Anda di halaman 1dari 7

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and

Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

APLIKASI PENGEMBANGAN SISTEM REFRIGERANT PALKA


KAPAL IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA UNTUK
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN

Razali 1) , Muharnis 2)
1)
Jurusan Teknik Mesin, , Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis
2)
Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bengkalis,
Jl. Bathin Alam, Sungai Alam
email : razali@polbeng.ac.id), muharnis@polbeng.ac.id2)

Abstrak
Desa Muntai Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis memiliki beberapa kelompok nelayan (perikanan).
Para Nelayan desa tersebut merupakan nelayan tradisional, mereka belum menggunakan proses pengawetan
dan penyimpanan hasil tangkap yang baik. Permasalahan yang dihadapi nelayan adalah tempat
penyimpanan ikan hasil tangkapan yang di gunakan dan juga sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak
dan lagi pula harga yang tinggi.
Luaran program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini adalah berupa produk dan jasa. Produk yang akan
dicapai adalah pembuatan box ikan dengan sistem refrigerant menggunakan tenaga surya. Kapasitas box
pendingin 250 kg dengan temperatur maksimum -10,5 Co dan panel sell surya yang akan dibangun
mempunyai kapasitas 160 Wp. Performance bateray mampu menyuplai box pendingin selama 12 jam
dengan adanya tegangan yang diberikan melalui modul PV ke bateray maka hasil pengujian menunjukan
bahwa kondisi bateray masih menyimpan arus sebesar 85%.
Melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini membuat sebuah sistem pendingin box ikan sistem
refrigerant menggunakan tenaga surya dimana ikan tetap segar sehingga meningkatkan penghasilan bagi
nelayan setempat.
Kata Kunci: Box, refrigeran, tenaga surya

1. Pendahuluan
Bengkalis sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan luas wilayah 11.481,77
km² memiliki banyak potensi sumber daya alam, kekayaan laut yang melimpah, sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi daerah industri perikanan.

Dalam satu dekade ini, jumlah ikan yang ditangkap nelayan cenderung mengalami penurunan. Hal ini tentu
akan mengakibatkan nelayan yang menghendaki jumlah tangkapannya berlimpah, haruslah berlayar lebih
jauh ketengah lautan untuk mencapai fishing ground (tempat bergerombolnya ikan). Salah satu kendala yang
dihadapi para nelayan tradisional dalam memperoleh nilai tukar maksimum atas hasil tangkapannya adalah
karena produk tangkapan yang buruk ketika sampai di tempat pelelangan. Hal tersebut disebabkan kapal –
kapal ikan yang digunakan oleh nelayan pada umumnya di Bengkalis palka sistem pendinginnya hanya
menggunakan es.

Kondisi armada penangkapan ikan di Bengkalis saat ini sebagian besar alat penyimpanan ikan yang
digunakan tergolong komvensional/tradisional .

332
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Tabel 1. Banyaknya Armada Penangkapan Menurut Kecamatan Tahun 2010 (Unit)

Laut Perairan Umum


Perahu Perahu
Kecamatan Motor Motor Motor Motor
Tanpa Tanpa
Diesel Tempel Diesel Tempel
Motor Motor
Mandau - - - 10 - 26
Pinggir - - - 287 21 2
Bukit Batu 189 5 137 10 - 1
Siak Kecil - - 17 166 - -
Rupat 144 70 473 - - -
Rupat Utara 167 161 281 - - -
Bengkalis 512 59 436 10 - 1
Bantan 147 16 661 - - -
Jumlah Total 1.159 311 2.005 483 21 30
Tahun 2009 1.142 308 1.862 367 17 4
Sumber : Kab. Bengkalis Dalam Angka 2010 (BPS. Kab. Bengkalis)

Ikan hasil tangkapan harus memerlukan perlakuan khusus dengan cara didinginkan supaya dapat terjaga
kwalitasnya. Semakin bagus kwalitas ikan segar maka semakin tinggi pula harga jual ikan hasil tangkapan
tersebut, hal ini secara tidak langsung akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Proses
pendinginan ikan bertujuan untuk menghambat berkembangnya bakteri yang dapat menyebabkan kesegaran
ikan menjadi rusak. Salah satu alternatif lain yang dapat digunakan untuk menjaga kwalitas ikan segar adalah
dengan melakukan kajian system pendingin menggunakan refrigerant (Monoklorodifluro metana) dengan
metode sumber energi matahari.

Desa Muntai Kec. Bantan Kab. Bengkalis memiliki beberapa kelompok nelayan ( perikanan ). Para nelayan
desa tersebut merupakan nelayan komvensional/tradisional, mereka belum menggunakan proses pengawetan
dan penyimpanan hasil tangkap yang baik. Permasalahan yang dihadapi nelayan adalah tempat penyimpanan
ikan hasil tangkapan yang di gunakan dan juga sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak dan lagi pula
harga yang tinggi.

Melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini, tim pengusul akan membuat sebuah Sistem Pendingin
Palka Kapal Ikan material Fiberglass Sistem Refrigerant Menggunakan Tenaga Surya serta memberikan
pelatihan Proses pembuatan material fiberglass, pemasangan, perawataan dan perbaikan. Tujuan dari
program. Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini adalah membuat system pendingin pada hasil tangkapan ikan
sehingga kondisinya tetap dalam segar dan memberikan pemahaman terhadap masyarakat nelayan tentang
pemanfaatan sumber energi matahari sehingga dapat mengurangi pengeluaran operasional nelayan dan
akhirnya akan menambah pendapatan para nelayan serta memberikan keterampilan kepada para nelayan
dalam energi terbarukan.

2. Tinjauan Pustaka
Prinsip Mencegah Kerusakan Ikan
Dalam kehidupan sehari-hari, teknologi refrigerasi lebih dikenal dalam bentuk pro- duknya yang berupa es,
lemari dingin (ref- rigerator rumah tangga), pabrik es dan lain- lain. Dalam bidang perikanan contoh peng-
gunaan gudang dingin (cold storage) yaitu bangunan untuk penyimpanan ikan. Menurut Ilyas (1983), ikan
tergolong pangan yang paling cepat membusuk dan teknik refrige- rasilah yang sudah terbukti mampu meng-
awetkannya dalam bentuk yang hampir sama dengan ikan yang baru saja ditangkap dari air. Maka teknik
refrigerasi dapat diterapkan secara luas pada setiap sektor perikanan.

Beberapa metode atau sistem Pendingin ikan di kapal adalah :


1. Pendingin Ikan dengan es (icing)
2. Pendingin ikan dengan udara dingin
(chilling in cold air)
3. Pendinginan ikan dengan es air laut
4. Pendinginan ikan dengan air yang didi- nginkan(chilling in water) 333
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

5. Pendinginan ikan dengan es kering


6. Pendingin ikan dengan teknologi refri- gerasi

Prinsip Kerja Sistem Pendingin


Cara kerja mesin pendingin ini dapat dijelaskan sebagai berikut, kompresor yang ada pada
sistem pendingin dipergunakan se- bagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigerant),
jadi refrigerant yang masuk ke dalam kompresor oleh kompresor tersebut akan
dimampatkan sehingga tekanan dan temperaturnya akan naik kemudian dialirkan ke
kondensor.

Gambar 1. Gambar siklus kerja sistem pendingin dan komponen utamanya

Pada bagian kondensor ini refrigerant yang telah dimampatkan akan di kondensasikan sehingga berubah fase
dari refrigerant fase uap lanjut akan berubah keadaan menjadi refrigerant fase cair, dengan adanya perubahan
fase dari fase uap ke fase cair maka refrigerant mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang
terkandung didalam refrigerant. Pada kondensor tekanan refrigerant yang berada dalam pipa-pipa kondensor
relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan teka- nan refrigerant yang berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigerant lewat kondensor dan setelah melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka
refrigerant dilewatkan melalui katup ekspansi. Katup ekspansi ini berfungsi untuk mengatur jumlah
refrigerant yang akan masuk ke evaporator dan menurunkan tekanan refrigerant pada suatu harga tertentu
sesuai dengan besarnya beban pendinginan. Dari katup ekspansi refrigerant dialirkan ke evaporator, di dalam
evaporator ini refrigerant akan ber- ubah keadaannya dari fase cair ke fase uap. Untuk merubahnya dari
fase cair ke refri- gerant fase uap maka proses ini membutuh- kan energi yaitu energi penguapan, dalam
hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.

Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi substansi
yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthal- pi maka temperatur dari substansi yang
akan didinginkan akan menjadi turun. Refrigerant yang keluar dari evaporator kemudian dihi- sap oleh
kompresor untuk di mampatkan kembali. Proses ini akan berubah terus me- nerus sampai terjadi pendinginan
yang se- suai dengan keinginan. Dengan adanya me- sin pendingin ni maka untuk mendinginkan atau
menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.

Pemanfaatan Energi Surya


Pembangkit Listrik Tenaga Surya yaitu pembangkit yang memanfaatkan sinar mata- hari sebagai sumber
penghasil listrik. Alat utamanya yaitu penangkap, pengubah dan penghasil listrik photovoltaic atau sering
disebut modul (Panel Solar Cell). Dengan alat tersebut, sinar matahari diubah menjadi listrik melalui proses
aliran-aliran elektron negatif, lalu menjadi menjadi aliran listrik DC yang akan langsung mengisi Battery/
Accumulator sesuai tegangan dan arus yang diperlukan. Rata-rata Produk Modul yang dipasarkan
menghasilkan 12 sampai 18 VDC dan 0,5 sampai 7 Ampere. Modul memiliki kapasitas beraneka ragam,
mulai dari 10 watt peak sampai 200 watt peak. Modul juga ter- diri dari type cell monocrystal dan poly-
crystal.

334
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Gambar 2. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Komponen inti dari pembangkit listrik tenaga surya ini adalah modul solar cell, regulator/controller, battery,
Accumulator, Inverter DC to AC dan Beban/loader. Dalam
memanfaatkan PV sebagai sumber energi listrik, perlu dilakukan perencanaan untuk proses pemasangan. Hal
ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan me- ngurangi energi yang terbuang. Dalam hu-
bungannya dengan sistem sumber listrik ya- ng lain, maka instalasi dibagi menjadi dua, yaitu sistem instalasi
mandiri dan sistem instalasi terhubung jaringan (Suhono, 2009).

3. Metode Penelitian
3.1 Studi Lapangan ke Calon Mitra
Sebelum mengusulkan program, pengusul melakukan studi lapangan ke daerah calon mitra. Dalam
melakukan studi ini akan dipergunakan metoda survey observasi, wawancara,. Studi dilakukan melihat
langsung permasalahan yang di alami nelayan tradisional di pulau Bengkalis. Daerah yang di survei
adalah desa nelayan Muntai kecamatan Bantan. Setelah melaksanakan studi lapangan pengusul
kelompok nelayan yaitu kelompok nelayan Net dua suku dan Perjuangan Bersama yang berada di Desa
Muntai Kec. Bantan Kab. Bengkalis.

3.2 Melihat dan Menganalisis Permasalahan yang Ada


Persaingan antar kelompok nelayan tradisional dengan pengusaha perikanan pada daerah tangkapan yang
sama merupakan permasalahan sosial yang harus segera diselesaikan. Sebagian besar kehidupan ekonomi
nelayan tradisional masih berada dibawah rata-rata, permasalahan di bidang ekonomi mengakibatkan
rendahnya akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik. Berdasarkan hasil wawancara dengan
diperoleh informasi pendapatan bersih para nelayan tradisional hanya berkisar Rp. 30.000 - Rp 50.000,-
/hari.

3.3 Justifikasi Permasalahan yang dihadapi.


Berdasarkan pantauan dan analisis diatas, dapat dibuat kesimpulan permasalahan yang dihadapi para
nelayan tradisional. Permasalahan yang dihadapi nelayan tradisional adalah rendahnya penghasilan yang
diperoleh akibat belum optimalnya tempat penyimpanan ikan sehingga harga jual tidak sesuai dengan
diharapkan disebabkan dengan kondisi ikan yang tidak segar, sulitnya para nelayan mendapatkan bahan
bakar dan harga yang tinggi.

3.4 Metode yang Ditawarkan


Metode yang ditawarkan dalam program IbM adalah pelatihan dan membangun Sistem Refrigerant Palka
Kapal Ikan dari material fiberglass Menggunakan Tenaga Surya.

3.5 Menetapkan Prosedur Kerja


Sebelum melaksanakan kegiatan perlu ditetapkan prosedur kerja dengan tujuan setiap kegiatan yang
dilaksanakan terarah. Prosedur kerja diawali dengan menetapkan mitra kerja. Dalam hal ini mitra kerja
akan diajak berdiskusi dan memberikan informasi serta pengenalan tentang proses pembuatan box/palka
dari material fiberglass dan solar sell akan digunakan. 335
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

3.6 Menetapkan Rencana Kegiatan


Penetapan rencana kegiatan berhubungan dengan lamanya atau waktu yang dibutuhkan dalam
menjalankan program sehingga mitra betul-betul telah memahami dan menerapakan teknolgi yang
ditawarkan dalam rangka meningkatkan hasil pendapatan dan kesejahteraan nelayan. Waktu yang
diperlukan untuk menjalan kegiatan sekitar 9 bulan.

3.7 Partisipasi Mitra


Peran serta mitra dalam pelaksanaan program sangat diharapkan, karena mitra yang lebih memahami
karakteristik dan kondisi perairan. Kelebihan dan kemampuan mitra bila digabungkan dengan teknologi
yang ditawarkan diharapkan akan menghasilkan luaran yang optimal. Mitra juga bisa menjadi pelopor
untuk sosialisasi dan percontohan program, sehingga nelayan yang lain bisa mengikuti.

3.8 Luaran yang Dihasilkan


Luaran yang ingin dicapai adalah kelompok nelayan tradisional dapat meningkatkan hasil pendapatan
para nelayan. Melalui pembuatan system pendingin sehingga kondisi hasil tangkapan ikan tetap kondisi
segar dan juga memberikan pemahaman terhadap masyarakat nelayan tentang pemanfaatan sumber
energi matahari sehingga dapat mengurangi pengeluaran operasional nelayan. Harapan lain dari program
ini adalah, kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi kelompok nelayan lainnya.

4. Hasil dan Pembahasan


Luaran yang Dicapai
1) Uji Performance Alat Box Ikan Dan Solar Cell
Pengujian dilakukan selama 2 Hari dengan kondisi cuaca terang (normal) dan 1 (satu) hari cuaca
mendung. Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan auput pada masing-masing modul PV.
Adapun hasil pengujian rata-rata tegangan modul PV dengan cuaca mendung dan cuaca terang
(normal) selama pengjujian di perlihatkan pada tabel dengan kurva karakteristik pada gambar

V Pengukuran PV Cuaca
Tegangan (V)

V Pengukuran
terang PV

Gambar: 3 Grafik Tegangan modul PV pada cuaca cerah

V Pengukuran PV Cuaca
V Pengukuran
Tegangan (

Berawan PV

Gambar: 5 Grafik Tegangan modul PV pada cuaca Berawan

336
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

2) Uji Performance Alat Kotak Ikan dan Solar Cell

Berdasarkan data pengujian temperatur yang dihasilkan pada box ikan menunjukan bahwa
temperatur maksimum pada box mencapai -17.3 0C selama beroperasi 12 jam. dan Peformance batray
yang digunakan dalam kondisi 70 %. Melalui pembuatan system pendingin sehingga kondisi hasil
tangkapan ikan tetap kondisi segar sehingga kelompok nelayan tradisional dapat meningkatkan hasil
pendapatan para nelayan.

Dalam menyimpan ikan, ikan harus selalu berada pada suhu 4 derajat celcius "Chef Kusriandi Firdaus"
selaku Chef Restauran Sakura. Ia menjelaskan, bila suhu penyimpanan ikan berada di atas 4 derajat
celcius, maka tampilan ikan akan berubah dan juga akan terjadi pemanasan pada ikan meskipun
berada dalam udara dingin sehingga pembusukan pada ikan akan cepat terjadi.

Ganbar 5.1 Temperatur Box Ikan

Gambar: 6 Performance box

Performance Batrey (DC)

Temperatur 28,5
Temperatur

Performance Batrey
(DC) 100 s/d 90 %

Gambar: 5.4 Grafik Performance batrey

3). Pendapatan masyarakat nelayan

Gambar: 7 Grafik Pendapatan masyarakat petani pasca IbM

337
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

5. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

Hasil uji performance temperatur box ikan tersebut mencapai temperatur -17,3 darajat celcius. Sehingga
hasil tangkapan ikan tersebut kondisinya tetap dalam segar membuat harga ikan bernilai tinggi.
Hasil uji porformance bateray mampu untuk menyuplay bok/palka dibuktikan dengan dilakukan dua
pengujian yaitu: Performance bateray untuk menyuplay box pada pagi sampai sore hari selama 12 jam
adanya arus dari modul cell surya menunjukan power display battery electric power display terakhir
mencapai 85 %

Adapun hasil pengujian rata-rata tegangan modul PV 1 baik pada kondisi cuaca mendung maupun cuaca
terang (normal) bahwa posisi datar yang lebih baik dengan rata-rata tegangan mencapai 15,5 Volt.

Berdasarkan hasil diskusi dengan masyrakat nelayan melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini
membuat sebuah sistem pendingin box ikan sistem refrigerant menggunakan tenaga surya dimana ikan tetap
segar sehingga meningkatkan penghasilan bagi nelayan setempat.

Saran

Perancangan box penyimpanan ikan berbahan fiberglass dengan menggunakan sistem refrigerasi ke
depan seharusya menggunakan sistem thermostat yang lebih akurat agar proses pendinginan tidak lebih cepat.
Untuk mendapatkan tegangan dan penyinaran matahari yang lebih dari modul PV diharapkan kedepan
dilakukan proses tracking system.

Daftar Pustaka.

[1] BPS Kabupaten Bengkalis, (2010), Kabupaten Bengkalis Dalam Angka 2011.
[2] Stoecker, W.F. 1994. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Jakarta: Penerbit Erlangga
[3] Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Wahyu Wibowo, “Perancangan Sistem Hibrid Pembangkitlistrik Tenaga Surya
Dengan Jala-Jalalistrik Pln Untuk Rumah Perkotaan” JETri, Volume 8, Nomor 1, Agustus 2008
[4] Sumanto. 1985. Dasar-dasar mesin pendingin. Yokyakarta: Penerbit Andi
[5] Willey, Jack, The Fiberglass Repair & Construktrution Handbook, Tab Books Inc, 1982.

Biodata Penulis
Nama Penulis, memperoleh gelar Sarjana Teknik , Program Studi Teknik Mesin [Unes Padang], lulus tahun 1998. Tahun
2009 memperoleh gelar Magister Teknik (MT) Sisitem Manufaktur [ITS Surabaya].. Saat ini sebagai Staf pada
Jurusan/Prodi Teknik Mesin [Politeknik Negeri Bengkalis - Riau].

338

Anda mungkin juga menyukai