Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian HEG
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena
terjadi dehidrasi
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10
kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan
Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat mengakibatkan
gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia gravidarum yang berlangsung lama (umumnya
antara minggu 6-12) dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. (Manuaba, 2007).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah
yang membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes normal yang umum dialami wanita
hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan. (Varney, 2007)
Dari devenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat)
dan terus menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah
yang berlebihan disaat kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

B. Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti


Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini menimbulkan
dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini.Alergi
juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu
terhadap anak
3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan memberikan
suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien
4. Faktor predesposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuansi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormonal memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
5.Alergi.Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah
satu faktor organik.

Hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui pasti. Tidak


jarang dengan memberikan suasana baru, sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.
(Wiknjosastro, 2005)
Diduga terdapat factor yang menyebabkan hiperemesis gravidarum :
1. Psikologis, bergantung pada: apakah si ibu menerima kehamilannya. Atau kehamilannya di
terima atau tidak.
2. Fisik
· Terjadi peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic
gonadothropin
1.Factor konsentrasi human chorionic gonadothropin yang tinggi :
2.Primigravida lebih sering dari multigravida.
3.Semakin meningkat pada pola hidatidosa, hamil ganda dan hidramnion
4.Factor gizi / anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

Gejala Umum Hiperemesis Gravidarum antara lain:


1.Mual dan muntah berat terutama pada trimester I kehamilan
2.Muntah setelah makan atau minum
3.Kehilangan berat badan > 5% dari BB ibu hamil sebelum hamil( rata-rata kehilangan BB 10% )
4.Dehidrasi
5.Penurunan jumlah urine
6..Sakit kepala
7.Bingung
8.Pingsan
9.Jaundisen (warna kuning pada kulit, mata dan membrane mukosa )

C. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu :
1. Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya
mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.

3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

D. Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga memengaruhi sistem pencernaan,tetapi mual dan muntah yang terjadi terus –menerus
dapat mengakibatkan dehidrasi,hipornatremia,hipokloremia, serta penurunan klotida urine yang
selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunya zat toksik.

Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak


sempurna,sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan
lambung dapat robek (syndrom Mallory-Weiss),sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.

Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita
hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas
wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan
dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.Hiperemesis gravidarum ini dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma
berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat
metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak
hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan

Peningkatan HCG, estrogen, dan progesterone selama kehamilan


Pengarun terhadap sistem GI:
- Penurunan motilitas lambung
- Memperlambat pengosongan lambung
- Refluks esophagus
- Penurunan asam hidroklorid
Faktor spiritual faktor lingkungan
Faktor kultur faktor psikologis

Mual dan muntah berlebihan

defisiensi nutrisi dehidrasi

penurunan CES dan Plasma


konstipasi pembakaran KH dan lemak

BB menurun oksidasi lemak tidak sempurna energi Na dan K homokonsentrasi

Kerusakan
integritas
ketosis kelemahan kulit
suplai O2 dan
Ketidakseimbangan
Nutrisi nutrisi
Asidosis metabolic transplan-
senta
Risiko
intoleransi aktivitas keseimbangan
elektrolit

Ketidakefektifan pola nafas

E. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
a) Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia,
kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.
b) Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s,
mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum
secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.

Komplikasi lainya :
1) Dehidrasi

2) Ikterik

3) Takirkadi

4) Alkolosis

5) Kelaparan

6) Menarik Diri, Depresi

7) Suhu Tubuh Meningkat

8) Gangguan Emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga

F. Penatalaksanaan

1. Obat-obatan

Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6
Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida
2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik..
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral

Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intra vena.

5. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus
anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus
terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat,
tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.

6. Diet

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C,
karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai
diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan .
Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.


Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

G. Diagnosis
Diagnosis hiperemis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda
dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian
harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus venntrikuli dan
tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah. Hiperemesis gravidarum yang terus
menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat memepngaruhi perkembangan
janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan. (Wiknjosastro, 2005)

Pemeriksaan Penunjang

1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.

2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

A. Pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum


Dikutip dari doengoes, pengkajian keperawatan pada pasien dengan hyperemesis
gravidarum meliputi:
a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat(>100 kali per
menit)
b. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis
;peningkatan konsistensi urine.
d. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeriepigastrium,
pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosamulut iritasi dan merah, Hb dan
Ht rendah, nafas berbau aseton, turgorkulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuhdalam koma
g. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakanmaka dilakukan
abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasiterhadap hospotalisasi dan sakit, system
pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi
kalau berlangsung lama, berat badan turun lebihdari 1/10 dari berat badab normal, turgor
kulit, lidah kering, adanyaaseton dalam urine.

1. Pengkajian Data Subjektif


a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c. Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal, dan komplikasi
d. Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah,
kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan
memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
e. Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi,
kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f. Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar
dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab,
pekerjaan, dll
g. Riwayat diet: khususnya intake cairan
h. Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen
i. Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
2. Pengkajian Data Objektif
a. TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya
nafas bau aseton
b. Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c. Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d. Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e. Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi,
adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f. Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
g. Status Eliminasi: Perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi
berkemih
h. Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai
dengan usia kehamilan)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nausea dan vomitus yang menetap.
2. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak
adequat.
3. Ketakutan b.d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b.d muntah yang berlebihan, peningkatan asam
lambung.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan b.d keterbatasan informasi.
6. Resiko perubahan integritas kulit b.d penurunan darah dan nutrisi kejaringan-jaringan
sekunder akibat dehidrasi
DIAGNOSA HEG

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

1. Mual Setelah diberikan asuhan Manajemen Mual


 Dorong pasien untuk belajar
berhubungan keperawatan selama 2x 24 jam,
strategi mengatasi mual
dengan perawat dapat meminimalkan
sendiri
kehamilan nyeri yang terjadi dengan
 Dapatkan riwayat diet pasien
kriteria hasil:
seperti (makanan) yang
NOC : disukai dan yang tidak disukai
serta preferensi (makanan)
Keparahan Mual Muntah
yang terkait budaya
 Evaluasi dampak dari
1 2 3 4 5
pengalaman mual pada
kualitas hidup (misalnya,
a. Frekuensi mual nafsu makan, aktivitas,prestasi
b. Intensitas mual
kerja, tanggung jawab peran
c. Frekuensi muntah
d. Intensitas muntah dan tidur)
e. Sekresi air ludah yang  Identifikasi faktor – faktor
banyak yang dapat menyebabkan atau
f. Ketidakseimbangan
berkontribusi terhadap mual
elektrolit  Kendalikan faktor-faktor
g. Perubahan pengecapan
Kontrol Mual Muntah lingungan yang mungkin
membangkitkan mual
1 2 3 4 5  Ajari penggunaan teknik
nonfarmakologi
a. Mengenali faktor  Tingkatkan istirahat dan tidur
pencetus stimulus yang cukup untuk
muntah memfasilitasi pengurangan
b. Menghindari faktor- mual
faktor penyebab bila  Dorong pola makan dengan
mungkin porsi sedikit makanan yang
c. Menghindari bau yang menarik bagi pasien yang
tidak menyenangkan mual
d. Melaporkan mual,
Manajemen Muntah
muntah dan muntah
yang terkontrol  Dapatkan riwayat makanan
seperti makanan yang disukai ,
yang tidak disukai dan
preferensi makanan yang
sesuai
 Identifikasi faktor-faktor yang
dapat menyebabkan atau
berkontribusi terhadap muntah
 Kendalikan faktor-faktor
lingkungan yang mungkin
membangkitkan keinginan
untuk muntah
 Berikan dukungan fisik selama
muntah (misalnya membantu
untuk membungkukkan atau
menopang kepala)
 Lakukan membersihkan mulut
untuk membersihkan mulut
dan hidung
 Dorong istirahat
 Beri suplemen nutrisi
mempertahankan berat badan
jika diperlukan
 Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk
mengelola muntah
2. Keletihan Setelah diberikan asuhan Manajemen eneergi
berhubungan keperawatan selama 2x 24 jam,
 Perbaiki defisit status
dengan perawat dapat meminimalkan
fisiologi sebagai prioritas
kelesuan nyeri yang terjadi dengan
utama
fisiologis kriteria hasil:  Monitor intake/asupan
(kehamilan) nutrisi untuk mengetahui
Tingkat Kelelahan
sumber energy yang
1 2 3 4 5 adekuat
 Bantu pasien indentifikasi
pilihan aktivitas yang akan
a. Kelelahan
dilakukan
b. Kelesuan
 Anjurkan pasien untuk
c. Kehilangan selera
memilih aktivitas yang
makan
d. Gangguan konsentrasi membangun ketahanan
e. Sakit kepala  Anjurkan tidur siang bila
f. Nyeri otot
g. Nyeri sendi diperlukan
 Monitor pemberian dan
Kelelahan: efek yang mengganggu
efek obat stimulant dan
1 2 3 4 5 depresan

a. Penurunan energi
b. Gangguan dengan
aktivitas sehari-hari
c. Gangguan pada
rutinitas
d. Nafsu makan menurun
e. Gangguan aktivitas
fisik

3. Kekurangan Setelah diberikan asuhan Manajemen Cairan


volume cairan keperawatan selama 2x 24 jam,
 Monitor tanda tanda vital
berhubungan perawat dapat meminimalkan
pasien
dengan nyeri yang terjadi dengan  Monitor perubahan berat
kehilangan kriteria hasil: badan pasien sebelum dan
volume cairan setelah dialisis
Keseimbangan Cairan
aktif (mual dan  Berikan cairan dengan tepat
 Tingkatkan asupan oral
muntah 1 2 3 4 5
 Dukung pasien dan
berlebihan)
keluarga untuk membantu

a. Tekanan darah dalam pemberian makan


b. Keseimbangan intake dengan baik
dan output dalam 24  Tawari makanan ringan
 Konsultasikan dengan
jam
c. Berat badan stabil dokter jika tanda-tanda dan
d. Turgor kulit gejala kelebihan volume
e. Kehausan
cairan menetap atau
Hidrasi
memburuk
1 2 3 4 5

a. Turgor kulit
b. Intake cairan
c. Haus
d. Penurunan tekanan
darah
e. Nadi cepat dan lemah
f. Bola mata cekung dan
lunak
g. Kehilangan berat badan

Daftar Pustaka
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40

Friyanto,fadlun ahmad. 2012. Asuhan kebidanan patologis. Jakarta: salemba medika.

Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: salemba medika.

Sulistyawati, ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: salemba medika.

Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001

Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998

Anda mungkin juga menyukai