Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

PANDUAN PELAPORAN
HASIL KRITIS

RUMAH SAKIT GMIM SILOAM


SONDER
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................... 2

PENDAHULUAN ................................................................................ 3

RUANG LINGKUP.............................................................................. 4

TATA LAKSANA IDENTIFIKASI ........................................................ 6

PENUTUP ......................................................................................... 7

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk
membedakan, mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi
efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan ujI
laboratorium diperlukan bahan, seperti : darah lengkap (vena, arteri), plasma, serum, urine,
feses, sputum, keringat, saliva, sekresi saluran cerna, cairan vagina, cairan serobrospinal dan
jaringanyang didapat melalui tindakan invansif atau non invansif.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif
atau semi kuantitatif. Angka kuantitatif yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang nilai,
sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 16 g/dL. Sedangkan angka kualitatif
dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebut angka pasti, sedangkan angka
semi kuantutatif dinyatakan sebagai contoh 1+,2+,3+
Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan
atau gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal
suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal dianggap
tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai
kondisi khusus pasien.Karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan patofisiologis yang
mengancam jiwa dan harus segera mendapat tindakan, maka RS GMIM Siloam Sonder
menetapkan pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu indikator
utama di rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Pasien segera memperoleh tatalaksana pengobatan segera sesuai dengan indikasi yang
tepat
2. Petugas dari Unit terkait segera waspada dan memberikan laporan berjenjang kepada
dokter yang bertuga/DPJP

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pengertian
1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.
2. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan
penanganan segera.
3. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP /Dokter Jaga dalam
waktu kurang dari 1 (satu) jam.

B. Ruang lingkup
Panduan ini diterapkan kepada Pelaksana yang terkait yaitu semua tenaga kesehatan
(medis, perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang IGD, rawat inap, rawat
jalan, unit medik terkait, dengan prinsip :
1. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values
interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).
2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.
3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada pasien
sesuai waktu

C. Kebijakan Pelaporan Nilai Kritis Rumah Sakit


Kebijakan Panduan pelaporan nilai kritis berdasarkan:
1. PMK No. 1691/MENKES//PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit
2. Peraturan kepala RS GMIM Siloam Sonder tentang kebijakan pelayanan rumah sakit
Kebijakan Umum
1. Nilai kritis adalah nilai hasil laboratorium yang segera memerlukan intervensi dokter,
sehingga nilai kritis adalah nilai laboratorium yang harus segera diketahui oleh dokter
di RS GMIM Siloam Sonder.
2. Penetapan nilai kritis dilakukan oleh :
a. Penanggungjawab laboratorium yang berdasarkan sumber yang berlaku/standar
yang berlaku (textbook)
b. Dirumuskan oleh dokter di RS GMIM Siloam Sonder dan diberitahukan kepada
petugas/analis laboratorium.

4
Kebijakan Khusus
1. Hasil dari perumusan nilai kritis ditetapkan oleh Kepala RS GMIM Siloam Sonder
2. Hasil dari penetapan nilai kritis dibuat dalam satu daftar dan diletakkan di laboratorium,
di poli umum, poli spesialis dan poli KIA/KB sehingga mudah diakses oleh petugas
medis / petugas kesehatan / analis laboratorium.
3. Nilai Kritis dilaporkan segera setelah hasil didapatkan dengan tata cara sesuai Standar
Operasional Prosedur Pelaporan Nilai Kritis.
4. Monitoring Pelaporan Nilai Kritis dilakukan melalui pelaporan indikator klinis yang
berlaku di RS GMIM Siloam Sonder.

5
BAB III
TATA LAKSANA IDENTIFIKASI

1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman


EKG menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa dihubungi, dokter/
petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman EKG
langsung menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap, rawat jalan dan unit gawat
darurat.
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU
menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG DIHUBUNGI dan
NAMA LENGKAP YANG MENELEPON.
3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik komunikasi
verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi (Confirmation), proses
pelaporan ini ditulis di dalam rekam medis (form catatan perkembangan terintegrasi).
4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung menghubungi
DPJP/ PPDS yang merawat pasien.
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi DPJP/
PPDS yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau
informasi lain terkait klinis
6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil
pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta
pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme
pelaporan hasil kritis sebagai berikut:
a. 10 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
b. 10 menit ke dua: harus melaporkan pada Dokter Penanggungjawab ruangan, bila
belum berhasil menghubungi, ke langkah berikut:
c. 10 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi Dokter Jaga UGD terkait Bila
di luar jam kerja/ hari libur, bila belum berhasil menghubungi ke langkah berikut:
d. 10 menit ke empat: menghubungi Direktur.
e. Dokteryang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,
bertanggungjawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan terhadap
pasien.

6
BAB IV
PENUTUP

Demikian buku Panduan pelaporan nilai kritis ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan
asuhan dan pelayanan bagi petugas dan pemberi layanan pada pasien dan keluarga di
lingkungan Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder

DITETAPKAN DI : SONDER
PADA TANGGAL : 17 April 2019
Kepala Rumah Sakit GMIM Siloam
Sonder

Dr. Arthur M. Lawalata, MKes

Anda mungkin juga menyukai