Laporan Praktikum Penentuan Core Excess
Laporan Praktikum Penentuan Core Excess
Oleh :
El Ahmed Fauzi
021600466
I. Tujuan Percobaan :
a. Melakukan kalibrasi batang kendali reaktor KARTINI, yaitu menentukan reaktivitas
batang kendali dengan jalan membuat grafik reaktivitas suatu batang kendali terhadap
kedudukannya (grafik versus h ) dan membuat grafik h versus h.
b. Menghitung reaktivitas total ketiga elemen batang kendali di dalam reaktor.
c. menghitung reaktivitas lebih teras reaktor (core excess).
Pada umumnya kita memperhitungkan harga dalam satuan $ (dollar) Harga reaktivitas
dalam satuan dollar adalah :
T 6
i
=
eff ( + T)
+
eff ( + T) i=1 1 + i T
(2)
dengan ketentuan
T adalah periode reaktor
adalah umur generasi neutron.
Periode reaktor didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan untuk menaikkan daya
reaktor sebesar e kalinya (e = 2,71828). Secara matematik dapat dituliskan sbb:
P(t) (t / T)
= exp (3)
P(0)
dengan ketentuan
T adalah periode reaktor
P(t) dan P(0) masing masing adalah daya reaktor sesudah t detik dan daya reaktor
pada saat awal.
Di dalam praktikum ditentukan P(t)/P0) sebesar 1,5 atau 2 kemudian diukur waktu yang
diperlukan untuk peningkatan daya tersebut.
Berdasarkan pada praktek pengukuran ini, periode reaktor dapat dihitung berdasarkan pada
persamaan
t
T = (4)
P(t)
ln (
P(0)
dengan ketentuan
t adalah waktu yang diperlukan untuk menaikkan daya reaktor 1,5x atau 2x.
Besaran menyatakan umur generasi neutron yang didefinisikan sebagai umur neutron sejak
dilahirkan dari proses pembelahan sampai dengan diserap oleh nuklida di dalam material
bahan bakar atau bocor keluar dari reaktor. Harga untuk reaktor KARTINI menurut
dokumentasi General Atomik sebesar :
= 3,8999. 10-5 detik.
eff adalah fraksi neutron kasip dari U-235. Besarnya eff untuk reaktor KARTINI yang
dikategorikan reaktor termal adalah:
eff = 6,9999 10-3
eff adalah gabungan 6 kelompok neutron kasip yang terjadi di reaktor nuklir. Masing-
masing kelompok neutron kasip dan umur paronya dinyatakan dengan besaran i dan i
dengan ketentuan, i adalah isotop penghasil neutron kasip kelompok i sedangkan i adalah
tetapan peluruhan isotop penghasil neutron kasip kelompok i. Pada tabel (1) dapat dilihat
nilai umur paro dan tetapan peluruhan kelompok nuklida penghasil neutron kasip dari U-235.
Tabel 1. Data kelompok nuklida penghasil neutron kasip dari hasil pembelahan U-235
Apabila reaktor kritis pada daya P0 , kemudian salah satu batang kendali dinaikkan
sehingga terjadi keadaan sedikit super kritis, maka kenaikan daya reaktor sebagai fungsi
waktu seperti terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. melukiskan bahwa daerah 1, adalah daerah dimana reaktor dioperasikan
pada daya tetap P0, sedangkan daerah II adalah daerah perpindahan naik yaitu kejadian
ketika batang kendali dinaikkan sebesar h . tampak bahwa pada keadaan ini terjadi
percepatan perubahan daya pada saat kenaikan batang kendali sebesar h. Pada keadaan ini
tidak diperbolehkan mengukur periode T atau waktu 1,5 kali atau 2 kalinya. Pada daerah III
tampak bahwa daya reaktor naik dengan periode mendekati stabil. Pada daerah ini dilakukan
pengukuran besar periode T atau waktu 1,5 kalinya atau waktu 2 kalinya. Daerah IV adalah
daerah dimana reaktor naik mendekati daya asimtotnya, yaitu nilai daya yang baru setelah
batang kendali dinaikkan sebesar h dan telah terjadi kesetimbangan reaktivitas di teras.
Daya
P1
P0
daerah I daerah II daerah III daerah IV
waktu (t)
Gambar 1. Kenaikan daya reaktor sebagai fungsi waktu (t) akibat ditariknya batang
kendali keluar teras sebesar h.
Percobaan dilakukan pengukuran waktu 1,5 kali atau 2 kali, yaitu waktu antara daya
mula-mula P0 sampai waktu ketika menunjukkan daya 1,5 P0 atau 2 P0. Pengukuran nilai
waktu ini lebih praktis apabila dibandingkan dengan pengukuran secara langsung periode
reaktor T. Nilai yang sesuai dengan waktu 1,5 kali atau 2 kali dapat dicari dengan
menggunakan persamaan 2 atau dengan menggunakan tabel reaktivitas sebagai fungsi waktu
1,5 kali atau 2 kali yang tersedia. Apabila diketahui besarnya kenaikan posisi batang kendali
(h) yang mengakibatkan timbulnya , dapat dibuat grafik reaktivitas versus posisi
kenaikan batang kendali yang disebut sebagai kurva integral dan kurva versus h disebut
sebagai kurva diferensial. Kurva integral dan kurva diferensial dapat dilihat pada Gambar 2
dan 3.
100%
80%
20%
I II III
h1 h2 h3
posisi batang kendali (h)
h
I II III
\ h1 h2 h3
posisi kenaikan batang kendali (h)
Kurva integral batang kendali dapat diketahui besarnya reaktivitas batang kendali,
yaitu reaktivitas pada kedudukan batang kendali maksimum. Daerah linear batang kendali
terletak pada daerah II yaitu pada interval prosentase reaktivitas 20% < < 80%, dimana
kenaikan reaktivitas batang kendali relatif linear terhadap kenaikan posisinya. Reaktivitas
total dari ketiga batang kendali merupakan jumlah dari reaktivitas ketiga batang kendali
(pengaman, kompensasi dan pengatur). Untuk mendapatkan reaktivitas total tersebut, kurva
integral masing-masing batang kendali harus dibuat terlebih dahulu.
Reaktivitas lebih (core excess reactivity) teras dihitung berdasar pada kurva integral
masing-masing batang kendali dan mengamati posisi batang kendali pada saat reaktor kritis
pada daya rendah (dalam orde watt). Reaktivitas lebih teras merupakan jumlah dari
reaktivitas bagian batang kendali yang masih berada di dalam teras pada saat reaktor kritis
pada daya rendah.