Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin cangihnya peralatan imejing dalam
dunia radiologi ternyata memberikan dampak terhadap perkembangan pemeriksaan
yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan pembuluh darah. Pada
awalnya pemeriksaan pembuluh darah dilakukan secara konvensional (Venografi) dan
intervensional (Angiografi). Namun sekarang pemeriksaan serupa dapat juga
dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih seperti MRI, CT Scan dan USG.
Sehingga pertanyaan yang muncul adalah sampai sejauh mana pemeriksaan cangging
tersebut dapat menggantikan pemeriksaan konvensional dan intervensional?.
Dalam makalah ini kita tidak akan membahas itu. Tapi hal ini kita akan diskusikan
nanti. Pemeriksaan phlebografi adalah merupakan istilah lain dari pemeriksaan
pembuluh darah balik (venografi) tungkai bawah. Venografi sendiri definisinya adalah
pemeriksaan secara radiologis untuk memvisualisasikan pembuluh darah balik (vena)
dengan menggunakan kontras media. Pemeriksaan ini sudah jarang sekali dilakukan
seiring dengan perkembangan peralatan canggih tersebut karena para klinisi lebih
memilih menggunakan modalitas CT SCAN, MRI atau USG.
Teknik yang digunakan mirip dengan teknik Ascending Phlebografi hanya saja pada
daerah diatas pergelangan kaki dilakukan stuwing (pembendungan) dengan tourniquet
untuk memperlambat laju kontras dan penyuntikan kontras dilakukan pada salah satu
cabang vena dorsum pedis yang kalibernya relative lurus. Teknik ini pada awalnya
mengalami kesulitan pada fase visualisasi vena iliaka sehingga disuntikkan lagi
sebanyak 10 cc lagi untuk keperluan fase ini.
B. KEGUNAAN PHLEBOGRAFI
Pemeriksaan ini sangat berguna sekali dalam memperlihatkan kelainan pembuluh
darah vena tungkai bawah. Diantaranya adalah :
1. Dapat menentukan luas dan letak dari suatu perforasi pada pasien dengan varises.
Informasi yang diperoleh sangat berguna sekali dalam kasus ulkus tungkai berulang
sebagai follow up pasien setelah dioperasi.
2. Untuk mengetahui keadaan dan kemampua katup vena. Informasi yang diberikan
akan sangat membantu pada kasus oedema yang tidak memperlihatkan varises pada
daerah superficial.
3. Sangat berguna dalam investigasi dari ulkus atau oedema yang menyertai trombosis
vena utama.
4. Dapat menentukan letak dari vena safena. Hal ini sangat berguna pada kasus varises
berulang.
5. Dapat memperlihatkan trombosis pada vena iliaka karena oedema, ulkus,
pembengkakan pembuluh darah berulang khususnya untuk mengetahui perkembangan
vena setelah dilakukan tindakan operasi.
6. Untuk mengevaluasi kelainan konginital pada vena.
7. Untuk mengidentifikasi vena yang dijadikan cangkok sebagai arteri by pass.
C. KONTRA INDIKASI
Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan :
1. Pasien yang diketahui alergi berat atau hipersensitif terhadap kontras media.
2. Pasien dengan trombophlebitis baru yang luas
3. Pasien dengan protombin tinggi yang sedang dalam perawatan khusus dan terapi
anti koagulan karena dapat menyebabkan terjadinya hematom.
E. PERSIAPAN PEMERIKSAAN
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan, pasien hanya diminta merendam kedua
kakinya di air hangat terkadang cukup mencuci kaki saja sebelum pemeriksaan
dilakukan.
Tidak Steril
1. Botol berisi Kontras non ionic 60-70 cc
2. Botol berisi Larutan garam fisiologis untuk uji patensi pembuluh darah dan
memflash kontras.
3. Cairan antiseptic (betadine)
4. Cairan alcohol
5. Kapas atau haas
6. Torniquet
7. Bengkok
8. Ampu sorot
9. Balok kecil buat pijakan dan tumpuan kakai yang tidak diperiksa
10. Alat resusitasi dan troli emergency
G. KONTRAS MEDIA
Kontras media yang digunakan adalah jenis non ionik sebanyak 60-70 cc untuk satu
sisi dengan kekentalan 350-370 mmol/mg
H. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Pemeriksaan ini dilakukan secara team work antara radiolog, radiographer dan
perawat serta petugas kamar gelap.
1. Pasien diberikan penjelasan mengenai prosedur dan manfaat pemeriksaan yang
akan dilakukan.
2. Pasien melepaskan seluruh pakaian luar termasuk BH bagi pasien wanita dan
mengenakan pakaina ganti yang telah disiapkan.
3. Tungkai yang akan diperiksan direndam air hanagat. Selama 10-15 menit.
4. Pasien dalam posisi duduk, kakai diletakkan diatas duk steril.
5. Dipasang tourniquet diatas pergelangan kaki.
6. Lakukan sterilisasi dengan antiseptic dan kapas alcohol area dorsum pedis.
7. Penyuntikan menggunakan wing needle yang sudah terhubung dengan spuit 5 cc
berisi salin, ukurannya sesuai dengan caliber vena yang diperiksan. Kemudian
Dilakukan fiksasi jarum dan kemudian dihubungkan dengan spuit 25 cc yang berisi
kontras. Penyuntikan dilakukan seiring dengan pengaturan posisi objek pemeriksaan.
8. Pasien dibaringkan dalam posisi telentang diatas meja pemeriksaan sementara itu
meja pemeriksaan diposisikan 45 derajat semi erect. Tungkai kontra lateral berpijak
diatas balok kecil sehingga tungkai yang aakan diperiksa dalam posisi
“menggantung”.
9. Pada tahap awal disuntikan sebanyak 50-60 cc untuk visualisasi vena daerah cruris
dan femur kemudian tahap kedua disuntikkan 10 cc untuk visualisasi vena iliaka.
Penyuntikan dilakukan dengan flow yang relative cepat untuk mengejar aliran
kontras. Untuk visualisasi vena daerah cruris dilakukan proyeksi foto cruris AP dan
lateral sedangkan pada vena femoralis cukup femur lateral dengan kolimasi diperlebar
sehingga area pembuluh darah tercakup.
10. Setelah femur dan cruris diambil gambar posisi sudut meja diturunkan menjadi 25
derajat sehingga posisi lebih landai. Kemudian kontras 10 cc disuntikkan, stuwing
dibuka dan diambil foto pelvis Ap untuk visualisasi vena iliaka sampai vena
iliofemoralnya.
11. Setelah selesai kemudian dilakukan penyuntikan salin untuk membilas (flash),
setelah itu wing needle dicabut dak kemudian bekas injeksi ditutup dengan plester
dengan memperhatikan prinsip sterilitas.
12. Jangan lupa control fungsi-fungsi vital untuk mengawasi keadaan umum pasien,
jika tidak ada tanda-tanda yang membahasayakan pemeriksaan selesai.
I. EVALUASI FOTO
Hasil gambaran yang dihasilkan akan memperlihatkan pembuluh darah balik yang ada
pada area tungkai bawah cruris pada posisi Antero Posterior (AP) dan lateral, vena
femoralis, vena safena, ilio femoral dan vena-vena pada daerah tungkai atas lainnya
pada proyeksi Antero posterior (AP).
Gambaran Normal
– Aliran kontras akan mengisi vena dan cabang-cabangnya bebas hambatan (lancar)
– Katup venapun dapat divusualisasikan dengan jelas
Peranan dan keberadaan radiologi dalam bidang kesehatan sangatlah penting. Melalui bidang
ini kelainan penyakit yang diderita pasien dapat terdiagnosa dengan akurat dibantu oleh sinar x.
Sinar x adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang sangat pendek.
Pemeriksaan yang menggunakkan sinar x menurut perkembangan teknologinya dibagi menjadi
dua yaitu konvensional dan non konvensional.
Adapula pemeriksaan rontgen dibagi lagi menjadi 2 yaitu pemeriksaan kontras dan non
kontras. Pemeriksaan kontras adalah pemeriksaan radiografi khusus dengan menggunakan kontras
media dan pemeriksaan non kontras adalah pemeriksaan radiografi khusus tanpa menggunakan
kontras media.
Contoh pemeriksaan kontras radiografi adalah angiografi yaitu pemeriksaan radiografi dari
pembuluh darah yang diopafisikasi dengan kontras media yang mengandung yodium. Secara garis
besar angiografi dibagi menjadi arteriogram dan venogram tetapi tpenggunaannya tergantung pada
pembuluh darah yang akan disuntik. Ada berbagai macam pemeriksaan angiografi salah satunya
adalah phlebografi.
Phlebografi adalah sebuah prosedur x ray test yang dilakukan untuk mengetahui
gambaran aliran darah vena pada bagian tubuh tertentu dengan memasukkan kontras ke dalam vena.
pasien yang alergi pada kontras media.
Pasien dengan trombophlebitis baru yang luas.
Pasien dengan protombin tinggi yang sedang dalam perawatan khusus dan terapi anti koalugan karena
dapat menyebabkan terjadinya hematom
Riwayat alergi kontras berat
Kehamilan
Umur tua dengan status cardiopulmonary berat
Premedikasi : omnophon
Persiapan pasien :
- Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan, pasien hanya diminta merendam kedua kakinya di air hangat
terkadang cukup mencuci kaki saja sebelum pemeriksaan dilakukan.
- Pasien mixie sebelum pemeriksaan.
Bahan kontras yang digunakan :
Pada pemeriksaan ini bahan kontras yang digunakan adalah kontras media jenis non ionic sebanyak 60 –
70 cc untuk satu sisi dengan kekentalan 0 – 350 mgl/ml.seperti optiray (loversol) dan 30-50 ml meglumine
iothalamate 60% (conray 280).
Persiapan sebelum procedural :
tidak makan dan minum sebelum tindakan
cek status renalis (BUN, Creatinin) dan hidrasi, khususnya penderita diabetes
Informed consent
Kurangi kecemasan pasien, jika perlu sedasi dengan diazepam 10 mg per oral
Mendapatkan hasil dari test noninvasif sebelumnya atau venogram
Persiapan saat tindakan :
Fluoroscopy dengan kelengkapannya
Meja pemeriksaan yang dapat diatur derajat kemiringan disertai penyanggah kaki
Needle 19-23 gauge atau surflow No. 20
Three-way stopcock
Kontras 100-150 ml (Conray 43 mengandung 202 ml iodine/ml) / extremitas
Spoit 50 ml
Tourniquet
Komplikasi :
• Indikasi pada daerah injeksi karena prinsip sterilitasnya kurang
• Jaringan kulit terbuka, vena dorsum pedis berada pada daerah superficial.
• Phlebitis
• Alergi kontras mual, muntah gatal-gatal atau keluar`bintik merah
• Gagal ginjal
• Gagal jantung kongestif
• Trombus
Prosedur pemeriksaan :
1. Pasien diposisikan supine dipertengahan meja pemeriksaan.
2. Foto mencakup tungkai atas,lutut,tungkai bawah dan ankle dengan memakai under couch tube.
3. Pasien diberikan premedikasi yaitu omnophon sebelum pemeriksaan.
4. Berikan anastesi local pada daerah vena superficial pada bagian telapak kaki bagian dorsal.
5. Lakukan puncture vena dengan memilih vena perifer pada dorsum pedis kemudian pasang tourniquet
pada proksimal paha dan distal betis.
6. Lakukan kompresi pada ankle,pada beberapa kasus biasanya dilakukan kompresi dibeberapa bagian
seperti pada bagian bawah lutut untuk memperkuat pengisian pembuluh darah vena pada kaki. Kompresi
tersebut lebih bagus bila dilakukan dengan mengikatkan tali yang ukuran lebarnya 5 cm (2 inci).
7. Pemasukan kontras media dilakukan dengan penyuntikan jarum kecil yang disambungkan dengan
flexible polythen (butterfly needle) ke dalam pembuluh darah vena di kaki bagian dorsal dan pastikan
jarum tetap pada posisinya dengan cara diletakan pada plester.
8. Pada saat penyuntikan kontras media kompresi harus dikencangkan dan pasien diminta melakukan
valsava manufer (pasien diminta untuk menarik nafas lalu keluarkan sekuatnya sambil mulut ditutup dan
hidung dijepit dengan kedua jari). Instruksi ini dilakukan agar memberikan efek untuk mengembangkan
pembuluh darah vena agar menjadi lebih besar dan gambaran katup lebih terlihat pada gambar.
9. Kaki yang diperiksa diatur endorotasi untuk memisahkan gambaran tibia dan fibula agar tidak
overlapping dan tidak menutupi pembuluh darah vena.
10. Kontras media disuntikan sedikit demi sedikit dengan kecepatan penyuntikan 5-6 ml/detik hingga vena
yang diperiksa penuh,lalu suntikan kembali kontras media untuk mengisi penuh vena yang akan diperiksa
selanjutnya sambil mengatur kompresinya. Biasanya untuk mengisi penuh vena pada tungkai bawah
diperlukan waktu 5-10 detik setelah penyuntikan. Sedangkan untuk mengisi penuh vena pada tungkai
atas diperlukan waktu 15-20 detik setelah penyuntikan.
11. Injeksikan kontras 100-150 ml terus menerus, pastikan bebas reflux darah, tidak ada subcutaneous
extravasasi (terasa nyeri dan lokal sweeling selama pemberian kontras) dan injeksi kontras mudah
dimasukkan pada salah satu kaki dengan tekanan yang cukup, posisi pasien seperti pada gambar 1.
12. Perjalanan kontras media diikuti dengan fluoroscopy dan pengambilan foto AP dan lateral yang dilakukan
mulai dari tungkai bawah dengan melepas kompresi pada ankle lalu ke tungkai atas dengan melepas
kompresi pada lutut sambil pasien melakukan valsava manufer sesuai instruksi dari dokter radiologi.
13. Untuk melihat vena illiaca diatur kompresinya dan kemiringan meja pemeriksaan juga dapat membantu
memperlihatkan gambaran pangkal dari vena cava inferior.
14. Setelah pemeriksaan pasien harus diinfus agar konsentrasi kontras media berkurang dalam pembuluh
darah dan lebih mudah diserap oleh tubuh
A. Pengertian
Venografi ialah ujian radiologi untuk vena dengan menggunakan X-ray selepas suntikan
medium kontras ke dalam vena melalui jarum atau kateter. Venografi boleh dikira sebagai satu
prosedur invasi untuk “melihat” saluran darah vena. Prosedur ini diperlukan apabila vena perlu
ditunjukkan secara jelas atau apabila kaedah-kaedah lain tidak berjaya dilaksanakan. Venografi
boleh dilaksanakan untuk menunjukkan vena pada anggota badan di bahagian bawah, atas, pada
kepala dan vena yang lebih besar dalam dada atau di dalam abdomen.
Karena tes Venogram mahal, tidak nyaman, dan membawa beberapa resiko, itu sebagian
besar telah digantikan oleh tes pencitraan kurang invasif. Namun, venography masih dapat
dilakukan dalam kasus-kasus sulit tertentu untuk bisa melihat lebih dekat pada pembuluh darah.
Pada wanita dengan DVT ( Deep Vein Thrombosis ) dicurigai, venography biasanya dilakukan
hanya setelah tes lain telah gagal menemukan bekuan. Sebagai contoh, USG mungkin gagal
untuk menemukan bekuan, tapi tes D-dimer positif dapat menunjukkan ada gumpalan di suatu
tempat. Dalam kasus ini, venography dapat digunakan untuk mencoba untuk mencari bekuan
USG mungkin telah terjawab.
Pada wanita dengan emboli paru diduga ( bekuan darah yang terbentuk di pembuluh darah
dan memutuskan untuk menjadi tersangkut di arteri paru-paru ), CT venography dapat
ditambahkan ke angiogram CT standar untuk mencoba untuk menemukan sumber bekuan darah.
Namun, ada kontroversi mengenai apakah manfaat menemukan bekuan vena dalam wanita
adalah sepadan dengan radiasi ekstra exposure.
Pada wanita dengan penyakit vena kronis, Venogram sesekali mungkin akan diminta untuk
memberikan gambar yang lebih rinci dari vena, membantu untuk merencanakan suatu prosedur
untuk mengobati vena disease. Namun, dalam kebanyakan kasus tes USG cukup akurat untuk
mendiagnosa penyakit vena kronis dan rencana perawatan.
Venography masih tes pilihan untuk memvisualisasikan pembuluh darah pada wanita dengan
bawaan (di-lahir) cacat dalam pembentukan pembuluh darah, dan untuk merencanakan
pengobatan untuk kondisi tersebut.
Dianggota gerak bawah vena tibialis anterior dan posterior bersatu untuk menjadi vena
poplitea, dan kemudian menjadi vena femoralis dan akhirnya menjadi vena illiaka komunis. Vena
illiaka kanan dan kiri bersatu dan membentuk vena kava inferior.
Arteri Ekstremitas Atas :
a. Arteri Subclavia
b. Arteri Axillaris
c. Arteri Subskapularis
d. Arteri Thorakodorsalis
e. Arteri Circumfleksi
f. Arteri Branchialis
g. Arteri Profunda
C. Indikasi Pemeriksaan
Deep Vein Thrombosis ( DVT ) : pembekuan darah di pembuluh darah kaki dan perut bagian
bawah.
Tromboflebitis : peradangan pada urat disebabkan oleh bekuan darah kepala dan leher
pengeringan.
Serviks tulang rusuk : extra rib di leher
Sindrom Kompartemen : death meningkatkan tekanan dalam ruang tertutup menyebabkan
kematian jaringan.
Penyakit Urat Kronis : dan membantu prosedur rencana untuk meningkatkan aliran darah
Kelainan bawaan dari system vena
D. Kontra Indikasi Pemeriksaan
Anafilaksis ( Alergi serius terhadap obat atau makanan )
Diabetes
Memiliki riwayat perdarahan masalah atau sedang menggunakan obat-obatan pengencer darah.
Ginjal kronik atau akut
Ibu Hamil atau menyusui.
E. Modalitas
Foto konvensional
CR (Computed Radiology)
CT SCAN (Computed Tomography
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
USG (Ultrasonography)
DSA (Digital Subtraction Angiography)
G. Persiapan Pasien
Mengganti semua pakaian dan perhiasan mengenakan baju pasien
Pemberian obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan selama prosedur
Puasa 4 – 8 jam sebelum prosedur pemeriksaan
H. Media Kontras
50 – 100 ml bahan kontras disuntikan
Bolus diikuti oleh pencitraan radiografi sebagai bahan mengalir ke vena pusat
I. Teknik Pemeriksaan
Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan, kedua lengan dan kaki berada di garis
lurus meja pemeriksaan
Posisi Objek : Posisi Ekstremitas bawah ( kaki ) diputar eksorotasi.
Teknik Pemasukan bahan kontras media.
Pheriperal Venography biasanya memakan waktu 30 sampai 45 menit.
Pemasukan bahan kontras Peripheral Venography terbagi menjadi 2 :
1. Ascending Venography
Dimulai dengan penempatan kateter dalam pembuluh darah perifer. Perangkat jalur akses yang
paling sering digunakan adalah kateter intravena pendek dimasukkan ke dalam vena superficial
pada dorsum tangan atau kaki.
Posisi Pasien : ekstremitas atas dapat dilakukan dengan pasien berbaring, sedangkan
ekstremitas bawah biasanya dilakukan pada meja fluoroscopy miring dengan pasien awalnya
dalam posisi berdiri kemudian dibaringkan sesuai kebutuhan untuk melihat anatomi dan
fisiologinya.
2. Descending Venography
Selalu membutuhkan akses kateter langsung ke dalam vena. Dalam kebanyakan kasus situs
akses vena femoralis kontra lateral ke sisi yang diperiksa