Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN TN “P’’ DENGAN DIAGNOSA MALARIA

DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD LAHAT

DISUSUN OLEH :

1. SUWANDA AGUMAN JAYA


2. INDAH SARI
3. ROSSI
4. WINNI
5. SELLAH YUSNIAR
6. SELIA UTARI
7. PUTRI INDAH SARI

PEMBIMBING KLINIK :

SEPTI IRIYANI S.Kep Ners

PEMBIMBING AKADEMIK :

DETIANA S.Kep Ners

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LAHAT

TAHUN AKADEMIK 2018 – 2019


LEMBAR PENGESAHAN

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMIK

SEPTI IRIYANI S.Kep Ners DETIANA S.Kep Ners

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas laporan akhir praktik klinik KMB II
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MALARIA” ini
dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan laporan akhir ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Hj. Abdul Gani, S.Pd, M.Kes Selaku Kepala Prodi Keperawatan Lahat

2. Ibu dr. Hj. Erlinda. M.Kes selaku Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Lahat

3. Ibu Detiana S.Kep,Ners selaku pembimbing klinik

4. Ibu Septi Iriyani S.Kep Ners selaku pembimbing akademik.

5. Rumah Sakit Umum Daerah Lahat yang telah memberikan kesempatan kami untuk
praktik klinik sampai selesai

6. Teman-teman mahasiswa yang telah turut serta membantu

7. Serta pihak-pihak lain yang belum bisa penulis sebutkan kesemuanya.

Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir Praktik Klinik ini masih memiliki banyak
sekali kekurangan di dalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis bermaksud
untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak.

Lahat, OKTOBER 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum 3
1.3.2 Khusus 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi 4
2.2 Etiologi 5
2.3 Manifestasi Klinis 5
2.4 WOC 7
2.5 Pemeriksaan Penunjang 8
2.6 Penatalaksanaan 9
2.7 Anatomi 10
2.8 Masalah Yang Lazim Muncul 11
2.9 Prognosis 11
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS 12
ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 39
3.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut sudoyo. W. aru (1999) Malaria adalah infeksi parasite yang disebabkan

oleh plasmodium yang menyerangi eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya

bentuk aseksual didalam darah. Sedangkan menurut (WHO) 1981, malaria

merupakan penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya. Malaria

disebabkan oleh parasite malaria (protozoa genus plasmodium) bentuk aseksual yang

masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina

ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembengkakan pada organ tubuh

manusia. Agen penyebab penyakit adalah nyamuk anopheles betina. Parasite malaria

pada manusia yang menyebabkan malaria adalaah plasmodium

falciparum,plasmodium vivax, plasmodium ovale, dan plasmodium malariae.

Setelah manusia digigit nyamuk anopheles betina tersebut, muka akan timbul

tanda dan gejala seperti demam mengigil,kejang-kejang anemia, nafas sesak,

gangguan kesdaran dan hilangnya nafsu makan. Setelah tanda dan gejala muncul jika

tidak segera diobati akan mengakibatkan akibat lanjut (komplikasi). Adapun

komplikasi dari penyakit malaria adalah anemia berat, malaria serebral (koma),gagal

ginjal akut, edema paru, kelainan hati dan hipoglikemia.

Akibat lanjut diatas dapat memperburuk insiden dari penyakit malaria. Dengan

muculnya program pengendalian yang didasarkan pada penggunaan residu

inteksisida, penyebaran penyakit malaria dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun

1
1950, malaria telah berhasil dibasmi hamper diseluruh benua eropa dan didaerah

seperti amerika tengah dan amaerika selatan. Namun penyakit ini masih menjadi

masalah besar dibeberapa bagian benua afrika dan asia tenggarasekitar 100 juta

kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1% diantaranya fatal.

Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama

kematian Negara berkembang. Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi

yang buruk serta daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran

penyakittersebut. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa

kekota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak anatar nyamuk dengan manusia

yang bermukim didaerah tersebut.

2
1.2 Rumusan masalah

1.Apakah yang diamaksud dengan malaria ?

2.Bagaimnanakah proses etiologinya?

3.Apakah manifestasi klinis dari Malaria ?

4.Bagaimana cara merumuskan asuhan keperawatan pada pasien Malaria ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum

Untuk mengetahui senua tentang penyakit gastroenteritis beserta askepnya.

1.3.2 Khusus

1.Untuk mengetahui devenisi dan WOC Malaria.

2.Untuk mengetahui etilogi dan manifestasi klinis Malaria.

3.Untuk mengetahui komplikasi dari Malaria.

4.Untuk memperdalam kajian tentang Malaria

5. Menambah informasi kepada para pembaca tentang Malaria

6. Merumuskan asuhan keperawatan pada pasien Malaria

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Ada banyak definisi mengenai ”malaria”, di antaranya:

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh
protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan splenomegali.

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi
akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk
aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles
betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area =
udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang
mengeluarkan bau busuk. ( Prabowo, 2004 )

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran
penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai
kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan
ginjal.

Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies
berperan sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk
anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria ( Hanfa,2000). Ciri nyamuk
Anopheles. Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca
pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu
menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah,
sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab,
di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari(mitayani,2009)

4
2.2 Etiologi
Penyebab malaria adalah dari genus plasmodium famili plasmodiidae dari orde
Coccdiiae penyebab malaria di Indonesia sampai saat ini di golongkan menjadi empat
plasmodium, yaitu:
a. Plasmodium Falsiparum, penyebab penyakit malaria tropika
b. Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana.
c. Plasmodium Malariae, penyebab penyakit malaria kuartana.
d. Plasmodium Ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai umumnya banyak di Afrika.

2.3 Manifestasi Klinis

Pada anamnesis ditanyakan gejala penyakit dan riwayat bepergian ke daerah


endemik malaria. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah:

a. Demam

Demam pada malaria ditandai dengan adanya paroksisme yang berhubungan


dengan perkembangan parasit malaria dalam sel darah merah. Puncak
serangan panas terjadi bersamaan dengan lepasnya merozoit – merozoit ke
dalam peredaran darah (proses sporulasi) untuk bebeprapa hari pertama.
Serangan demam pada malaria terdiri dari tiga :

1. Stadium dingin : Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat
dingin. Nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari –jari pucat kebiru – biruan
(sianotik). Kulitnya kering dan pucat penderita mungkin muntah dan pada
anak sering terjadi kejang. Periode ini berlangsung selama 15 menit
sampai 1 jam
2. Stadium demam : Pada stadium ini penderita mengalami serangan demam.
Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat

5
panas seperti terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai
dengan rasa mual atau muntah – muntah.
3. Stadium berkeringat : Pada stadium ini penderita berkeringat banyak
sekali sampai membasahi tempat tidur. Namun, suhu badan pada fase ini
turun dengan cepat kadang – kadang sampai dibawah normal. Biasanya
penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga , ia merasa lemah tetapi
tanpa gejala. Penderita akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan
seperti biasa. Tetapi sebenarnya penyakit ini masih bersarang. Stadium inu
berlangsung selama 2 - 4 jam.

6
2.4 WOC (Nanda, 2015: 232)

Sporozoa masuk ketubuh Gigitan nyamuk anopheles


betina

Eritrosit yang mengandung


parasit melekat di
endothelium kapiler

Eritroset mikro & makro Hb menurun


Berkembang menjadi
gametosid
protozoa

Skizon pecah (sporulasi)

Skizon masuk eritrosit baru Membentuk mikro & makro


game tosid

Induksi sitolisis sel darah


O2 dalam darah turun O2 dalam otak turun
merah

Pelepasan produk metabolik TIK


Anemia dan hipovolemik
toksik kedalam aliran darah

Mesencepalon tertekan
Respon system saraf pusat
Respon inflamasi sistemik

Perubahan kesadaran (delirium, Gangguan kesadaran


Intake cairan
kejang dan kardiorespirasi
Kelemahan
Diaphoresis poliuri Resiko syok (hipovolemik)
Intoleransi aktifitas
Resiko ketidakseimbangan
Mialgia dan atralgia
elektrolit Resiko penurunan perfusi
jaringan otak
Nyeri
Hipertermi

7
Gangguan orientasi Mual muntah, anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tuh Intake nutrisi turun
2.5 Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesa yang tepat dari penderita tentang
asal penderita apakah dari daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah
malaria, riawayat pengobatan kuratif maupun preventif.

a. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria

Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria


sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil
negative tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi tiga
kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. Adapun
pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui :

1. Tetesan preparat darah tebal. Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit
malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis.

2. Tetesan preparat darah tipis. Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium,


bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan. Kepadatan parasit dinyatakan
sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit
yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit >
100.000/ul darah menandakan infeksi yang berat.

8
2.6 Penatalaksanaan

Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare


meliputi: pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk
diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat.
Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan
dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.

c. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
2) Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak
beladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut
lagi,
3) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB/hari.

9
2.7 Anatomi

Tahap-tahap Siklus Hidup Malaria


Siklus hidup parasit malaria melibatkan dua inang, yaitu nyamuk dan manusia. Selama
makan darah, nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi malaria menginokulasi sporozoit ke
dalam tubuh manusia (1). Sporozoit masuk ke aliran darah, menginfeksi sel-sel hati (2) dan
berkembang menjadi skizon (3), pecah melepaskan merozoit (4). P. vivax dan P. ovale memiliki
tingkat dorman (hypnozoites); dapat bertahan di hati (jika tidak diobati) dan menyebabkan
kambuh dengan menyerang darah sesudah beberapa minggu, atau bahkan bertahun-tahun
kemudian. Setelah replikasi awal ini di hati (A), parasit mengalami multiplikasi aseksual pada
eritrosit (B).
Keturunan baru (spora) hasil perbanyakan tadi disebut merozoit, menginfeksi sel-sel
darah merah (5). Tahap trofozoit matang menjadi skizon, yang pecah melepaskan merozoit (6).
Beberapa merozoit dalam darah berkembang menjadi sel khusus yang disebut gametosit atau
gamet (7). Pada tahap inilah (parasit tahap darah) penderita menunjukkan gejala-gejala penyakit.
Bila nyamuk Anopheles betina menggigit penderita, maka nyamuk tersebut akan memakan
gametosit jantan (mikrogametosit) dan betina (makrogametosit) (8). Penggandaan parasit pada
nyamuk dikenal sebagai siklus sporogonik (C).
Sementara di perut nyamuk, gamet-gamet sperma dan telur) bersatu menghasilkan zigot
(9). Zigot pada gilirannya menjadi motil dan memanjang (ookinetes) (10) yang menyerang
dinding midgut nyamuk tempat mereka berkembang menjadi ookista (11). Ookista tumbuh,
pecah, dan melepaskan sporozoit, yang menuju ke kelenjar ludah nyamuk. Bila nyamuk ini
menggigit orang lain, sporozoit disuntikkan lagi, siklus hidup malaria dimulai kembali.

10
2.8 Masalah Yang Lazim Muncul

1.Hipertermia b.d peningkatan metabolism,dehidrasi,efek langsung sirkulasi kuman pada


hipotalamus
2.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh asupan makanan yang tidak
adekuat ;anoxia;mual/muntah.
3.Nyeri akut b.d respon inflamasi sistemik,myalgia,atralgia,diaphoresis
4.Risiko syok (hipovolemik) b.d penurunan volume darah ke jaringan tubuh
(hipovolemia,anemi)
5.Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan sirkulasi jaringankeotak
(masa trombositopenia,parsial,abnormal,)
6.Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d disfungsi indokrin (diaphoresispoliuri)
7.Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

2.9 Prognosis

a. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan &


kecepatan pengobatan.
b. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan
pada anak-anak 15 %, dewasa 20 %, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.
c. Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik daripada
kegagalan 2 fungsi organ.

11
ASUHAN KEPERAWATAN
SECARA TEORITIS

Fokus Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik

Mata
Pertebra tampak cekung, konjungtiva anemis

Mulut
Warna dan kelembapan adanyalesi mengelupas dan kering

Abdomen
Nyeri tekan abdomen tegang, distensi, hipertimpani, peristaltik meningkat, BB
menurun

Kulit
Warna kulit, hidrasi, kering turgor kulit menurun, keringat banyak
b. Aktivitas / Istirahat
Gejala kelemahan, keletihan, malaise, cepat lelah, insomnia tidak bisa tidur
semalaman karena diare, merasa gelisah, ansietas, pembatasan aktivitas.
c. Sirkulasi
Tanda : Tacikardia (respon terhadap demam, dehidrasi proses inflamasi dan yeri
kulit/ membran mukosa : turgor buruk, tidak pecah-pecah dehidrasi (malnutrisi).
d. Integritas Ego
Gejala : ansietas karena ketakutan , emosi kesal, misal perasaan tidak berdaya tak
ada harapan.
e. Eliminasi
Gejala : tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau / lendir
Tanda : menurunnya bising usus tak ada peristaltik yang dapat dilihat
f. Makanan / cairan
Gejala : anoreksia mual, muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diet (sinonitif)misal buah segar / sayur produk susu makanan berlemak.

12
Tanda : penurunan lemak subkutan / masa otot, kelemahan, tonus otot-otot dan
turgor kulit untuk buruk membran mukosa pucat inflamasi gangguan mulut.
g. Hygiene
Tanda : ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, sistematis
mennunjukkan kecurangan vitamin, bau badan.
h. Nyeri / keamanan
Gejala : nyeri / nyeri tekan pada keadaan kiri bawah, mungkin hilang dengan titiknyeri
berpindah nyeri tekan (astrits) nyeri wodsfotobia (ihtis).
Tanda : nyeri tekan abdomen
i. Keamanan
Tanda : lesi kulit mungkin ada misal eritma nodusun (meningkat nyeri tekan lebih
dengan batas keunggulan pada kaki dan mata kaki.

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri
Tujuan :
-mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab ,nyeri ,mampu menggunakan teknik non
farmakologi untuk mnegurangi nyeri,mencari bantuan .)
-Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
-Mampu mengurangi nyeri ( skala ,intensitas frekuensi dan tanda nyeri)
Intevensi :
Mandiri :
-Gunakan teknik komunikasi terpeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
-Kontrol lingkungan yang dapat mempergaruhi nyeri seperti suhu ringan ,pencahayaan
dan kebersihan
-Berikan analgetik untik mengurangi nyeri

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Klien makan 3x/hari dan 1 porsi penuh
- Badan tidak lemas lagi

13
- Klien tidak merasa mual
- BB meningkat 54 kg
- TTV kembali normal
Mandiri :
- Timbang BB dari pertama masuk sampai keluar RS
- Anjurkan pasien mengonsumsi buah-buahan
- Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Berikan makanan selahgi hangat
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan Tim gizi dan menentukan diet klien, lauk dan nasi yang
mengandung protein mineral
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat therapy

3. Hipertermi
Tujuan :
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh kembali normal
Kriteria Hasil :
- Nadi ,RR dalam rentang bormal
- Tidak ada perubahan kulit dan tidak ada pusing

Mandiri :
- Temperature regulation :
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Berikan pengobatan untuk penyebab demam

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I.BIODATA PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn “P”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pagar Agung
Tanggal Masuk RS : 07 Oktober 2019
NO. Register : 28.11.36
Ruangan Kamar : Anggur
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 08 Oktober 2019
Tanggal Operasi : Tidak Ada
Diagnosa Medis : Malaria

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny “C”
Hunbungan Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pagar agung

15
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri dibagian kepala ,panas naik turun dan menggigil
P: pasien mengatakan nyeri dibagian kepala
Q: pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R: pasien mengatakan nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 5
T : nyerinya terkadang hilang timbul.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Riwayat munculnya riwayat penyakit saat ini

a. Provicative / Palliatiive
1. Apa penyebabnya
-pasien mengatakan sejak usia 3 tahun ini sudah terkena penyakit malaria dan sering
kambuh kembali sampai sekarang .

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan


Istirahat dan minum obat
b. Quantity / Quality
1. Bagaimana dirasakannya
Nyeri dibagian kepala ,panas naik turun dan menggigil
2. Bagaimana dilihat
Pasien tampak meringis
c. Region
1. Dimana lokasinya
dikepala
2. Apakah menyebar
Tidak menyebar

d. Severity (mengganggu aktivitas)

16
Sangat mengganggu aktivitas, dimana klien tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-
hari.
e. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya )
Sejak umur 3 tahun yang lalu sudah terkena penyakit malaria dan suka kambuh kembali
dan sampai terkena penyakit malaria

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Penyakit yang pernah dialami
Pernah mengalami penyakit Magh dan demam biasa,malaria biasa
b. Pengobatan / tindakan yang dilakukan
Pernah rawat jalan dan rawat inap dan minum obat beberapa bulan
c. Pernah dirawat / operasi
Tidak pernah dioperasi tetapi pernah dirawat dirumah sakit
d. Lamanya dirawat
3-hari selebihnya rawat jalan
e. Alergi
Tidak ada alergi
f. Imunisasi
lengkap
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Orang Tua
ayah pasien mengatakan ada keluarga yang terkena penyakit ini tetapi tidak
separah ini .
b. Saudara kandung
Tidak ada
c. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada
d. Keluarga yang meninggal
Tidak ada

17
e. Penyebab meninggal
Tidak ada
f. Genogram

Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki meninggal
Perempuan meningal
Pasien
Garis perkawinan
Garis keturunan

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

a. Bahasa yang digunakan


Bahasa daerah dan bahasa indonesia
b. Persepsi pasien tentang penyakitnya

18
Pasien mengharapkan agar bisa sembuh dari penyakitnya
c. Konsep Diri
1. Body Image : pasien menerima penyakit yang dideritanya saat ini.
2. Ideal diri : pasien ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan
i keluarganya.
3. Harga diri : pasien merasa disyangi oleh kelularganya.
4. Peran diri : pasien berperan sebagai suami dan ayah dari anak-
nnnnnnnnnnnnnnnnnanaknya dan tulang punggung keluarga.
5. Personal identity : sebagai seorang anak dan sudah bekerja .
d. Keadaan emosi
stabil
e. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
Baik, klien memperhatikan lawan bicaranya ketika berkomunikasi dan selalu ada
respon.
f. Hubungan dengan keluarga
Baik, klien sering dijenguk dan dijaga oleh keluarganya
g. Hubungan dengan saudara
Baik, klien akur dengan saudaranya yang lain
h. Hubungan dengan orang lain
Baik, klien dijenguk oleh tetangganya
i. Kegemaran
Memancing
j. Daya adaptasi
Baik, klien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit
k. Mekanisme pertahanan diri.
Klien berharap agar penyakitnya cepat sembuh.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umumm : Ku Lemah

19
B. Tanda tanda vital
Suhu tubuh : 37,8ᵒC Nadi : 89x/m
TD : 149/80 mmhg RR : 20x/m
TB : 156 CM BB : 50 Kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan Rambut
Kepala
a. Bentuk : lonjong
b. Ubun-ubun : tertutup oleh rambut
c. Kulit kepala : tidak ada lesi
Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata


b. Bau : khas
c. Warna kulit : sawo matang
Wajah

a. Warna kulit : sawo matang


b. Struktur wajah : simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan
Bagian mata lengkap dan simetris
b. Palpebra
Palpebra mata baik
c. Konjugtiva dan sklera
Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
d. Pupil
Kontirksi terhadap cahaya
e. Cornea dan iris
Baik
f. Visus

20
Visus 6/6
g. Tekanan bola mata
Baik

3. Hidung

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan simetris


b. Lubang Hidung : Tidak ada polip atau
sumbatan
c. Cuping Hidung : Tidak ada pernafasan
cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal dan simetris
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Tidak ada polip atau
sumbatan
d. Ketajaman pendengaran : Pendengaran
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : Kurang Bersih
c. Keadaan lidah : Banyak kotoran putih
d. Orofaring : tidak ada kemerahan
6. Leher
a. Posisi trakea : Normal
b. Thyroid : Tidak ada pembesaran
c. Suara : Jelas
d. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : Tidak ada peningkatan vena
f. Denyut nadi karotis :Teraba

21
D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : Cukup
2. kehangatan : Normal
3. warna : Sawo matang
4. turgor : Tidak Elastis
6. Kelembaban : Kering
7. kelainan pada kulit : Tidak ada

E . Pemeriksaan payudara dan ketiak


1. ukuran dan bentuk payudara : Normal dan simetris
2. warna payudara dan areola : Areola Hitam
3. kelainan pada payudara dan puting : Tidak ada Kelainan
4. aksila dan clavikula : Kotor dan Bau

F. pemeriksaan Thoraks / dada


1. inspeksi Thoraks
a. bentuk thoraks
o Normal
o Burrel Chest
o Funnel Chest
o Pigeon Chest
o Flail Chest
o Kifosis Koliasis

b.pernafasan
a. frekuensi : 20x/m
b. irama : Teratur
c. tanda kesulitan bernafas : Tidak ada

2. pemeriksaan paru
a. palpasi getaran suara : Tidak adda

22
b. perkusi : Resonan
c. auskultasi

 suara nafas : Vesikuler


 suara ucapan : Baik
 suara tambahan : Tidak aada
3. Pemeriksaan jantung

a. Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi jantung


b. Palpasi : 80x/m
c. Perkusi : Resonan
d. Auskultasi :
 Bunyi jantung : Bunyi jantung1 LUB, bunyi jantung 2 DUP
 Bunyi tambahan : Tidak ada
 Murmur : Tidak ada
 Frekuensi : 80x/m

G.pemeriksaan abdomen

1. inspeksi
a. bentuk abdomen : Bentuk suepel
b. benjolan / massa : Tidak ada
2. auskultasi
a. peristaltik usus : Ada
b. suara tambahan : Tidak ada
3. palpasi
a. tanda nyeri tekan : ada
b. benjolan / massa : tidak ada
c. tanda acites : tidak ada
d. hepar : tidak ada pembesaran
e. lien : tidak ada pembengkakan
4. perkusi
a. suara abdomen : Timpani

23
b. pemeriksaan ascites : Tidak ada

H. Pemeriksaan kelainan dan daerah sekitarnya


1. genetalia
a. rambut pubis : merata
b. lubang uretra : ada
c. Hygiene : cukup
2.Anus dan Perineum
a. Lubang anus : ada
b. Kelainan pada anus : tidak ada
c. Hygiene : kurang
I.Pemeriksaan muskouloskletal / Ekstermitas
a. Kesimterisan otot : simetris
b. Pemeriksaan edema : Tidak aada edema
c. Kekuatan otot

5 5
5 5
d. Kelainan pada ekstermitas dan kuku : Tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran
GCS: 15 E:4 M:6 V:5
2. Meninggea sign
3. Status mental
a. Kondisi emosi atau perasaan : stabil
b. Orientasi : BAIK
c. Proses berfikir (ingatan,atensi, keputusan, perhitungan): Baik
d. Motivasi (kemauan): klien mempunyai kemauan untuk cepat sembuh
e. Persepsi : klien yakin penyakitnya akan sembuh
f. Bahasa : klien menggunakan bahasa daerah

24
4. Nerulis crenialis (TIDAK DILAKUKAN)
a. Nevus olpaktorius/ N1:.......
b. Nervus optikus/ NII....
c. Nervus Okuloomotorium / N III, Troklearis / N IV, Abdusen / N VI.......
d. Nervus tergeminus /N V:.....
e. Nervus fasialis N VII:.....
f. Nervus vestibulococlearis/N VII:....
g. Nervus glossopharingeus/N IX,V agus /N X
h. Nervus Asesoris / N XI
i. Nervus Hipogolussus / N XII

5. Fungsi motorik
a. Cara Berjalan : Klien Berjalan Dibantu Oleh Keluarga
b. Rombeng Test : Klien Tidak Mampu Menahan Keseimbangan
c. Test Jari Hidung : Baik,Klien Mampu Menyentuh Puncak Hidung
d. Pronasi Sublanasi : Pasien Mampu Membalikkan Telapak Tangannya
e. Hell To Shin Test : Klien Mampu Menjinjit

6.fungsi sensori
a. Identifikasi santuhan ringan : klien dapat merasakan sentuhan dengan kapas
b. Test tajam tumpul : baik,klien mampu membedakan ujung pena

7.reflek
a. Replek bisep : Tidak dilakukan
b. Replek trisep: Tidak dilakukan
c. Replek brachioradialis : Tidak dilakukan
d. Replek pateler : Tidak dilakukan
e. Reflek tendonachiles : Tidak dilakukan
f. Reflek plantar : Tidak dilakukan

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola tidur kebiasaan
1. Waktu tidur : malam hari
2. Waktu bangun : pagi hari
3. Masalah tidur : tidak ada
4. Hari hari yang mempermudah tidur : nonton TV
5. Hal-hal yang mempermudah bangun : mendengar suara suaara berisik

25
B.pola eliminasi
1.BAB
a. Pola bab : sebelum sakit 1xsehari
b. Karakter feses : sebelum sakit berbentuk dan lunak
c. Riwayat perdarahan : tidak ada
2.BAK
a. Pola bak : sebelum sakit5-7x/hari, saat dirawat 3-4x/hari
b. Karakter urinn : sebelum sakit kuning jernih, saat dirawat kuning
c. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan bak : ya / tidak
d. Inkontinasia : ya / tidak
e. Retensi : ya / tidak
f. Riwayat penyakit ginjal : ya / tidak
g. Penggunaan diuretika : ya / tidak
h. Upaya mengatasi masalah
C. pola makan dan minum
1. Gejala
a. Diit (type) :O
b. jumlah makan sehari : 3x/hari
c. pola- diit :
d. anoriksia : ya
e. mual muntah : ya
f. nyeri ulu hati : ya
g. alergi : tidak ada
h. berat badan sebelum : 54kg
2.tanda (objektif)
Berat badan :54 kg, tb:156cm
Bentuk tubuh : normal
3.waktu pemberian makan : pagi, siang, malam
4.jumlah dan jenis makanan : sebelum sakit 1 porsi dan jenisnya ada lauk, pauk
saat dirawat ½ porsi dan jenjsnya bubur saring

5.waktu pemberian cairan : 8 jam sekali


6.masalah makan dan minum : tidak ada
a.kesulitan mengunyah : tidak ada
b.kesulitan menelan : tidak ada

26
7.upaya mengatasi masalah : tidak ada

D.kebersihan diri/personal hygieni


1.Pemeliharaan Badan: Sebelum Sakit Mandi 2x/Hari, Saat Dirawat Hanya Dilap
2x/Hari

2.Pemeliharaan Gigi Dan Mulut : Sebelum Sakit Gosok Gigi 2x/Hari, Saat
Dirawat 1x/Hari

3.pemeliharaan kuku : sebelum sakit potong kuku 1 minggu sekali


saat dirawat tidak sama sekali

E.pola kegiatan /aktualitas


Sebelum sakit aktivitas dilakukan sendiri, Saat sakit aktivitas di bantu oleh
keluarga.

IX HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK


A.Diagnosa Medis: Malaria
B. Pemeriksaan Penunjang / Diagmostik
1. Laboratorium

No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil


1. HEMATOLOGI
Darah Rutin
- Leukosit 4000-10000 /uL 9.200
- Eritrosit 3,5-5,5 x 10ᵔ6/Ul 5.09
- Hemoglobin L:13,0 -18.0 P 15
- Hematokrit 37 – 48 pg 44.5
- MCV 75-118 umᵔ3 87.4
- McH 33-38 pg 29.5
- McHc 32-36% 33.7
- Trombosit 150.000-450000 239.000
- Limfosit 14,0-53,0 % 16.1

27
- Monosit 3,0-16,0% 7.9
- Granulosit 30.0-90.0 % 76

2. KIMIA DARAH
Glukosa Sewaktu / BBS <200 mg/dl 101

2.Rontgen
Tidak Dillakukan
3. ECG
Hasil : Tidak dilakukan
Interpretasi : Tidak ada
4. USG : Tidak dilakukan
5. Lain-lain : ……..

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Hari / Tanggal : 07-10-2019

No Nama Obat Dosis Golongan Indikasi/Referensi


1. IVFD RL 500 cc Ktristoloid Untuk mengembalikan keseimbangan
elektrosit pada keadaan dehidrasi

2. Artem 2x1 amp anti malaria Untuk pertolongan pertama malaria

3. Ketorolac 2x1 amp analgetik Untuk mengurangi nyeri

4. Ondansetron 2x1 amp antiemetic Untuk mengobati mual dan muntah

5. Paracetamole 3x500 gr antiperetik Obat penurun panas

28
ANALISA DATA

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : Eritrosit yang mengandung Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri parasit endothelium kapiler
dikepala
Do :
- Ku.lemah Berkembang menjadi
- Pasien tampak tropozoid
meringgis
TD:149/80 mmhg
N : 89x/m Skinzoa pecah (sponlasi)
S : 37,8ᵒC
RR : 20x/m
Skinzoa masuk eritrosit baru

.
Indukasi sitolisis sel darah
merah

Kelepasan produk metabolic


tosik kedalam aliran darah

Respon inplamasi sistemik

Malpaghia dan atralgic

Nyeri

2 Ds : Gangguan orientasi Ketidakseimbnagan


Pasien mengatakan nutrisi kurang dari
mual muntah ,tidak kebutuhan tubuh
nafsu makan Mual muntah,anoreksia
Do : - ku lemah
-Klien tampak lemas
- Mual, anoreksia Intake ,nutrisi menurun
- Porsi makan yang
diberikan
29
dihabiskan ¼ porsi Ketidakseimbangan nutrisi
TD :149/80mmhg kurang dari kebutuhan tubuh
N : 89x/m
S : 37,8ᵒC
RR ; 20x/m
Hipertermi
3. Ds : Sporozoa masuk ketubuh
Klien mengatakan suhu
tubunya terasa panas
Do : Eritrosit yang mengandung
-ku lemah parasit melekat di
-pasien terasa panas eldtrotrium kapiler
- suhu : 37,8 C
-Bibir Mukosa Kering
TD :148/80mmhg
N : 80x/m Berkembang menjadi
S : 37,8ᵒC tirofozoid
RR : 20x/m

Skizon masuk perah (


sporolasi)

Skizon masuk eritrosit baru

Injeksi sitolisis sel darah


merah

Pelepasan produk metabolic


toscrik kedalam aliran darah

Respon inflamasi sistemik

Intake cairan

hipertermi

30
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Paien : Tn “P” Diagnosa Medis : Malaria


No. Reg 28.11.36 Ruangan : UPDL
Nama Perawat :-

Tujuan
Diagnosa
No. & Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Kriteria Hasil
1. Nyeri akut Tujuan : Mandiri :
berhubungan -mampu mengontrol -gunakan teknik - Membantu
dengan respon nyeri ( tahu penyebab komunikasi terpeutik meningkatkan
inflamasi sistemik ,nyeri ,mampu untuk mengetahui intervensi selanjutnya
mayalgia ,antrologi menggunakan teknik non pengalaman nyeri - Membantu dan
gloporosis farmakologi untuk pasien mengurangi control
mnegurangi nyeri
-kontrol lingkungan
nyeri,mencari bantuan .) - Analgesic mengurangi
-melaporkan bahwa nyeri yang dapat nyeri
berkurang dengan mempergaruhi nyeri - Tekhnik nafas dalam
menggunakan seperti suhu ringan membantu mengontrol
manajemen nyeri ,pencahayaan dan nyeri
-mampu mengurangi kebersihan
nyeri ( skala ,intensitas -berikan analgetik untik
frekuensi dan tanda mengurangi nyeri
nyeri)

2. Ketidakseimbangan Tujuan : Mandiri : - Mengantiisipasi jika


nutrisi kurang dari Setelah dilakukan - Timbang BB dari terjadi perubahan gizi
kebutuhan tubuh tindakan keperawatan pertama masuk sampai pada klien
kebutuhan nutrisi keluar RS - Untuk memenuhi
terpenuhi - Anjurkan pasien kebutuhan vitamin dan
Kriteria Hasil : mengonsumsi buah- mineral dalam tubuh
- Klien makan 3x/hari buahan dan membantu
dan 1 porsi penuh - Berikan makanan dalam menggantii cairan
- Badan tidak lemas lagi porsi kecil tapi sering tubuh yang keluar
- Klien tidak merasa - Berikan makanan selahgi - Mambantu pemenuhan
mual hangat kebutuhan nutrisi klien
- BB meningkat 54 kg Kolaborasi : - Untuk mencegah rasa
- TTV kembali normal - Kolaborasi dengan Tim mual dan muntah saat
TD ; 120/80 mmhg gizi dan menentukan diet makan
N : 60-80x//m klien, lauk dan nasi yang - Untuk menentukan diet
mengandung protein

31
S : 36-37ᵒC mineral pasien
RR :16-20x/m - Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat therapy :
 Ranitidin 2x1 amp
 Ondasetron 2x1 amp
 Sucralfate 3x1 (oral)

Mandiri :
3. Hipertermi b.d Tujuan : - Temperature regulation : -1.untuk mengklarifikasi
peningkatan - Setelah dilakukan -tingkatkan intake cairan intervensi selanjutnya
metabolisme tindakan keperawatan dan nutrisi - 2.hipertermi
,dehidrasi,efek suhu tubuh kembali -berikan pengobatan menunjukan proses
langsung sirkulasi normal untuk penyebab demam penyakit infeksi
kuman pada Kriteria Hasil : akut.pola demam
hipotalamus - Nadi ,RR dalam menunjukan diagnosis
rentang bormal - 3.menimbulkan efek
- Tidak ada perubahan vasodilatasi
kulit dan tidak ada ,vaskularisasi sehingga
pusing mempercepat proses
TD ; 120/80 mmhg evaporasi dan
N : 60-80x//m menurunkan panas .
S : 36-37ᵒC
RR :16-20x/m

32
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Nama Pasien : Tn” P “ Diagnosa Medis : Malaria


No. Reg 28.11.36 Ruangan : UPDL
Nama Perawat :-

Hari ke-1

Hari
Diagnosa
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Senin Nyeri akut 1. Mengkaji tingkat nyeri pasien S : klien mengatakn nyeri
07/102019 berhubungan dengan P: nyeri dikepala dikepala
Jam respon inflamasi Q: Nyeri dirasakn seperti ditusuk
O:
08.30WIB sistemik mayalgia tusuk -ku lemah
,antrologi gloporosis R: nyeri dikepala depan - Pasien tampak meringgis
Evaluasi S : skala nyeri 5 - -skala nyeri 5
Jam:12.05 T: nyeri hilang timbul - TTV
TD : 149/80 mmhg
2.Memberikan pengalihan N : 89x/m
perhatian terhadap nyerin / S : 37,8ᵒC
misalnya dengan (nonton tv ajak RR : 20x/m
bicara dll ) A : masalah belum teratasi
3.memberikan obat analgetik P : lanjutkan intervensi
- ketorolac 1,2,3,

2. Senin Ketidakseimbangan 1.mengkaji kebutuhan nutrisi S : klien mengatakan tidak


07/10/2019 nutrisi kurang dari klien nafsu makan dan mual
Jam kebutuhan tubuh 2.memberikan makanan terpilih O;
08.35WIB b.d mual dan 3.memberikan makanan porsi -ku lemah
muntah kecil tapi sering -tampak mual muntah
Evaluasi 4.menghindari makanan yang - Klien menghabiskan ¼
Jam:12.10 memicu (pedas) porsi makanan dan
5.Berkolaborasi dengan tim ahli masih lemah
gizi dalam penentuan diet klien - Klien tidak mau
6. berkolaborasi dengan dokter mengonsumsi buah-
dalam pemberian therapy buahan
- ondansentron - TTV
- TD : 149/80mmhg

33
N : 89x/m
S : 37.8ᵒC
RR : 20x/m
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

3. Senin 1.observasi tanda –tanda vital S: pasien mengatakan


07/10/2019 TD : 149/80mmhg badanya masih terasa
Hipertermi b.d N : 89x/m panas
Jam peningkatan S : 37.8ᵒC O : -ku lemah
08.40WIB metabolisme RR : 20x/m\ -Tampak pucat
,dehidrasi efek 2.memberikan kompres hangat -Suhu : 37,80 c
Evaluasi langsung sirkulasi di axila / prontal
Jam:12.20 ,kuman pada 3.mengajarkan memberikan TTV
hipotalamus pakaian tipis menyerap keringat TD : 149/80mmhg
4. menganjurkan pasien banyak N : 89x/m
minum S : 37.8ᵒC
5.kolaborasi dengan tim medis RR : 20x/m
dalam pemberian obat therapy
antiperitik ( paracetamol 3x 500 A : Masalah belum teratasi
gr,IVFD RL gtt 30x/menit P : lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5

34
Hari ke-2

Hari Diagnosa
No. Implementasi Evaluasi
Jam/Tgl Keperawatan
1 Selasa Nyeri akut 1.Mengkaji tingkat nyeri pasien S : klien mengatakn nyeri
08/10/2019 berhubungan dengan P: nyeri dikepala dikepala sudah mulai
respon inflamasi Q: Nyeri dirasakn seperti ditusuk berkurang
Jam sistemik mayalgia tusuk O:
20.05WIB ,antrologi gloporosis R: nyeri dikepala depan -ku mulai membaik
S : skala nyeri 5 -skala nyeri 3
Evaluasi T: nyeri hilang timbul - TTV
Jam 22.00 TD : 130/80 mmhg
2.Memberikan pengalihan N :80 /m
perhatian terhadap nyerin / S : 37,ᵒC
misalnya dengan (nonton tv ajak RR : 20x/m
bicara dll ) A : masalah belum
teratasi
3.memberikan obat analgetik P : lanjutkan intervensi
- ketorolac 1,2,3,

1.mengkaji kebutuhan nutrisi


klien S :klien mengatakan
2. Selasa Ketidakseimbangan 2.memberikan makanan terpilih masih mual muntah dan
08/10/2019 nutrisi kurang dari 3.memberikan makanan porsi nafsu makan berkurang
kebuthan tubuh b.d kecil tapi sering O;
Jam mual dan muntah 4.menghindari makanan yang -ku mulai membaik
20.10WIB memicu (pedas)
Evaluasi 5.kolaborasi tim ahli gizi ( - Klien menghabiskan
22.10 ondansentron ,ranitidin ¼porsi makanan
- TTV
TD : 130/80mmhg
N : 80x/m
S : 37.ᵒC
RR : 20x/m
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi

3. Selasa 1.observasi tanda –tanda vital S : : pasien mengatakan


08/10/2019 Hipertermi b.d TD : 130/80mmhg Panasnya sudah mulai
Jam peningkatan N : 80x/m berkurang
20.15WIB metabolisme S : 37.ᵒC O : -ku mulai membaik
,dehidrasi efek RR : 20x/m - Suhu : 37,0 c
35
Evaluasi langsung sirkulasi
22.20 ,kuman pada 2.memberikan kompres hangat di TTV
hipotalamus axila / prontal TD : 130/80mmhg
3.mengajarkan memberikan N : 80x/m
pakaian tipis menyerap keringat S : 37.ᵒC
4. menganjurkan pasien banyak RR : 20x/m
minum
5.kolaborasi dengan tim medis A : Masalah teratasi
dalam pemberian obat therapy sebagian
antiperitik ( paracetamol 3x 500 P : lanjutkan intervensi
gr,IVFD RL gtt 30x/menit 1,2,3,4,5

36
Hari ke-3

No. Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tgl/Jam Keperawatan
1. Rabu Nyeri akut Mengkaji tingkat nyeri pasien S : klien mengatakn tidak
09/10/2019 berhubungan dengan P: nyeri dikepala nyeri dikepala lagi
Jam respon inflamasi Q: Nyeri dirasakn seperti O:
08.31WIB sistemik mayalgia ditusuk tusuk -ku baik
,antrologi gloporosis R: nyeri dikepala depan -skala nyeri 0
Evaluasi S : skala nyeri 0 - TTV
12.30 T: nyeri hilang timbul TD : 130/80 mmhg
N :80 /m
2.Memberikan pengalihan S : 36,5,ᵒC
perhatian terhadap nyerin / RR : 20x/m
misalnya dengan (nonton tv ajak A : masalah teratasi
bicara dll ) P : intervensi dihentikan

3.memberikan obat analgetik (


ketorolac dll)

2. Rabu .1.mengkaji kebutuhan nutrisi S : klien mengatakan tidak


09/10/2019 Ketidakseimbangan klien mual muntah lagi dan
Jam nutrisi kurang dari 2.memberikan makanan terpilih nafsu makan bertambah
08.35WIB kebutuhan tubuh 3.memberikan makanan porsi O;
b.d mual dan kecil tapi sering -ku baik
Evaluasi muntah 4.menghindari makanan yang
jam:12.45 memicu (pedas) - Klien menghabiskan 1
5.kolaborasi tim ahli gizi ( porsi makanan dan
ondansentron ,ranitidin - TTV
TD : 130/80mmhg
N : 80x/m
S : 36,5ᵒC
RR : 20x/m
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

3. Rabu 1.observasi tanda –tanda vital S : pasien mengatakan


09/10/2019 Hipertermi b.d TD : 130/80mmhg tidak panas lagi
peningkatan

37
Jam metabolisme N : 80x/m O :- ku baik
08.40 ,dehidrasi efek S : 37.ᵒC TTV
langsung sirkulasi RR : 20x/m TD : 130/80mmhg
Evaluasi ,kuman pada N : 80x/m
Jam:13.00 hipotalamus 2.memberikan kompres hangat S : 36ᵒC
di axila / prontal RR : 20x/m
3.mengajarkan memberikan A : masalah teratasi
pakaian tipis menyerap keringat P : Intervensi dihentikan
4. menganjurkan pasien banyak
minum
5.kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat therapy
antiperitik ( paracetamol 3x 500
gr,IVFD RL gtt xx/menit

38
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh
protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain,
1999).Usaha yang paling mungkin dilakukan adalah usaha-usaha pencegahan dan
pemberantasan terhadap penularan parasit.
1. Menghindari gigian nyamuk malaria
Disarankan untuk memakai baju lengan baju panjang dan celana panjang saat
keluar rumah, terutama pada malam hari. Biasanya nyamuk malaria menggigit pada
malam hari. Serta menggunakan kelambu saat tidur, masyarakat juga bisa memakai
minyak anti nyamuk (mosquito repellent) saat tidur dimalam hari untuk mencegah
gigitan nyamuk malaria.
2. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa
Untuk membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa, dapat dilakukan beberapa
tindakan berikut ini :
- Penyemprotan Rumah
Sebaiknya, penyemprotan rumah-rumah didaerah endemis malaria dengan
insektisida dilaksanakan dua kali alam setahun dengan interval waktu enam bulan.

4.2 Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul ”Asuhan keperawatan pada malaria S”
nantinya makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Namun penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih bnyak
terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yng bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.

39
DAFTAR PUSTAKA

Karpenito, Lynda jual.2009.Diagnosis Keperawatan.jakarta. EGC

Muttakin, Arif,S.kep,2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


kardiovaskular dan hematilogi. Jakarta. EGC

Brunner &amp; Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Volume 3 ).


jakarta. vEGC

40

Anda mungkin juga menyukai