Makalah Patofisiologi Kelompok 2 S1-3A
Makalah Patofisiologi Kelompok 2 S1-3A
MAKALAH PATOFISIOLOGI
OLEH:
Bayu Astutik (1801009)
Gety Wulandari ( 1801016)
Hafiz Ardhi (1801017)
Maura Anisa (1801023)
Meldayanti (1801024)
Meilita Putri (1601108)
Nofrita Marli (1801028)
i
KATA PENGANTAR
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
2.5 Gangguan/Penyakit yang Terjadi Pada Sistem Neuromuskular dan Sel Saraf .....10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................25
3.2 Saran…....................................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu sistem organ terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam
antara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem
organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka
Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem
kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat
impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau
reaksi terhadap rangsang tersebut. Impul ssaraf tersebut dibawa oleh serabut-
serabut saraf.
Neuromuskuler adalah dua system yang tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan
rangsang (dikontrol) oleh system saraf sehingga otot terkontrol kekuatan, akurasi,
1
dan powernya. Hal ini di sebabkan semakin besar berkehendak, semakin kuat dan
5. Apa saja gangguan atau penyakit yang terjadi pada sistem neuromuskular?
neuromuskular
2
BAB II
PEMBAHASAN
Neurologi berasal dari bahasa yunani yaitu Neuro yang berarti syaraf dan
Logi yaitu Logos yang berarti ilmu. Jadi dapat dikatakan neurologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang syaraf baik itu syaraf pusat maupun syaraf perifer dan
Sel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf
yang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu
stimulus (rangsang). Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.
muatan listrik antara bagian luar dan bagian dalam membran serabut
disebut depolarisasi. Selanjutnya akan terjadi alliran listrik dari daerah bermuatan
neuron dan akhirnya menuju sumsum tulang belakang dan otak. Pesan kemudian
diolah oleh otak dan sumsum tulang belakang sehingga timbul tanggapan atau
hingga ke efektor.
3
Gambar 1. Penghantaran Impuls Melalui Membran
Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain.
Pada saat impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus di jalarkan atau
dihambat.Pada sinaps terdapat celah yang dikenal dengan nama celah sinaps yang
4
disebut neuron prasinaps (Presynaptic neuron), sedangkan neuron yang terletak
sinapsis di seluruh tubuh), noradrenalin (yang terdapat pada saraf simpatetik) dan
serotonin (yang terdapat pada saraf pusat dan otak). Neurotransmiter menerima
akan berikatan dengan protein khusus atau reseptor yang berada di membran
a. Sinaps aksosomatik, yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari satu
c. Sinaps aksoaksonik, yaiyu sinaps yang terletak di antara ujung akson dari
Tubuh kita dapat melakukan gerakan karena adanya hantaran impuls oleh sel-
a. Gerak Biasa
5
Gerak yang disadari, contoh: melangkahkan kaki menuju suatu tempat.
Efektor
Gerak yang tidak disadari. Hantaran impuls pada gerak ini tidak melalui
Efektor
eseptor
Contoh gerak refleks melalui neuron konektor otak: pupil mata mengecil
saat terkena cahaya terang. Contoh gerak refleks melalui neuron konektor
Efektor
Konektor
Efektor Neuron
(Otak/Medula
Motorik
Neuron Spinalis)
Motorik
2.3 Sistem Neuromuskular
Efektor
Neuromuskuler adalah dua sistem yang tidak dapat di pisahkan dalam
Efektor
kehidupan sehari-hari, terutama dalam keadaan olahraga. Muskuler (perototan)
6
kekuatan,akurasi, dan power –nya. Hal ini di sebabkan semakin besar
berkehendak semakin kuat dan cepat kontraksinya sehingga tidak mungkin otot
Indonesia
(penerima rangsaan) dan muskeler adalah otot sebuah jaringan dalam tubuh
dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis
yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu
Jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot, yang terdiri dari sel-sel otot
yang bentuknya panjang dan ramping, tiap otot mempunyai serabut otot dan
serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh yang disebut otot (daging)
bagian tengahnya membesar dan mempunyai satu inti sel. Jaringan otot polos ini
mikroskop tampak polos atau tidak bergaris – garis. Otot polos berkontraksi
secara reflex dan di bawah pengaruh saraf otonom. Kerja otot polos tidak
dipengaruhi oleh kehendak kita, maka otot ini disebut otot tak sadar.
Nama lain dari otot lurik ini adalah jaringan otot rangka karena sebagian besar
jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita
7
dan di bawah pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di
bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang – selang
melintang di sepanjang serabut otot.. Fungsi otot lurik ini adalah untuk
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Terdiri
dari serabut otot yang bercabang - cabang dan berinti banyak. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta
oleh saraf tidak sadar. Fungsi otot jantung ini adalah untuk memompa darah ke
luar jantung
otot merah dan serabut otot putih. Serabut otot dengan isi myoglobin yang lebih
banyak berwarna merah penting untuk mendapatkan energi aerob atau biasa
disebut kedut lambat. Sedangkan otot yang kandungan ATP nya lebih banyak
warnanya putih (pucat), syarat penting untuk mendapatkan energi anaerob atau
kedut cepat. Serabut otot merah yang lambat itu penting untuk penyediaan energi
persyaratan penting untuk kerja yang harus dilakukan untuk waktu lama. Dan
serabut otot putih merupakan syarat optimal untuk penyediaan energi anaerob
8
Neuromuscular Junction (NMJ) atau endplate adalah sinaps yang spesial
dimana saraf motorik presinaptik bertemu dengan membran postsinaptik dari otot
interaksi tepat antara saraf dan sel otot. Kegagalan dari interaksi ini akan
Perlu di ingat pada saat periode awal setelah lahir, serat otot menerima
beberapa inervasi. Hal ini telah dibuktikan pada tikus, 2 hari setelah lahir 75%
serat otot menerima beberapa inervasi (>95% menerima 2 axon). Namun transisi
dari beberapa inervasi menjadi satu inervasi yang diterima NMJ berlangsung
dalam beberapa hari. Cabang akhir dari saraf motor membentuk komplek saraf
terminal yang invaginate ke serat otot rangka dan berjalan di sekitar sarcolemma.
Masing-masing saraf motor yang menuju serat otot kehilangan lapisan myelin dan
membuat kontak dengan satu serat otot untuk membentuk NMJ. Saraf motor yang
tidak diselubungi myelin dan tidak berhubungan dengan serat otot dibatasi oleh
a. Penyakit neuron motorik – untuk alasan yang tidak diketahui atau genetik,
neuron motorik bawah secara bertahap mati. Beberapa jenis penyakit neuron
belakang, atrofi otot tulang belakang menengah, atrofi otot tulang belakang
remaja dan atrofi otot tulang belakang dewasa. Bentuk yang paling umum
9
dari penyakit neuron motorik, yang dikenal hanya sebagai penyakit neuron
b. Neuropati – sistem saraf perifer (saraf selain yang di dalam sumsum tulang
menjembatani gap antara saraf dan otot. Yang paling umum dari penyakit ini
d. Miopati termasuk distrofi otot – berbagai jenis distrofi otot (pemborosan otot)
perbaikan jaringan otot. Beberapa jenis termasuk distrofi otot Becker, distrofi
Penyakit lain dari otot (miopati) dapat disebabkan sebagai efek samping yang
jarang dari obat (misalnya, obat penurun kolesterol yang dikenal sebagai
Saraf
10
2.5.1 Chorea
Chorea berasal dari bahasa yunani yang berarti menari,pada korea gerak otot
satu ekstremitas, separuh badan atau seluruh badan. Hal ini dengan khas terlihat
pada anggota gerak atas (lengan dan tangan) terutama bagian distal. Pada gerakan
ini tidak didapatkan gerakan yang harmonis antara otot-otot pergerakan, baik
Dengan kata lain chorea adalah gerakan tak terkenali yang berupa sentakan
berskala besar dan berulang-ulang, seperti berdansa, yang dimulai pada salah satu
begian tubuh dan menjalar kebagian tubuh yang lainnya secara tiba-tiba dan tak
terduga.
Gerak chorea dapat dibuat nyata bila pasien disuruh melakukan dua macam
menjadi lebih hebat bila ada aktivitas dan ketegangan. Chorea menghilang bila
penderitanya tidur.
a. Etiologi
terjadi pada beberapa penyakit yang berbeda. Seseorang yang mengalami chorea
memiliki kelainan pada ganglia basalisnya di otak. Tugas ganglia basalis adalah
11
dopamin atau merubah kemampuan otak untuk mengenal dopamin. Penyakit yang
b. Patofisiologi
dan GABAergik dari substansia nigra dan korteks motoris yang berturut-turut
disalurkan sampai kepallidum didalam thalamus dan korteks motoris. Impuls ini
diatur dalam striatum melalui dua segmen yang paralel, jalur langsung dan tidak
distonia, korea, dan pergerakan tidak sadar. Contoh klasik kerusakan fungsi
oleh karena itu patofisiologi dari penyakit Huntington berlaku pada chorea dan
Mekanisme Dopaminergik
12
dopamine striatal dapat menimbulkan chorea, meningkatkan jumlah dopamine
akan menambah buruk seperti pada chorea yang diinduksi levodopa yang terlihat
Mekanisme Kolinergik
dopamine yang merupakan hal penting bagi fungsi striatum yang normal
kolin asetil transferase, yaitu enzim yang mengkatalisator sintesis asetil kolin.
dan efek terbatas dari prekursor asetilkolin, seperti kolin dan lesitin.
Mekanisme Serotonergik
13
serotonin seperti fluoksetin dapat menimbulkan parkinsonisme, akinesia,
Mekanisme GABAergik
Lesi yang paling konsisten pada korea huntington terlihat dengan hilangnya
saraf-saraf dalam ganglia basalis yang mensintesis dan mengandung GABA. Arti
2.5.2 Tremor
Tremor adalah gerakan yang tidak terkontrol dan tidak terkendali pada satu
atau lebih bagian tubuh Anda. Tremor biasanya terjadi karena bagian otak yang
bagian yang paling sering terkena adalah tangan. Secara umum, tremor tidak
dalam kasus tertentu tremor bisa mengindikasikan adanya masalah serius pada
tubuh seseorang.
14
Tremor ialah serentetan gerakan involunter, ritmis, berbentuk getaran, pada
satu atau lebih bagian tubuh. Gerakan ini timbul akibat berkontraksinya otot-otot
yang berlawanan secara bergantian atau irregular dengan frekuensi dan amplitudo
tetap dalam periode waktu yang lama. Tremor merupakan gangguan gerakan yang
peningkatan usia. Lebih dari 4% pasien dengan usia diatas 65 tahun mengalami
kehidupan sehari-hari.
Secara umum, tremor dibagi atas tremor normal (fisiologis) dan abnormal
(patologik). Tremor fisiologis terjadi pada semua kelompok otot saat berkontraksi
dalam keadaan sadar dan dalam fase tidur pada tingkat tertentu. Getarannya tidak
dapat dilihat dengan mata, frekuensi antara 8-13 Hz. Tremor ini juga berhubungan
dengan kelelahan, ketakutan, emosi, kesadaran, rasa panas, rasa dingin, medikasi,
Tremor paling sering didapatkan pada extremitas bagian distal jari-jari dan
tangan. Frekuensi tremor bisa lambat (3-5 Hz), sedang (5-8 Hz), atau cepat (9-12
Hz). Amplitudo tremor bisa kasar, sedang, atau halus. Tremor bisa konstan atau
15
a. Tremor istirahat (resting/static tremor): Tremor yang timbul pada bagian
tubuh yang ditopang melawan gravitasi dan tidak ada aktivitas otot volunter
(tidak ada kontraksi otot skelet). Amplitudo meningkat selama stress atau
b. Tremor aksi (action tremor): Merupakan tremor yang terjadi akibat kontraksi
melawan gravitasi.
yaitu :
16
3. Tremor isometrik: Tremor yang terjadi pada kontraksi otot volunter
diperlukan untuk menentukan lokasi anatomis tremor, tipe tremor, dan tingkat
darah rutin, kimia darah, fungsi tiroid, fungsi hati, vitamin B12, kadar tembaga
dalam urin selama 24 jam dan ceruloplasmin serum. Oleh karena itu dibuat
dan pola kontraksi antara otot-otot agonis dan antagonis. Pemeriksaan computed
17
tomography (CT-scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) dapat dilakukan
jika dicurigai adanya tremor intensi, tumor, stroke, sklerosis multipel. Pada
diagnosis penyebabnya. Karena sebagian tremor akan lenyap begitu kondisi yang
menyebabkannya bisa diatasi. Namun, sebagian besar kasus tremor tidak dapat
diresepkan oleh dokter untuk mengatasinya. Ada juga beberapa terapi seperti
suntik botoks, terapi fisik seperti pemberian beban pada pergelangan tangan, dan
terapi stimulasi otak yang bisa juga dijadikan pilihan untuk mengobati tremor.
2.5.3 Rigiditas
atau sebagian anggota tubuh yang diakibatkan oleh adanya gangguan syaraf yang
sebagian fungsi ototnya. Katalepsi yang sering terjadi pada keadaan tidak sadar
mempertahankan posisi bagian tubuh tertentu seperti tangan dan kaki yang sulit
18
sistem motorik dan merupakan penyakit neurodegeneratif yang telah menyerang
sekitar 4 juta orang di seluruh dunia (Arulkumar & Sabesan, 2010). Penyakit
menyebabkan kelemahan pada otot rangka, yang merupakan otot yang digunakan
tubuh untuk gerakan. Ini terjadi ketika komunikasi antara sel-sel saraf dan otot
menjadi terganggu. Kerusakan ini mencegah kontraksi otot yang penting terjadi,
menyerang jaringan sehat. Dalam kondisi ini, antibodi, yaitu protein yang
komunikasi antara sel-sel saraf dan otot. Hal ini menyebabkan kelemahan otot.
Penyebab pasti reaksi autoimun ini hingga sekarang belum jelas, namun
protein virus atau bakteri tertentu dapat mendorong tubuh untuk menyerang
asetilkolin. Faktor resiko MG dapat terjadi pada orang di atas usia 40 tahun.
Wanita lebih mungkin didiagnosis sebagai orang dewasa muda, sedangkan pria
19
a. Etiologi
dengan pasti.
Tumor ekstra timus: penyakit Hodgkin, kanker paru tipe small cell
Hipertiroidisme
DRw3, HLA-DQw2
Antibiotik
Aminoglikosida, Ciprofloxacin, Clindamycin, Eritromisin,
Ampicillin, Nitrofurantoin
Antirematik Penicillamine
Antikolinergik Triheksilfenidil
20
Antihipertensi Beta-bloker, Penghambat sawar kalsium
Steroid
Prednisone dosis tinggi
Anestetik
Halotan, Ketamin, Lidokain, Prokain, Vecuronium, Kurare
Lainnya Litium, Magnesium
b. Patofisiologi
khas pada myasthenia gravis diketahui berasal dari kegagalan efektivitas transmisi
deteksi AChR antibodi. Akan tetapi, 30% dari pasien tersebut menunjukkan
AchR protein antibodi dapat ditemukan pada lebih dari 85% pasien
dengan generalized myasthenia dan 60% pasien dengan myasthenia okuler. Gejala
21
Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan saraf yang terdapat pada otak
bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari
pons dan medulla dan di target saraf di medula spinalis yang mengatur refleks,
reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau panjang dari
bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigitas, tetapi gejala-
gejala itu diluar kendali traktus kortikospinal (piramidal). Namun, nama ini agak
ditemukan bersamaan pada seorang pasien dan saling menutupi satu dengan yang
lainnya. Gejala Ektrapiramidal merupakan efek samping yang sering terjadi pada
a. Etiologi
sebagai berikut :
22
Gej.
Antipsikosis Dosis (mg/hr) ekstrapiramidal
150-1600 ++
Chlorpromazine
Thioridazine 100-900 +
Pimozide 2-6 ++
Clozapine 25-100 –
Zotepine 75-100 +
Sulpride 200-1600 +
Risperidon 2-9 +
Quetapine 50-400 +
Olanzapine 10-20 +
Aripiprazole 10-20 +
b. Patofisiologi
serebelum berikut dengan korteks motorik tambahan, yaitu area 4, area 6 dan area
yang dikenal sebagai sirkuit. Oleh karena korpus striatum merupakan penerima
23
tunggal dari serabut-serabut segenap neokorteks, maka lintasan sirkuit tersebut
dinamakan sirkuit striatal yang terdiri dari sirkuit striatal utama (principal) dan 3
Sirkuit striatal prinsipal tersusun dari tiga mata rantai, yaitu (a) hubungan
segenap neokorteks dengan korpus striatum serta globus palidus, (b) hubungan
dengan korteks area 4 dan 6. Data yang tiba diseluruh neokorteks seolah-olah
hasil pengolahan itu merupakan bahan feedback bagi korteks motorik dan korteks
Dan akhirnya sirkuit asesorik ke-3, yang dibentuk oleh hubungan yang melingkari
striatum-subtansia nigra-striatum.
dopamine ganglia basalis yang lebih poten, dan sebagai akibatnya menyebabkan
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
mempelajari tentang syaraf baik itu syaraf pusat maupun syaraf perifer dan
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan penulisannya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC : Jakarta
Jakarta
26