Anda di halaman 1dari 21

PENYAKIT TIDAK MENULAR

Oleh:
Titik Haryanti, S.K.M., M.P.H.
TOPIK BAHASAN
 Beban penyakit tidak menular di Dunia dan di
Indonesia
 Transisi epidemiologi dan distribusi penyakit di
negara berkembang dan maju
 Program screening
 Pengendalian penyakit tidak menular
 Cost-effectiveness
 Intervensi genetik dan beban penyakit tidak
menular
 Intervensi populasi dan intervensi individual
dalam menurunkan beban penyakit tidak
menular
BEBAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI DUNIA DAN DI INDONESIA
 PTM merupakan salah satu mslh kes yang
menjadi perhatian nasional maupun global pd
saat ini.
 57 juta kematian yang terjadi, 36 juta
disebabkan oleh PTM (WHO, 2008)
 Dineg dengan tingkat ekonomi rendah smp
menengah 29% kematian yang terjadi pd pddk
berusia kurang dr 60 th disebabkan oleh PTM.
BEBAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI DUNIA DAN DI INDONESIA
 Ind dalam bbrp dasawarsa terakhir menghadapi
mslh triple burden disease  penyakit menular
yang msh menjadi mslh, kejadian re-emerging
disease & new emerging disease yang msh sering
terjadi & disisi lain kejadian PTM cenderung
meningkat dr waktu ke waktu
 Th 2008 tdpt 582.300 laki-2 dan 481.700
perempuan meninggal karena PTM (WHO, 2011)
 Riskesdas (2007) dan SKRT (1995 dan 2001) tlh
terjadi transisi epidemiologi.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DAN DISTRIBUSI PENYAKIT
DI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

 Kemajuan pembangunan telah dicapai secara


menyeluruh telah mempengaruhi berbagai
perkembangan dalam kehidupan manusia.
 Kondisi infrastruktur yang membaik serta
perkembangan teknologi kedokteran dan
kesehatan menyebabkan angka kematian dan
kelahiran yang tinggi menjadi rendah.
 Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan
struktur umur penduduk menjadi struktur
penduduk umur tua (umur harapan hidup
meningkat)
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DAN DISTRIBUSI PENYAKIT
DI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

 perubahan tersebut mengakibatkan terjadi pergeseran


pola penyakit serta tingkat kesehatan yang ada di
masyarakat dengan determinan yang
mempengaruhinya.
 terjadinya pergeseran urutan penyakit menunjukan
terjadinya perubahan status kesehatan masyarakat.
 keadaan tersebut dikatakan dengan transisi
epidemiologi
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DAN DISTRIBUSI PENYAKIT
DI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

Transisi epidemiologi memiliki dua pengertian:

Statis : interval waktu yang dimulai dari dominasi penyakit


menular dan diakhiri dengan dominasi penyaktit tidak menular
sebagai penyabab kematian.

Dinamis: prosesdinamis pola sehat sakit dari suatu masyarakat


berubah sebagai akibat dari perubahan demografi, sosial
ekonomi, teknologi dan politis.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DAN DISTRIBUSI PENYAKIT
DI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

Mekanisme terjadinya transisi epidemiologi

 Perubahan fertilitas, yang akan mempengaruhi


struktur umur
 Perubahan faktor risiko, yang akan mempengaruhi
insiden penyakit
 Pebaikan organisasi dan teknologi pelayanan
kesehatan, yang berpengaruh terhadap crude fatality
rate
 Intervensi pengobatan, pengaruhnya kemungkinan
pengurangan kematian penderita. Pada penderita
penyakit kronis hal ini mutlak meningkatkan angka
kesakitan karena memperpanjang rata-rata lama sakit.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DAN DISTRIBUSI PENYAKIT
DI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

 Transisi epidemiologi  dimana kematian


karena penyakit tdk menular smkn meningkat,
sedangkan kematian karena penyakit menular
smkn menurun.
 Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut.

 PTM diketahui sebagai penyakit yang tdk dapat


disebarkan dr seseorg terhadap org lain
 Tdp 4 tipe utama PTM  penyakit
kardiovaskuler, kanker, pernapasan kronis dan
diabetes
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DAN DISTRIBUSI PENYAKIT
DI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

 Pola hidup modern tlh mengubal sikap dan


perilaku mns tms pola makan, merokok,
konsumsi alkohol serta obat-obatan sebagai gaya
hidup sehingga penderita penyakit degeneratif
smkn meningkat dan mengancam kehidupan.
 Akibat perilaku mns ling hidup dieksploitasi smp
menjadi tdk ramah terhadap kehidupan mns.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI DAN DISTRIBUSI
PENYAKIT DI NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU

 PTM muncul dr kombinasi faktor risiko yang tdk


dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi.
 Faktor risiko yang tdk dapat dimodifikasi 
usia, jenis kelamin, dan genetika.
 Faktor risiko yang dapat dimodifikasi  faktor
yang dapat diubah melalui kesadaran individu
itu sendiri dan intervensi sosial (merokok,
konsumsi alkohol, pola makan yang buruk,
kurangnya aktivias fisik)
PROGRAM SCREENING
 Screening  proses untuk mengidentifikasi
penyakit-2 yang tdk diketahui/tdk terdeteksi
dengan mgn berbagai test/uji yang dapat
diterapkan secara tepa dalam sebuah skala yang
benar.
 Screening  cara untuk mengidentifikasi
penyakit yang belm tampak melalui suatu tes
atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat
dengan cepat memisahkan antara org yang
mungkin menderita penyakit dengan org yang
mungkin tdk menderita
PROGRAM SCREENING
 Screening  bukan untuk mendiaagnosis tp
untuk menentukan apakah yang bersangkutan
mmg sakit atau tdk kemudian bagi yang
didiagnosisnya positif dilakukan pengobatan
intensif agar tdk menular.
 Tujuan  deteksi dini penyakit tanpa
gejala/dengan gejala tdk khas terhadap orang-2
yang tampak sehat, ttp mungkin menderita
penyakit yaitu org yang mempunyai risiko tinggi
terkena penyakit (population at risk)
 Sasaran  penyakit kronis
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR

C : Cek kondisi kesehatan anda secara rutin dan teratur

E : Enyahkan asap rokok dan polusi udara lainnya

R : Rajin aktifitas fisik dengan gerak olah raga dan seni

D : Diet yang sehat dengan kalori seimbang

I : Istirahat yang cukup dan utamakan keselamatan

K : Kendalikan stres dan tindak kekerasan


COST-EFFECTIVENESS
 Biaya minimum dari manfaat
yang diberikan
 Manfaat maksimum dari biaya

yang diberikan
 Intervensi mana yang dapat mencapai hasil yang telah
ditargetkan dngan biaya paling rendah
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS
 Intervensi mana yang dapat mencapai hasil yang paling
menguntungkan dengan alokasi biaya yang telah
ditetapkan
 Merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai
program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang
berbeda dengan tujuan yang sama untuk dipilih

16
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS
 Sebuah teknik untuk memilih atau membandingkan
beberapa strategi dimana sumber daya terbatas
 Misalnya strategi baru dibandingkan dengan strategi yang
sedang berjalan atau sebelumnya

17
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS
 Suatu strategi dikatakan cost – effective tidak berarti bahwa
strategi tersebut menghemat uang saja, namun harus
memberikan manfaat yang maksimal

18
MANFAAT CEA
 Mendukung pengambilan keputusan yang objektif
 Mengevaluasi alokasi sumber daya

 Penghematan biaya kesehatan

Dapat digunakan pada semua area RS yang mempunyai


outcome terukur

19
INTERVENSI POPULASI DAN INTERVENSI
INDIVIDUAL DALAM MENURUNKAN BEBAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Intervensi Individu
 Terintegrasi pd prog yg konprehensif
 Fokus pd upaya pencegahan, deteksi dini,
pengobatan & manajemen
 Tujuan: ubah perilaku berisiko dg pesan yg
ditujukan langsung pd individu
 Contoh: pola diet, rokok, alkohol, olahraga,
aturan keselamatan kerja.
INTERVENSI POPULASI DAN INTERVENSI
INDIVIDUAL DALAM MENURUNKAN BEBAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Intervensi Populasi
 Goal utama: managemen komplikasi &
jaminan kualitas hidup.
 Contoh manajemen mandiri: kendali kadar
gula darah pd DM; latihan fisik pd PJK
 Jangka panjang peran penting pd materi
tertulis, keluarga & kelompok pasien.
 Pesan individu juga berguna utk tingkat-kan
cakup skrining & kepatuhan berobat.
 Contoh: Diagnosis & pengobatan kanker, DM,
hipertensi & kolesterol

Anda mungkin juga menyukai