guru untuk tujuan-tujuan tertentu di kelas.
Sementara, strategi, menurut Kemp (dalam Rusman, 2014: 132), merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai
secara efektif dan efisien.
Sementara itu, Dick dan carey menyatakan strategi Dalam pengertian lain model
pembelajaran adalah suatu contoh bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru dikelas.
Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi Kompetensi
Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan,
dantingkat kemampuaanpeserta didik. Di samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai
tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru.
(https://ibnufajar75.wordpress. com/2014/05/31/model-model-pembelajaran- yang-sesuai-
dengan-kurikulum- 2013). Diakses: 5-11-2016).
Berdasarkan perbedaan kerangka referensi belajar dan pengajaran dan perbedaan konsepsi
tujuan dan media pendidikan, Bruce Joyce dan Masha Weil membagi model pembelajaran
menjadi empat kelompok besar (family), yakni: model pemrosesan informasi, model interaksi
sosial, model personal, dan model modifikasi perilaku (Joyce dan Weil, 1972: 2).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
standar proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model pembelajaran inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran discovery
(Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model
pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta
kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/ atau KD-4.
2. Kesesuaian model pembelajaran dengankarakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang
dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan
tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan.
3. Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta
didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),
mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).
B. Model Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Strategi merupakan istilah yang banyak dipakai
dalam berbagai konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam kontek pembelajaran
strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan kegiatan
pembelajaran; konsep strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik rentetan perbuatan
guru-peserta didik dalam peristiwa pembelajaran (Sudirman; Rusyan; Arifin, dan Fatoni,
1989:90).

Pendekatan pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi


oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan,2016).

Di dalam Kurikulum 2013 yang sekarang mulai diterapkan di sebagian sekolah- sekolah
piloting ada dikenal namanya istilah Pendekatan Saintifik. Secara Istilah pengertian dari
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, meng-analisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atauprinsip yang “ditemukan”
(http://www.matematrick. com/2015/-08/perbedaan-strategi-pendekatan-metode.html. Diakses 5-
11-2016).

Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik menurut Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan (2016) meliputi lima langkah, yaitu: mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomu-nikasikan. Selanjutnya dijelaskan sebagai
berikut.
1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca,
menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu
objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain
observasi lingkungan, mengamati gambar, video table dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber
lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi
masalah.
2. Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang
berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya,
siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum
diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa
lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri
dan menjadi kebiasaan.
3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk
dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara
membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba
(eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari
kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas
fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu.
5. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil
temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta
mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam
bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi
sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi.
BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Paparan ini menggunakan pendekatan kepustakaan (library research) dengan menelusuri


literatur yang relevan dengan topik bahasan. Tujuan artikel ini untuk memberikan paparan secara
mendalam mengenai model pembelajaran secara umum,
BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Pendekatan saintifik


Pranowo, (1996: 18) mengemukakan bahwa “pendekatan” merupakan latar belakang
filosofis mengenai pokok bahasan yang hendak diajarkan.
Pranowo (1996: 62-63) menegaskan pula bahwa istilah “pendekatan” (approach)
memiliki pengertian yang berbeda – beda. Anthony (1963, dalam Pranowo, 1996: 62- 63)
menyatakan “pendekatan” adalah seperangkat asumsi yang saling berhubungan yang
menyangkut “sifat bahasa,” “pengajaran bahasa,” dan “belajar
bahasa”.
Konsep Pendekatan Saintifik
Induksi erat sekali berhubungan dengan “metode ilmiah” (scientific method). Induksi adalah
dasar “metode ilmiah”, bahkan tercipta kerangka pikir. Ilmu adalah ilmu manakala berupa
“penalaran deduktif”. Hal ini tentu saja tidak benar. Pengamatan ilmiah terhadap hal-hal yang
kongkret individual menjurus pada penemuan fakta dan teori-teori serta hipotesis-hipotesis yang
merupakan asumsiasumsi. Semuanya berupa generalisasigeneralisasi induktif (Poespoprodjo dan
Gilarso, 1985: 151- 552).
Metode ilmiah yang sejalan dengan Implementa Kurikulum 2013 melalui Pendekatan
Saintifik dalam pembelajaran di sekolahsekolah. Pertama-tama, Anda mengamati fakta-faktanya:
berikutnya Anda membuat suatu hipotesis untuk dapat menjelaskan fakta-faktanya; langkah
ketiga Anda menguji hipotesis secara tuntas. Mungkin sebagai hasil pengujian pertama Anda,
dapat peroleh suatu simpulan menunjukkan bahwa hipotesisinya salah, Anda harus membuat
pengamatan lebih lanjut, membuat hipotesis lain, dan dapat menguji serta mengujinya kembali.
Apabila simpulannya salah maka Anda harus memulai seluruh prosesnya kembali, dan memulai
kembali. Begitulah cara dan proses ilmuwan mencari kebenaran (Poespoprodjo dan Gilarso,
1985: 151- 552).
Jadi pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, menumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganlisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi ,menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan ketrampilan proses
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Dalam melaksanakan proses proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru
tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau
semakin tingginya kelas peserta didik.

B. Persepsi Guru Tentang Pendekatan saintifik


Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah sampel, yaitu MAN 15 Jakarta, SMA Budhi Warman 1 Jakarta, dan SMKN Giri taruna
Bogor, dapat ditemukan hasil seperti pada tabel 1 sebagai berikut.
bahwa guru Bahasa Indonesia di MAN 15 Jakarta telah hampir secara keseluruhan menerapkan
metode pembelajaran saintifik. Menerapkan kegiatan eksplorasi dalam kegiatan asosiasi
menunjukkan bahwa guru telah mengerti jika metode pembelajaran tersebut tidak harus
berurutan sesuai teori. Hanya saja, belum terlihat proses mengomunikasi yang dilakukan oleh
siswa, selain itu guru juga tidak mengarahkan siswanya untuk melakukan kegiatan
mengomunikasikan.
Berdasarkan data yang menjelaskan tentang penerapan metode saintifik di SMA Budhi
Warman 1 Jakarta, dapat diketahui bahwa guru telah menerapkan metode saintifik dengan tepat.
Dalam kegiatan yang dilakukan,meskipun tidak terlihat diarahkan oleh guru, namun kegiatan
pembelajaran saintifik yang dilakukan siswa telah memenuhi kelima unsur yang sesuai dengan
teori metode saintifik itu sendiri. Selain itu, siswa yang melaksana kegiatan saintifik tidak
terpaku pada urutan yang sesuai dengan teori. Hal ini membuktikan bahwa guru dan siswa sudah
mampu berinisiasi melaksanakan kegiatan saintifik secara inovatif dan tidak terpaku pada teori.
Untuk metode saintifik yang diterapkan di SMKN Giri Taruna Bogor, berdasarkan tabel 3,
maka guru bersangkutan telah menerapkan setiap indikator metode saintifik secara keseluruhan.
Meski begitu, urutanurutan yang dijalankan oleh guru dan siswa terlihat lebih variatif. Misalnya
pada kegiatan pembelajaran saat observasi, kegiatan mengamati justru dilaksanakan setelah
kegiatan menanya.
Berdasarkan hasil penelitian di beberapa sekolah terkait dengan Pendekatan saintifik dalam
kurikulum 2013 meliputi proses mengamati, menanya, menalar, mengeksplorasi, mengasosiasi,
mengomunikasikan. Metode pembelajaran saintifik yang diamati pada proses pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah sasaran penelitian telah terpenuhi. Akan tetapi, pada salah satu
sample pengamatan didapati bahwa kegiatan saintifik masih belum berurutan, seperti misalnya
proses mengeksplorasi yang dilakukan setelah proses mengasosiasikan, proses menanya yang
dilakukan di awal, dan proses mengamati yang dilakukan setelah proses menanya. Kegiatan
saintifik yang dijalankan secara tidak berurutan masih diperbolehkan. Justru, hal ini
menunjukkan bahwa guru mampu berinovasi dan memahami betul bahwa setiap indikator dalam
metode saintifik sangat penting meskipun dilakukan secara acak, yang disesuaikan dengan
kondisi kelas dan materi pembelajaran. Secara umum guru-, yang diamati telah melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode saintifik.
C. Kendala Penerapan Saintifik
BAB V

KESIMPULAN

Model Pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain,
diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis oleh guru dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang standar proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum
2013 adalah model pembelajaran inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran
discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning),
dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta
kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/ atau KD-4.
2. Kesesuaian model pembelajaran dengankarakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang
dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan
tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan.
3. Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta
didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning),
mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information),
mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).

Pendekatan pembelajaran adalah suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi


oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis dan ekologis) yang mewadahi,
menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan,2016).

Di dalam Kurikulum 2013 yang sekarang mulai diterapkan di sebagian sekolah- sekolah
piloting ada dikenal namanya istilah Pendekatan Saintifik. Secara Istilah pengertian dari
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, meng-analisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atauprinsip yang “ditemukan”
(http://www.matematrick. com/2015/-08/perbedaan-strategi-pendekatan-metode.html. Diakses 5-
11-2016).

Anda mungkin juga menyukai