MANAJEMEN KEPERAWATAN
Ruang Teratai RSUD Malinau
Oleh Kelompok 5 :
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi berkat dan rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Manajemen Keperawatan ini.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Linda
Wieke Noviyanti, S. Kep., M.Kep. sebagai dosen pengamu Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan yang telah membimbing penulisan dan analisis data, serta semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas praktikum ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu membuka diri
untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Malang, 2019
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi
kesehatan dan non kesehatan. Woke (1990, dalam Nurachmah (2000)) Perawat
di rumah sakit terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain, karena sasaran yang ingin
dicapai ialah pasien. Pelayanan keperawatan di berbagai negara relatif sama, hanya saja
perawat. Kemajemukan ini membawa dampak pada tidak konsistennya sistem pelayanan
keperawatan.
rumah sakit di Indonesia. Salah satu fungsi manajemen ialah directing dimana didalamnya
menemukan bahwa kegiatan supervisi lebih banyak pada kegiatan ‘pengawasan’; bukan
pada kegiatan bimbingan, observasi dan penilaian. Di Indonesia model supervisi klinik
keperawatan juga belum jelas seperti apa dan bagaimana implementasinya di rumah
sakit.
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
masa depan. Perawat harus mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
4
saling mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan
dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari
seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu
5
1.2 Tujuan
pelayanan keperawatan
1.3 Manfaat
6
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
2.1 Pengkajian 5M
2.1.1 Man (M1)
1. Kuantitas Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Keperawatan
Perawat di ruang Teratai berjumlah 13 orang dengan komposisi sebagai berikut.
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan
No Pendidikan Masa Kerja Jumlah Jumlah Prosentase
1 S1 Keperawatan < 5 tahun 1 3 23%
> 5 tahun 2
2 DIII < 5 tahun 1 9 69%
Keperawatan
> 5 tahun 8
3 SPK < 5 tahun - 1 8%
> 5 tahun 1
Jumlah Total 13 100%
7
Tabel 2.4 Tingkat Ketergantungan Pasien
8
2.1.2 Material dan Machine (M2)
1. Lokasi dan Penataan Gedung/Ruangan
N
IB IC O
D
A B C F
IA E
1D
Pintu Keluar
Masuk Pasien
1E
MEJA
I K
G
H L M
1G J 1F P
Pintu Keluar
Masuk Petugas
KETERANGAN
I:Ruang Isolasi (2 TT) M:Ruang Tindakan A:Tempat Alat Tenun E:Kelas III Perempuan IA:WC Isolasi IE:WC Kelas III
Kotor (5 TT) Perempuan
J:Kelas 1 (2 TT) N:Kelas III Laki-laki (3 IB:WC Kelas 1
TT) B:Tempat Alat Tenun F:Wastafel IF:WC Perawat
K:VIP (1 TT) IC:WC VIP
Bersih
O:Kelas II (3 TT) G:Wastafel dan Meja IG:WC Kelas II
L:Ruang Cuci Alat + ID:WC Kelas III Laki-laki
C:Ruang Karu
Tempat Sampah P:Ruang Alat CS H:Dapur Ruangan : Jendela
D:Nurse Station
2. Sarana / Fasilitas
a. Fasilitas untuk Tenaga Kesehatan
Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas ruang kepala ruangan yang menjadi
satu dengan administasi, 1 kamar mandi dan WC perawat,1 nurse station berada
ditengah ruangan, 1 ruangan loker perawat dan 1 dapur perawat.
b. Fasilitas untuk Pasien
Daftar fasilitas pasien Ruang Teratai adalah sebagai berikut
Tabel 2.4. Fasilitas untuk Pasien
KONDISI
NO NAMA BARANG JUMLAH
BAIK RUSAK
1 Tempat tidur berpagar 18 √
2 Meja Pasien 18 √
3 Lemari pasien 18 √
4 Kursi pasien 6 √
5 Lemari penyimpan pakaian 2 √
6 TV 2 √
7 Kursi Roda 2 1 1
8 AC Split 6 √
9 Jam Dinding 1 √
10 Brankard 2 √
11 Wastafel 1 √
12 Kamar mandi dan WC 6 5 1
13 Timbangan 1 √
9
3. Prasarana / Peralatan
a. Peralatan Medis
Tabel 2.5 Peralatan Medis
KONDISI
No NAMA BARANG JUMLAH IDEAL
BAIK RUSAK
1 Tensimeter 2 √
2 Stetoskop 2 √
3 Infusing Stand 12 √
4 Tabung O2 + Regulator 2 √
5 Lemari Es 1 √
6 Pen Light 1 √
7 Lemari kaca 1 √
8 Telepon 1 √
9 Komputer 1 set √
10 Apar 1 √
11 Troly Obat pasien 1 √
12 Box Emergency 1 √
13 Ambu Bag 1 √
14 Thermometer Digial 2 √
15 Termometer Ari raksa 2 √
16 Standar O2 2 √
17 Nampan Injeksi / oral 1/1 √
18 Tempat/ ember sampah
1 √
pasien:
Organik
1 √
Anorganik
19 Tempat sampah Perawat:
Medis 1 √
Non Medis 1 √
Benda tajam (Safety
Box) 1 √
20 Kursi lipat 8 √
21 Papan White board untuk
pembagian pasien oleh 1 √
katim
22 Papan white board untuk
pengumuman jadwal 1 √
operasi, dll
23 Papan struktur organisasi
dan tugas tambahan 1 √
perawat
24 Meja Nurse Sation 1 √
25 Kom Mandi Stanless 1 √
26 Standar Kom mandi 1 √
Alat kesehatan (instrument) untuk rawat luka jika ada tindakan langsung diambil ke
ruang CSSD.
b. Peralatan Non Medis
Tabel 2.6 Peralatan Non Medis
KONDISI
No NAMA BARANG JUMLAH IDEAL
BAIK RUSAK
1 Tempat/ ember sampah
1 √
pasien:
10
Organik
Anorganik 1 √
2 Tempat sampah Perawat:
Medis 1 √
Non Medis 1 √
Benda tajam (Safety
1 √
Box)
3 Kursi lipat 8 √
4 Papan White board untuk
pembagian pasien oleh 1 √
katim
5 Papan white board untuk
pengumuman jadwal 1 √
operasi, dll
6 Papan struktur organisasi
dan tugas tambahan 1 √
perawat
7 Meja Nurse Sation 1 √
8 Kom Mandi Stanless 1 √
9 Standar Kom mandi 1 √
c. Administrasi Penunjang
Sarana dan prasarana diruang Bedah sudah cukup baik. Ventilasi udara terdapat
10 jendela dengan kondisi baik. Setiap pagi, siang dan sore ruangan dibersihkan
oleh CS dan kondisi ruangan tenang. Tabung Oxygen ada 2 digunakan dengan
baik. Kondisi administrasi penunjang cukup baik, yang terdiri atas: 1 map daftar
pemberian injeksi, 1 map daftar pemberian obat oral, 1 map kartu transaksi obat
oral dan injeksi, 1 buku observasi TTV, 1 buku rohaniawan dan 1 buku pasien
risiko tinggi, 1 buku laporan, 1 Nurse Station yang bersebelahan dengan ruang
karu dan kadang digunakan untuk pertemuan ruangan.
11
2.1.3 Method (M3)
1. Pelayanan Asuhan keperawatan di ruang teratai menggunakan metode tim yaitu
metode penugasan yang terdiri dari beberapa tim yang membawahi perawat
pelaksana. Penerapan MAKP, Bagan struktur organisasi MAKP di ruangan:
Karu
Admin
Katim
PA
Pasien
Post Conference:
Post conference belum dilakukan. Kepala ruang teratai akan laksanakan post
conference beberapa minggu kedepan.
4. Ronde keperawatan
Ruang T belum pernah melakukan kegiatan ronde keperawatan dikarenakan Kepala
Ruang belum mendapat pelatihan atau sosialisasi sehingga belum ada gambaran
tentang kegiatan ronde keperawatan. Ruangan mendukung jika ada kegiatan ronde
12
keperawatan. Terkadang ada kasus yang memerlukan perhatian khusus oleh kepala
ruangan dan perawat ruangan. Belum ada panduan dan SPO ronde keperawatan.
6. Sentralisasi obat
a. Daftar obat oral maupun injeksi dimasukkan dalam map yang berbeda.
b. Obat-obat yang akan diberikan kepasien baik oral maupun injeksi disiapkan oleh
Depo Farmasi.
c. Saat memberikan obat oral maupun injeksi perawat membawa daftar obat
kepasien kemudian dilakukan identifikasi, setelah perawat memberikan obat oral
maupun injeksi perawat menulis jam pemberian obat dan nama yang memberikan
obat pada jenis obat yang diberikan pada lembar pemberian obat.
d. Jika ada obat baru perawat menulis dilembar pemberian obat.
e. Untuk obat emergency disimpan pada lemari yang terkunci, kunci lemari
emergency diserahkan keKatim atau PJ shift, obat emergency dikontrol oleh
Farmasi setiap hari. Obat yang dipakai pasien ditulis pada lembar pemberian obat
dan buku stok obat emergency.
f. Semua perawat mengerti tentang sentralisasi obat
7. Discharge Planning
a. Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada saat terima pasien baru atau
sebelum 48 jam setelah pasien masuk rawat rumah sakit.
b. Pelaksanaan discharge planning diruang T belum optimal
c. Perawat menggunakan bahasa indonesia saat melakukan perencanaan pulang
d. Leaflet untuk pasien pulang tersedia tapi belum lengkap
13
e. Adanya kemauan perawat untuk memberikan edukasi pada pasien dan keluarga
namun kadang terkendala dengan pemahaman tentang perencanaan pulang
Pendelegasian:
9. Pendidikan Kesehatan
a. Pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada pasien atau keluarga sesuai
kebutuhan, dilakukan selama pasien dirawat di rumah sakit dan saat pasien akan
keluar dari RS.
b. Perawat sudah mengerti cara melakukan pendidikan kesehatan.
c. Setelah selesai pendidikan kesehatan pemberi dan penerima pendidikan
kesehatan mengisi formulir pendidikan kesehatan yang sudah disiapkan dan
ditetapkan RS.
d. Sudah ada panduan dan SPO tentang pendidikan kesehatan
10. Dokumentasi
a. Sistem dokumentasi masih dilakukan secara manual.
b. Belum semua tindakan perawat didokumentasikan
14
c. Pendokumentasian kadang tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan
tetapi kadang dilengkapi setelah pasien pulang.
d. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi asesmen awal rawat inap,
catatan terintegrasi (CPPT), catatan asuhan keperawatan dan catatan
perawatan.
15
2.1.4 Money (M4)
16
2.1.5 Market dan Mutu (M5)
1. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
penerima upah)
Berdasarkan tabel di atas, jumlah pasien dalam system pembiayaan BPJS lebih
Total
Daerah Pasien/Bulan
Jumlah %
Kab. Tana Tidung 7 orang 5,6
Kab. Nunukan 25 orang 20
Kab. Malinau 93 orang 74,4
Total 125 orang 100
3. Tingkat Efisiensi Rumah Sakit
a. BOR: 68,92%
b. ALOS: 3
c. TOI: 2,19
17
d. BTO: 25 kali
Gelang warna biru untuk pasien laki-laki dan warna pink untuk
pasien perempuan
optimal
Obat High Alert dan LASA dikelola langsung oleh Farmasi dan
perawat.
d. Sasaran IV: kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.
18
Tersedia handrub di setiap ruangan pasien, diletakkan didepan
Tersedia wastafel
a. Keselamatan pasien
Angka kejadian cedera akibat restrain: tidak ada kejadian cedera akibat
restrain
19
Pelaksanaan personal hygiene belum optimal dilakukan oleh perawat
c. Kepuasan
d. Kenyamanan
e. Kecemasan
Angka kejadian cemas pada ruang rawat: pasien cemas tertulis dalam
f. Pengetahuan
RS.
20
Adanya kemauan perawat untuk memberikan edukasi pada pasien
dan keluarga namun kadang terkendala dengan pemahaman
tentang perencanaan pulang.
21
2.2 Pengkajian Fungsi Manajemen Keperawatan
2.2.1 Fungsi Perencanaan
1. Visi Misi Organisasi
a. Visi ruang rawat
Menjadi ruang rawat yang aman, nyaman, dan bermutu dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan
b. Misi ruang rawat
Memberikan asuhan keperawatan yang professional, komprehensif, dan
manusiawi
Melindungi klien, pengunjung, dan tenaga medis dari risiko INOS
Meningkatkan komunikasi teraupetik dalam memberikan asuhan
keperawatan
Pengelolaan SDM keperawatan yang mendukung pelayanan
c. Keterkaitan visi dan misi ruang rawat dengan rumah sakit
Visi dan Misi ruang rawat bedah mendukung pencapaian Visi dan Misi R.S
untuk menjadi R.S rujukan dengan kualitas pelayanan yang prima dan
bermutu
2. Filosofi Organisasi
a. Filosofi ruang rawat
Pelayanan yang tulus kepada pasien
b. Keterkaitan filosofi ruang rawat dengan rumah sakit
Filosofi ruang rawat T sesuai dengan filosofi RS
3. Tujuan dan Target Organisasi
a. Tujuan ruang rawat
Memberikan Asuhan Keperawatan seoptimal mungkin serta memberikan
kepuasan dan kenyamanan pelayanan bagi pasien dan pengunjung
b. Target ruang rawat
Mengutamakan pasien safety
Mengembangkan serta meningkatkan kemampuan serta kompetensi
Mengurangi dampak psikologis pasien dan keluarga akibat kejadian yang
dialami selama dirawat
Mencegah dan mengurangi penyakit komplikasi lanjut pada pasien
c. Keterkaitan tujuan dan target ruang rawat dengan rumah sakit
Tujuan dan target ruang rawat inap bedah yang mengutamakan
keselamatan pasien merupakan wujud nyata untuk pencapaian target
pelayanan prima dan bermutu yang ditetapkan oleh R.S
4. Kebijakan Organisasi
a. Kebijakan di ruang rawat
Pelayanan asuhan keperawatan menggunakan metode tim
Penanggungjawab pelayanan di ruang Teratai adalah kepala ruang
Penanggungjawab pelayanan keperawatan adalah Kepala Sub. Bagian
Pelayanan Keperawatan
Pelayanan ruang rawat inap untuk kasus penyakit bedah dewasa dan
anak, mata, THT, kulit, gigi dan mulut
Ruang lingkup pasien;
o Dalam R.S: pasien dari IGD, Poliklinik, IRNA, dan ICU
o Luar R.S: Pasien rujukan dari Puskesmas atau rujukan perusahaan
Terdiri dari ruang:
o Rawat inap VIP: 1 kamar
22
o Rawat inap kelas 1: 1 kamar
o Rawat inap kelas 2: 1 kamar
o Rawat inap kelas 3: 2 kamar
o Ruang Isolasi: 1 kamar
o Ruang Tindakan: 1 kamar
Pasien yang menerima pelayanan rawat inap sesuai dengan hak
penjaminan tidak dikenakan biaya tambahan. Untuk pasien yang ingin
naik kelas akan dikenakan biaya tambahan sesuai dengan kelas
perawatan yang dikehendaki
Pasien berhak memilih Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
Apabila DPJP berhalangan pasien dialihkan ke DPJP lain atau Dokter
Jaga rawat inap
Pasien dengan kondisi tidak stabil dipindahkan ke ICU sesuai advis
Dokter
Pasien wajib ditunggu oleh 1 orang penunggu dan mendapatkan satu
kartu penunggu serta menyerahkan KTP/ SIM asli sebagai jaminan
apabila kartu penunggu hilang
Informed Consent untuk pasien persiapan operasi efektif harus ditanda
tangani oleh keluarga inti/ terdekat. Jika tidak ada keluarga terdekat,
maka kerabat/ teman terdekat yang bersedia bertanggungjawab boleh
menandatangani informed consent
Sebelum pasien diantar ke kamar bedah, perawat ruangan menghubungi
perawat kamar bedah terlebih dahulu, urutan paisen yang akan dioperasi
sesuai instruksi DPJP
Setiap pasien dari IGD sebelum masuk ruangan, Dokter Jaga harus
melakukan konsul terlebih dahulu ke Dokter Spesialis, dan sudah
tercantum nama DPJP
Untuk pasien alih rawat bersama apabila penanganan dari bagian bedah
sudah tidak ada, maka pasiena akan dipindahkan ke ruang rawat inap
sesuai dengan kasus penyakit atau instruksi dari DPJP
b. Panduan di ruang rawat
Ruang rawat T sudah memiliki beberapa panduan sebagai pedoman untuk
melaksanakan tindakan dan asuhan keperawatan, panduan yang belum
dimiliki ruang rawat adalah panduan tentang supervisi dan panduan Ronde
keperawatan.
c. Prosedur di ruang rawat
Prosedur persiapan operasi elektif
o Pasien dari rawat jalan dilaporkan ke perawat ruang Teratai untuk
konfirmasi ruangan, dengan menyertakan informasi tentang identitas
pasien, diagnose, rencana tindakan, dan DPJP
o Perawat ruang Teratai melaporkan kepada perawat kamar bedah
tentang rencana tindakan yang akan dilakukan
o Perawat ruang Teratai melihat dan menyiapkan kelengkapan
persiapan operasi
o Persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan harus selesai satu
hari sebelum dilakukan tindakan operasi
Prosedur persiapan operasi emergency
23
o Pasien dan keluarga yang memerlukan tindakan pembedahan
emergency sudah mendapatkan penjelasan lengkap/ informed
consent dari DPJP di damping perawat
o Perawat ruang Teratai menyiapkan semua dokumen yang
dibutuhkan
o Pasien dikonsulkan oleh DPJP ke Dokter anestesi
o Perawat melaporkan rencana tindakan pembedahan cyto/ segera ke
petugas kamar bedah
o Perawat ruang Teratai melengkapi dokumen persiapan tindakan dan
memfollow up persiapan tindakan (persediaan darah, dll)
o Semua persiapan dan tindakan yang dilakukan harus terdokumentasi
dalam rekam medis pasien
Prosedur pembatalan operasi pasien di ruangan
o Menerima laporan dari kamar bedah/ DPJP bahwa pasien dibatalkan
tindakan operasi, dengan menjelaskan alasan pembatalan tindakan
operasi
o DPJP di damping perawat ruang Teratai menjelaskan alasan
pembatalan tindakan operasi dan tindaklanjutnya kepada pasien dan
keluarga, semua harus tercatat di dalam rekam medis pasien
Prosedur pembatalan operasi pasien di kamar bedah
o Petugas ruang Teratai menjemput pasien dari kamar bedah
o Petugas memeriksa kelengkapan dokumen pembatalan operasi
o Penanganan selanjutnya sesuai instruksi DPJP yang tercatat di
dalam rekam medis
o Petugas melihat jadwal ulang
Prosedur penanganan pasien meninggal
o Dokter DPJP atau Doter Jaga memastikan terlebih dahulu bahwa
pasien sudah benar-benar meninggal
o Dokter DPJP atau Doter Jaga menjelaskan penyebab kematian
pasien kepada keluarga pasien didampingi oleh perawat
o Perawat menanggalkan semua peralatan medis yang terpasang
o Menyiapkan surat kematian dan melengkapi pencatatan rekam
medik
o Perawat mengantar jenazah ke kamar jenazah setelah menghubungi
petugas pemulasaraan
o Perawat melakukan serah terima dengan petugas pemulasaraan
jenazah
o Surat kematian diserahkan ke rekam medis dan bagian rekam medis
yang menyerahkan kepada keluarga pasien
d. Pelaksanaan kebijakan, panduan dan prosedur di ruang rawat
5. Peraturan Organisasi
a. Peraturan yang ada di ruang rawat:
Peraturan yang ada diruang rawat mengacu pada peraturan RS
b. Pelaksanaan peraturan di ruang rawat
Pelaksanaan peraturan diruang rawat belum optimal.
6. Perencanaan Strategis dan Operasional
a. Hubungan visi, misi, filosofi, tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur, dan
peraturan diruang rawat:
24
Visi, misi, filosofi,tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur dan peraturan yang ada
diruang rawat saling berhubungan dan sesuai dengan model keperawatan
yang digunakan.
b. Rencana strategis ruang rawat:
Rencana strategis ruang rawat T belum berjalan.
c. Rencana operasional jangka pendek ruang rawat:
Pelatihan ruang rawat
Jumlah kebutuhan perawat
Kelengkapan sarana dan prasarana ruang rawat
d. Rencana operasional jangka panjang ruang rawat:
Pendidikan bagi perawat D3 untuk lanjut ke S1. Kep
Alat-alat kesehatan
e. Keterlibatan staff keperawatan dalam perencanaan ruang rawat:
Dalam membuat rencana operasional ruang rawat jangka pendek dan
jangka panjang kepala ruang selalu melibatkan perawat untuk minta
pendapat.
Kepala Ruang
Admin
KATIM
PA
Pasien
25
NAMA JABATAN KEPALA RUANG
Pengertian Seorang tenaga Keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di
ruang rawat inap.
Atasan Langsung Kepala Instalasi Rawat Inap
Persyaratan Jabatan 1. Lulusan S1 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal
4 tahun atau
2. Lulusan D3 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal
6 tahun
3. Pengalaman sebagai penanggung jawab shif atau ketua tim.
4. Mempunyai pengetahuan di bidang pengelolaan ruangan.
5. Mempunyai sertifikat Manajemen Pelayanan Keperawatan
Ruang/Bangsal dan BTCLS.
6. Mampu koordinasi dengan semua koordinator ruangan,
supervisor dan staf dibawahnya.
7. Berstatus pegawai Negeri Sipil RS.
8. Berdisiplin tinggi, mau terus belajar dan menjunjung tinggi
kompetensi dan profesionalisme.
9. Berwibawa dan mampu sebagai role model bagi rekan
sejawatnya.
10. Sehat jasmani dan rohani
Uraian Tugas 1. Melaksanakan fungsi perencanan meliputi :
a. Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan.
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang rawat bersangkutan.
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari
segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang
rawat,koordinasi dengan kasubid keperawatan.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan
meliputi:
a. Mengatur & mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang rawat, melalui kerja sama dengan
petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan
sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit.
c. Melaksanakan orientasi tenaga keperawatan
baru/tenaga lain yang akan kerja di ruang rawat.
d. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar.
e. Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf
keperawatan atau petugas lain yang bertugas di ruang
rawatnya.
f. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan
untuk mengikuti kegiatan Pelatihan diluar maupun
didalam RS koordinasi dengan kepala Sub bidang
keperawatan.
g. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obat
Emergency sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan/kebijakan rumah sakit.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
26
i. Mendampingi visit dokter dan mencatat instruksi dokter,
khususnya bila ada perubahan program pengobatan
pasien.
j. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatanya
di ruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non
infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
k. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara
tepat & benar.
l. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat.
m. Mengecek kelengkapan dan kebenaran pengisian
formulir sensus harian pasien di ruang rawat setiap hari
(pagi)
n. Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan
makanan pasien berdasarkan macam dan jenis makan
pasien.
o. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan
pasien sesuai dengan program dietnya.
p. Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya
q. Mengecek kelengkapan berkas catatan medik pasien
dan mengembalikan berkas tersebut kebagian RM bila
pasien sudah pulang.
r. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta keinginan lainnya di ruang rawat,
disampaikan kepada atasannya.
s. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.
t. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat
pergantian dinas
27
Tanggung Jawab 1. Kebenaran & ketetapan rencana kebutuhan tenaga
keperawatan
2. Kebenaran & ketepatan program pengembangan pelayanan
keperawatan
3. Keobyektifan & kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5. Kebenaran & ketepatan laporan berkala pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
6. Kebenaran & ketepatan SAK/SPO pelayanan keperawatan.
7. Kebenaran & ketepatan kebutuhan & Penggunaan alat.
28
NAMA JABATAN KETUA TIM KEPERAWATAN RAWAT INAP
Pengertian Seorang tenaga Keperawatan / bidan yang diberi wewenang
dan tanggung jawab dalam mengatur dan mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan diruang rawat inap pada shift yang telah
ditentukan
Atasan Langsung Kepala Ruangan
Persyaratan Jabatan 1. Lulusan S1 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal
3 tahun atau,
2. Lulusan D3 Keperawatan / Kebidanan dengan pengalaman
kerja minimal 5 tahun.
3. Memiliki Sertifikat Pelatihan Kepala Bangsal, BTCLS, PPI
Dasar, Apar, Exellens service dan K3RS.
4. Mampu melakukan koordinasi dengan Kepala ruangan dan
anggota TIM.
5. Berstatus pegawai Negeri Sipil rumah sakit atau Pegawai
BLUD.
6. Loyalitas tinggi.
7. Berkepribadian dan berahlak baik.
8. Sehat jasmani dan rohani
Tupoksi 1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan
keperawatan pasien masuk sampai dengan pulang
2. Melaksanakan timbang terima langsung ke pasien.
3. Melaksanakan pre dan post konfrence kepada anggota
timnya.
4. Melaksanakan pengkajian pasien baru, orientasi dan
memperkenalkan diri.
5. Membuat diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan.
6. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam
melakukan tindakan keperawatan.
7. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan kinerja
anggota tim
8. Menyampaikan dan menjelaskan evaluasi asuhan
keperawatan dan hasil kerja tim.
9. Membuat perencanaan pulang (discharge planning).
10. Mengevaluasi laporan keadaan pasien yang telah dibuat
anggota tim (Post Conference).
11. Melakukan tindakan keperawatan.
12. Melakukan penyuluhan kepada pasien dan keluarga.
13. Menciptakan kerjasama yang harmonis.
14. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan
mengikuti visite dokter.
15. Merencanakan ronde keperawatan untuk kasus pasien
tertentu di timnya.
16. Merencanakan pembahasan kasus pada pasien
kelolaannya.
17. Ikut serta kegiatan ilmiah rumah sakit.
18. Mensupervisi dan menilai kinerja anggota tim
19. Mendukung terlaksananya program pasien safety
20. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
koordinasi dengan Clearning Servis.
29
21. Melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai protap
yang berlaku.Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang
telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
22. Membuat laporan shif dan melakukan serah terima antar
shif.
30
NAMA JABATAN PERAWAT PELAKSANA RUANG RAWAT
Pengertian Seorang tenaga Keperawatan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pelayanan Keperawatan di ruang rawat.
Atasan Langsung Kepala Ruangan
Persyaratan Jabatan 1. Lulusan S1 Keperawatan.
2. Lulusan D3/ D4 Keperawatan / Kebidanan.
3. Memiliki Sertifikat Pelatihan BTCLS, PPI Dasar, APAR.
4. Memiliki STR dan SIPP/ SIPB.
5. Berstatus pegawai Negeri Sipil rumah sakit atau Pegawai
BLUD.
6. Loyalitas tinggi.
7. Berkepribadian dan berahlak baik.
8. Sehat jasmani dan rohani
Tupoksi 1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai
4. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan
diagnosa keperawatan, sesuai batas kewenangannya.
5. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
kemampuannya
6. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kebutuhan dan batas kemampuannya antara lain:
a. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program
pengobatan.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakitnya
7. Melatih/ membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
8. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain
panas tinggi, kolaps, pendarahan, keracunan, henti nafas &
henti jantung) sesuai protap yang berlaku selanjutnya
segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter ruang rawat/ dokter jaga.
9. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai
batas kemampuan.
10. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut,
sesuai batas kemampuannya.
11. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam
membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu
asuhan keperawatan.
12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur
secara bergilir sesuai jadwal dinas
13. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala
ruang rawat.
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang
keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah dan
seminar atas izin / persetujuan atasan
15. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan
31
16. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat
pergantian dinas.
17. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
pasien mengenai :
a. Program diet
b. Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara
penggunaannya.
c. Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah sakit,
Puskesmas atau Institusi kesehatan lainnya.
d. Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat,
makanan yang bergizi atau bahan pengganti sesuai
dengan keadaan sosial ekonomi
e. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang
dibutuhkan seperti :
- Rollstoel/ kursi roda
- Tongkat penyangga
- Protesa
18. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan
keperawatan di rumah misalnya.
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak.
19. Menyiapkan pasien yang akan pulang.
20. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi,
seperti :
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit.
- Petunjuk diet
- Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan
- Surat rujukan atau pemeriksaan ulang (Kontrol)
21. Mendukung terlaksananya program pasien safety (cek tgl
ganti infus, cateter dan gelang pasien).
22. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut.
23. Kadang-kadang bertanggung jawab atas asuhan pasien
dalam timnya, misalnya : waktu makan siang atau bila
ketua tim tidak ada.
Wewenangan 1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien/ keluarga
sesuai kemampuannya dan batas kewenangannya
Tanggung Jawab Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana di ruang
rawat bertanggung jawab kepada Kepala Ruangan/ Kepala
Instalasi terhadap hal- hal sebagai berikut :
1. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai standar.
2. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan/ kegiatan lain yang
dilakukan.
32
2. Uraian Tugas
33
13. Mengecek kelengkapan dan kebenaran pengisian
formulir sensus harian pasien di ruang rawat setiap
hari (pagi) √
14. Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan
makanan pasien berdasarkan macam dan jenis
makan pasien. √ √
15. Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian
makanan pasien sesuai dengan program dietnya. √
16. Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam
masa perawatan di ruang rawatnya √
17. Mengecek kelengkapan berkas catatan medik
pasien dan mengembalikan berkas tersebut
kebagian RM bila pasien sudah pulang. √
18. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan
asuhan keperawatan serta keinginan lainnya di
ruang rawat, disampaikan kepada atasannya. √
19. Memberi penyuluhan kesehatan kepada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam
batas wewenangnya. √
20. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada
saat pergantian dinas.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penilaian meliputi :
1. Mengendalikan & menilai pelaksanaan asuhan √
keperawatan yang telah ditentukan.
2. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan √
yang berada dibawah tanggung jawabnya
3. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan √
sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau
koordinasi dengan Sub Mutu Asuhan Keperawatan
34
Nama Jabatan KATIM
Kegiatan Dilakukan Tidak
dilakukan
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan
√
keperawatan pasien masuk sampai dengan pulang
2. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam
√
melakukan tindakan keperawatan.
3. Melaksanakan pre dan post konfrence kepada
√ Post √
anggota timnya.
4. Melaksanakan pengkajian pasien baru, orientasi
√
dan memperkenalkan diri.
5. Melaksanakan timbang terima langsung ke pasien √
6. Membuat diagnosa keperawatan dan rencana √
keperawatan
7. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan
√
kinerja anggota tim
8. Menyampaikan dan menjelaskan evaluasi asuhan
√
keperawatan dan hasil kerja tim.
9. Membuat perencanaan pulang (discharge
√
planning).
10. Mengevaluasi laporan keadaan pasien yang telah
√
dibuat anggota tim (Post Conference).
11. Melakukan tindakan keperawatan √
12. Melakukan penyuluhan kepada pasien dan
√
keluarga.
13. Menciptakan kerjasama yang harmonis. √
14. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain
√
dan mengikuti visite dokter
15. Merencanakan ronde keperawatan untuk kasus
√
pasien tertentu di timnya.
16. Merencanakan pembahasan kasus pada pasien
√
kelolaannya.
17. Ikut serta kegiatan ilmiah rumah sakit. √
18. Mensupervisi dan menilai kinerja anggota tim √
19. Mendukung terlaksananya program pasien safety √
20. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya koordinasi dengan Clearning √
Servis.
21. Melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai
protap yang berlaku.Selanjutnya segera
√
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter ruang rawat/ dokter jaga
22. Membuat laporan shif dan melakukan serah terima
√
antar shif.
35
Nama Jabatan Perawat Pelaksana
36
18. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis pada saat √
pergantian dinas.
19. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien
dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien mengenai:
Program diet
Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara
penggunaannya.
Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah
√
sakit, Puskesmas atau Institusi kesehatan
lainnya.
Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat,
makanan yang bergizi atau bahan pengganti
sesuai dengan keadaan sosial ekonomi
Melatih pasien menggunakan alat bantu yang
dibutuhkan
20. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan
keperawatan di rumah misalnya.
Merawat luka √
Melatih anggota gerak
21. Menyiapkan pasien yang akan pulang √
22. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi √
23. Mendukung terlaksananya program pasien safety (cek
tgl ganti infus, cateter dan gelang pasien). √
24. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil √
observasi tersebut.
25. Kadang-kadang bertanggung jawab atas asuhan
pasien dalam timnya, misalnya: waktu makan siang √
atau bila ketua tim tidak ada.
37
o Ruang Isolasi: 1 kamar
o Ruang Tindakan: 1 kamar
38
2.2.3 Fungsi Ketenagaan
1. Sistem Penghitungan Tenaga Keperawatan
a. Perencanaan kebutuhan tenaga dilakukan oleh karu kemudian diserahkan ke
bidang keperawatan untuk ditindaklanjuti.
b. Perhitungan tenaga perawat menggunakan metode Depkes, 2011
c. Kelengkapan dan ketepatan data yang digunakan dalam penghitungan tenaga
perawat menggunakan data jumlah kunjungan pasien di rawat inap.
2. Jadwal/Shift Dinas
a. Penentuan jadwal shift
jadwal shift dinas PP, SS, MM, LL
b. Pendistribusian tenaga setiap shift
Pagi: 4/5 perawat, Siang: 2/3 perawat, Malam: 2 perawat
c. Keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan jadwal
Tanggung jawab ada pada karu namun sebelum pembuatan jadwal karu
menanyakan kepada perawat untuk pesanan libur dan ijin. Jika karu cuti atau
ijin jadwal dibuat oleh katim. Untuk cuti direncanakan dalam satu tahun,
diajukan pada awal tahun ke masing-masing karu namun pelaksanaan di
ruangan tersebut belum optimal.
3. Ketenagaan
a. Sistem seleksi dan penerimaan tenaga baru di ruang rawat
Karu mengajukan permohonan tambahan tenaga ke bidang keperawatan
dengan tembusan ke bagian kepegawaian.
Seleksi dan penerimaan tenaga keperawatan di ruang rawat dilakukan
oleh bagian kepegawaian dan bidang keperawatan, disesuaikan dengan
panduan dan SPO Rumah sakit yang sudah ditetapkan.
b. Orientasi tenaga baru di ruang rawat
Dilakukan selama 2 minggu yaitu dengan pengenalan anggota ruangan,
pengenalan peralatan dan peraturan-peraturan yang ada di ruangan teratai
sebelum penempatan di ruangan tersebut.
c. Pengembangan staff (pelatihan & pendidikan) ruang ruang rawat
Karu mengajukan pelatihan yang akan diikuti ke bidang keperawatan.
Rumah sakit mengijinkan perawat mengikuti pelatihan dengan biaya
pribadi, hal ini karena terkait anggaran rumah sakit yang belum mampu
mengikutsertakan semua perawat mengikuti pelatihan, sedangkan
kebijakan bidang keperawatan mengharuskan setiap perawat mengikuti
pelatihan PPI dasar, APAR, mutu, komunikasi efektif, dan BTCLS.
39
Semua perawat di ruangan teratai sudah mengikuti pelatihan 5 wajib
tersebut.
Pelatihan yang belum diikuti oleh semua perawat yaitu pelatihan
perawatan luka.
d. Jenjang karir tenaga keperawatan di ruang rawat
Dilakukan oleh komite keperawatan
Perawat mengajukan permohonan untuk dilakukan assesment ulang PK
jika sudah memenuhi ketentuan kenaikan PK.
40
2.2.4 Fungsi Pengarahan
1. Komunikasi
a. Arah komunikasi di ruang rawat
Jenis komunikasi yang digunakan pada ruangan ini adalah komunikasi
terbuka
b. Bentuk dan mekanisme komunikasi antar perawat, perawat dengan dokter,
perawat dengan tenaga kesehatan lain, perawat dengan pasien
Bentuk komunikasi antar pasien dan perawat dilakukan saat perawatan dan
apabila terdapat masalah atau masukkan dsb dari pasien akan disampaikan
perawat saat pelaporan serah terima shift. Mekanisme dari kepala ruangan
mendengar aspirasi dan masukan dari bawahan atau dari kepala ruang ke
bawahan
c. Sistem komunikasi tertulis di ruang rawat
Sistem komunikasi tertulis di ruang rawat dengan laporan serah terima antar
shif tertulis pada buku laporan
d. Sistem komunikasi melalui telepon di ruang rawat
Sistem komunikasi melalui telepon di ruang rawat dengan melakukan
komunikasi antar PPA
e. Jadwal pertemuan/rapat di ruang rawat
Rapat ruangan dilakukan 2 – 3 bulan sekali, bila ada masalah dibicarakan
melalui whatsapp (WA) grup ruangan, kepala ruangan jadwalkan untuk
pertemuan tidak semua perawat bisa hadir, kalau melalui WA semua perawat
memberi komentar (masukan).
f. Faktor penghambat komunikasi di ruang rawat
Didalam ruangan tidak terdapat hambatan dalam komunikasi
2. Motivasi
a. Penilaian motivasi perawat di ruang rawat dilakukan secara langsung oleh
kepala ruangan
b. Upaya meningkatkan motivasi perawat di ruang rawat
Cara memotivasi yang dilakukan dilakukan di ruangan adalah memberikan
kesempatan bagi perawat dengan secara langsung untuk meningkatkan
kualitas dan profesionalitas kerja.
c. Sistem reward dan punishment di ruang rawat
Sistem pemberian reward pada ruangan ini dilakukan dengan jika ada perawat
yang berkinerja baik disampaikan dengan ucapan terimaksih oleh karu dan
terkadang disampaikan ketika pertemuan rutin diruangan. Pemberian reward
41
dipandang menjadi salah satu upaya peningkatan kinerja perawat dalam
dunia kerja. Sedangkan system punishment yang diterapkan pada ruangan ini
mempunyai tahap-tahap tertentu. Bila ada perawat yang kurang disiplin
pengisian rekam medis pasien tidak lengkap dilakukan pengarahan dan
pembinaan serta teguranlisan, tergantung masalah yang dihadapi.
3. Supervisi
a. Untuk supervisi staf di ruangan ini, kepala ruangan tidak memiliki jadwal
khusus untuk melakukan supervisi kepada perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.
b. Untuk supervisi asuhan keperawatan hanya dilakukan pengecekan pengisian
asuhan keperawatan dalam rekam medis pasien secara langsung dan diberi
arahan jika menemukan asuhan keperawatan yang tidak sesuai pedoman
c. Adanya kemauan kepala ruangan dan perawat untuk berubah
d. Sudah ada panduan dan SPO supervisi.
e. Panduan dan SPO Supervisi Keperawatan belum dilakukan sosialisasi
d. Delegasi
a. Uraian tugas dan kewenangan dalam pendelegasian
Untuk pendelegasian: uraian tugas dan kewenangan dilakukan secara lisan
kemudian ditandatangani di form pendelegasian.
b. Mekanisme pendelagasian
Mekanisme pendelegasian di ruang teratai dilakukan sesuai jenjang karir (PK)
42
2.2.5 Fungsi Pengendalian
1. Penilaian Kerja
a. Mekanisme penilaian kerja diruang rawat, kepala ruang melakukan penilaian
kinerja individu. Perawat menggunakan instrument yang sudah disiapkan
setiap 1 tahun sekali, hasil penilaian diserahkan ke bagaian kepegawaian
rumah sakit.
b. Instrument penilaian kinerja yang digunakan di ruang rawat menggunakan
instrument penilaian kinerja individu perawat (karu, katim dan perawat
pelaksana) yang terdiri dari 4 indikator penilaian, yaitu indikator kuantitas,
indikator kualitas, indikator perilaku dan indikator tugas tambahan.
c. Hasil penilaian kinerja di ruang rawat
Hasil kinerja diruang rawat inap 5 perawat berkinerja cukup dan 8 perawat
berkinerja baik
2. Pengendalian Mutu
a. Kegiatan pengendalian mutu keperawatan di ruang rawat
Kegiatan pengendalian mutu di ruang perawatan : kepala ruang setiap hari
mengisi formulir laporan mutu bulanan sesuai standar dan indikator. Hasil dari
penilaian kemudian dijumlah dalam satu bulan kemudian dimasukan dalam
formula yang sudah ditetapkan rumah sakit.
b. Indikator mutu keperawatan yang ditetapkan di ruang rawat
Indikator mutu keperawatan ruang rawat teratai diantaranya adalah :
Kelengkapan Assesment awal keperawatan dalam 24 jam
pengetahuan pasien.
3. Pengembangan Standar
43
a. Standar asuhan keperawatan diruang rawat
Standar asuhan keperawatan di ruang rawat teratai sudah memiliki standar
asuhan keperawatan (SAK), yang disusun oleh bidang keperawatan
bekerjasama dengan komite keperawatan dan sudah dilakukan sosialisasi.
b. Standar kinerja diruang rawat
Untuk melakukan evaluasi terhadap standar kinerja dalam penerapan asuhan
keperawatan diruang rawat teratai menggunakan instrumen evaluasi asuhan
keperawatan .dalam pelaksanaan evaluasi penerapan asuhan keperawatan
belum optimal.
44
BAB III
Strength
45
8 Sentralisasi obat sudah dilaksanakan sesuai SOP rumah sakit 0,023 3 0,069
Perawat pelaksana terlibat dalam melakukan koordinasi dengan kepala perawat/
9 0,025 3 0,075
kepala instalasi dalam pembuatan jadwal
Semua perawat di ruangan teratai sudah mengikuti 5 pelatihan wajib tersebut (PPI
10 0,027 4 0,108
dasar, APAR, mutu, komunikasi efektif, dan BTCLS).
Pendelegasian sudah dilakukan sesuai jenjang karir (PK) dan didokumentasikan di
11 0,025 3 0,075
form yang ada
Dalam upaya meningkatkan motivasi perawat diberikan secara langsung oleh
12 0,025 4 0,1
kepala ruangan
Pendidikan kesehatan dilakukan sesuai kebutuhan pasien dan didokumentasikan
14 0,026 4 0,104
sesuai SOP rumah sakit
15 Identifikasi pasien sudah dilakukan dengan baik 0,025 4 0,1
16 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai sudah dilakukan 0,026 4 0,104
17 Peningkatan kepastian pemberian obat dan prosedur sudah dilakukan 0,026 4 0,104
18 Pengurangan risiko infeksi pelayanan kesehatan sudah dilakukan 0,025 3 0,075
Tidak ada kejadian yang membahayakan keselamatan pasien (decubitus, KTD,
19 0,025 3 0,075
KNC, Sentinel, dan lain-lain) dan kejadian infeksi
Hasil survei kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan diruang T yaitu
20 0,025 3 0,075
sebagian besar menyatakan puas (94%).
21 Operan sudah dilakukan dan didokumentasikan optimal 0,027 3 0,081
Dalam membuat rencana operasional ruang rawat jangka pendek dan jangka
22 0,024 4 0,096
panjang kepala ruang selalu melibatkan perawat untuk minta pendapat.
Adanya rapat ruangan yang dilakukan (bisa tatap muka atau komunikasi via
23 0,025 3 0,075
whatsapp)
24 Penerapan sistem reward dan punishment 0,024 4 0,096
46
25 Hasil kinerja antara lain 5 perawat berkinerja cukup dan 8 perawat berkinerja baik 0,026 4 0,104
26 Kepatuhan pemasangan gelang identitas dari hasil audit optimal yaitu 100% 0,026 3 0,078
Pendelegasian sudah dilakukan sesuai jenjang karir (PK) dan didokumentasikan di
27 0,025 4 0,1
form yang ada
2,406
Weakness
1 Pengurangan risiko jatuh dilakukan namun belum optimal 0,025 4 0,1
Pelaksanaan personal hygiene belum optimal dilakukan oleh perawat dikarenakan
2 peralatan personal hygiene masih terbatas., sudah dilapor ke bagian pengadaan 0,025 3 0,075
alat, belum terealisasi.
3 Formulir assessment ulang nyeri ada, pelaksanaan belum optimal 0,025 3 0,075
Belum ada evaluasi tingkat pengetahuan pasien atau keluarga terhadap informasi
4 0,024 2 0,048
yang sudah diberikan selama dirawat di RS.
5 Pelaksanaan operan kadang tidak tepat waktu karena perawat kurang disiplin. 0,024 3 0,072
6 Pelatihan yang belum diikuti oleh semua perawat yaitu pelatihan perawatan luka. 0,024 2 0,048
Pengisian assesment awal keperawatan belum optimal, formulir assesment awal
7 0,024 4 0,096
keperawatan tersedia
8 Pembagian tugas sudah baik namun pelaksanaan belum optimal 0,025 4 0,1
Post conference belum dilakukan (baru akan dilakukan dalam beberapa minggu
9 0,025 3 0,075
kedepan-sudah ada perencanaan)
10 Ronde keperawatan belum pernah dilakukan diruang rawat T 0,024 2 0,048
47
Penerimaan pasien baru dilakukan tetapi untuk orientasi ruangan, sarana
11 prasarana dan peraturan RS serta hak dan kewajiban pasien belum berjalan 0,024 3 0,072
optimal.
Pelaksanaan discharge planning belum optilmal (leaflet untuk pasien pulang
tersedia tapi belum lengkap, adanya kemauan perawat untuk memberikan edukasi
12 0,024 3 0,072
pada pasien dan keluarga namun kadang terkendala dengan pemahaman tentang
perencanaan pulang)
Supervisi belum optimal dilakukan karena tidak ada jadwal khusus, belum sesuai
13 0,025 3 0,075
pedoman yang ada (panduan dan SPO sudah ada), belum dilakukan sosialisasi.
Sistem dokumentasi masih dilakukan secara manual dan belum semua tindakan
14 perawat didokumentasikan (Pendokumentasian tidak segera dilakukan setelah 0,024 4 0,096
melakukan tindakan tetapi dilengkapi setelah pasien pulang)
1,052
Total Nilai 1.000
48
Tabel 2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
No. Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
1 2 3 4 5
Opportunity
1 Terdapat sumber pendapatan dari Rumah Sakit yang dibagikan ke ruangan 0,17 3 0,51
2 Rumah Sakit sudah menyediakan layanan BPJS 0,18 2 0,36
3 Klasifikasi pasien berdasarkan kelas 0,16 3 0,48
Threat
1 Belum ada remunerasi 0,16 2 0,32
Tingkat kesadaran pasien dan keluarga akan kebutuhan penkes terutama
2 0,17 3 0,51
tentang penyakit yg dialami
Anggaran rumah sakit yang belum mampu mengikutsertakan semua perawat
3 0,16 3 0,48
mengikuti pelatihan.
Total Nilai 1
49
Tabel 3 Perhitungan Analisis SWOT
No. IFAS Total Nilai
1 Strength 2,406
2 Weakness 1,052
Total Strength – Total Weakness = x 1,354
EFAS
3 Opportunity 1,35
4 Threat 1,31
Total Opportunity – Total Threat = y 0,04
Opportunity
Weakness Strength
Strength
Threat
50
3.2 Prioritas Masalah
51
Sistem dokumentasi masih dilakukan secara manual dan belum semua
tindakan perawat didokumentasikan (Pendokumentasian tidak segera
14 5 5 4 5 4 2000
dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi dilengkapi setelah pasien
pulang)
15 Belum ada remunerasi 5 4 4 5 4 1600
Tingkat kesadaran pasien dan keluarga akan kebutuhan penkes terutama
16 4 4 5 4 4 1280
tentang penyakit yg dialami
Anggaran rumah sakit yang belum mampu mengikutsertakan semua perawat
17 5 4 4 5 4 1600
mengikuti pelatihan.
52
3.3 Jalan Keluar
1. Alternatif Jalan Keluar
Masalah Penyebab (Statistik Alternatif
bermakna)
Ronde keperawatan belum Belum ada kebijakan, Membuat kebijakan,
pernah dilakukan diruang T panduan dan SPO Panduan dan SPO
Ronde Keperawatan. Ronde Keperawatan.
Kepala ruang belum ada Sosialisasi Kebijakan,
gambaran tentang Panduan dan SPO
kegiatan Ronde Ronde Keperawatan.
Keperawatan.
53
3.4 Plan of Action (POA)
54
Diagram FISH BONE
55
BAB IV
PEMBAHASAN
56
4.2 FUNGSI PENGORGANISASIAN
Fungsi pengorganisasian merupakan fungsi yang dilakukan setelah melakukan
perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan
mengatur berbagai macam kegiatan, tugas pokok, wewenang, serta pendelegasian
wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi (Muninjaya, 2004) sedangkan
menurut Marquis & Huston (2000) fungsi pengorganisasian terdiri dari pembentukan struktur
untuk melaksanakan perencanaan, menetapkan metode asuhan keperawatan yang paling
tepat untuk ruangan, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan, kewenangan dan
sebagainya.
Ruang T RS Malinau dalam aspek fungsi pengorganisasian juga sudah cukup baik
dilakukan terdapat struktur organisasi dalam ruangan, terdapat uraian tugas pokok, tanggung
jawab, dan persyaratan yang jelas pada setiap jabatan (kepala ruangan, ketua tim, perawat
pelaksana) tetapi belum adanya uraian tugas untuk petugas administrasi maupun petugas
pembantu lainnya. Metode yang digunakan pada ruangan T adalah metode tim dimana ini
sudah sesuai dengan struktur organisasi yang dibuat dan uraian tugas dan tanggung jawab
yang dibuat, dimana ketua tim membawahi perawat pelaksana dan bertanggung jawab pada
kepala ruangan, kepala ruangan membawahi ketua tim dan seterusnya.
Dokumentasi proses asuhan keperawatan juga dilaksanakan dengan baik dengan
menggunakan dokumentasi manual, tetapi dalam penatalaksanaan dokumentasi ini juga
terdapat kekurangan yaitu perawat sering lupa atau telat untuk mengdokumentasikan tindakan
dan dilengkapi setelah pasien pulang, hal ini seharusnya dapat dihindari dengan adanya
supervisi yang direncanakan sebelumnya ataupun ronde yang sudah direncakan sehingga
apabila ronde dan supervisi berjalan dengan baik maka pendokumentasian juga akan selalu
dilengkapi serta memperbaiki fungsi pengoorganisasian langsung pada pendokumentasian.
Untuk klasifikasi pasien diruangan T menggunakan klasifikasi berdasarkan kelas dimana
terdapat 6 kelas yaitu kelas VIP, kelas 1, kelas 2, kelas 3, isolasi, dan ruang tindakan dengan
jenis kelamin yang berbeda atau tidak dijadikan satu, ini sudah baik dilakukan dikarennakan
dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan keluarga.
57
Penghitungan tenaga keperawatan merupakan hal yang penting bagi
keberlangsungan suatu organisasi. Penghitungan tenaga keperawatan dapat dilakukan
dengan berbagai cara atau rumus contohnya dengan menggunakan rumus/metode douglass,
metode rasio, metode demand, metode depkes dan sebagainya, dalam penentuan metode
sesuai dengan keadaan dan kondisi yang diperllukan ruangan masing-masing. Ruang T RS
Malinau menggunakan rumus perhitungan depkes dimana sekarang terdapat 13 perawat
termasuk kepala ruangan, tetapi kelompok kurang mengetahui apakah ini sesuai dengan
kebutuhan ruangan menurut depkes atau tidak dikarenakan tidak dimungkinkan menghitung
karena beberapa aspek tidak terdapat datanya, tetapi pihak ruangan T mengatakan bahwa
sudah sesuai dengan rumus tersebut.
Ruangan T memiliki 13 perawat termasuk kepala ruangan terdiri dari 3 orang perawat
profesional, dan 10 perawat vokasional sehingga didapatkan perbandingan 23% : 76%
(perawat profesional : perawat vokasional) sedangkan nilai ideal menurut Nursalam (2015)
adalah 60%:40% atau 55%:45%. Penentuan jadwal shift dilakukan oleh kepala ruangan tetapi
juga terdapat keterlibatan perawat pelaksana dalam pembuatan jadwal, hal ini baik untuk
dilaksanakan sehingga kerja perawat dapat efektif dan menurunkan tingkat absensi.
Sistem perekrutan yang dilakukan di ruangan T adalah kepala ruangan mengajukan
tambahan tenaga kepada kepala bidang keperawatan kemudian untuk seleksi dilakukan oleh
pihak rumah sakit sesuai dengan kualifikasi, kriteria, dan SOP yang sudah ditetapkan rumah
sakit. Setelah terdapat calon perawat maka kepala ruangan melakukan orientasi atau
pengenalan selama 2 minggu dan di evaluasi. Pengembangan SDM atau perawat sendiri
dilakukan secara mandiri atau biaya senndiri oleh perawat hal ini dikarenakan terkait anggaran
rumah sakit, sedangkan bidang keperawatan mengharuskan setiap perawat mengikuti
pelatihan PPI dasar, APAR, mutu, komunikasi efektif, dan BTCLS, hal ini seharusnya dapat
dibantu oleh pihak rumah sakit dikarenakan perawat merupakan aset bagi rumah sakit atau
ruangan itu sendiri.
58
Di ruangan T komunikasi tentang pasien terutama dilakukan saat menjalani operan
shift, preconference dan sebagainya sehingga informasi tersebut langsung dapat tertulis
dengan baik di buku dokumentasi. Sistem komunikasi yang digunakan di ruangan T
menggunakan sistem komunikasi langsung face to face, tertulis, maupun melalui telephone
hal ini baik dilakukan tetapi perlu adanya SOP terkait cara berkomunikasi terutama dengan
telphone. Rapat ruangan dilakukan rutin 2 – 3 bulan sekali, bila ada masalah sering di
selesaikan lewat media whatsapp saja karena pertemuan tidak semua perawat hadir atau sulit
untuk hadir, hal ini baik dilakukan tetapi alangkah baiknya pertemuan yang rutin tetap
diselesaikan dengan pertemuan di ruangan tetapi upaya ini juga cukup baik sehingga
komunikasi baik antara perawat yang shift dan tidak shift dapat terjaga.
Motivasi merupakan hal yang penting dilakukan dalam organisasi, hal tersebut
diperlukan agar seorang perawat dapat mempertahankan atau meningkatkan performa atau
profesionialitasnya dalam bekerja, motivasi sering disertakan dalam kegiatan pengarahan,
komunikasi dan kepemimpinan (Huber, 2000). Salah satu cara memotivasi perawat adalah
dengan cara pemberian reward, hal ini juga dilakukan oleh ruangan T, kepala ruangan
memberikan reward pada perawat yang dapat bekerja dengan baik, penilaian kinerja langsung
dilakukan oleh kepala ruangan, pemerian reward berupa ucapan terimakasih saat dilakukan
pertemuan. Sedangkan sistem punishment pada ruangan menggunakan pengarahan dan
pembinaan. Motivasi dan punishment sangat perlu dilakukan hal ini sudah dilakukan oleh
ruangan T sehingga perlu dipertahankan agar sistem yang sudah berjalan tetap bertahan.
Supervisi pada ruangan T pernah dilakukan tetapi tidak terdapat jadwal rutin untuk
melakukan supervisi kepada perawat. Sudah terdapat SPO tentang supervisi tetapi spo ini
belum di sosialisasikan kepada semua perawat. Hal ini seharusnya dapat diatasi dengan
segera dikarenakan alat atau isntrument sudah ada yaitu SPO sehingga tinggal membuat
penjadwalan rutin dan mensosialisasikannya. Pendelegasian diruangan T dilakukan sesuai
dengan jenjang PK, hal ini bagus dilakukan dan sudah sesuai sehingga apabila sesuai dengan
jenang PK maka penerima delegasi dapat sesuai dengan kualifikasinya dan diharapkan dapat
mengerjakan tugas delegasi dengan baik.
59
terdiri dari penampilan kerja, pengawasan mutu, pengawasan etik, pengawasan profesional
dan kolegial.
Kegiatan pengendalian mutu diruangan T dilakukan oleh kepala ruangan, setiap hari
kepala ruangan mengnisi buku laporan mutu bulanan sehingga penilaian mutu dilakukan
setiap hari dan setelah satu bulan dilakukan penjumlahan, hal tersebut bagus dilakukan
dikarenakan penilaian setiap hari akan meningkatkan obyektifitas terhadap penillaian.
Terdapat beberapa indikator mutu yaitu kelengkapan assessment awal keperawatan dalam
24 jam tetapi hasil audit ditemukan bahwa pelaksanaannya belum tersedia, kepatuhan
pemasangan gelang identitas, pengetahuan pasien tetapi sudah jarang dilakukan sekarang,
selain itu ruangan juga menerapkan indikator mutu depkes tahun 2008 dan pengendalian
terhadap infeksi (KARS, 2012). Standard kinerja perawat dalam asuhan keperawatan juga
belum optimal.
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data pengkajian dapat kami simpulkan Ruang Teratai Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Malinau fungsi manajemen keperawatan, yaitu pengarahan
(direction), dan pengendalian (controlling) belum dilaksanakan dengan baik. Untuk
kegiatan ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan, supervisi sudah dilakukan
belum sesuai pedoman dan kelengkapan rekam medik belum terisi lengkap, diharapkan
segera bisa diselesaikan masalah-masalah tersebut supaya pelayanan dapat berjalan
lebih baik lagi.
5.2 Saran
Melihat dari masalah yang ada, manajer keperawatan diharapkan untuk lebih
memperhatikan fungsi manajemen keperawatan lebih dioptimalkan mulai dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), ketenagaan (stuffing),
pengarahan (direction), dan pengendalian (controlling) berjalan dengan baik sehingga
pelayanan terhadap pasien dapat berjalan dengan optimal.
61
DAFTAR PUSTAKA
Saunders Co.
Huber D. (2000). Leadership and Nursing Care Management 2nd edition. Philadelphia:
Jakarta: EGC.
62