Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERAWATAN PERINEUM PADA IBU NIFAS”

Oleh Kelompok 2 :
1. Agung Rizki Kurniawan (7419002)
2. Yuni Khoiriyatul M.R (7419036)
3. Faridhotul Riski (7419012)
4. Nur Rohmaniati (7419026)
5. Maghfirotun Nisfa (7419019)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
TAHUN AKEDEMIK
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Perawatan Perineum


Tanggal : 11 Oktober 2019
Waktu : 45 menit
Tempat : Poli Kandungan RSUD Jombang
Sasaran : Semua Kalangan Ibu Nifas

Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami manfaat serta pentingnya perilaku personal
hygiene ibu post partum dengan perawatan perineum, serta bagaimana
berperilaku menjaga personal hyegiene ibu post partum dengan perawatan
perineum.
b. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, ibu nifas mampu :
1. Menjelaskan definisi luka perineum
2. Menjelaskan definisi perawatan luka perinium
3. Menyebutkan tujuan perawatan perineum
4. Menyebutkan waktu dan cara perawatan perineum
5. Menyebutkan alat-alat untuk perawatan perineum
6. Menjelaskan langkah-langkah perawatan perineum
7. Menyebutkan nutrisi yang dapat mempercepat penyembuhan luka
8. Menyebutkan tanda dan gejala infeksi pada luka perineum
c. Materi Pembelajaran
1. Definisi Perawatan Perineum
2. Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Perineum
3. Bentuk-Bentuk Luka Perineum
4. Tujuan Perawatan Perineum
5. Waktu Perawatan Perineum
6. Alat-Alat Untuk Perawatan Perineum
7. Langkah-Langkah Perawatan Perineum
8. Cara Perawatan Pada Tindakan Pasca Episiotomy
9. Langkah-Langkah Melakukan Vulva Hyegiene
10. Gejala Infeksi Pada Perawatan Perineum
11. Kebutuhan Nutrisi Untuk Mempercepat Proses Penyembuhan Luka
1. Materi Penyuluhan
Terlampir
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan adalah :
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan adalah:
- Leaflet
4. Pengorganisasian
1) Protokol/Pembawa Acara/Moderator
 Nama : Nur Rohmaniati
Uraian Tugas :
a. Membuka acara penyuluhan dan memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
b. Mengatur proses dan lama nya penyuluhan
c. Menyimpulkan materi penyuluhan
d. Menutup acara penyuluhan
2) Penyuluh/Pengajar/Pemateri
Uraian Tugas :
 Nama : - Maghfirotun Nisfa
a. Menyampaiakn materi penyuluhan, menjelaskan dengan jelas dan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk aktif dan memperhatikan proses penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk aktif bertanya
d. Menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peserta
3) Fasilitator
 Nama : - Yuni Khoiriatul Mujtahidah
- Agung Rizki
- Faridhotul Riski
Uraian Tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama peserta
b. Memotivasi peserta untuk aktif bertanya mengenai materi yang belum
jelas
c. Menjelaskan mengenai isi yang ada pada leaflet apabila peserta masih
belum jelas
5. Kegiatan Penyuluhan

NO Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan sasaran

11 Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam pembuka. a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri. b. Memperhatikan
c. Menjelaskan pokok c. Memperhatikan
bahasan, manfaat dan dan Menerima
tujuan penyuluhan.

2. Penyajian 20 menit a. Menjelaskan definisi luka a. Memperhatikan


perineum b. Menanyakan hal-
b. Menjelaskan definisi hal yang belum
perawatan luka perinium jelas
c. Menyebutkan tujuan c. Memperhatikan
perawatan perineum jawaban penyaji
d. Menyebutkan waktu dan d. Menjawab
cara perawatan perineum pertanyaan penyaji
e. Menyebutkan alat-alat
untuk perawatan perineum
f. Menjelaskan langkah-
langkah perawatan
perineum
g. Menyebutkan nutrisi yang
dapat mempercepat
penyembuhan luka
h. Menyebutkan tanda dan
gejala infeksi pada luka
perineum
i. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
j. Mengevaluasi materi yang
disampaikan
3. Penutup 5 5 menit a. Memberi kesimpulan a. Memperhatikan
b. Mengucapkan dan mendengar
terimakasih atas peran b. Merespon
serta peserta. c. Menjawab salam
c. Mengucapkan salam
penutup.

6. Evaluasi
a) Evaluasi Struruktur
 Pemateri dan peserta pada posisi yang sudah direncanakan
 Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
 Materi sudah disiapkan 3 hari sebelum acara
 undangan untuk peserta sudah disebar 1 hari sebelum acara
 Peralatan sudah disiapkan 1 jam sebelum acara
 Leaflet telah tersedia
b) Evaluasi proses
 Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
 Pasien dan keluarga antusias dalam kegiatan penyuluhan
 Pasien dan keluarga mendengarkan penyuluhan dengan seksama
 Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan sampai selesai

c) Evaluasi hasil
 Pasien dan keluarga penyuluhan aktif mengajukan pertanyaan tentang
materi yang disampaikan
 Pasien dan keluarga penyuluhan dapat mengulang dan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pemateri
 95% Pasien dan keluarga memahami materi yang disampaikan
 Pasien dan keluarga dapat mengambil manfaat dan bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
Lampiran
MATERI
PERAWATAN LUKA PERINEUM

A. Pengertian Luka Perineum


Luka perineum adalah insisi pada perineum atau luka robek pada perineum
orifisium vulva pada saat melahirkan bayi, (Farrer, 2004).
B. Pengertian Perawatan Luka Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,
psikologis, sosial dan spiritual) dalam tujuan untuk menyehatkan daerah antara
paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran
plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004).
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan
anus (Danis, 2000). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang
dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik
seperti pada waktu sebelum hamil (Nugroho, 2014).
C. Tujuan Perawatan Luka Perineum
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan
dengan penyembuhan jaringan, (Nugroho, 2014). Ada beberapa alasan perlunya
meningkatkan kebersihan vagina pada masa nifas adalah:
1. Adanya darah yang keluar dari vagina selama masa nifas yang disebut lochea.
2. Secara anatomis, letak vagina bedekatan dengan saluran buang air kecil dan
buang air besar yang setiap hari kita lakukan. Kedua saluran tersebut
merupakan saluran pembuangan dan banyak mengandung microorganisme
pathogen.
3. Adanya luka/trauma di daerah perineum yang terjadi akibat proses persalinan
dan bila terkena kotoran dapat terinfeksi.
4. Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki mikroorganisme
yang dapat menjalar ke rahim.
D. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Luka Perineum
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi luka perineum yaitu sebagai berikutt :
1. Gizi
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan
setelah melahirkan. Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh ibu pasca melahirkan dan untuk
persiapan produksi ASI, bervariasi dan seimbang, terpenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, zat besi, vitamin dan mineral untuk mengatasi anemia
dan mempercepat penyembuhan luka perineum. Ibu nifas dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
1) Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari.
2) Makanan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
4) Mengkonsumsi tablet zat besi selama 40 hari post partum.
5) Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses
penyembuhan luka perineum karena penggantian jaringan sangat
membutuhkan protein. Pada ibu nifas, makanan yang bergizi dan sesuai porsi
akan menyebabkan ibu dalam keadaan sehat dan segar. Ibu nifas yang
biasanya memiliki budaya pantang makan seperti telur, ayam dan daging akan
mempengaruhi proses kesembuhan luka perineum. Luka dikatakan sembuh
jika dalam 1 minggu kondisi luka kering, menutup dan tidak ada tanda-tanda
infeksi. Makanan yang bergizi akan mempercepat masa penyembuhan luka
perineum. Bila gizi ibu nifas tidak terpenuhi, maka proses penyembuhan luka
perineum menjadi lebih lama. Faktor gizi terutama protein sangat
mempengaruhi proses penyembuhan luka perineum karena penggantian
jaringan sangat membutuhkan protein.
Budaya dan keyakinan juga mempengaruhi penyembuhan luka perineum,
misalnya kebiasaan berpantang makan telur, ikan dan daging ayam, akan
mempengaruhi asupan gizi ibu, yang akan sangat mempengaruhi
penyembuhan luka perineum. Akan tetapi ada 35% ibu nifas yang masih
berpantang makanan sehingga mempengaruhi kesembuhan luka perineumnya.
Ibu nifas sering membatasi asupan kalori dengan alasan karena ada yang
mengatakan masih pantang makanan di antaranya konsumsi ikan segar,
dengan alasan bayi menetek akan muntah, pantang makan ikan ayam karena
akan menimbulkan nyeri pada luka dan lama sembuhnya, juga pantang ikan
asin karena akan menimbulkan gatal-gatal. Padahal proses penyembuhan luka
perineum yang normal adalah 6-7 hari post partum.
2. Ambulasi
Ambulasi setelah melahirkan sangatlah penting dilakukan. Oleh karena itu,
ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Mobilisasi sebaiknya dilakukan secara
bertahap. Diawali dengan gerakan miring kekanan dan kekiri diatas tempat
tidur, duduk kemudian berjalan setelah 2-3 jam pertama setelah melahirkan.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah melahirkan
dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post partum
diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya dan berjalan 24-28 jam setelah
melahirkan. Adapun keuntungan dari ambulasi
dini, antara lain :
a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat
b. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai
cara merawat bayinya (Sulistyawati. A, 2009)
3. Obat-obatan
a. Steroid : dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon
inflantasi normal
b. Antikoagualan : dapat menyebabkan hemoragi
c. Antibiotik spectrum luas/spesipik : efektif bila diberikan segera sebelum
pembedahan untuk patologi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika
diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intravascular.
4. Keturunan
Faktor genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan diri dalam
penyembuhan luka salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah
kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan
glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
5. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan
perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya
kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptic.
6. Budaya dan keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum,
misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi
asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka. Ibu nifas
terkadang memiliki kepercayaan/tradisi yang diperoleh dari orang tuanya,
kakek atau nenek. Mereka menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan
dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2003). Padahal
kepercayaan tersebut belum tentu bermanfaat, malah kadang dapat
membahayakan dirinya sendiri, seperti halnya tradisi berpantang makanan
setelah melahirkan. Bisa juga disebabkan oleh ibu yang tidak bekerja, karena
ibu yang tidak bekerja sering mengikuti kegiatan kelompok– kelompok yang
diadakan masyarakat di sekitarnya (seperti arisan, kelompok kajian, dll). Dari
kegiatan itu, biasanya ibu mempunyai perilaku–perilaku mengenai kesehatan.
Padahal perilaku tersebut belum tentu bermanfaat, bahkan dapat merugikan
kesehatannya sendiri, salah satunya adalah pantangan atau tabu.
E. Ruang Lingkup Perawatan Luka Perineum
Menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah sebagai berikut :
1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau (Nugroho,
2014).
F. Waktu dan Cara Perawatan Luka Perineum
1. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang
tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut setiap selesai membersihkan vagina agar mikroorganisme yang ada
pada pembalut tersebut tidak ikut terbawa kevagina yang baru dibersihkan,
demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum
(Dewi, 2012).
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada
rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk
itu diperlukan pembersihan perineum siramilah vagina dengan air bersih.
Basuhlah dari arah depan kebelakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang
menempel disekitar vagina baik itu urine maupun feses yang mengandung
mikroorganisme dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
3. Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum
yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan.
4. Bila keadaan vagina terlalu kotor, cucilah dengan sabun atau cairan antiseptic
yang berfungsi untuk menghilangkan mikroorganisme yang terlanjur
berkembang di daerah tersebut.
5. Bila keadaan luka perineum terlalu luas atau ibu dilakukan episiotomi, upaya
menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam
dalam cairan antiseptic selama 10 menit setelah BAB dan BAK.
6. Keringkan vagina dengan tisu atau handuk lembut setiap kali selesai
membasuh agar tetap kering dan kemudian kenakan pembalut yang baru.
Pembalut harus diganti setiap kali selesai BAB dan BAK atau minimal 3 jam
sekali atau bila ibu sudah merasa tidak nyaman.
7. Bila ibu membutuhkan salep antibiotic, dapat dioleskan sebelum memakai
pembalut yang baru (Dewi, 2012).
G. Penatalaksanaan Perawatan Luka Perineum
1. Persiapan perawatan luka perineum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan setelah mandi dan setelah BAB dan
BAK dan sebelumnya luka perineum harus keringkan dengan tisu atau handuk
bersih terlebih dahulu.
2. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk perawatan luka perineum
Menurut Ferer (2010) alat dan bahan yang digunakan adalah :
1) Botol/baskom/gayung atau shower air
2) Air hangat atau air biasa
3) Antiseptik
4) Handuk bersih/waslap/tissue
5) Pembalut nifas baru
6) Bethadine
7) Kassa
8) Kantung plastik
3. Langkah pelaksaan perawatan luka perineum
Menurut Hamilton (2002) langkah-langkah perawatan luka perineum adalah
sebagai berikut :
1) Mencuci tangan
2) Menyiapkan pembalut yang baru yang sudah direkatkan pada celana
dalam
3) Mengisi botol atau gayung yang dimiliki dengan air hangat/air biasa/air
dengan antiseptik.
4) Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke
rectum (anus) dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.
5) Berkemih dan BAB di toilet
6) Guyurkan kan air dalam botol atau gayung ke seluruh perineum dari arah
depan ke belakang
7) Keringkan perineum dengan menggunakan waslap/handuk/tissue dari
depan ke belakang dengan cara ditepuk halus bukan dengan di usap kasar.
8) Lakukan pengompresan dengan menggunakan kassa yang sudah diberikan
betadin ke daerah perineum
9) Apabila sudah menggunakan air dengan antiseptik maka pengompresan
boleh tidak dilakukan
10) Pakai celana dalam yang sudah di pasang pembalut dari depan ke
belakang.
11) Cuci tangan
H. Manfaat Dari Perawatan Luka Perineum
Perawatan luka perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal
berikut ini :
1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada
perineum.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung
kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya
komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
Dibawah ini merupakan tanda-tanda infeksi yang bisa dialami ibu pada saat
masa nifas apabila tidak melakukan perawatan vagina dengan baik
a. Suhu tubuh pada aksila melebihi 37,50C
b. Ibu menggigil, pusing, dan mual
c. Keputihan yang berbau
d. Keluar cairan seperti nanah dari vagina yang disertai baud an rasa nyeri
e. Terasa nyeri diperut
f. Terjadi perdarahan pervagina yang lebih banyak dari biasanya (Dewi,
2012)

Anda mungkin juga menyukai