Anda di halaman 1dari 10

ENERGIDANSUMBERDAYATIINERAL

TUENTERI
REPUBLIK
INDONESIA

MENTERIENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL
PERATURAN
2006
NOMORr 033TAHUN
TENTANG
GASMETANABATUBARA
PENGUSAHAAN

MENTERIENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka diversifikasienergi, Gas Metana Batubara


merupakansalah satu sumber daya alam strategis yang cukup
potensial untuk memasok kebutuhan energi,nasional sehingga
diperlukanpengembangan
secaraoptimal;
b. bahwa berdasarkanpertimbangansebagaimanadimaksuddalam
huruf a dan dalam rangka pelaksanaanketentuanPasal 103
PeraturanPemerintahNomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan
UsahaHuluMinyakdan Gas Bumisebagaimanatelahdiubahdengan
PeraturanPemerintahNomor 34 Tahun 2005, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang
PengusahaanGasMetanaBatubara;

Mengingat : 1. Undang-UndangNomor11 Tahun1967tentangKetentuan-ketentuan


PokokPertarnbangan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun
1967 Nomor 22, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia
Nomor2831);

2. Undang-UndangNomor22Tahun2001tentangMinyakdan Gas Bumi


(LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun 2001 Nomor 136,
Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4152\
sebagaimanatelah berubahdenganPutusanMahkamahKonstitusi
Nomor 002/PUU-|/2003 pada tanggal 21 Desember2004 (Berita
NegaraRepubliklndonesiaNomor1 Tahun2005);

3 . PeraturanPemerintahNomor32 Tahun 1969 tentangPelaksanaan


Nomor11 Tahun1967tentangKetentuan-ketentuan
Undang-undang
Pokok Pertambangan (LembaranNegaraRepublikIndonesia Tahun
1969 Nomor60, TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia
Nomor2916) sebagaimana telah dua kali diubahterakhirdengan
PeraturanPemerintahNomor 75 Tahun Tahun 2001 (Lembaran
Negara RepublikIndonesiaTahun 2001 Nomor 141, Tambahan
LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4154);

4. Peraturan PemerintahNomor 42 Tahun 2002 tentang Badan


PelaksanaKegiatanUsahaHulu Minyakdan Gas Bumi (Lembaran
Negara Republik lndonesiaTahun 2002 Nomor 81, Tambahan
Nomora216\:
LembaranNegaraRepublikIndonesia
-2-

5. PeraturanPemerintah
Nomor35 Tahun2004tentangKegiatanUsaha
Hulu Minyakdan Gas Bumi (LembaranNegaraRepublikIndonesia
Tahun 2004 Nomor 123, TambahanLembaranNegara Republik
fndonesiaNornor4435)sebagaimana
telahdiubahdenganPeraturan
PemerintahNomor 34 Tahun 2005 (LembaranNegara Republik
IndonesiaTahun 2005 Nomor 81, TambahanLembaranNegara
RepublikIndonesia
Nomor4530);

6. KeputusanPresidenNomor 1871MTahun 2a04tanggal20 oktober


2004 sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan
KeputusanPresidenNomor20lP Tahun200s tanggals Desember
2005;

7. KeputusanMenteriEnergidan sumber Daya MinerarNomor 10gg


ru20lMEMl2003tanggal 17 september 2003 tentang pedoman
Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan, pengaturan dan
PengendalianKegiatanusaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan
KegiatanUsahaHilirMinyakdan Gas Bumi;

8. KeputusanMenteriEnergidan sumber Daya MineralNomor 14g0


Tahun2004tanggal9 Agustus2004tentangTatacarapenetapandan
PenawaranWilayahKerjaMinyakdan Gas Bumi;

9. PeraturanMenteriEnergidan sumber Daya MineralNomor0030


Tahun2005tanggal20 Juli 200s tentangorganisasidan Tata Kerja
DepartemenEnergidan SumberDayaMineral;

MEMUTUSI(AN
:
MENETAPKAN
: PERATUF{ANMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINEML
TENTANGPENGUSAHAAN GASMETANABATUBAM.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
DalamPeraturanMenteriiniyangdimaksudkan
dengan:
1. Kontrak Kerja Sama, Wilayah Hukum PertambanganIndonesia,
BadanUsaha,BentukUsahaTetap,Badanpelaksana,Menteriadalah
sebagaimana dimaksuddalam undang-Undang Nomor22 Tahun
2001 tentang Minyakdan Gas Bumi sebagaimanatelah berubah
denganPutusanMahkamahKonstitusiNomol oo2lpuu-lt2oogpada
tanggal21 Desember2A04.
2. Data, Kontraktoradalah sebagaimanadimaksuddalam peraturan
PemerintahNomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatanusaha Hulu
Minyakdan Gas Bumisebagaimana telah dlubahdenganperaturan
PemerintahNomor34 Tahun2005.
3. Gas Metana Batubara(CoalbedMethane)yang selanjutnyadisebut
Gas Metana Batubaraadalahgas bumi (hidrokarbon) oihana gas
metanamerupakankomponenutamanyayangterjadisecaraalamiah
dalam proses pembentukanbatubara(coatificaiionl dalam kondisi
terperangkapdan terserap (terabsorbsi)
di dalam batubaradan/atau
lapisanbatubara.
-3-

4. EksplorasiGas Metana Batubaraadalah kegiatanyang bertujuan


memperolehinformasimengenaikondisigeologiuntuk menemukan
dan memperolehperkiraancadangan Gas Metana Batubaradi
WilayahKerjaGas MetanaBatubarayangditentukan.
5. EksploitasiGas MetanaBatubaraadalah rangkaiankegiatanyang
Gas Metana Batubaradari Wilayah
bertujuanuntuk menghasilkan
Kerja Gas Metana Batubarayang ditentukan,yang terdiri atas
pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunansarana
pengangkutan, pengolahanuntuk pemisahandan pemurnianGas
Metana Batubara di lapangan, serta kegiatan lain yang
mendukungnya.
6. WilayahTerbukaGas MetanaBatubaraadalahbagiandari Wilayah
Hukum PertambanganIndonesiayang belum ditetapkansebagai
WilayahKerjaGasMetanaBatubara.
7 . Wilayah Kerja Gas Metana Batubaraadalah daerah tertentuyang
diberikankepadaBadanUsahaatau BentukUsahaTetapdi dalam
Wilayah Hukum PertambanganIndonesia untuk melaksanakan
Pengusahaan GasMetanaBatubara.
8. WilayahKerja Minyakdan Gas Bumi adalahdaerahtertentudalam
Wilayah Hukum PertambanganIndonesia untuk melaksanakan
Minyakdan Gas Bumi.
daneksploitasi
eksplorasi
9 . WilayahPerjanjianKaryaPengusahaan Pertambangan yang
Batubara
selanjutnyadisebutWilayahPKP2Badalahsuatuwilayahyangtelah
ditetapkanPemerintah KaryaPengusahaan
dalamlampiranPerjanjian
Pertambangan Batubara,yang dapat diubah melaluipengurangan-
pengurangan dan perluasan-perluasan
sebagaimana dimaksuddalam
Perjanjian
KaryaPengusahaan PertambanganBatubara.
1 0 . Wilayah Kuasa PertambanganBatubarayang selanjutnyadisebut
Wilayah KP Batubaraadalah suatu wilayah yang ditetapkanoleh
Menteri, Gubernur, dan BupatiAlValikotasesuai dengan
kewenangannya sebagaimanadimaksud dalam lampiranKuasa
PertambanganBatubara.
1 1 .Wilayah TumpangTindih adalah suatu Wilayah dimana terdapat
Wilayahyang bertumpang-tindih
antaraWilayahKerja Minyakdan
Gas BumidenganWilayahPKP2BatauWilayahKP Batubara.
Batubarayang selanjutnya
12. PemegangKuasaPertambangan disebut
PemegangKP Batubaraadalahperusahaanswasta nasionalatau
perorangan
yangdiberiKuasaPertambangan untukmelakukan
usaha
pertambangan
Batubaradi suatuWilayahKP Batubara.
1 3 . KontraktorPerjanjianKarya PengusahaanPertambanganBatubara
yang selanjutnyadisebut KontraktorPKP2B adalah perusahaan
swastayang melaksanakan pengusahaanpertambanganbatubaradi
wilayahPKP2B.
14. Lembaga Penelitianadalah instansi pemerintahdi lingkungan
Departemen Energidan SumberDayaMineralyangbidangtugasdan
tanggungjawabnyameliputipenelitiandan pengembangan
di bidang
Minyakdan GasBumi.
1 5 . InstitusiTertentu adalah Instansi Pemerintahlain, institusiatau
lembagayang melakukanpenelitian, pengkajian,
dan pengembangan
Gas MetanaBatubara.
1 6 . DirekturJenderaladalahDirekturJenderalyang bidangtugas dan
tanggungjawabnyadi bidangMinyakdan Gas Bumi.
-4-

Jenderalyangbidangtugasdan
JenderaladalahDirektorat
12. Direktorat
kewenangannya di bidangMinyakdan Gas Bumi.

Pasal 2

(1) Gas Metana Batubarasebagai sumber daya alam strategistak


di dalamWilayahHukumPertambangan
terbarukanyangterkandung
merupakan
Indonesia kekayaannasionalyangdikuasaiolehnegara.

(2) Penguasaanoleh negara sebagaimanadimaksudpada ayat (1)


diselenggarakanoleh Pemerintah sebagai Pemegang Kuasa
Pertambangan.

Pasal 3

(1) Pengusahaan Gas MetanaBatubaratundukdan berlakuketentuan


di bidangKegiatanUsahaMinyakdan
peraturanperundang-undangan
Gas Bumi.

(2\ Pembinaandan pengawasan,serta penatausahaan pengusahaan


padaDirektorat
Gas MetanaBatubaradipusatkan Jenderal.

Pasal 4

(1) PengusahaanGas MetanaBatubarameliputikegiatanEksptorasiGas


MetanaBatubaradan kegiatanEksploitasiGas MetanaBatubara.

(2) Pengusahaan olehBadanUsaha


Gas MetanaBatubaradilaksanakan
atau BentukUsahaTetap berdasarkanKontrakKerja Sama dengan
BadanPelaksana.

(3) Pengawasanatas pelaksanaanKontrak Kerja Sama pengusahaan


olehBadanPelaksana.
Gas MetanaBatubaradilakukan

Pasal5

(1) Menterimenetapkanbentukdan ketentuan-ketentuanpokok (terms


and conditions) Kontrak Kerja Sama berdasarkankeekonomian
WilayahKerjaGasMetanaBatubarayangbersangkutan.

(2\ Ketentuan-ketentuan pokok (fems and conditions)dalam Kontrak


Kerja Sama sebagaimanadimaksudpada ayat (1) wajib memuat
palingsedikitsebagaiberikut:
a. penerimaan negara;
b. WilayahKerjaGasMetanaBatubaradan pengembaliannya;
c. kewajibanpengeluaran dana;
d. perpindahan hasilproduksiGasMetanaBatubara;
kepemilikan
e. jangkawaktukontrakdan kondisiperpanjangan kontrak;
f. penyelesaianperselisihan;
g. kewajibanpemasokanGas MetanaBatubarauntuk pemenuhan
kebutuhan dalamnegeri;
h. berakhirnya kontrak;
' i. kewajibanpascaoperasipertambangan;
j. keselamatan dan kesehatankerja;
k. pengelolaan lingkunganhidup;
l. pengalihan hakdan kewajiban;
m. pelaporan yangdiperlukan;
-5-

n . rencanapengembanganlapangan;
o. pengutamaan barangdanjasa dalamnegeri;
pemanfaatan
p . pengembanganmasyarakatsekitarnyadan jaminan hak-hak
masyarakatadat;
q . pengutamaan tenagakerjaIndonesia.
penggunaan

BABII
DANPENAWARAN
TATACARAPENETAPAN WILAYAHKERJA
GAS METANABATUBARA

Pasal6

PengusahaanGas MetanaBatubaradilakukanpadaWilayahTerbukaGas
MetanaBatubara.

Pasal7

Tata cara penetapandan penawaranWilayahKerjaGas MetanaBatubara


di Wilayah TerbukaGas Metana Batubaraberlaku ketentuanperaturan
perundang-undangan mengenaitata cara penetapandan penawaran
Wilayah Kerja Minyakdan Gas Bumi, sepanjangtidak ditetapkanlain
dalamPeraturanMenteriini.

Pasal8

(1) Dalam hal Gas MetanaBatubaraterdapatdi dalamWilayahKerja


Minyak dan Gas Bumi, KontraktorMinyak dan Gas Bumi yang
bersangkutandiberikankesempatanpertamauntuk mengusahakan
Gas Metana Batubara.

(2) Dalamhal KontraktorMinyakdan Gas Bumisebagaimanadimaksud


pada ayat (1) berminatuntukmengusahakan
Gas MetanaBatubara,
wajib mendirikan badan hukum tersendiri untuk melakukan
pengusahaan GasMetanaBatubara.

(3) Untukmenunjangpengusahaan Gas MetanaBatubarasebagaimana


dimaksudpada ayat(2), Menteriterlebihdahulumenetapkan Wilayah
Kerja Gas Metana Batubarayang terdapat dalam Wilayah Kerja
Minyakdan GasBumisebagaimana dimaksud padaayat(1).

(4) Dalam menetapkan Wilayah Kerja Gas Metana Batubara


sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Menteri terlebih dahulu
denganGubernuryangwilayahadministrasinya
melakukankonsultasi
KerjaGasMetanaBatubarayangakandiusahakan.
meliputiWilayah

(5) SetelahpenetapanWilayahKerjaGas MetanaBatubarasebagaimana


dimaksudpada ayat (3), Menterimenunjuklangsungbadanhukum
sebagaimanadimaksudpada ayat(2) untukmelakukanpengusahaan
Gas MetanaBatubara.

Pasal9

(1) Dalamhal KontraktorMinyakdan Gas Bumisebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 ayat (1) tidak berminatuntuk mengusahakan
Gas
Metana Batubara,Menteri dapat meminta bagian Wilayah Kerja
Minyakdan Gas Bumi tersebutuntuk ditetapkansebagaiWilayah
KerjaGas MetanaBatubara.
-6-

(2) Tatacara penawaran Wilayah Kerja Gas Metana Batubara


sebagaimanadimaksudpadaayat(1) berlakuketentuan
sebagaimana
dimaksuddalamPasalTPeraturanMenteriini.

Pasal10

(1) Dalamhal Gas MetanaBatubaraterdapatdi dalamWilayahPKP2B


atau Wilayah KP Batubara,KontraktorPKP2B atau PemegangKP
Batubarayang bersangkutandiberikankesempatanpertamauntuk
mengusahakan Gas MetanaBatubara.

(2\ Dalam hal Kontraktor PKP2B atau Pemegang KP Batubara


sebagaimanadlmaksudpadaayat (1) berminatuntukmengusahakan
Gas MetanaBatubara,
wajibmendirikan untuk
badanhukumtersendiri
melakukanpengusahaanGasMetanaBatubara.

(3) Untukmenunjangpengusahaan Gas MetanaBatubarasebagaimana


dimaksud pada ayat (2), Wilayah
terlebihdulu menetapkan
Menteri
Kerja Gas MetanaBatubarayang terdapatdalam WilayahPKP2B
atauWilayahKP Batubarasebagaimana dimaksudpadaayat(1).

(4) Dalam menetapkan Wilayah Kerja Gas Metana Batubara


sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Menteri terlebih dahulu
melakukankonsultasidengan Gubernurdan BupatiMalikotayang
meliputiWilayahKerjaGas MetanaBatubara
wilayahadministrasinya
yangakandiusahakan.

(5) Setelahpenetapan
WilayahKerjaGas MetanaBatubarasebagaimana
dimaksudpada ayat (3), Menterimenunjuklangsungbadanhukum
sebagaimanadimaksudpadaayat(2) untukmelakukanpengusahaan
Gas MetanaBatubara.

Pasal11

(1) Dalamhal Kontraktor PKP2Bsebagaimana dimaksuddalamPasal10


ayat (1) tidak berminatuntukmengusahakanGas MetanaBatubara,
DirekturJenderalMineral,Batubaradan Panas Bumi atas nama
Menteri mengkoordinasikandengan Kontraktor PKP2B yang
bersangkutan untukmenentukan pengusahaannya.
kebijaksanaan

(2\ Dalamhal PemegangKP Batubarasebagaimanadimaksuddalam


Pasal 10 ayat (1) tidak berminatuntukmengusahakan
Gas Metana
Batubara,Menteri melakukankoordinasidengan Menteri Dalam
Negeriuntukmenentukan pengusahaannya.
kebijaksanaan

(3) Tatacara penawaran Wilayah Kerja Gas Metana Batubara


sebagaimanadimaksudpadaayat (1) dan ayat(2\ berlakuketentuan
sebagaimanadimaksuddalamPasal7 Peraturan Menteriini.

Pasal12

(1) Menterimemberikan kesempatan pertamakepadaKontraktorMinyak


dan Gas Bumi,Kontraktor PKP2B,atauPemegangKP Batubarauntuk
melakukan PengusahaanGas Metana Batubara berdasarkan
kesepakatantertulisantaraKontraktorMinyakdan Gas Bumidengan
KontraktorPKP2Batau PemegangKP Batubarauntuk melakukan
Pengusahaan GasMetanaBatubaradiWilayahTumpangTindih.
-7-

(2) KontraktorMinyakdan Gas Bumi,KontraktorPKP2BatauPemegang


dimaksudpadaayat(1) dalammelakukan
KP Batubarasebagairnana
pengusahaan Gas MetanaBatubara,wajib mendirikanbadanhukum
tersendiri.

(3) Untukmenunjangpengusahaan Gas MetanaBatubarasebagaimana


dimaksudpada ayat(2), Menteriterlebihdahulumenetapkan
Wihyah
Kerja Gas MetanaBatubara yang terdapatdalamWilayahTumpang
Tindih sebagaimanadimaksudpada ayat (1) setelahberkonsultasi
denganGubernurdan BupatiNalikotayang wilayahadministrasinya
KerjaGasMetanaBatubarayangakandiusahakan.
meliputiWilayah

(4) Setelahpenetapan
WilayahKerjaGas MetanaBatubarasebagaimana
dimaksudpada ayat (3), Menterimenunjuklangsungbadanhukum
sebagaimanadimaksudpada ayat(2) untukmelakukanpengusahaan
Gas MetanaBatubara.

Pasal13
'(1) Dalamhal KontraktorMinyakdan Gas Bumi dan KontraktorPKP2B
dalamsuatuWilayahTumpangTindihtidakberminatuntukmelakukan
pengusahaan Gas Metana Batubara, Menteri menentukan
pengusahaannya.
kebijaksanaan

(2) Dalam hal KontraktorMinyakdan Gas Bumi dan PemegangKP


BatubaradalamsuatuWilayahTumpangTindihtidakberminatuntuk
melakukanpengusahaan Gas MetanaBatubara,Menterimelakukan
koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri untuk menentukan
kebijaksanaanpengusahaannya.

(3) Dalamhal KontraktorMinyakdan Gas Bumi,KontraktorPKP2Bdan


PemegangKP BatubaradalamsuatuWilayahTumpangTindihtidak
memperoleh kesepakatanuntuk melakukan pengusahaanGas
MetanaBatubarasebagaimana dimaksuddalam Pasal 12 ayat(1),
Menteri dapat mengambil kebijaksanaan untuk menentukan
pengusahaanGasMetanaBatubara.

BAB III
PEMANFAATAN
DATADAN INFORMASI
SERTAPENGGUNAANSARANADAN FASILITAS

Pasal14

Kontraktoryang melakukanpengusahaan Gas MetanaBatubaradalam


melakukankegiatannyadapat memanfaatkan data dan informasiyang
dikuasaioleh KontraktorMinyakdan Gas Bumi, KontraktorPKP2Bdan
PemegangKP Batubarasesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangan.
'
Pasal15
(1) Kontraktoryang melakukanpengusahaanGas Metana Batubara
dapat menggunakan saranadan fasilitasuntukkegiatanoperasional
yang dimilikioleh KontraktorMinyakdan Gas Bumi, dengantetap
mempertimbangkanefisiensi, keselamatan, dan kelancaran
pelaksanaan kegiatanusahaMinyakdan Gas Bumi.
-8-

(2\ Penggunaan saranadan fasilitassebagaimanadimaksudpada ayat


(1) wajib dilakukanuntuk kegiatan yang terkait langsungdengan
pengusahaanGas Metana Batubaradengan prinsip pembebanan
biaya operasi secara proporsionaldan tidak ditujukan untuk
memperoleh dan/ataulaba.
keuntungan
(3) Penggunaansaranadan fasilitassebagaimana dimaksudpada ayat
(1) wajib terlebih dahulu mendapatkanpersetujuandari Badan
Pelaksana.

Pasal16

(1) Kontraktoryang melakukanpengusahaanG?s Metana Batubara


dapatmenggunakan yangdimiliki
saranauntukkegiatanoperasional
KontraktorPKP2B dan Pemegang KP Batubara dengan tetap
mempertimbangkanefisiensi, keselamatan, dan kelancaran
pelaksanaan kegiatan Kontraktor PKP2B dan Pemegang KP
Batubara.
(2) Penggunaansarana sebagaimanadimaksudpada ayat (1) wajib
dilakukanuntukkegiatanyangterkaitlangsungdenganpengusahaan
Gas Metana Batubaraberdasarkankesepakatankedua belah pihak
dan tetap menjaditanggungjawab sepenuhnyaKontraktorPKP2B
dan PemegangKP Batubara.

BAB IV
PENELITIAN,
PENGKAJIAN DANPENGEMBANGAN
GAS METANABATUBAM

Pasal17

(1) Lembaga Penelitianatau lnstitusi Tertentu yang terkait dapat


melakukanpenelitian,pengkajiandan pengembangan Gas Metana
BatubarapadaWilayahHukumPertambangan Indonesia.

(2) Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan pengembanganyang


dimaksudpadaayat(1)
dilakukanoleh InstitusiTertentusebagaimana
wajibmendapatizinDirekturJenderal.

(3) Terhadappenelitian,pengkajiandan pengembangan yang dilakukan


oleh Lembaga Penelitiansebagaimanadimaksudpada ayat (1)
ditetapkanlebih lanjut oleh DirekturJenderal setelah mendapat
pertimbangandariLembagaPenelitian.

(4) Hasil pelaksanaan penelitian, pengkajian dan pengembangan


sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib dilaporkankepada
DirekturJenderalpaling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah
pelaksanaan
berakhirnya penelitian.

BABV
PENYELESAIAN
PERSELISI
HAN

Pasal18
(1) Dalamhalterjadiperselisihan
antaraKontraktor
Gas MetanaBatubara
denganKontraktorMinyakdan Gas Bumiatau KontraktorPKP2Batau
PemegangKP Batubara,diselesaikandengan musyawarahuntuk
mufakat.
-9-

(2) Datamhal musyawarahuntukmufakattidaktercapai,Menteridan/atau


perselisihan
MenteriDalamNegeridapatmemfasilitasi sebagaimana
dimaksudpadaayat(1).

(3) Dalamhal tidaktercapaipenyelesaian dimaksudpada


sebagaimana
perselisihan
ayat (1) dan ayat (2), penyelesaian sesuai
dilaksanakan
dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BABVI
KETENTUANGAS METANABATUBAM
SEBAGAISUMBERDAYAIKUTAN

Pasal19

(1) Dalam hal Perusahaan atau Perseoranganyang melakukan


pengusahaan batubaradi WilayahPKP2BatauWilayahKP Batubara
terdapat Gas Metana Batubara sebagai sumber daya ikutan
diusahakansecarakomersial,tundukpadaPeraturan
Menteriini.

(2) Dalam hal Perusahaan atau Perseoranganyang melakukan


pengusahaanbatubaradi WilayahPKP?BatauWilayahKP Batubara
terdapat Gas Metana Batubara sebagai sumber daya ikutan
kepadaMenteri.
digunakansendiri,wajibmelaporkan

(3) Dalam hal Perusahaan atau Perseoranganyang melakukan


pengusahaan batubaradi WilayahPKP2BatauWilayahKP Batubara
terdapatGas MetanaBatubarasebagaisumberdaya ikutandibakar
(flared),wajib mendapatkan persetuj
uan Menteri.

(4) Dalam hal Perusahaan atau Perseoranganyang melakukan


pengusahaan batubaradi WilayahPKP2BatauWilayahKP Batubara
terdapat Gas Metana Batubara sebagai sumber daya ikutan
dimanfaatkanuntuk pengembanganmasyarakatsetempat, wajib
mendapatpersetujuan
Menterimengenaiperencanaannya.

BABVII
PERALIHAN
KETENTUAN

Pasal20

(1) Terhadappelaksanaanpenelitian,pengkajiandan pengembangan


Gas Metana Batubarayang telah dilaksanakanoleh Lembaga
PenelitiansebelumditetapkannyaPeraturanMenteriini dapat tetap
dilaksanakandan wajibmelaporkanhasilnyakepadaMenteridengan
tembusankepadaDirekturJenderal.

(2) Dalam hal hasil penelitian,pengkajiandan pengembanganGas


Metana Batubaraoleh LembagaPenelitiansebelum ditetapkannya
pengusahaannya,
PeraturanMenteriini ditindaklanjuti maka wajib
berpedomanpadaPeraturanMenteriini.

(3) Hak dan kewajibanyang timbul dalam pengusahaan sebagaimana


dimaksudpadaayat(2) ditetapkanlebihlanjutolehMenteri.
-10-

BABVIII
KETENTUANPENUTUP

Pasal 21

PeraturanMenteriini mulaiberlakupadatanggalditetapkan.

Ditetapkan
diJakarta
padatanggal 22 l4ei 2006

MENTERIENERGIDANSUMBERDAYAMINERAL,

Anda mungkin juga menyukai