FOODCONTROL
FOODCONTROL
PEMBAHASAN
1. Sejarah CS Catering
Catering ini didirikan pada awal tahun 2016. Nama catering ini adalah CS
Catering yang dimana asal penamaannya berasal dari Crew System ( Jaringan
pertemanan ), sehingga dipakai nama ini dikarena juga usaha ini dibentuk atas
kerjasama dari mahasiswa yang dimana dulu saat kuliah sering berkelompok
dalam praktek dan dalam mata kuliah kewirausahaan.
Catering ini dijalankan dan dipimpin oleh 2 orang mahasiswa dari jurusan
yang sama yaitu Ilmu Kesejahteraan Keluarga dari UNP dengan program ke ahlian
Tata Boga, Mahasiswa tersebut bernama Rizky Pratama Azis dan Sri Rahtul
Hasyanah dengan sama-sama satu angkatan.
1
3) Olahan Sayur : Selada padang, Gado-gado, tumis sawi tahu, gulai
cubadak, dan lainnya.
4) Makanan manias : Jajan pasar,Lamang, Sarabi.
5) Minuman : Es air mata pengantin, Es kelapa jeruk, Es timun, dan
lainnya.
a. Lingkungan catering
b. Sarana dan prasarana
Personal
c. Pengendalian proses
d. Pengawasan mutu Hygiene
2
4. Titik kritis berdasarkan GMP ( Good Manufacturing Practice) dan SSOP
Lokasi catering pengolahan pangan yang baik dan sehat yaitu berada
di lokasi yang bebas dari pencemaran. Pada saat memilih lokasi catering
pengolahan pangan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
3
a. pengolahan pangan harus berada jauh dari lokasi industri yang sudah
mengalami polusi, yang mungkin dapat menimbulkan pencemaran
terhadap produk pangan yang dihasilkan.
b. bangunan catering pengolahan pangan harus tidak berlokasi di daerah
yang mudah tergenang air atau banjir karena sistem saluran
pembuangan airnya tidak berjalan lancar.
c. bangunan catering pengolahan pangan harus jauh dari daerah yang
menjadi tempat pembuangan sampah baik sampah padat maupun
sampah cair atau jauh dari daerah penumpukan barang bekas dan
daerah kotor lainnya.
d. bangunan catering pengolahan pangan harus jauh dari tempat
pemukiman penduduk yang terlalu padat dan kumuh.
Lingkungan
4
Sarana jalan hendaknya dikeraskan atau diaspal, dan dilengkapi
dengan sistem drainase yang baik agar tidak tergenang air.
d) Peralatan Pengolahan
a. Tata letak kelengkapan ruang pengolahan diatur agar tidak
terjadi kontaminasi silang.
b. Peralatan pengolahan yang kontak langsung dengan pangan
seharusnya di desain, dikonstruksi dan diletakkan sedemikian
untuk menjamin mutu dan keamanan pangan yang dihasilkan.
c. Peralatan pengolahan pangan harus dipilih yang mudah
dibersihkandan dipelihara agar tidak mencemari pangan.
d. hindari peralatan yang terbuat dari kayu, karena permukaan kayu yang
penuh dengancelah-celah akan sukar dibersihkan.
5
e. Peralatan hendaknya disusun penempatannya dalam jalur tata letak
yang teratur yang memungkinkan proses pengolahan
berlangsung secara berkesinambungan dan karyawan dapat
mengerjakannya dengan mudah dan nyaman.
f. Peralatan yang dilengkapi dengan penunjuk ukuran seperti
timbangan, termometer, pengukur tekanan, pengukur aliran udara dan
sebagainya hendaknya dikalibrasi setiap periode waktu tertentu agar
data yang diberikannya teliti
1. Suplai Air
a. Suplai air harus berasal dari sumber air yang aman dan
jumlalmya cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan
pencucian/pembersihan, pengolahan, dan penanganan limbah.
b. Sumber dan saluran air untuk keperluan lain seperti
untuk pamadam api, boiler, dan pendinginan harus terpisah
dari sumber dan saluran air untuk pengolahan.
c. Pipa-pipa air yang berbeda ini hendaknya diberi warna yang
berbeda pula untuk membedakan fungsi airnya.
d. Air yang mengalami kontak langsung dengan produk pangan
harus memenuhi persyaratan seperti persyaratan pada bahan baku
air untuk air minum.
6
e. Untuk menjamin agar air selalu ada, sarana penampungan air
disediakan dan selalu terisi air dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan kebutuhan.
3. Fasilitas Pencucian/Pembersihan
a. Proses pencucian atau pembersihan sarana pengolahan
termasuk peralatannya adalah proses rutin yang sangat
penting untuk menjamin mutu dan keamanan produk pangan yang
dihasilkan oleh suatu catering.
b. Fasilitas pencucian/pembersihan harus disediakan dengan
suatu rancangan yang tepat.
c. Fasilitas pencucian/pembersihan untuk produk pangan
hendaknya dipisahkan dari fasilitas pencucian/ pembersihan
peralatan dan perlengkapan lainnya.
d. Fasilitas pencucian/pembersihan harus dilengkapi dengan
sumber air bersih, dan sumber air panas untuk keperluan
pencucian/pembersihan peralatan.
e. Kegiatan pembersihan dan sanitasi hendaknya dilakukan
cukup sering untuk menjaga agar ruangan dan peralatan
tetap bersih
f. Kegiatan pembersihan dan desinfeksi harus diprogramkan
7
g. Program pembersihan dan desinfeksi harus dilakukan terus-
menerus secara berkala serta dipantau ketepatan dan
efektivitasnya serta dicatat.
8
a) menutup lubang-lubang dan saluran yang memungkinkan
hama dapat masuk.
b) memasang kawat kasa pada jendela, pintu, dan ventilasi,
c) mencegah supaya hewan peliharaan seperti anjing dan
kucing tidak berkeliaran di halaman pabrik dan di ruang
pengolahan.
9
Kebiasaan-kebiasaan yang perlu diperhatikan untuk mencapai
hygiene perorangan meliputi :
1. Tangan
a. Cucilah tangan sebelum mulai bekerja dan setelah kembali dari
toilet.
b. Kuku harus dijaga dan dipotong sependek mungkin.
c. Perhiasan seperti cincin, gelang, dan jam tangan tidak boleh
digunakan pada waktu bekerja.
d. Luka pada tangan harus ditutupi dengan kain pembalut seteril.
e. Jangan meraba-raba hidup, mulut, rambut dan bagian tubuh
lainnya saat mengolah makanan.
f. Jangan merokok selama bekerja di daput, karena tangan akan
memindahkan bakteri dari mulut ke makanan.
2. Kuku
Kotoran yang biasanya berada diantara kuku yang panjang dan
kulit adalah tempat yang biak bagi bakteri.kuman yang akan
berkembangbiak. Dengan demikian maka :
a. Kuku harus dipotong pendek dan dibersihkan.
b. Kuku sebaiknya tidak dicat/dikutek.
3. Rambut
a. Hendaknya selalu rapi dan tidak boleh panjang.
b. Biasanya selalu mencuci teratur agar selalu bersih.
c. Gunakan topi yang cocok pada waktu bekerja/memasak.
d. Potongan rambut yang terdapat pada makanan adalah sangat
mengerikan bagi pelanggan,
4. Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjaga kesehatan, maka :
a. Jangan menggunakan kosmetik yang berlebihan.
10
b. Jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah
makanan, pergunakan sapu tangan/tissu.
5. Hidung
a. Jangan memegang hidup saat bekerja, sebab pada lubang hidung
terdapat kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.
b. Pada waktu bersin hendaknya jangan menghadap ke makanan,
gunakan sapu tangan untuk menutupinya.
c. Bagi yang sedang sakit batuk/pilek harus menggunakan sapu
tangan.
6. Mulut
a. Jagalah kesehatan mulut dan gigi denagn baik, biasakan menyikat
gigi sehabis makan secara teratur.
b. Jangan merokok selama di dapur.
c. Jangan batuk, berludah di dekat makanan dan tutuplah dengan
sapu tangan pada saat batuk.
d. Mencicipi makanan harus menggunakan alat yang bersih seperti;
sendok/piring kecil.
7. Telinga
Hendaknya dibersihkan secara teratur agar selalu dalam
keadaan bersih dan jangan pegang-pegang telinga selama bekerja di
dapur.
8. Kaki
a. Gunakan sepatu yang bertumit pendek.
b. Gunakan kaos kaki yang bersih.
c. Kuku harus dipotong pendek.
g) Pengendalian Proses
11
1. Menetapkan persyaratan bahan mentah yang digunakan, menetapkan
komposisi bahan yang digunakan atau komposisi formulasi,
2. Menetapkan cara-cara pengolahan yang baku secara tetap,
3. Menetapkan persyaratan distribusi serta cara transportasi yang
baik untuk melindungi produk pangan yang didistribusikan.
Kontaminasi Silang
12
sarung tangan, serta selalu mencuci tangan jika hendak
masuk dan bekerja di ruang pengolahan,
4. Permukaan meja kerja, peralatan dan lantai di ruang pengolahan
harus selalu dibersihkan dan didesinfeksi setiap selesai digunakan
untuk mengolah bahan mentah terutama daging dan ikan.
Hal ini agar bahan baku yang digunakan tersebut bisa menghasilkan
produk berkualitas dan dapat mendukung efektivitas perusahaan. tips memilih
bahan baku usaha, yaitu antara lain sebagai berikut :
13
1) Pilih bahan baku dengan kualitas baik
14
b. Cara penyimpanan bahan makanan
15
2) Tata cara Penyimpanan
a) Peralatan penyimpanan
1. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 –
150 C untu penyimpanan sayuran, minuman dan
buah serta untuk display penjualan makanan da
minuman dingin.
Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 –
40 C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk
minuman, makanan siap santap dan telor.
Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C,
dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas,
ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk
menyimpan makanan beku (frozen food) dengan
suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan
makanan beku dalam jangka waktu lama.
16
c) Cara penyimpanan
c. Proses pengolahan
17
kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP
(good manufacturing practice).
18
BAB III
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
Gagan, Ananda. 2010. Good Manufacturing Practice (GMP) Of Food Industry Cara
Produksi Makanan Yang Baik. Malang.
Brya, Frank L. 1995. Analysis Bahaya Dan Pengendalian Titik Kritis. Jakarta :
Depkes RI.
20