Anda di halaman 1dari 18

MINI RISET

“ANALISIS PADA RANGKAIAN OPERATIONAL AMPLIFIER”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Rangkaian
Terintegrasi

Dosen Pengampu:
ABDUL RAIS, S.Pd.,S.T.,M.Si

KELOMPOK 1

NAMA ANGGOTA :
1. AYU DIAH LESTARI 4172121018
2. RIKARDO SITOHANG 4172121030
3. ROHANI LUMBANTORUAN 4173121047
4. SAFITRI RAMADHANI 4171121032
5. SUSI SANTY SAMOSIR 4173321054

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA D 2017

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIMED
MEDAN, NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Mini Riset (MR) ini dapat terselesaikan.
Judul dari makalah ini adalah ”Analisis Pada Rangkaian Operational Amplifier”.
Mini Riset (MR) ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas Rangkaian
Terintegrasi.

Kami tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung
kami dalam menyusun Mini Riset (MR) ini, terutama kepada Dosen mata kuliah
Rangkaian Terintegrasi maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian
dalam penyusunan Makalah ini.

Kami menyadari bahwa sebagai manusia, kami juga pasti tidak luput dari
kesalahan dalam hal penyusunan Mini Riset (MR) ini baik dalam isi yang
terlampir maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan
saran pembaca sangat dibutuhkan dalam memperbaiki makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan sebagai


pemenuhan tugas dalam mata kuliah Rangkaian Terintegrasi. Akhir kata, kami
mengucapkan Terima Kasih.

Medan, November 2019

Kelompok I

ii | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)
2.1 Operational Amplifier ................................................................................... 3
BAB III (METODE PENELITIAN)
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 10
3.2 Prosedur Kerja ............................................................................................. 10
BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN)
4.1 Hasil ............................................................................................................ 11
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 12
BAB V (PENUTUP)
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
5.2 Rekomendasi ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

iii | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektronika telah digunakan secara luas dalam banyak bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan modern.
Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan komunikasi berkembang dengan
pesat. Para peneliti berlomba-lomba dalam menciptakan sebuah teknologi
canggih. Teknologi canggih itu berupa barang-barang elektronik yang
memudahkan kita dalam melakukan sesuatu. Sebagai contoh, TV sekarang dapat
digunakan untuk berinternet, lalu alat multimedia yang dapat dibawa kemana-
mana yang disebut portable smartphone, dan masih banyak lagi.
Pemahaman tentang elektronika sangat penting, salah satunya adalah focus
dengan elektronika dasar yang dititikberatkan pada berbagai komponen dan
rangkaian. Dengan praktikum ini, kita mungkin bisa mendapatkan basis/fondasi
dalam memahami elektronika. Dengan ditemukannya transistor, jalan untuk
pengembangan elektronika semakin terbuka dan sampai sekarang teknik
semikonduktor yang dipakai dalam transistor masih terus berkembang sehingga
menghasilkan elektronika yang semakin canggih, semakin kecil, dan semakin
murah. Inti dari semua alat elektronik masih tetap, yaitu transistor-transistor,
walaupun sekarang sudah ada IC yang merupakan rangkaian dan banyak
transistor dalam IC.
Selama beberapa tahun terakhir, kemajuan elektronika telah berkembang
pesat dan saat ini dapat dikelompokkan kedalam dua cabang yang sangatluas.
Komponen-komponen itu merupakan komponen pelengkap dari terciptanya
sebuah barang elektronik contohnya seperti resistor, resistor variable,
kondensator, dioda, transistor, IC, dan lain-lain.
Revolusi besar-besaran terhadap elektronika terjadi sekitar tahun 1960-an,
dimana saat itu mulai ditemukan suatu alat elektronika yang dinamakan Transisor,
sehingga dimungkinkan untuk membuat suatu alat dengan ukuran yang kecil
dimana sebelumnya alat-alat tersebut masih menggunakan tabung-tabung facum
yang ukurannya besar serta mengkonsumsi listrik yang besar. Hanya dalam kurun

1|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


waktu 10 tahun sejak ditemukannya transistor, ditemukan sebuah rangkaian
terintegrasi yang dikenal dengan IC ( Integrated Circuit ) merupakan sebuah
rangkaian terpadu yang berisi puluhan bahkan jutaan transistor di dalamnya.
Sehingga kita bisa melihat sebuah perangkat elektronika semakin kecil bentuknya
tetapi semakin banyak fungsinya sebagai contoh telephone genggam (Handphone)
yang anda pakai saat ini dengan telephone genggam yang anda pakai beberapa
tahun yang lalu. Penemuan-penemuan inilah yang melatar belakangi pelaksanaan
praktikum elektronika, dimana kita dituntut mengetahui komponen-komponen
elektronika yang telah berperan penting dalam kehidupan ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah mengenalkan kepada
mahasiswa komponen-komponen elektronika, bagaimana cara membuat
rangkaian dari komponen-komponen yang dihubungkan, menghitung besarnya
nilai tahanan, kuat arus dan tegangan dalam sebuah rangkaian, membandingkan
pengukuran dengan perhitungan manual dan pengukuran dengan menggunakan
alat sederhana, dan dapat mengoperasikan berbagai komponen elektronika yang
telah dirangkai.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini diantaranya,
kita dapat mengetahui komponen-komponen elektronka serta perangnnya dalam
sebuah rangkaian, dapat membuat rangkaian sederhana elektronika, dapat
mengukur nilai dengan perhitungan manual dan pengukuran dengan
menggunakan alat sederhana.

2|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Operasional Amplifier


Operasional amplifier (OP-AMP) adalah suatu penguat berpenguatan
tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting
dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik
dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan
pada operasional amplifier (OP-AMP). Pada dasarnya operasional amplifier (OP-
AMP) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
OP-AMP ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang
bermacam-mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan
seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional
(OP-AMP) merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai
amplifier multiguna dalam bentuk IC.

Gambar 1. Simbol Operasional Amplifier (OP-AMP)


Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/

Prinsip kerja sebuah operasional amplifier (OP-AMP) adalah


membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting),
apabila kedua input bernilai sama maka output OP-AMP tidak ada (nol) dan
apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output OP-AMP akan
memberikan tegangan output. Operasional amplifier (OP-AMP) dibuat dari
penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional ideal ,
operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Impedansi Input (Zi) besar = ∞

3|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


2. Impedansi Output (Z0) kecil= 0
3. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
4. Band Width respon frekuensi lebar = ∞
5. V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
6. Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur /
suhu.

Gambar 2. . Rangkaian Dasar OP-AMP Penguat Diferensial


Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/

Rangkaian dasar operasional amplifier (OP-AMP) dibuat dari bipolar


transistor (BJT). Pada penguat diferensial terdapat dua sinyal masukan (input)
yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0),
maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2
dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama
sehingga Vod = 0. Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid
= V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2.
Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat
sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor. Untuk memperbesar penguatan
dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat
diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara

4|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial
kedua (Vd2).
Mode operasi dari sebuah operasional amplifier (OP-AMP) dapat diset
dalam beberapa mode penguatan sebagai berikut:
1. Mode Loop Terbuka
Pada mode loop terbuka besarnya penguatan tegangan adalah tak berhingga
(∞), sehingga besarnya tegangan output hampir dan bisa dikatakan mendekati
Vcc.

Gambar 3. Mode Loop Terbuka


Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/

2. Mode Loop Tertutup


Pada mode loop tertutup besarnya penguatan tegangan (Av) adalah besar
tetapi tidak mecapai nilai maksimalnya.

Gambar 4. Mode Loop Tertutup


Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/

3. Mode Penguatan Terkendali


Pada mode operasi penguatan terkendali besarnya penguatan dari
operasional amplifier (OP-AMP) dapat ditentukan dari nilai resistansi feedback
dan input.

5|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


Gambar 5. Mode Penguatan Terkendali
Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/

4. Mode Penguatan 1
Mode operasi penguatan 1 pada operasional amplifier (OP-AMP) sering
disebut dengan istilah buffer (penyangga). Hal ini karena pada mode ini tidak
terjadi penguatan tegangan (Av) bernilai 1. Konfigurasi ini berfungsi untuk
memperkuat arus sinyal sehingga tidak drop pada saat diberikan beban terhadap
sinyal input. Besarnya tegangan output (Vout) sama dengan tegangan input (Vin)
karena penguatan tegangan (Av) operasional amplifier (OP-AMP) bernilai 1.

Gambar 6. Mode Penguatan 1


Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/
Inverting amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai
penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang
berkebalikan dengan phase sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (OP-
AMP) memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi
tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting amplifier salah satu fungsi

6|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah untuk
mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut.
Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka faktor
penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali. Untuk
mengetahui atau menguji dari penguat membalik (inverting amplifier) dapat
menggunakan rangkaian dasar penguat membalik menggunakan penguat
operasional (OP-AMP).

Gambar 7. Rangkaian Penguat Membalik (Inverting Amplifier)


Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-amplifier/

Rangkaian penguat membalik diatas merupakan rangkaian dasar inverting


amplifier yang menggunakan sumber tegangan simetris. Secara matematis
besarnya faktor penguatan (A) pada rangkaian penguat membalik adalah (-
Rf/Rin). Untuk melakukan pengujian rangkaian penguat membalik (inverting
amplifier) maka tegangan sumber (simetris) +10Vdc diberikan ke jalur +Vcc
sedangkan -10Vdc dihubungkan ke jalur -Vcc. Sebagai sinyal input sebaiknya
menggunakan sinyal input sinusoidal dengan range frekuensi audio (20 Hz – 20
KHz) agar terlihat jelas perbedaan sinyal input dan output rangkaian penguat
membalik ini yang berbeda phase antar input dan outputnya.
Dalam percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input
dapat digunakan osciloscope double trace dengan input A osciloscope
dihubungkan ke jalur input penguat membalik (inverting amplifier) dan input B
osciloscope dihubungkan ke jalur output penguat mebalik tersebut. Dengan alat
ukur osciloscope yang terhubung seperti ini dapat dianalisa perbandingan sinyal
input dengan sinyal output rangkaian penguat membalik (inverting amplifier)
secara lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.

7|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) merupakan penguat sinyal
dengan karakteristik dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama
dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat
dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik. Rangkain
penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun
DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi
masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga
sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang
diperlihatkan pada gambar. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang
dibuat melalui input non inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian
ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian
penguat OP-AMP non inverting, caranya sama seperti menganalisa
rangkaian inverting amplifier.

Gambar 8. Penguat Non Inverting


Sumber: http://www.uniksharianja.com/2016/02/penguat-non-inverting-op-amp.html

Banyak rangkaian elektronika yang memerlukan penguatan atau arus yang


tinggi tanpa terjadi pembalik (inverting isyarat). Penguat OP-AMP tidak
membalik (non inverting) didesain untuk keperluan ini. Rangkaian ini dapat
digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap
sefase dengan masukan dan beban kenyataannya terisolasi. Pengkut emiter sangat
mendekati ketentuan-ketentuan tersebut. Karakteristik yang lebih ideal didapatkan

8|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


dengan menggunakan sebuah penguat operasional yang memiliki terminal bukan
membalik atau non inverting
Sedangkan perbedaan rangkaian antara penguat tegangan membalik dan tak
membalik adalah pada penguat membalik di hubungkan dengan tanah. Penguat
membalik memiliki kelebihan dalam kemampuannya mengatur suatu harga yang
tepat dari inpedansi masukan. Masukan membalik diberi tanada minus (-) dan
masukan takmembalik diberi tanda plus (+). Jika isyarat masukan dihubungkan
dengan masukan membalik maka daerah frekuensi tengah isarat keluaran
berlawanan fase atau berlawanan tanda dengan isarat masukan. Sebaliknya jika
isarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isarat keluaran
akan sefasa atau mempunyai tanda yang sama dengan isarat masukan. Pada
umumnya op-amp menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan beda
tegangan isarat antara kedua masukannya. OP-AMP semacam ini dikenal sebagai
Op-Amp biasa.

9|Mini Riset Rangkaian Terintegrasi Kelompok 1


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Osiloskop;
2. Multimeter;
3. Signal generator;
4. Catu daya;
5. Breadboard dan kabel-kabel penghubung;
6. OP-AMP (Im741);
7. Resistor dan kapasitor.

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dalam praktium ini adalah:
1. Pasang rangkaian seperti gambar pada modul, lalu ukur tanggapan/respon
amplitudo sebagai fungsi frekuensi.
2. Ambil sebanyak mungkin titik pengamatan.
3. Ukur hambatan masukan dan keluaran penguat seperti gambar pada modul.
4. Pasang rangkaian diferensiator, beri masukan isyarat square dan amati bentuk
keluarannya.
5. Gambarkan pada kertas grafik bentuk masukan dan bentuk keluaran pada rc=t,
rc<<t/2, dan pada rc>>t/2.
6. Amati pada beberapa titik pengamatan.
7. Lakukan juga untuk rangkaian integrator.
8. Pasang rangkaian komparator, beri masukan sinusoida lalu amati bentuk
keluarannya. Gambarkan pada kertas grafik bentuk isyarat masukan dan
keluaran.

10 | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Inverting dan Non Inverting
Perhitungan Inverting Non Inverting

Vout 10 V 3,5 V

Vin 6V 5,67 V

Efisiensi 55,56 % 61,728 %


Sumber: Analisis Data Praktikum

Gambar 9. Hasil Rangkaian Inverting


Sumber: Analisis Data Praktikum

Gambar 10. Hasil Rangkaian Non Inverting


Sumber: Analisis Data Praktikum

11 | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1
4.2 Pembahasan
Praktikum objek 6 mengenai operasional amplifier. Pada praktikum ini
dibuat dua rangkaian yaitu rangkaian inverting dan rangkaian non inverting ,
kemudian nilai tegangan output diukur dengan pengukuran osiloskop dan
pengukuran dengan menggunakan rumus manual. Pada rangkaian inverting
diperoleh data Vout sebesar 10 volt, Vin sebesar 6 volt dan efisiensi sebesar
55,56 %. Pada rangkaian non inverting kami mendapatkan nilai Vout sebesar 3,5
volt, Vin sebesar 5,67 volt dan efisiensi sebesar 61,728 %.
Rangkaian inverting merupakan rangkaian yang sumber isyaratnya
dihubungkan dengan masukan negatif (-), daerah frekuensi tengah isyarat akan
berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sedangkan rangkaian non inverting
merupakan rangkaian yang sumber isyaratnya dihubungkan dengan masukan
positif (+), isyarat keluaran sefasa dengan isyarat masukan. Rangkaian inverting
maupun rangkaian non inverting berguna sebagai rangakaian penguat. Dari data
diatas dapat dilihat perbedaan nilai rangkaian inverting dan rangkaian non
inverting. Nilai tegangan dari rangkaian inverting lebih besar dari pada rangkaian
non inverting. Perbedaan ini disebabkan karena rangkaian inverting sumber
isyaratnya dihubungkan dengan masukannya negatif. Sedangkan rangkaian non
inverting sumber isyaratnyan dihubungkan dengan masukan positif, sehingga nilai
tegangan pada inverting lebih besar dibandingkan dengan non inverting.
Efisiensi pada rangkaian non inverting dan inverting masih tergolong sangat
rendah, hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengukuran dan
kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran. Nilai rangkaian inverting ini
dipengaruhi oleh tegangan output dengan menggunakan osciloscop dan
menggunakan rumus. Sedangkan nilai tegangan non inverting dipengaruhi oleh
nilai tegangan output dan tegangan input. Jadi semakin besar nilai tegangan output
maka semakin besar pula nilai efisiensinya begitu pula sebaliknya semakin kecil
nilai tegangan output maka semakin kecil pula nilai efisiensinya.
Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaiaan elektronika yang
berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Rangkaian
penguat inverting akan menerima arus atau tegangan dari tranduser sangat kecil

12 | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1
dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih besar. Rangkaian penguat
inverting memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa sebesar
180ᴼ. Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa tegangan
masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga. Rangkaian
penguat non-inverting dinamakan karena masukan dari penguat tersebut adalah
masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak seperti penguat inverting, sinyal
keluaran dari penguat jenis ini sefasa dengan sinyal masukannya. Seperti pada
rangkaian penguat inverting syarat ideal sebuah penguat adalah tegangan masukan
sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga. Rangkaian inverting
merupakan rangakaian yang sumber isyaratnya dihubungkan dengan masukan
negatif (-), daerah frekuensi tengah isyarat akan berlawanan fasa dengan isyarat
masukan. Sedangkan rangkaian non inverting merupakan rangkaian yang sumber
isyaratnya dihubungkan dengan masukan positif (+), isyarat keluaran sefasa
dengan isyarat masukan. Rangkaian inverting maupun rangkaian non inverting
berguna sebagai rangakaian penguat. Semakin besar nilai tegangan output
osiloskop maka akan semakin efisien nilai rangkaian inverting yang diperoleh.
Sedangkan nilai efisiensi pada rangkaian non inverting dipengaruhi oleh tegangan
input. Semakin besar tegangan input yang diberikan maka semakin besar tenaga
output yang dihasilkan. Efisiensi rangakaian non inverting berbanding lurus
dengan tegangan output dan berbanding terbalik dengan tegangan input. Semakin
besar nilai tegangan output maka akan semakin efisien suatu rangkaian non
inverting. Sebaliknya semakin kecil nilai tegangan output maka akan semakin
tidak efisien rangkaian non inverting.

13 | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa rangkaian inverting merupakan rangkaian yang digunakan
untuk memperkuat tegangan output yang dihasilkan dari tegangan yang telah
diinputkan. Semakin besar nilai tegangan output osiloskop maka akan semakin
efisien nilai rangkaian inverting yang diperoleh. Sedangkan nilai efisiensi pada
rangkaian non inverting dipengaruhi oleh tegangan input. Semakin besar tegangan
input yang diberikan maka semakin besar tenaga output yang dihasilkan.
Efisiensi rangakaian non inverting berbanding lurus dengan tegangan output dan
berbanding terbalik dengan tegangan input. Semakin besar nilai tegangan output
maka akan semakin efisien suatu rangkaian non inverting. Sebaliknya semakin
kecil nilai tegangan output maka akan semakin tidak efisien rangkaian non
inverting.

5.2.Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah:
1. Praktikan selanjutnya hendaklah lebih teliti dalam melakukan pengukuran;
2. Ketepatan dalam melakukan penyambungan komponen elektronika;
3. Praktikan harus mahir dalam melakukan penyolderan;
4. Praktikan harus mengerjakan praktikum sesuai arahan asisten

14 | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Penguat Non Inverting OP-AMP. http://www.uniksharianja.com


/2016/02/penguat-non-inverting-op-amp.html. Diakses pada tanggal 7
November 2016 pukul 19.01 WIB di Padang.

Anonim. 2012 Rangkaian Bel 2 Nada. https://irvingbuattugaselektro.wordpress.


com/2012/10/17/rangkaian-bel-2-nada/. Diakses pada tanggal 10 November
2016 pukul 10.59 WIB di Padang.

Anonim. 2012. Karakteristik Penguat Membalik (Inverting Amplifier) http://


elektronika-dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting
amplifier/. Diakses pada tanggal 7 November 2016 pukul 19.09 WIB di
Padang

Malvino,Albert P.2004.Prinsip-Prinsip Elektronika.Jakarta:Salemba Teknika

Mandayatma, Eko. (2019). Optimalisasi Resistansi Feedback Dan Resistansi Input


Pada Penguat Inverting Untuk Pengkondisi Sinyal. Jurnal ELTEK. 17
(01). Halaman 44-55. ISSN: 1693-4024

Tim Elektronika .2015. Elektronika Lanjut.Medan:Unimed

15 | M i n i R i s e t R a n g k a i a n T e r i n t e g r a s i K e l o m p o k 1

Anda mungkin juga menyukai