Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya dalam kehidupannya manusia bergantung pada keadaan
lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam. Sumber daya alam yang
utama bagi manusia adalah udara, air, dan tanah. Udara sangat diperlukan oleh
manusia untuk bernafas, air sangat diperlukan oleh manusia untuk keperluan hidup
dan sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia, dan tanah merupakan tempat
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air, udara, dan tanah sangat dibutuhkan
dengan jumlah yang banyak dan dengan kualitas yang baik, dan semua itu dapat
didapat jika lingkungan dalam kondisi yang baik. Lingkungan yang sehat akan
terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Namun sayangnya di masa sekarang ini lingkungan tempat hidup telah mengalami
kerusakan. Mengapa lingkungan sekitar kita mengalami kerusakan? karena
lingkungan hidup sekitar kita tidak dipelihara dengan baik sehingga lingkungan
tercemar dan rusak, maka manusia tidak mampu menghindar dari dampak negatif
yang ditimbulkannya. Pada akhirnya kehidupan umat manusia menjadi terancam.
Ketika lingkungan telah mengalami kerusakan, manusia baru menyadari pentingnya
pelestarian lingkungan. Kita sadar bahwa apa yang dilakukan pada masa lalu adalah
suatu kekeliruan yang besar.
Lingkungan hidup di Indonesia yang rusak perlu ditangani dikarenakan adanya
beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah
mengenai keadaan lingkungan hidup seperti degradasi yang terjadi di berbagai
daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kelompok biotik, kelompok abiotik, dan kelompok kultur. Peningkatan
kesadaran dan wujud kepedulian lingkungan pada masyarakat dewasa ini terus
berkembang hingga sekarang. Manusia semakin menyadari pentingnya pelestarian
bagi kelangsungan hidupnya, baik untuk masa sekarang maupun untuk generasi yang
akan datang.
Manusia memang terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Tetapi, tidak berarti harus merusak dan mencemari lingkungan sehingga mengancam
kelestarian kehidupan dan mengurangi hak generasi yang akan datang. Oleh karena
itu yang harus kita lakukan pelestarian lingkungan Artinya tetap membangun untuk
meningkatkan kesejahteraan tanpa mengurangi hak generasi yang akan datang. Oleh
karena itu penulis ingin menulis makalah yang membahas mengenai upaya
pemeliharaan lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Apa Tujuannya?
2. Apa saja sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup?
3. Bagaimana Implemtasi Pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Apa
Tujuannya.
2. Menjelaskan apa saja sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Menjelaskan bagaimana Implemtasi Pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945 terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas
keberlanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang
dan mendatang.

B. Sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dalam pengelolaan lingkungan hidup berikut ini adalah sasaran yang harus
dicapai:
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup;
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap
dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan/atau
kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup.

Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari
hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui Undang-undang
Lingkungan Hidup. Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban,
wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini.
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan
peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan
hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
5. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan
informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
6. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan
dalam pengelolaan lingkungan hidup. Bentuk peranan masyarakat dengan cara:
a. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan;
b. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;
c. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan
sosial;
d. Memberikan saran pendapat;
e. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.
Upaya pengelolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah dikeluarkan
belumlah berarti tanpa didukung adanya kesadaran manusia akan arti penting lingkungan
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta kesadaran bahwa lingkungan
yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi yang akan datang.
Upaya pengelolaan limbah yang saat ini tengah digalakkan adalah pendaur ulangan
atau recycling. Dengan daur ulang dimungkinkan pemanfaatan sampah, misalnya plastik,
aluminium, dan kertas menjadi barang-barang yang bermanfaat.
Usaha lain dalam mengurangi polusi adalah memanfaatkan tenaga surya. Tenaga
panas matahari disimpan dalam sel-sel solar untuk kemudian dimanfaatkan dalam
keperluan memasak, memanaskan ruangan, dan tenaga gerak. Tenaga surya ini tidak
menimbulkan polusi.
Selain tenaga surya, tenaga angin dapat pula digunakan sebagai sumber energi
dengan menggunakan kincir-kincir angin.
Di beberapa negara maju telah banyak dilakukan pemisahan sampah organik dan
anorganik untuk keperluan daur ulang. Dalam tiap rumah tangga terdapat tempat sampah
yang berwarna-warni sesuai peruntukkannya.
Pengelolaan terbagi dua yaitu mengelola administrasi lingkungan dan management
lingkungan. Administrasi lingkungan yang diatur manusianya baik itu berkaitan dengan
sosial, jangka panjang, kebijakan, keserasian, dsbnya. Management lingkungan yaitu
pengelolaan lingkungan melalui rekayasa lingkungan atau rehabilitasi

Pengelolaan lingkungan berkaitan dengan 3 jalur pengelolaan yaitu:


1. Yang termasuk pengelolaan input ialah mengelola produksi, mengurangi
pertumbuhan, diversifikasi
2. Yang termasuk pengelolaan proses ialah mengelola sistem maupun orang yang
melakukannya melalui pendekatan moral
3. Yang termasuk pengelolaan output ialah mengelola hasil buangan dengan cara recycle.

Pengelolaan lingkungan hidup harus diselesaikan dengan pendekatan holistic.


Pendekatan yang melihat unsur-unsur sebagai satu kesatuan yang saling terkait,
bergantung, beranekaragam, harmonis dan suistanability. Oleh karena itu
penyelesaiannya harus komperensif tidak dapat dilakukan setengah-setengah. Misalnya
masalah banjir di Jakarta, tidak hanya dikatakan karena curah hujan yang tinggi atau
kiriman hujan dari Bogor, berbagai factor penyebab banjir harus dianalisis kemudian
ditemukan keterkaitan antar berbagai factor. Setelah itu baru dibuat skala prioritas mana
factor yang paling penting untuk didahulukan. Factor prioritas didapatkan dengan melihat
factor mana yang paling berpengaruh dengan kepentingan banyak orang. Setelah itu stake
holder duduk bersama untuk menyelesaikan masalah bersama.

C. Implemtasi Pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 terhadap


Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam rangka pengelolaan lingkungan demi untuk kemakmuran masyarakat,
maka sudah selayaknya pemerintah ambil bagian dalam pengaturan, terutama berkait
dengan masalah pembangunan karena sering ada anggapan bahwa pembangunan
merupakan penyebab rusaknya lingkungan. Pembangunan berkelanjutan menurut Undang
Undang Nomor 32 tahun 2009 adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Hal ini perlu dipakai sebagai landasan
pembangunan di Indonesia, karena sesuai Pasal 33ayat (3) UUD negara Republik
Indonesia tahun 1945 bahwa :”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.”1
Berkait dengan hal tersebut, perizinan menjadi faktor penting dalam rangka
kegiatan pembangunan, supaya tujuan awal bahwa alamini diciptakan demi untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia maka hendaknya dalam pengelolaan harus
dilakukan secara bijaksana.Perizinan merupakan kewenangan dari pemerintah untuk
mengadakan pengaturan supaya timbul adanya ketertiban. Berdasar ketentuan pasal 36
ayat (1) Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan
yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL (upaya pengelolaan lingkungan hidup - upaya
pemantauan lingkungan hidup ) wajib memiliki izin lingkungan, mengingat dampak yang
dapat timbul akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan dapat meliputi :

1
Jurnal: https://media.neliti.com/media/publications/23268-ID-konsep-pengelolaan-lingkungan-hidup-
menuju-kemakmuran-masyarakat.pdf
1. Perubahan iklim,
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hujtan dan lahan,
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat; dan/atau
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Untuk itu Pemerintah menurut undang undang ini diwajibkan untuk membuat
kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau program. Dengan perkataan lain, hasil KLHS harus dijadikan
dasar bagi kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah .
Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tamping sudah
terlampaui, kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki
sesuai dengan rekomendasi KLHS dan segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampaui daya dukung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
Kemakmuranyang yang menjadi tujuan akhir dari pengelolaan lingkungan ini, di
dalam pelaksanaannya harus benar-benar memperhatikan ketentuan sebagaimana diatur
dalam undang-undang, seperti halnya adanya ketentuan untuk mencantumkan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) bagi suatu usaha atau kegiatan, sekalipun tidak
setiap usaha/kegiatan harus disertai AMDAL.AMDAL adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Sesuai Pasal 22 Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 bahwa usaha/kegiatan yang harus
disertai AMDAL adalah yang menimbulkan dampak penting yang ditentukan
berdasarkan criteria:
a. besarnya jumlah penduduk yang akanterkena dampak rencana usaha
dan/ataukegiatan;
b. luas wilayah penyebaran dampak;
c. intensitas dan lamanya dampakberlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hiduplain yang akan terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak;dan/atau
g. kriteria lain sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi.

Sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai dampak Lingkungan, bahwa
dengan dimasukkannya analisis mengenai dampak lingkungan ke dalam proses
perencanaansuatu usaha dan/atau kegiatan, maka pengambil keputusan akan memperoleh
pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai berbagai alternative yang tersedia.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan salah satu alat bagi pengambil
keputusan untuk mempertimbangkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup guna mempersiapkan
langkah untuk menanggulangi dampak negative dan mengembangkan dampak positif.
Kebijakan pemerintah ini diharapkan menjadi pegangan bagi warga masyarakat
ketika akan melakukan usaha dan/atau kegiatan yang diharapkan membawa keuntungan
bukan justru menimbulkan kerugian dan menghindari diterapkannya sanksi, baik sanksi
pidana, perdata maupun administrasi yang itu semua menimbulkan ketidaknyamanan
bagi pelaku itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai