Anda di halaman 1dari 36

BERSINERGI

MENYELAMATKAN GENERASI & MENJAGA NEGERI


DARI ANCAMAN KEJAHATAN NARKOBA
PERINTAH PRESIDEN RI DALAM
MEMBERANTAS NARKOBA

• AGAR BNN BESERTA KEMENTERIAN DAN LEMBAGA TERKAIT BERSINERGI DAN


MENGHILANGKAN EGO SEKTORAL
• NYATAKAN PERANG TERHADAP JARINGAN NARKOBA DAN PENANGANAN HUKUM HARUS
LEBIH KERAS DAN LEBIH TEGAS LAGI.
• PENEGAKAN HUKUM HARUS LEBIH KERAS DAN LEBIH TEGAS LAGI TERHADAP
JARINGAN-JARINGAN YANG TERLIBAT
• TUTUP SEMUA CELAH PENYELUDUPAN YANG BERKAITAN DENGAN NARKOBA DI PINTU-
PINTU MASUK, BAIK DI PELABUHAN, DI BANDARA, MAUPUN DI PELABUHAN-PELABUHAN
KECIL YANG ADA DI NEGARA KITA
• GENCARKAN KAMPANYE KREATIF BAHAYA NARKOBA YANG MENYASAR GENERASI MUDA
• TERKAIT REHABILITASI PENYALAHGUNAAN DAN PECANDU NARKOBA, PROGRAM
REHABILITASI HARUS ADA STANDARISASI YANG JELAS DAN BERJALAN EFEKTIF
SEHINGGA TINGKAT KEKAMBUHAN DAPAT DIMINIMALISIR.
RPJPN 2005-2025
Perkembangan
Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba

Data Survei Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba


Tahun 2008, 2011, 2014, 2017 yang dilaksanakan BNN
bekerjasama dengan Puslitkes UI menunjukan bahwa
angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di
Indonesia berada di kisaran angka 1,7 – 2,2% atau
sekitar 3 – 5 juta jiwa. Angka tersebut merupakan
batas kritis yang harus dikendalikan dan ditekan
supaya tidak semakin meningkat.
6
7
Sumber: Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2017, BNN
Ancaman Perkembangan Narkoba Jenis NPS 2019

Jumlah NPS tersebut akan terus berkembangan


803 Jenis NPS Beredar di Dunia dan diproduksi oleh sindikat narkoba
internasional

Jumlah 74 NPS tersebut hanya jumlah yang berhasil


74 Jenis NPS Beredar di Indonesia ditemukan, bisa jadi yang telah masuk ke Indonesia lebih
dari jumlah tersebut.

Siapapun yang terbukti menyalahgunakan jenis


66 Jenis NPS telah diatur
NPS ini akan menerima hukuman sebagaimana
Permenkes 20 Tahun 2018
hukuman Narkotika.

Penerbitan Peraturan ini untuk melindungi


8 Jenis NPS belum diatur Permenkes masyarakat dari penyalahgunaan Narkotika
termasuk jenis NPS

8
Pola Perdagangan Narkoba
Internasional di Indonesia Perbandingan Harga Jual Shabu
(dalam Rupiah)

Inggris,
Turki
Timur Tengah Tiongkok
(Qatar, UEA, Iran, 20.000 50.000 1.5 juta
Suriah)
Golden Triangle per gram per gram per gram
(Thailand,
Golden Crescent Vietnam,Kamboja)
India
(Afghanistan, Pakistan)
Tiongkok Iran Indonesia
Malaysia

Struktur pasar perdagangan narkoba


di Indonesia menarik Jaringan
Amerika
sindikat Narkoba internasional untuk
Golden Peacock masuk ke Indonesia
LAUT MENJADI PILIHAN JALUR
PENYELUNDUPAN

Kondisi geografis negara Indonesia yang


mayoritas berupa lautan dimanfaatkan sebagai
jalur favorit bagi para sindikat melakukan
penyelundupan Narkoba dari Luar Negeri
Surface Web Market Deep Web Market Cryptomarket
Peredaran narkoba dilakukan Peredaran Narkoba dilakukan Transaksi menggunakan
melalui media sosial dan melalui jaringan internet crypto-currency melalui
website tersembunyi yang sangat sulit internet. Tidak mudah
dilacak dilacak, identitas tersembunyi

11
Kebijakan dan Strategi
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)

1 PENCEGAHAN
Penyalahgunaan dan Peredaran

• Membangun
kejahatan
Gelap Narkoba

sistem pencegahan
penyalahgunaan dan
2 PEMBERANTASAN
Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkoba

• Memperkuat hubungan kerja sama


Internasional dan nasional.
3 REHABILITASI
Penyalah guna dan Pecandu
Narkoba

• Membangun sistem rehabilitasi


penyalah guna dan pecandu
• Mencegah Narkoba dari luar negeri Narkoba yang komprehensif.
peredaran gelap Narkoba.
memasuki wilayah NKRI. • Meningkatkan aksesibilitas dan
• Membangun kemampuan masyarakat kualitas layanan rehabilitasi
• Mencegah peredaran gelap Narkoba
(Individu, Kelompok) dalam menjaga dalam rangka upaya pemulihan
sehingga tidak beredar di
dan melindungi diri, keluarga, dan masyarakat. penyalah guna dan pecandu
lingkungan (Tempat Tinggal, Narkoba dari ketergantungan
• Menindak jaringan atau pelaku Narkoba.
Pendidikan, Kerja) dari kejahatan kejahatan peredaran gelap Narkoba.
penyalahgunaan dan peredaran • Merampas aset jaringan atau pelaku
gelap Narkoba. kejahatan peredaran gelap Narkoba.
S T R AT E G I D E F E N C E AC T I V E
pencegahan dan pemberantasan ancaman narkoba

Ketergantungan atau
1 Penyelundupan dan
Produksi Ilegal 2 Distribusi atau
Peredaran Gelap 3 Konsumsi atau
Penyalahgunaan 4 Dampak
Penyalahgunaan

Sindikat
Narkoba

Sindikat Masyarakat Penyalah


Sindikat
Narkoba Narkoba (Publik) Guna
(Pecandu)

Sindikat
Narkoba

Pencegahan
Pencegahan Pemberantasan Pemberantasan Pemulihan /
Penyalahgunaa
Peredaran Gelap Peredaran Gelap Penyalahgunaan Rehabilitasi
n
TITIK SIMPUL 9

S U M B E R I N F O R M A S I
PEMUTUSAN PENYELUNDUPAN NARKOBA DI LUAR NEGERI
8

7
Narkoba jenis NPS yang beredar di 5
Indonesia bersumber dari luar negeri. Salah 6
satu cara menekan peredaran narkoba di 4
3
dalam negeri adalah dengan memutus jalur
peredaran narkoba (pasokan) sejak di luar
negeri (baik sejak di Negara produksi 2
maupun Negara transit). Oleh karena itu
perlu adanya “diplomat-intelijen narkoba” 1

di beberapa Negara
K e b i j a k a n P e n a n g a n a n Te r h a d a p B a n d a r N a r k o b a
HUKUMAN MATI + RAMPAS ASET
PIDANA BAGI PELANGGAR UU.35/2009
BUNYI KETETAPAN
TAP
jenis penjara denda
memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan

BAB XV Gol. I : Tanaman 4 s/d 12 Thn 8 Rts Jt– 8 Milyar


Pasal 111 Gol I : Tanaman Su Hdp, 5-20 Th. Idem + 1/3 nya
(> 1 Kg/5 Phn)

Gol. I : Bkn Tanaman 4 s/d 12 Thn 8 Rts Jt– 8 Milyar


Pasal 112 Gol I : Bkn Tanaman Su Hdp, 5-20 Th. Idem + 1/3 nya
( > 5Gram)

memproduksi, mengimpor., mengekspor atau menyalurkan

Pasal 113 Narkotika Golongan I 5 s/d 15 Thn 1 M – 10 Milyar


Tanaman / Bkn Tnm Su Hdp, 5-20 Th. Idem + 1/3 nya
(>1Kg/5Phn)(>5 Grm)

menawarkan, menjual, memberi, menerima, perantara

Pasal 114 Narkotika Golongan I 5 s/d 20 Thn 1 M – 10 Milyar


Tanaman / Bkn Tnm Mati,SUH, 5-20 Idem + 1/3 nya
(>1Kg/5Phn)(5Grm)
PIDANA BAGI PELANGGAR UU.35/2009
TAP jenis penjara denda

membawa, mengirim, mengangkut, mentransito

Pasal 115 Narkotika Golongan I 4 s/d 12 Thn 8 Rts Jt– 8 Milyar


Tanaman /Bkn Tnman Su Hdp, 5-20 Th. Idem + 1/3 nya
(>1Kg/5Phn)(>5 Grm)
menggunakan utk org lain, memberi utk digunakan
Pasal 116 Narkotika Golongan I 5 s/d 15 Thn 1 M – 10 Milyar
Tanaman / Bkn Tnm Mati,SUH, 5-20 Idem + 1/3 nya
(Mati/Cacat Tetap )
Kebijakan Terhadap Penyalah Guna Narkoba
2 Model Pendekatan

Penyalah Guna Sukarela Lapor Diri Penyalah Guna Yang Tertangkap


Penyalah guna narkoba yang secara sukarela Penyalah guna narkoba yang tidak melaporkan diri
melaporkan diri ke IPWL atau dilaporkan oleh ke IPWL dapat ditangkap aparat dan akan diproses
anggota keluarga tidak akan dituntut pidana. hukum.
Pasal 70

MANDAT
BNN mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

UU 35/2009 peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;


b. mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran
PERMASALAH
AN
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; NARKOBA

Pasal 64 c. berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik


Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Dalam rangka Narkotika;
pencegahan dan
d. meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
pemberantasan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan
penyalahgunaan dan oleh pemerintah maupun masyarakat;
peredaran gelap e. memberdayakan masyarakat dalam pencegahan
Narkotika dan Prekursor penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor PENYALAHGUNAAN PEREDARAN GELAP
Narkotika;
Narkotika, dengan NARKOBA NARKOBA
f. memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan
Undang-Undang ini masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran
dibentuk Badan gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
Narkotika Nasional, yang g. melakukan kerja sama bilateral dan multilateral, baik regional
selanjutnya disingkat maupun internasional, guna mencegah dan memberantas
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
BNN Pencegahan Pemberantasan
h. mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor
Narkotika; Kejahatan Kejahatan
i. melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan Penyalahgunaan Peredaran Gelap
terhadap perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
Narkoba Narkoba
j. membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan
wewenang.
KOLABORASI 3 PIHAK
Membangun Semangat Kebersamaan dalam P4GN

P4GN TUGAS
BERSAMA
Seluruh elemen bangsa baik
pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha/swasta harus memiliki
komitmen, partisipasi, dan bersinergi
dalam pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkoba.
KEBIJAKAN SEIMBANG SUPPLY DAN DEMAND REDUCTION
PENANGANAN NARKOBA

Demand Reduction Supply Reduction


• Mengembangkan immunitas masy melalui • Memperkuat sistem interdiksi di wilayah
upaya promotif dan pengembangan jalur-jalur masuk (pelabuhan laut, bandara,
dan lintas batas darat).
kecakapan sejak usia dini
• Mengungkap jaringan tindak kejahatan
• Mengembangkan sistem deteksi dini lahgun narkoba hingga tuntas.
narkoba di lingkup keluarga, pendidikan, • Menyita aset sindikat narkoba yang
pekerja dan masy berasal dari kejahatan narkoba
• Mengoptimalisasi peran instansi pemerintah, • Meningkatkan kerma lintas instansi dan
swasta dan ormas dlm kampanye masif anti negara dalam ungkap tindak pidana
narkoba narkoba
• Mengembangkan layanan rehab secara • Mendorong percepatan eksekusi mati bagi
terpidana kasus narkoba utk memberi efek
terpadu dan berkelanjutan jera maksimaL
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 (Inpres 6/18)
ditandatangani 28 Agustus 2018. Inpres 6/18 menjadi
landasan bertindak bagi seluruh lembaga/instansi
pemerintah baik Pusat dan Daerah dalam melaksanakan
Rencana Aksi Nasional P4GN dan harus dilaporkan
realisasi capaian kinerjanya kepada Presiden.

25
PRIORITAS RENCANA AKSI INPRES 6/2018

Bidang Pencegahan Bidang Pemberantasan Bidang Rehabilitasi Bidang Litbang


Sejumlah Rencana Aksi
Nasional P4GN yang bersifat
Generik (Sosialisasi, Tes Urine
dan Pembentukan Satgas Anti
Narkoba) merupakan salah
satu bentuk afirmasi Surat
Edaran Menpan 50/2017
Tentang Pelaksanaan P4GN di
Instansi Pemerintah.
Renaksi ada di seluruh K/L/I
Tersebarluaskannya informasi bahaya
penyalahgunaan narkoba melalui saluran informasi
publik yang dikelola oleh instansi pemerintah
Persentase Pegawai pemerintah yang telah mengikuti
Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba setahun 2 kali

Renaksi ada dimiliki oleh instansi terkait saja


Terakomodasinya topik anti Narkotika dan Prekursor
Narkotika pada salah satu mata pelajaran di sekolah
dan perguruan tinggi (Kemendikbud, Kemenristek
Dikti, Kemenag)
Tersusunnya Kurikulum Pendidikan Anti Narkoba untuk
jenjang Pendidikan Jabatan Struktural (Kementerian
PAN dan RB dan Lembaga Administrasi Negara)
AKSI GENERIK INPRES NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RAN P4GN

No Prioritas Bidang Program Rencana Aksi Indikator Keberhasilan Penanggung Jawab Instansi Terkait Jenis PIC DI BNN
RA A.1.a. : Sosialisasi bahaya Tersosialisasikannya Badan Narkotika
A.1. : Peningkatan Narkotika dan Prekursor Narkotika informasi bahaya Narkotika Nasional; Kementerian
Kampanye Publik tentang serta informasi tentang P4GN dan Prekursor Narkotika Pendayagunaan Seluruh
1 A : Bidang Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan kepada Pegawai Aparatur Sipil melalui berbagai saluran Aparatur Negara dan kementerian/lembaga dan Generik Deputi Bidang Pencegahan
Narkotika dan Prekursor Negara, Prajurit Tentara Nasional komunikasi yang dikelola Reformasi Birokrasi; pemerintah daerah.
Narkotika Indonesia, dan Anggota Kepolisian oleh kementerian/lembaga Kementerian Dalam
Negara Republik Indonesia. dan pemerintah daerah. Negeri.
A.1. : Peningkatan
RA A.1.b. : Pembentukan regulasi Terbentuknya regulasi
Kampanye Publik tentang Seluruh
tentang P4GN di masing-masing tentang P4GN di lingkup Badan Narkotika Deputi Bidang Hukum dan
2 A : Bidang Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan kementerian/lembaga dan Generik
kementerian/lembaga dan kementerian/lembaga dan Nasional Kerjasama
Narkotika dan Prekursor pemerintah daerah.
pemerintah daerah. pemerintah daerah.
Narkotika
Terlaksananya tes urine Badan Narkotika
kepada seluruh Pegawai Nasional
Aparatur Sipil Negara yang
A.2. : Deteksi Dini RA A.2.a. : Pelaksanaan tes urine
pelaksanaannya Seluruh
Penyalahgunaan kepada seluruh Pegawai Aparatur Deputi Bidang
3 A : Bidang Pencegahan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan Generik
Narkotika dan Prekursor Sipil Negara, termasuk calon Pemberdayaan Masyarakat
Badan Narkotika Nasional pemerintah daerah.
Narkotika Aparatur Sipil Negara.
dan/atau Badan Narkotika
Nasional
Provinsi/Kabupaten/Kota.
A.2. : Deteksi Dini Terbentuknya Satuan
RA A.2.b. : Pembentukan Satuan Seluruh
Penyalahgunaan Tugas/ Relawan Anti Badan Narkotika
4 A : Bidang Pencegahan Tugas/ Relawan Anti Narkotika dan kementerian/lembaga dan Generik Deputi Bidang Pencegahan
Narkotika dan Prekursor Narkotika dan Prekursor Nasional
Prekursor Narkotika. pemerintah daerah.
Narkotika Narkotika.
Terselenggaranya
RA A.4.b. : Pengembangan potensi pemberdayaan potensi
Seluruh
A.4. : Pemberdayaan masyarakat pada kawasan rawan masyarakat pada kawasan Badan Narkotika Deputi Bidang
5 A : Bidang Pencegahan kementerian/lembaga dan Generik
Masyarakat dan rentan Narkotika dan rawan dan rentan Nasional Pemberdayaan Masyarakat
pemerintah daerah.
Prekursor Narkotika. Narkotika dan Prekursor
Narkotika.
Seluruh
RA D.2.a. : Penyediaan data terkait Badan Narkotika kementerian/lembaga Pusat Penelitian Data &
6 D : Bidang Litbang P4GN D.2. : Integrasi Data Tersedianya data P4GN. Generik
P4GN. Nasional dan pemerintah daerah. Informasi
CAPAIAN DI
BIDANG P4GN
30
Capaian Pemberantasan 81 tersangka kejahatan TPPU
Penyalahgunaan Narkotika hasil tindak pidana narkotika yang
diungkap oleh BNN di tahun 2017

Rp 601 miliar aset yang disita


Luas Lahan Ganja yang dimusnahkan (Ha)
hasil tindak pidana narkotika di
600 tahun 2017

500 482 1.044 kasus yang ditangani


oleh BNN di tahun 2017
400

300
33 jaringan pengedar gelap
235,5 narkotika diungkap oleh
200
BNN di tahun 2017
145
89,5
100 66 Data sitaan:
• 164 ton ganja
0 • 4,4 ton shabu
2012 2013 2014 2015 2016
• 3,3 juta butir ekstasi
Sumber : Badan Narkotika Nasional, 2018 (diolah)
Capaian Pencegahan Peredaran Narkotika

Diseminasi Informasi dan Advokasi Kampanye dan Sosialisasi Anti Narkotika

10.107 kegiatan advokasi 785 kegiatan Kampanye Stop Narkotika


1.593.624 audiens 921.956 jumlah peserta

7.608 diseminasi informasi


47 kegiatan Sosialisasi Bahaya Narkotika
(cetak, penyiaran, dan videotron)
9.551 jumlah peserta
6.455 diseminasi informasi 11 kegiatan Pembentukan Relawan
(konvensional & online) Anti Narkotika
10.347.720.874 audiens 3.065 jumlah relawan

Interdiksi (Pencegatan) Narkotika di Pintu Masuk Wilayah Indonesia

Terbangunnya satu Pusat Komando


Interdiksi Badan Narkotika Nasional
Pengembangan tujuh Pos Interdiksi di
pelabuhan dan bandara
32
Sumber : Badan Narkotika Nasional, 2018 (diolah)
Capaian Rehabilitasi Penyalahgunaan
Narkotika
Akses Layanan Rehabilitasi Pengembangan Fasilitas Rehabilitasi

18.776 pecandu direhabilitasi di LRIP 849 fasilitas yang memperoleh


(Layanan Rehabilitasi Instansi peningkatan kemampuan (capacity
Pemerintah), LRKM (Layanan building) pada tahun 2017
Rehabilitasi Komponen Masyarakat),
dan BNN pada tahun 2017 662 fasilitas yang operasional pada
tahun 2017
7.752 pecandu mendapatkan layanan
pascarehabilitasi di tahun 2017
127 fasilitas rehabilitasi yang sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
3.250 orang menerima layanan Tim
Asesmen Terpadu (TAT) di tahun
2017 Pengembangan Balai Rehabilitasi
BNN di Lido sebagai center of
excellence

Sumber : Badan Narkotika Nasional, 2018 (diolah) 33


Capaian Pemberdayaan Masyarakat

Peta Rawan Kultivasi Ganja di Indonesia Tiga Kabupaten Pilot Project


Pemberdayaan Alternatif Eks-
Penanam Ganja di Aceh: Kab.
Bireuen, Kab. Aceh Besar, Kab .
Gayo Lues.

719 kegiatan pemberdayaan


masyarakat di tahun 2017 dan 2.427
kegiatan di tahun 2018.

5.773 penggiat anti narkotika yang


telah diberikan peningkatan
kemampuan.

Pengembangan dua Kawasan


Pilot Project Model Ketahanan
Keluarga: Jawa Barat dan Jawa
Timur.

Sumber : Buku Peta Rawan Narkotika di Indonesia, Badan Narkotika Nasional, 2018
34
Heru Winarko
Kepala Badan Narkotika Nasional

• Tiga kejahatan luar biasa yang harus ditangani


secara luar biasa, kejahatan korupsi, terorisme
dan narkoba. Ketiganya memiliki dampak
kerusakan yang luar biasa bagi masa depan
bangsa.
• Khusus penanganan kejahatan Narkoba,
dibutuhkan aparatur yang berintegritas dan
berkomitmen tinggi dalam bertugas
memberantas kejahatan narkoba. 35
Jika Anda Mengetahui Penyalahgunaan
dan peredaran Gelap Narkotika atau Ingin
Mendapat Pengetahuan dan Pelayanan
Wajib Lapor atau rehabilitasi, Segera
Hubungi Kami:

Kantor BNN Kota Malang


Jalan Mayjen Sungkono 55

THANKS!
Any questions?
36

Anda mungkin juga menyukai