Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS PADA ANAK DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 1-5

Ditetapkan
STANDAR Tanggal terbit Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL .....................
(SMF...............) Dr. AGUNG BASUKI, M.Kes
NIP. 19600504 198902 1 002
1. Prosedur yang mengatur tentang penatalaksanaan Status
Epileptikus pada Anak.

Pengertian 2. Status epileptikus adalah bangkitan kejang yang berlangsung


selama 30 menit atau lebih, baik secara terus-menerus atau
berulang tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.

3. Pada status epileptikus terjadi kegagalan mekanisme normal


untuk mencegah kejang. Kegagalan ini terjadi bila rangsangan
bangkitan kejang (neurotransmitter eksitatori: glutamat,
aspartat, dan asetilkolin) melebihi kemampuan hambatan
intrinsik (GABA) atau mekanisme hambatan intrinsik tidak
efektif.

4. Penyebab terjadinya status epileptikus antara lain infeksi,


hipoglikemia, hipoksemia, trauma, epilepsi, panas, dan tidak
diketahui (30%).

5. Gejala klinis meliputi :

Fase I (0-30 menit) - mekanisme terkompensasi:

a. Pelepasan adrenalin dan noradrenalin

b. Peningkatan cerebral blood flow dan metabolisme

c. Hipertensi, hiperpireksia

d. Hiperentilasi, takikardi, asidosis laktat

Fase II (>30 menit) – mekanisme tidak terkompensasi:

a. Kegagalan autoregulasi serebral/edema otak


b. Depresi pernafasan
c. Disritmia jantung, hipotensi
PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS PADA ANAK DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 2-5

d. Hipoglikemia, hiponatremia
e. Gagal ginjal, rhabdomyolisis, hipertermia dan DIC

6. Pemeriksaan

ANAMNESIS

a. Lama kejang, sifat kejang (fokal, umum, tonik/klonik)

b. Tingkat kesadaran diantara kejang

c. Riwayat kejang sebelumnya, riwayat kejang dalam


keluarga

d. Panas, trauma kepala

e. Riwayat persalinan, tumbuh kembang

f. Penyakit yang sedang diderita dan riwayat penyakit dahulu

PEMERIKSAAN FISIK

a. Tingkat kesadaran
b. Pupil
c. Refleks fisiologis dan patologis
d. Ubun-ubun besar
e. Tanda-tanda perdarahan
f. Lateralisasi

7. Diagnosa Banding

- Reaksi konversi
- Sinkop
- Meningitis
- Malaria serebral
- Cedera kepala
- Keracunan

Tujuan 1. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.


PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS PADA ANAK DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 3-5

2. Pasien mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedur


yang berlaku di RSUD Bangil.
3. Memperlancar proses pelayanan antara Instalasi Gawat Darurat
dengan Unit Rawat Inap RSUD Bangil.

A. Standar Pelayanan Minimal RSUD Bangil.

B. Wewenang untuk melakukan prosedur adalah :

1. Dokter Spesialis Anak.

Kebijakan 2. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu


Kesehatan Anak

3. Dokter IGD.

4. Dokter Umum yang bekerja di bagian Ilmu Kesehatan Anak.

1. Tindakan suportif

Merupakan tindakan awal yang bertujuan menstabilisasi


penderita (harus tercapai dalam 10 menit pertama), yaitu:
Prosedur

 Airway : bebaskan jalan nafas

 Breathing : pemberian nafas buatan/bantuan nafas

 Circulation: pertahankan/perbaiki sirkulasi, bila perlu


pemberian infus atau transfusi

2. Berikan diazepam secara rektal

 Masukkan 1 ampul diazepam ke dalam semprit 1 ml. Sesuaikan


dosis berat badan anak bila memungkinkan (lihat tabel),
kemudian lepaskan jarumnya.
 Masukkan semprit ke dalam rektum 4-5 cm dan injeksikan
larutan diazepam.
 Rapatkan kedua pantat anak selama beberapa menit.
PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS PADA ANAK DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 4-5

Diazepam diberikan
secara rektal (larutan
Umur/Berat Badan 10 mg/2 ml)
Anak
Dosis 0,1 ml/kg (0,4-0,6
mg/kg)

2 minggu-2 bulan (< 4kg) 0,3 ml (1,5 mg)

2-<4 bulan (4-< 6 kg) 0,5 ml (2,5 mg)

4-<12 bulan (6-<10 kg) 1,0 ml (5 mg)

1-<3 tahun (10-<14 kg) 1,25 ml (6,25 mg)

3-<5 tahun (14-19 kg) 1,5 ml (7,5 mg)

3. Jika kejang masih berlanjut setelah 10 menit, berikan dosis


kedua secara rektal atau berikan diazepam IV 0,05 ml/kg (0,25-
0,5 mg/kgBB, kecepatan 0,5-1 mg/menit atau total 3-5 menit)
bila infus terpasang dan lancar.
4. Jika kejang berlanjut setelah 10 menit kemudian, berikan
dosis ketiga diazepam (rektal/IV), atau berikan fenitoin IV 15
mg/kgBB (maksimal kecepatan pemberian 50 mg/menit, awas
terjadi aritmia), atau fenobarbital IV atau IM 15 mg/kgBB
(terutama untuk bayi kecil*).
*Gunakan Fenobarbital (larutan 200 mg/ml) dalam dosis 20
mg/kgBB untuk menanggulangi kejang pada bayi berumur < 2
minggu:
Berat badan 2 kg – dosis awal: 0,2 ml, ulangi 0,1 ml setelah 30
menit bila kejang berlanjut.
Berat badan 3 kg – dosis awal: 0,3 ml, ulangi 0,15 ml setelah
30 menit bila kejang berlanjut.
5. Jika anak mengalami demam tinggi
 Kompres dengan air biasa (suhu ruangan) dan berikan
parasetamol secara rektal (10-15 mg/kgBB)
PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS PADA ANAK DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 5-5

 Jangan beri pengobatan secara oral sampai kejang bisa


ditanggulangi (bahaya aspirasi)

Asidosis, hipoglikemia, hiperkarbia, hipertensi pulmonal, edema


paru, hipertermia, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC),
Komplikasi
gagal ginjal akut, gangguan keseibangan cairan dan elektrolit,
edema otak.
Unit yang Bagian llmu Kesehatan Anak
menangani
Unit terkait Instalasi Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Komite Medik

Kepustakaan:

RSUD Dr Soetomo Surabaya. 2008. Status Epileptikus (SE) dalam Pedoman Diagnosis dan
Terapi. RSUD Dr soetomo p 84-86

World Health Organization. 2009. Tata Laksana Kejang dalam Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit. WHO Indonesia p 16 dan 26

Anda mungkin juga menyukai