DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING KLINIK :
PEMBIMBING AKADEMIK :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas laporan akhir praktik klinik KMB II
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MALARIA” ini
dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan laporan akhir ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
1. Bapak Hj. Abdul Gani, S.Pd, M.Kes Selaku Kepala Prodi Keperawatan Lahat
2. Ibu dr. Hj. Erlinda. M.Kes selaku Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Lahat
5. Rumah Sakit Umum Daerah Lahat yang telah memberikan kesempatan kami untuk
praktik klinik sampai selesai
Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir Praktik Klinik ini masih memiliki banyak
sekali kekurangan di dalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis bermaksud
untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum 3
1.3.2 Khusus 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi 4
2.2 Etiologi 5
2.3 Manifestasi Klinis 5
2.4 WOC 7
2.5 Pemeriksaan Penunjang 8
2.6 Penatalaksanaan 9
2.7 Anatomi 10
2.8 Masalah Yang Lazim Muncul 11
2.9 Prognosis 11
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS 12
ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 39
3.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut sudoyo. W. aru (1999) Malaria adalah infeksi parasite yang disebabkan
merupakan penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya. Malaria
disebabkan oleh parasite malaria (protozoa genus plasmodium) bentuk aseksual yang
masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina
ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembengkakan pada organ tubuh
manusia. Agen penyebab penyakit adalah nyamuk anopheles betina. Parasite malaria
Setelah manusia digigit nyamuk anopheles betina tersebut, muka akan timbul
gangguan kesdaran dan hilangnya nafsu makan. Setelah tanda dan gejala muncul jika
komplikasi dari penyakit malaria adalah anemia berat, malaria serebral (koma),gagal
Akibat lanjut diatas dapat memperburuk insiden dari penyakit malaria. Dengan
inteksisida, penyebaran penyakit malaria dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun
1
1950, malaria telah berhasil dibasmi hamper diseluruh benua eropa dan didaerah
seperti amerika tengah dan amaerika selatan. Namun penyakit ini masih menjadi
masalah besar dibeberapa bagian benua afrika dan asia tenggarasekitar 100 juta
kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1% diantaranya fatal.
yang buruk serta daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran
2
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
1.3.2 Khusus
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh
protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan splenomegali.
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi
akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk
aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles
betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area =
udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang
mengeluarkan bau busuk. ( Prabowo, 2004 )
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran
penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai
kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan
ginjal.
Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies
berperan sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk
anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria ( Hanfa,2000). Ciri nyamuk
Anopheles. Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca
pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu
menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah,
sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab,
di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari(mitayani,2009)
4
2.2 Etiologi
Penyebab malaria adalah dari genus plasmodium famili plasmodiidae dari orde
Coccdiiae penyebab malaria di Indonesia sampai saat ini di golongkan menjadi empat
plasmodium, yaitu:
a. Plasmodium Falsiparum, penyebab penyakit malaria tropika
b. Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana.
c. Plasmodium Malariae, penyebab penyakit malaria kuartana.
d. Plasmodium Ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai umumnya banyak di Afrika.
a. Demam
1. Stadium dingin : Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan sangat
dingin. Nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari –jari pucat kebiru – biruan
(sianotik). Kulitnya kering dan pucat penderita mungkin muntah dan pada
anak sering terjadi kejang. Periode ini berlangsung selama 15 menit
sampai 1 jam
2. Stadium demam : Pada stadium ini penderita mengalami serangan demam.
Muka penderita menjadi merah, kulitnya kering dan dirasakan sangat
5
panas seperti terbakar, sakit kepala bertambah keras, dan sering disertai
dengan rasa mual atau muntah – muntah.
3. Stadium berkeringat : Pada stadium ini penderita berkeringat banyak
sekali sampai membasahi tempat tidur. Namun, suhu badan pada fase ini
turun dengan cepat kadang – kadang sampai dibawah normal. Biasanya
penderita tertidur nyenyak dan pada saat terjaga , ia merasa lemah tetapi
tanpa gejala. Penderita akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan
seperti biasa. Tetapi sebenarnya penyakit ini masih bersarang. Stadium inu
berlangsung selama 2 - 4 jam.
6
2.4 WOC (Nanda, 2015: 232)
Mesencepalon tertekan
Respon system saraf pusat
Respon inflamasi sistemik
7
Gangguan orientasi Mual muntah, anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tuh Intake nutrisi turun
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesa yang tepat dari penderita tentang
asal penderita apakah dari daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah
malaria, riawayat pengobatan kuratif maupun preventif.
1. Tetesan preparat darah tebal. Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit
malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis.
8
2.6 Penatalaksanaan
c. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
2) Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak
beladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut
lagi,
3) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB/hari.
9
2.7 Anatomi
10
2.8 Masalah Yang Lazim Muncul
2.9 Prognosis
11
ASUHAN KEPERAWATAN
SECARA TEORITIS
Fokus Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik
Mata
Pertebra tampak cekung, konjungtiva anemis
Mulut
Warna dan kelembapan adanyalesi mengelupas dan kering
Abdomen
Nyeri tekan abdomen tegang, distensi, hipertimpani, peristaltik meningkat, BB
menurun
Kulit
Warna kulit, hidrasi, kering turgor kulit menurun, keringat banyak
b. Aktivitas / Istirahat
Gejala kelemahan, keletihan, malaise, cepat lelah, insomnia tidak bisa tidur
semalaman karena diare, merasa gelisah, ansietas, pembatasan aktivitas.
c. Sirkulasi
Tanda : Tacikardia (respon terhadap demam, dehidrasi proses inflamasi dan yeri
kulit/ membran mukosa : turgor buruk, tidak pecah-pecah dehidrasi (malnutrisi).
d. Integritas Ego
Gejala : ansietas karena ketakutan , emosi kesal, misal perasaan tidak berdaya tak
ada harapan.
e. Eliminasi
Gejala : tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau / lendir
Tanda : menurunnya bising usus tak ada peristaltik yang dapat dilihat
f. Makanan / cairan
Gejala : anoreksia mual, muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diet (sinonitif)misal buah segar / sayur produk susu makanan berlemak.
12
Tanda : penurunan lemak subkutan / masa otot, kelemahan, tonus otot-otot dan
turgor kulit untuk buruk membran mukosa pucat inflamasi gangguan mulut.
g. Hygiene
Tanda : ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, sistematis
mennunjukkan kecurangan vitamin, bau badan.
h. Nyeri / keamanan
Gejala : nyeri / nyeri tekan pada keadaan kiri bawah, mungkin hilang dengan titiknyeri
berpindah nyeri tekan (astrits) nyeri wodsfotobia (ihtis).
Tanda : nyeri tekan abdomen
i. Keamanan
Tanda : lesi kulit mungkin ada misal eritma nodusun (meningkat nyeri tekan lebih
dengan batas keunggulan pada kaki dan mata kaki.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri
Tujuan :
-mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab ,nyeri ,mampu menggunakan teknik non
farmakologi untuk mnegurangi nyeri,mencari bantuan .)
-Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
-Mampu mengurangi nyeri ( skala ,intensitas frekuensi dan tanda nyeri)
Intevensi :
Mandiri :
-Gunakan teknik komunikasi terpeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
-Kontrol lingkungan yang dapat mempergaruhi nyeri seperti suhu ringan ,pencahayaan
dan kebersihan
-Berikan analgetik untik mengurangi nyeri
13
- Klien tidak merasa mual
- BB meningkat 54 kg
- TTV kembali normal
Mandiri :
- Timbang BB dari pertama masuk sampai keluar RS
- Anjurkan pasien mengonsumsi buah-buahan
- Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
- Berikan makanan selahgi hangat
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan Tim gizi dan menentukan diet klien, lauk dan nasi yang
mengandung protein mineral
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat therapy
3. Hipertermi
Tujuan :
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh kembali normal
Kriteria Hasil :
- Nadi ,RR dalam rentang bormal
- Tidak ada perubahan kulit dan tidak ada pusing
Mandiri :
- Temperature regulation :
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Berikan pengobatan untuk penyebab demam
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I.BIODATA PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn “P”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pagar Agung
Tanggal Masuk RS : 07 Oktober 2019
NO. Register : 28.11.36
Ruangan Kamar : Anggur
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 08 Oktober 2019
Tanggal Operasi : Tidak Ada
Diagnosa Medis : Malaria
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny “C”
Hunbungan Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pagar agung
15
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri dibagian kepala ,panas naik turun dan menggigil
P: pasien mengatakan nyeri dibagian kepala
Q: pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R: pasien mengatakan nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 5
T : nyerinya terkadang hilang timbul.
a. Provicative / Palliatiive
1. Apa penyebabnya
-pasien mengatakan sejak usia 3 tahun ini sudah terkena penyakit malaria dan sering
kambuh kembali sampai sekarang .
16
Sangat mengganggu aktivitas, dimana klien tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-
hari.
e. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya )
Sejak umur 3 tahun yang lalu sudah terkena penyakit malaria dan suka kambuh kembali
dan sampai terkena penyakit malaria
a. Orang Tua
ayah pasien mengatakan ada keluarga yang terkena penyakit ini tetapi tidak
separah ini .
b. Saudara kandung
Tidak ada
c. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada
d. Keluarga yang meninggal
Tidak ada
17
e. Penyebab meninggal
Tidak ada
f. Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki meninggal
Perempuan meningal
Pasien
Garis perkawinan
Garis keturunan
18
Pasien mengharapkan agar bisa sembuh dari penyakitnya
c. Konsep Diri
1. Body Image : pasien menerima penyakit yang dideritanya saat ini.
2. Ideal diri : pasien ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan
i keluarganya.
3. Harga diri : pasien merasa disyangi oleh kelularganya.
4. Peran diri : pasien berperan sebagai suami dan ayah dari anak-
nnnnnnnnnnnnnnnnnanaknya dan tulang punggung keluarga.
5. Personal identity : sebagai seorang anak dan sudah bekerja .
d. Keadaan emosi
stabil
e. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara
Baik, klien memperhatikan lawan bicaranya ketika berkomunikasi dan selalu ada
respon.
f. Hubungan dengan keluarga
Baik, klien sering dijenguk dan dijaga oleh keluarganya
g. Hubungan dengan saudara
Baik, klien akur dengan saudaranya yang lain
h. Hubungan dengan orang lain
Baik, klien dijenguk oleh tetangganya
i. Kegemaran
Memancing
j. Daya adaptasi
Baik, klien mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit
k. Mekanisme pertahanan diri.
Klien berharap agar penyakitnya cepat sembuh.
19
B. Tanda tanda vital
Suhu tubuh : 37,8ᵒC Nadi : 89x/m
TD : 149/80 mmhg RR : 20x/m
TB : 156 CM BB : 50 Kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan Rambut
Kepala
a. Bentuk : lonjong
b. Ubun-ubun : tertutup oleh rambut
c. Kulit kepala : tidak ada lesi
Rambut
20
Visus 6/6
g. Tekanan bola mata
Baik
3. Hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal dan simetris
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Tidak ada polip atau
sumbatan
d. Ketajaman pendengaran : Pendengaran
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : Kurang Bersih
c. Keadaan lidah : Banyak kotoran putih
d. Orofaring : tidak ada kemerahan
6. Leher
a. Posisi trakea : Normal
b. Thyroid : Tidak ada pembesaran
c. Suara : Jelas
d. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : Tidak ada peningkatan vena
f. Denyut nadi karotis :Teraba
21
D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : Cukup
2. kehangatan : Normal
3. warna : Sawo matang
4. turgor : Tidak Elastis
6. Kelembaban : Kering
7. kelainan pada kulit : Tidak ada
b.pernafasan
a. frekuensi : 20x/m
b. irama : Teratur
c. tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
2. pemeriksaan paru
a. palpasi getaran suara : Tidak adda
22
b. perkusi : Resonan
c. auskultasi
G.pemeriksaan abdomen
1. inspeksi
a. bentuk abdomen : Bentuk suepel
b. benjolan / massa : Tidak ada
2. auskultasi
a. peristaltik usus : Ada
b. suara tambahan : Tidak ada
3. palpasi
a. tanda nyeri tekan : ada
b. benjolan / massa : tidak ada
c. tanda acites : tidak ada
d. hepar : tidak ada pembesaran
e. lien : tidak ada pembengkakan
4. perkusi
a. suara abdomen : Timpani
23
b. pemeriksaan ascites : Tidak ada
5 5
5 5
d. Kelainan pada ekstermitas dan kuku : Tidak ada
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran
GCS: 15 E:4 M:6 V:5
2. Meninggea sign
3. Status mental
a. Kondisi emosi atau perasaan : stabil
b. Orientasi : BAIK
c. Proses berfikir (ingatan,atensi, keputusan, perhitungan): Baik
d. Motivasi (kemauan): klien mempunyai kemauan untuk cepat sembuh
e. Persepsi : klien yakin penyakitnya akan sembuh
f. Bahasa : klien menggunakan bahasa daerah
24
4. Nerulis crenialis (TIDAK DILAKUKAN)
a. Nevus olpaktorius/ N1:.......
b. Nervus optikus/ NII....
c. Nervus Okuloomotorium / N III, Troklearis / N IV, Abdusen / N VI.......
d. Nervus tergeminus /N V:.....
e. Nervus fasialis N VII:.....
f. Nervus vestibulococlearis/N VII:....
g. Nervus glossopharingeus/N IX,V agus /N X
h. Nervus Asesoris / N XI
i. Nervus Hipogolussus / N XII
5. Fungsi motorik
a. Cara Berjalan : Klien Berjalan Dibantu Oleh Keluarga
b. Rombeng Test : Klien Tidak Mampu Menahan Keseimbangan
c. Test Jari Hidung : Baik,Klien Mampu Menyentuh Puncak Hidung
d. Pronasi Sublanasi : Pasien Mampu Membalikkan Telapak Tangannya
e. Hell To Shin Test : Klien Mampu Menjinjit
6.fungsi sensori
a. Identifikasi santuhan ringan : klien dapat merasakan sentuhan dengan kapas
b. Test tajam tumpul : baik,klien mampu membedakan ujung pena
7.reflek
a. Replek bisep : Tidak dilakukan
b. Replek trisep: Tidak dilakukan
c. Replek brachioradialis : Tidak dilakukan
d. Replek pateler : Tidak dilakukan
e. Reflek tendonachiles : Tidak dilakukan
f. Reflek plantar : Tidak dilakukan
25
B.pola eliminasi
1.BAB
a. Pola bab : sebelum sakit 1xsehari
b. Karakter feses : sebelum sakit berbentuk dan lunak
c. Riwayat perdarahan : tidak ada
2.BAK
a. Pola bak : sebelum sakit5-7x/hari, saat dirawat 3-4x/hari
b. Karakter urinn : sebelum sakit kuning jernih, saat dirawat kuning
c. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan bak : ya / tidak
d. Inkontinasia : ya / tidak
e. Retensi : ya / tidak
f. Riwayat penyakit ginjal : ya / tidak
g. Penggunaan diuretika : ya / tidak
h. Upaya mengatasi masalah
C. pola makan dan minum
1. Gejala
a. Diit (type) :O
b. jumlah makan sehari : 3x/hari
c. pola- diit :
d. anoriksia : ya
e. mual muntah : ya
f. nyeri ulu hati : ya
g. alergi : tidak ada
h. berat badan sebelum : 54kg
2.tanda (objektif)
Berat badan :54 kg, tb:156cm
Bentuk tubuh : normal
3.waktu pemberian makan : pagi, siang, malam
4.jumlah dan jenis makanan : sebelum sakit 1 porsi dan jenisnya ada lauk, pauk
saat dirawat ½ porsi dan jenjsnya bubur saring
26
7.upaya mengatasi masalah : tidak ada
2.Pemeliharaan Gigi Dan Mulut : Sebelum Sakit Gosok Gigi 2x/Hari, Saat
Dirawat 1x/Hari
27
- Monosit 3,0-16,0% 7.9
- Granulosit 30.0-90.0 % 76
2. KIMIA DARAH
Glukosa Sewaktu / BBS <200 mg/dl 101
2.Rontgen
Tidak Dillakukan
3. ECG
Hasil : Tidak dilakukan
Interpretasi : Tidak ada
4. USG : Tidak dilakukan
5. Lain-lain : ……..
28
ANALISA DATA
.
Indukasi sitolisis sel darah
merah
Nyeri
Intake cairan
hipertermi
30
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan
Diagnosa
No. & Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
Kriteria Hasil
1. Nyeri akut Tujuan : Mandiri :
berhubungan -mampu mengontrol -gunakan teknik - Membantu
dengan respon nyeri ( tahu penyebab komunikasi terpeutik meningkatkan
inflamasi sistemik ,nyeri ,mampu untuk mengetahui intervensi selanjutnya
mayalgia ,antrologi menggunakan teknik non pengalaman nyeri - Membantu dan
gloporosis farmakologi untuk pasien mengurangi control
mnegurangi nyeri
-kontrol lingkungan
nyeri,mencari bantuan .) - Analgesic mengurangi
-melaporkan bahwa nyeri yang dapat nyeri
berkurang dengan mempergaruhi nyeri - Tekhnik nafas dalam
menggunakan seperti suhu ringan membantu mengontrol
manajemen nyeri ,pencahayaan dan nyeri
-mampu mengurangi kebersihan
nyeri ( skala ,intensitas -berikan analgetik untik
frekuensi dan tanda mengurangi nyeri
nyeri)
31
S : 36-37ᵒC mineral pasien
RR :16-20x/m - Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat therapy :
Ranitidin 2x1 amp
Ondasetron 2x1 amp
Sucralfate 3x1 (oral)
Mandiri :
3. Hipertermi b.d Tujuan : - Temperature regulation : -1.untuk mengklarifikasi
peningkatan - Setelah dilakukan -tingkatkan intake cairan intervensi selanjutnya
metabolisme tindakan keperawatan dan nutrisi - 2.hipertermi
,dehidrasi,efek suhu tubuh kembali -berikan pengobatan menunjukan proses
langsung sirkulasi normal untuk penyebab demam penyakit infeksi
kuman pada Kriteria Hasil : akut.pola demam
hipotalamus - Nadi ,RR dalam menunjukan diagnosis
rentang bormal - 3.menimbulkan efek
- Tidak ada perubahan vasodilatasi
kulit dan tidak ada ,vaskularisasi sehingga
pusing mempercepat proses
TD ; 120/80 mmhg evaporasi dan
N : 60-80x//m menurunkan panas .
S : 36-37ᵒC
RR :16-20x/m
32
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Hari ke-1
Hari
Diagnosa
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Senin Nyeri akut 1. Mengkaji tingkat nyeri pasien S : klien mengatakn nyeri
07/102019 berhubungan dengan P: nyeri dikepala dikepala
Jam respon inflamasi Q: Nyeri dirasakn seperti ditusuk
O:
08.30WIB sistemik mayalgia tusuk -ku lemah
,antrologi gloporosis R: nyeri dikepala depan - Pasien tampak meringgis
Evaluasi S : skala nyeri 5 - -skala nyeri 5
Jam:12.05 T: nyeri hilang timbul - TTV
TD : 149/80 mmhg
2.Memberikan pengalihan N : 89x/m
perhatian terhadap nyerin / S : 37,8ᵒC
misalnya dengan (nonton tv ajak RR : 20x/m
bicara dll ) A : masalah belum teratasi
3.memberikan obat analgetik P : lanjutkan intervensi
- ketorolac 1,2,3,
33
N : 89x/m
S : 37.8ᵒC
RR : 20x/m
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
34
Hari ke-2
Hari Diagnosa
No. Implementasi Evaluasi
Jam/Tgl Keperawatan
1 Selasa Nyeri akut 1.Mengkaji tingkat nyeri pasien S : klien mengatakn nyeri
08/10/2019 berhubungan dengan P: nyeri dikepala dikepala sudah mulai
respon inflamasi Q: Nyeri dirasakn seperti ditusuk berkurang
Jam sistemik mayalgia tusuk O:
20.05WIB ,antrologi gloporosis R: nyeri dikepala depan -ku mulai membaik
S : skala nyeri 5 -skala nyeri 3
Evaluasi T: nyeri hilang timbul - TTV
Jam 22.00 TD : 130/80 mmhg
2.Memberikan pengalihan N :80 /m
perhatian terhadap nyerin / S : 37,ᵒC
misalnya dengan (nonton tv ajak RR : 20x/m
bicara dll ) A : masalah belum
teratasi
3.memberikan obat analgetik P : lanjutkan intervensi
- ketorolac 1,2,3,
36
Hari ke-3
37
Jam metabolisme N : 80x/m O :- ku baik
08.40 ,dehidrasi efek S : 37.ᵒC TTV
langsung sirkulasi RR : 20x/m TD : 130/80mmhg
Evaluasi ,kuman pada N : 80x/m
Jam:13.00 hipotalamus 2.memberikan kompres hangat S : 36ᵒC
di axila / prontal RR : 20x/m
3.mengajarkan memberikan A : masalah teratasi
pakaian tipis menyerap keringat P : Intervensi dihentikan
4. menganjurkan pasien banyak
minum
5.kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat therapy
antiperitik ( paracetamol 3x 500
gr,IVFD RL gtt xx/menit
38
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh
protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain,
1999).Usaha yang paling mungkin dilakukan adalah usaha-usaha pencegahan dan
pemberantasan terhadap penularan parasit.
1. Menghindari gigian nyamuk malaria
Disarankan untuk memakai baju lengan baju panjang dan celana panjang saat
keluar rumah, terutama pada malam hari. Biasanya nyamuk malaria menggigit pada
malam hari. Serta menggunakan kelambu saat tidur, masyarakat juga bisa memakai
minyak anti nyamuk (mosquito repellent) saat tidur dimalam hari untuk mencegah
gigitan nyamuk malaria.
2. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa
Untuk membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa, dapat dilakukan beberapa
tindakan berikut ini :
- Penyemprotan Rumah
Sebaiknya, penyemprotan rumah-rumah didaerah endemis malaria dengan
insektisida dilaksanakan dua kali alam setahun dengan interval waktu enam bulan.
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul ”Asuhan keperawatan pada malaria S”
nantinya makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Namun penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih bnyak
terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yng bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.
39
DAFTAR PUSTAKA
40