Anda di halaman 1dari 6

DRAMATURGI PENERIMA KARTU INDONESIA SEHAT

(Studi Kasus di Desa Ngepeh Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun)

Venni Eprillia Dhamayanti


Program Studi S1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya
vennidhamayanti@mhs.unesa.ac.id

Ari Wahyudi
Program Studi S1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya
ariwahyudi@unesa.ac.id

Abstrak

Kartu Indonesia Sehat merupakan program bantuan sosial dari pemerintah untuk memberikan
jaminan kesehatan yang layak bagi masyarakat Indonesia dengan keadaan ekonomi miskin atau
tidak mampu. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kondisi objektif (keseharian),perilaku,dan
praktik dramaturgi penerima Kartu Indonesia Sehat. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan
menggunakan pendekatan Etnometodologi, dan menggunakan prespektif Teori Dramaturgi Erving
Goofman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi objektif atau keseharian penerima KIS
dapat dilihat dari penampilan,bahasa tubuh (gesture),dan tutur bahasa. (1.) Panggung depan yang
ditunjukkan oleh penerima KIS merupakan cara untuk membentuk kesan kepada audiens.
Pembentukan kesan tersebut ditunjukkan dengan cara berpenampilan,barang yang digunakan,raut
wajah yang ditampakkan,dan tutur bahasa yang digunakan. Panggung belakang yang ditunjukkan
oleh penerima KIS merupakan keadaan ekonomi yang sebenarnya,yang tidak sesuai dengan kriteria
untuk memperoleh KIS. (2.) Panggung belakang tersebut dapat dilihat dari keadaan
rumah,kepemilikan barang,dan sumber pendapatan.
Kata Kunci: Dramaturgi,Kartu Indonesia Sehat,Etnometodologi

Abstrack

Healthy Indonesia Card is a social assistance program from the government to provide a
decent health insurance for Indonesian society with poor or inadequate economic. This study aims to
understand the objective conditions or daily life,behavior,and practice dramturgi recipient Healthy
Card Indonesia. This research is qualitative by using Etnometodology approach, and using the
prespective of dramaturgy drafting theory goofman. This results of this study indicate that (1.)
conditions objective or daily KIS receiver can be seen from the appearance,body language,and
speech language. (1.) The front stage shown by the recipient of KIS is a way to from an impression
to the audience. The formation of the impression is shown by the appearance of goods used,facial
expression and speech language used. The backstage shown by the recipient of KIS is an actual
economic condition,which is not in accordance with the criteria for obtaining KIS. (2.) The back
stage can be seen from the state of the house,ownership of goods,and sources of income.
Keywords: Dramaturgy,Healthy Indonesia card,Ethnometodology
PENDAHULUAN untuk kebutuhan makan yang sederhana,merasa
kesulitan atau tidak mampu untuk pergi berobat
Kehidupan di dunia adalah sebuah
kecuali ke puskesmas atau dibantu oleh
panggung sandiwara yang dikemas dengan baik
pemerintah,membeli pakaian tidak mampu
dan diperankan oleh aktor-aktor. Setiap aktor
membeli setahun sekali untuk setiap anggota
memiliki perannya masing-masing dengan
keluarganya,menyekolahkan anak hanya
memanipulasi situasi sosial,kostum,lingkungan,
sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama,
simbol-simbol untuk mencapai hasil yang
dinding rumah terbuat dari kayu/bambu/tembok
menguntungkan dan diingikan.
dengan kualitas rendah (tembok yang sudah
Pemerintah Indonesia memiliki program
tidak layak,tidak diplester,dan berlumut), lantai
yang berkaitan dengan bantuan sosial,program
terbuat dari tanah,kayu,semen,dan keramik
ini adalah 3 kartu sakti. Kartu sakti tersebut
dengan kualitas rendah,atap terbuat dari
terdiri dari KIP (Kartu Indonesia Pintar),KKS
ijuk,rumbia,seng asbes,dan genteng dengan
(Kartu Kesejahteraan Sosial),dan KIS (Kartu
kualitas rendah, memiliki penerangan yang
Indonesia Sehat). Program Kartu Indonesia
tidak menggunakan listrik atau menggunakan
Sehat telah dijelaskan dalam Undang-Undang
listrik tanpa meteran, luas lantai rumah kecil
Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan
kurang dari 8m2/orang, dan sumber air minum
sosial nasional (Undang-undang BPJS:2004).
berasal dari sumur,sungai,dan mata air tidak
Program ini memiliki tujuan untuk menjamin
terlindung. (Keputusan Menteri Sosial RI:2013)
kesehatan warga yang tidak mampu dengan
Adanya program bantuan sosial Kartu
memperoleh jaminan kesehatan nasional.
Indonesia Sehat dapat menjamin kesehatan
Program Kartu Indonesia Sehat juga
keluarga yang tidak mampu. Namun pada
memberikan bantuan iuran yang ditujukan
kenyataannya bukan hanya keluarga yang tidak
kepada warga yang tidak mampu dan fakir
mampu memperoleh KIS. Keluarga dengan
miskin.
keadaan ekonomi yang mampu juga dapat
Kriteria peserta penerima bantuan iuran
memperoleh Kartu Indonesia Sehat. Dengan
telah ditetapkan oleh Kemensos RI. Kriteria
latar belakang tersebut akan menjawab temuan
rumah tangga miskin sesuai dengan peraturan
yang dapat membongkar tentang panggung
menteri sosial Nomor 146 Tahun 2013 antara
depan dan panggung belakang dari penerima
lain: tidak memiliki mata pencaharian atau
KIS tersebut.
memiliki mata pencaharian namun tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya,
memiliki pengeluaran yang digunakan hanya
METODE PENELITIAN dalam kesehariannya, dapat dilihat dari cara
Penelitian ini menggunakan pendekatan. berpakaian serta barang apa saja yang dipakai.
Kualitatif dengan menggunakan prespektif Kemudian penampilan tersebut akan
etnometodologi (Moleong, 2006:6). Penelitian ditunjukkan dalam sebuah tempat atau setting
ini menggunakan dua jenis data. yaitu data yaitu Desa Ngepeh yang merupakan tempat
primer dan. sekunder. Data primer dikumpulkan setiap harinya digunakan oleh informan untuk
dengan teknik observasi dan wawancara melakukan berbagai aktivitas terutama dalam
mendalam. Sedangkan data sekunder dengsn aktivitas sehari-hari. Penampilan tersebut
menggunakan dokumen yang telah ada seperti ditampilkan di depan audiens yang berkaitan
foto dan. rekaman. Setelah data terkumpul untuk proses memperoleh Kartu Indonesia
dianalisis menggunakan model analisis Miles Sehat. Penerima Kartu Indonesia Sehat dalam
dan Haberman. Langkah awal melakukan keseharian menunjukkan penampilan rutin
reduksi data dengan pemilihan,pemusatan,dan untuk membangun kesan kepada audiens. Ada
perhatian dari catatan data. Kemudian dari hasil beberapa 2 variasi yang pertama empat
wawancara di lapangan,peneliti melakukan informan lebih memilih mengenakan pakaian
peyajian data. Penyajian data dari hasil yang tidak berlebihan. Variasi yang kedua tiga
wawancara. Langkah terakhir dilakukan informan lebih memilih mengenakan pakaian
penarikan kesimpulan atas jawaban dari yang lebih nyaman.
permasalahan yang diteliti. (Moleong Bahasa tubuh atau gesture yang
2013:166) ditampilkan penerima KIS pada saat meminta
surat keterangan tidak mampu dari desa.
PEMBAHASAN Penerima KIS pasti akan melakukan interaksi
Hasil penelitian panggung depan dari dengan perangkat desa, baik yang membuatkan
penerima Kartu Indonesia Sehat dapat dilihat surat keterangan tidak mampu dan perangkat
dari kondisi objektif (keseharian),gesture desa yang tidak berkaitan untuk membuatkan
(bahasa tubuh), dan tutur bahasa yang surat keterangan tidak mampu. Penerima KIS
ditunjukkan oleh penerima Kartu Indonesia tersebut pasti akan memberikan alasan-alasan
Sehat. Hal ini dibahas dalam prespektif Erving terkait mengajukan Kartu Indonesia Sehat
Goofman sebagai berikut: secara pribadi,tidak hanya memberikan
Kondisi objektif atau keseharian penerima alasannya tetapi juga menunjukkan Bahasa
Kartu Indonesia Sehat saat melakukan kegiatan tubuh. Bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh
sehari-hari. Penerima Kartu Indonesia Sehat penerima Kartu Indonesia Sehat dengan
menunjukkan penampilan yang sederhana memperlihatkan wajah yang melas.
Penggunaan tutur bahasa yang usaha,sehingga pendapatan tersebut yang dapat
digunakan penerima Kartu Indonesia Sehat menunjang ekonomi untuk memenuhi
dalam keseharian ditunjukkan kepada audiens. kebutuhan hidup sehari-hari. Ketujuh informan
Bahasa yang digunakan bertujuan untuk memiliki variasi sumber pendapatan,antara lain:
mendapatkan surat keterangan tidak mampu. pertama, dua informan yang memperoleh
Penerima KIS yang memiliki status ekonomi sumber pendapatan dari hasil tani dan memiliki
mampu menunjukkan bahasa tutur kepada toko sebagai pekerjaan sampingan. Kedua, dua
audiens,cara berbicara yang di setting untuk informan yang memperoleh sumber pendapatan
ditunjukkan informan kepada audiens. dari bekerja di cafe,memperoleh pensiunan
Tutur bahasa yang digunakan oleh suami,menyewakan sawah,dan toko sembako.
ketujuh informan adalah menggunakan tutur Ketiga, dua informan yang memperoleh sumber
bahasa yang sopan. Tutur bahasa yang sopan pendapatan dari bekerja sebagai buruh tani.
digunakan penerima KIS saat melakukan Keempat, satu informan yang memperoleh
interaksi dengan audiens. sumber pendapatan dari bekerja sebagai buruh
Hasil yang terkait dengan panggung tempe dan buruh serabutan.
belakang penerima Kartu Indonesia Sehat, Kepemilikan barang seseorang akan
pada kenyataannya tidak dipertunjukkan aktor menggambarkan keadaan ekonomi seseorang.
di panggung depan. Panggung depan Barang yang dimiliki dengan harga mahal pasti
merupakan salah satu cara untuk membentuk seseorang akan menilai jika keadaan
suatu kesan yang menciptakan jati diri tanpa ekonominya mampu. Ada tiga variasi data yang
orang lain tahu bagaimana aktor melakukan hal berkaitan dengan barang-barang yang dimiliki
tersebut. Realitas yang terjadi pada informan penerima KIS antara lain:
adalah menunjukkan penampilan yang Pertama, empat informan memiliki barang
sederhana dalam kesehariannya tetapi informan seperti sepeda motor dan televisi. Kedua,satu
memiliki keadaan ekonomi yang mampu,untuk informan yang memiliki barang yaitu AC.
mendukung penampilan di panggung depannya. Ketiga, satu informan yang memiliki barang
Panggung belakang dari penerima Kartu seperti televisi dan kulkas. Keempat,satu
Indonesia Sehat antara lain: sumber informan yang memiliki barang seperti
pendapatan,kepemilikan barang,dan keadaan televisi,furnitur,dan DVD.
rumah. Hal ini dibahas dalam prespektif Erving Keadaan rumah yang bagus serta
Goofman sebagai berikut: fasilitas yang ada didalamnya juga akan
Sumber pendapatan seseorang berasal menggambarkan keadaan ekonomi
dari berbagai macam pekerjaan dan seseorang.Keadaan rumah bisa menjadi tolok
ukur yang pertama untuk mengetahui tingkat oleh penerima Kartu Indonesia Sehat melahirkan
ekonomi seseorang. Data dari keadaan rumah beberapa temuan yang berkaitan dengan
informan memiliki variasi ,antara lain : pembentukan kesan. Temuan data dari hasil
Pertama, enam informan memiliki penelitian ini dapat dilihat dari kondisi objektif
keadaan rumah yang lantainya sudah porselen. atau keseharian penerima Kartu Indonesia Sehat
Seperti yang diketahui bahwa ketentuan yang antara lain:dilihat dari penampilan (pakaian dan
berlaku dari Kemensos RI warga yang barang yang digunakan),gesture atau bahasa
mendapatkan KIS lantainya terbuat dari tanah tubuh (menampakkan raut wajah yang
atau semen,tetapi informan memiliki keadaan melas),tutur bahasa (menggunakan tutur bahasa
rumah yang lantainya sudah porselen. Kedua, yang sopan). Penampilan,gesture,dan tutur
tiga informan memiliki keadaan rumah yang bahasa semua dibungkus dengan baik dalam
atapnya sudah di plafon yang sekali lagi tidak keseharian yang ditunjukkan di tempat setting
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. panggung depan.
Seharusnya ketentuan dari Kemensos RI atap Keadaan yang ada di tempat setting
rumah terbuat dari kayu-kayu antara aktor dan audiens adalah melakukan
kiloan,bambu,atau daun yang biasa dibuat interaksi yang saling memberikan pengaruh
untuk atap. satu sama lain yang terkait dengan penampilan.
Ketiga, Keadaan rumah sudah Terutama aktor (penerima KIS) yang
memiliki dinding yang terbuat dari bata dan melakukan pembentukan kesan dengan
sudah tembok. Ketentuan dari Kemensos RI menunjukkan penampilan kepada audiens saat
seharusnya dinding rumah terbuat dari bambu berada di panggung depan.
dan kayu dengan kualitas rendah. Keempat, Panggung belakang adalah area pribadi
memiliki keadaan rumah yang lantainya masih yang mengiringi penampilan panggung depan
semen halus,dindingnya sudah tembok,dan yang dimiliki oleh penerima Kartu Indonesia
atapnya terbuat dari genteng. Ketentuan dari Sehat. Ada beberapa rahasia yang dimiliki
Kemensos RI lantainya masih tanah, oleh penerima KIS yang tujuan utamanya
dindingnya terbuat dari kayu atau bambu untuk menunjukkan penampilan yang
kualitas rendah, dan atap dari daun atau esbes. sederhana. Panggung belakang yang
PENUTUP dilakukan oleh aktor (penerima Kartu
Simpulan Indonesia Sehat) antara lain : Sumber
Berdasarkan hasil pembahasan pendapatan,kepemilikan barang,dan keadaan
menggunakan konsep dramaturgi, tindakan rumah.
untuk menunjukkan penampilan yang dilakukan
Saran DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil simpulan dapat
Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi
disarankan, sehubungan dengan penelitian ini Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT.Karya Rosdakarya
tentang program Kartu Indonesia Sehat. Kartu
Indonesia Sehat yang seharusnya ditujukan ____________2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT.Karya
untuk warga yang keadaan ekonominya
Rosdakarya
kurang mampu untuk menjamin kesehatannya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Pada kenyataannya program bantuan KIS
40 Tahun 2004 Tentang Sistem
masih belum tepat sasaran,karena ada Jaminan Sosial Nasional.(2017).
Online.(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/
beberapa warga dengan keadaan yang mampu
bpjs.UU40-2004SJSN.pdf).Diakses
dapat memperoleh KIS. pada tanggal 18 November 2017
Saran untuk perangkat desa lebih Keputusan Menteri sosial Republik
selektif untuk memilih warga yang dapat Indonesia nomor 146 tahun 2013.
Online.(http://dinkes.jatimprov.go.id/u
memproleh Kartu Indonesia Sehat. Lebih serimage/JKN/Kepemensos146_1.pdf.
selektif dalam memilih penerima KIS yang Diakses pada tanggal 4 Februari 2018
layak dan memilih warga yang dibuatkan
surat keterangan tidak mampu sesuai dengan
kriteria dari Kemensos RI.
Saran untuk penerima Kartu Indonesia
Sehat lebih mementingkan keadaan orang
lain yang lebih membutuhkan KIS. Penerima
KIS jika keadaannya dirasa masih mampu
untuk menjamin kesehatannya,lebih baik
tidak mengajukan Kartu Indonesia Sehat
secara pribadi. Meningkatkan kesadaran
untuk tidak mengajukan KIS karena kuota
dapat digunakan oleh keluarga yang
memang benar layak menerima Kartu
Indonesia Sehat.

Anda mungkin juga menyukai