Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah CS Catering

Catering ini didirikan pada awal tahun 2016. Nama catering ini adalah CS
Catering yang dimana asal penamaannya berasal dari Crew System ( Jaringan
pertemanan ), sehingga dipakai nama ini dikarena juga usaha ini dibentuk atas
kerjasama dari mahasiswa yang dimana dulu saat kuliah sering berkelompok
dalam praktek dan dalam mata kuliah kewirausahaan.

Catering ini dijalankan dan dipimpin oleh 2 orang mahasiswa dari jurusan
yang sama yaitu Ilmu Kesejahteraan Keluarga dari UNP dengan program ke ahlian
Tata Boga, Mahasiswa tersebut bernama Rizky Pratama Azis dan Sri Rahtul
Hasyanah dengan sama-sama satu angkatan.

Usaha ini berawal dari mata kuliah kewirausahaan, dimana mahasiswa di


tuntut untuk menjual suatu produk dan terus berinovasi. Setelah lama mengikuti
kegiatan tersebut akhirnya mereka berdiskusi bersama teman teman lainnya untuk
membuka usaha yang lebih besar. Oleh karena itu didirikanlah usaha catering ini
namun masih dalam skala yang sedang.

2. Lokasi dan Menu di CS Catering


a. Lokasi
Alamat Lokasi CS Catering Berada di Jl. Flores No.VII , Padang
Tenggara , Sumatera Barat.
b. Menu CS Catering
Menu pada CS Catering ini terdiri dari :
1) Olahan Panggang : Ayam bakar taliwang, ikan bakar kecap, daging
panggang cabe, dan lainnya,
2) Olahan Berkuah : Aneka gulai, specialnnya Gulai Kurma.

1
3) Olahan Sayur : Selada padang, Gado-gado, tumis sawi tahu, gulai
cubadak, dan lainnya.
4) Makanan manias : Jajan pasar,Lamang, Sarabi.
5) Minuman : Es air mata pengantin, Es kelapa jeruk, Es timun, dan
lainnya.

3. Titik Kritis Dalam Menjalankan Usaha CS Catering

a. Lingkungan catering
b. Sarana dan prasarana
Personal
c. Pengendalian proses
d. Pengawasan mutu Hygiene

Hygiene dan sanitasi


makanan

 Pemilihan bahan makanan


 Penyimpanan bahan
makanan
 Proses pengolahan
 Penyimpanan makanan
 Pengangkutan /
pendistribusian makanan

2
4. Titik kritis berdasarkan GMP ( Good Manufacturing Practice) dan SSOP

( Standard Sanitation Operational Procedure)

a) Lingkungan Sarana Pengolahan


b) Bangunan dan Fasilitas Catering
c) Peralatan Pengolahan
d) Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
e) Sistem Pengendalian Hama
f) Higiene Karyawan
g) Pengendalian Proses
h) Manajemen dan Pengawasan
i) Pencatatan dan Dokumentasi

a) Lingkungan Sarana Pengolahan

Pencemaran pada bahan pangan dapat terjadi karena lingkungan yang


kotor. Oleh karena itu :

a. lingkungan di sekitar sarana produksi/ pengolahan harus terawat baik,


bersih, dan bebas dari tumbuhnya tanaman liar.
b. Untuk menetapkan lokasi pabrik perlu dipertimbangkan keadaan dan
kondisi lingkungan yang mungkin dapat merupakan sumber
pencemaran
b) Lokasi catering

Lokasi catering pengolahan pangan yang baik dan sehat yaitu berada
di lokasi yang bebas dari pencemaran. Pada saat memilih lokasi catering
pengolahan pangan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:

3
a. pengolahan pangan harus berada jauh dari lokasi industri yang sudah
mengalami polusi, yang mungkin dapat menimbulkan pencemaran
terhadap produk pangan yang dihasilkan.
b. bangunan catering pengolahan pangan harus tidak berlokasi di daerah
yang mudah tergenang air atau banjir karena sistem saluran
pembuangan airnya tidak berjalan lancar.
c. bangunan catering pengolahan pangan harus jauh dari daerah yang
menjadi tempat pembuangan sampah baik sampah padat maupun
sampah cair atau jauh dari daerah penumpukan barang bekas dan
daerah kotor lainnya.
d. bangunan catering pengolahan pangan harus jauh dari tempat
pemukiman penduduk yang terlalu padat dan kumuh.

Lingkungan

Lingkungan harus selalu dipertahankan dalam keadaan bersih


dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Sampah dan bahan buangan lainnya harus dikumpulkan


setiap saat di tempat khusus dan segera dibuang atau
didaur ulang sehingga tidak menumpuk dan menjadi sarang
hama.
2. Tempat-tempat pembuangan sampah harus selalu dalam
keadaan tertutup untuk menghindari bau busuk dan
mencegah pencemaran lingkungan.
3. Sistem pembuangan dan penanganan limbah harus baik dan selalu
dipantau agar tidak mencemari lingkungan.
4. Sistem saluran pembuangan air harus selalu berjalan lancar
untuk mencegah genangan air yang mengundang hama.

4
Sarana jalan hendaknya dikeraskan atau diaspal, dan dilengkapi
dengan sistem drainase yang baik agar tidak tergenang air.

c) Bangunan dan Fasilitas Catering

Bangunan dan fasilitas pengolahan pangan harus dapat


menjaminbahwa pangan selama dalam proses produksi tidak
tercemar olehbahaya fisik, biologis, dan kimia, serta mudah
dibersihkan dan disanitasi. Bangunan secara umum harus memenuhi hal-
hal berikut ini :

a. Mudah dibersihkan, mudah dilakukan kegiatan sanitasi, mudah


dipelihara dan tidak terjadi kontaminasi silang.
b. Bangunan terdiri dari ruang pokok (proses produksi), ruang
pelengkap (administrasi, toilet, tempat cuci dll).
c. Ruang pokok dan ruang pelengkap harus terpisah untuk
mencegah pencemaran terhadap produk pangan.
d. Ruangan proses produksi : cukup luas, tata letak ruangan sesuai urutan
proses, ada sekat antara ruang bahan dan proses/pengemasan.

d) Peralatan Pengolahan
a. Tata letak kelengkapan ruang pengolahan diatur agar tidak
terjadi kontaminasi silang.
b. Peralatan pengolahan yang kontak langsung dengan pangan
seharusnya di desain, dikonstruksi dan diletakkan sedemikian
untuk menjamin mutu dan keamanan pangan yang dihasilkan.
c. Peralatan pengolahan pangan harus dipilih yang mudah
dibersihkandan dipelihara agar tidak mencemari pangan.
d. hindari peralatan yang terbuat dari kayu, karena permukaan kayu yang
penuh dengancelah-celah akan sukar dibersihkan.

5
e. Peralatan hendaknya disusun penempatannya dalam jalur tata letak
yang teratur yang memungkinkan proses pengolahan
berlangsung secara berkesinambungan dan karyawan dapat
mengerjakannya dengan mudah dan nyaman.
f. Peralatan yang dilengkapi dengan penunjuk ukuran seperti
timbangan, termometer, pengukur tekanan, pengukur aliran udara dan
sebagainya hendaknya dikalibrasi setiap periode waktu tertentu agar
data yang diberikannya teliti

e) Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi

Adanya fasilitas dan kegiatan sanitasi di pabrik bertujuan


untuk menjamin bahwa ruang pengolahan dan ruangan yang lain
dalam bangunan serta peralatan pengolahan terpelihara dan tetap
bersih, sehingga menjamin produk pangan bebas dari mikroba, kotoran, dan
cemaran lainnya.

1. Suplai Air
a. Suplai air harus berasal dari sumber air yang aman dan
jumlalmya cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan
pencucian/pembersihan, pengolahan, dan penanganan limbah.
b. Sumber dan saluran air untuk keperluan lain seperti
untuk pamadam api, boiler, dan pendinginan harus terpisah
dari sumber dan saluran air untuk pengolahan.
c. Pipa-pipa air yang berbeda ini hendaknya diberi warna yang
berbeda pula untuk membedakan fungsi airnya.
d. Air yang mengalami kontak langsung dengan produk pangan
harus memenuhi persyaratan seperti persyaratan pada bahan baku
air untuk air minum.

6
e. Untuk menjamin agar air selalu ada, sarana penampungan air
disediakan dan selalu terisi air dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan kebutuhan.

2. Sarana Pembuangan Air Limbah


a. Pabrik harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air dan
limbah yang baik berupa saluran-saluran air atau selokan.
b. Sistem pembuangan air dan limbah harus dirancang dan
dibangun sedemikian rupa sehingga tidak mencemari
sumber air bersih dan produk pangan

3. Fasilitas Pencucian/Pembersihan
a. Proses pencucian atau pembersihan sarana pengolahan
termasuk peralatannya adalah proses rutin yang sangat
penting untuk menjamin mutu dan keamanan produk pangan yang
dihasilkan oleh suatu catering.
b. Fasilitas pencucian/pembersihan harus disediakan dengan
suatu rancangan yang tepat.
c. Fasilitas pencucian/pembersihan untuk produk pangan
hendaknya dipisahkan dari fasilitas pencucian/ pembersihan
peralatan dan perlengkapan lainnya.
d. Fasilitas pencucian/pembersihan harus dilengkapi dengan
sumber air bersih, dan sumber air panas untuk keperluan
pencucian/pembersihan peralatan.
e. Kegiatan pembersihan dan sanitasi hendaknya dilakukan
cukup sering untuk menjaga agar ruangan dan peralatan
tetap bersih
f. Kegiatan pembersihan dan desinfeksi harus diprogramkan

7
g. Program pembersihan dan desinfeksi harus dilakukan terus-
menerus secara berkala serta dipantau ketepatan dan
efektivitasnya serta dicatat.

4. Fasilitas Higiene Karyawan


a. Tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun,handuk atau alat pengering tangan,
b. Tempat membilas sepatu yang didepan pintu masuk atau
ruang ganti sepatu & pakaian kerja.
c. Tempat ganti pakaian karyawan, danToilet atau jamban yang
selalu bersih dalam jumlah yang cukup untuk seluruh
karyawan.
d. Toilet atau jamban harus dilengkapi dengan sumber air
mengalir dan saluran pembuangan.
e. Toilet hendaknya ditempatkan pada lokasi tidak langsung
berhubungan dengan ruang pengolahan
f. Sistem Pengendalian Hama

Hama berupa binatang mengerat seperti tikus, burung, serangga


dan hama lain adalah penyebab utama terjadinya pencemaran terhadap
bahan pangan yang menurunkan mutu dan keamanan produk pangan.
Banyaknya bahan pangan,terutama yang berserakan akan mengundang
hama untuk masuk ke dalam pabrik dan membuat sarang di sana.

1) Mencegah Masuknya Hama

Untuk mencegah masuknya hama, bangunan pabrik harus


tetap terjaga dalam keadaan bersih dan terawat. Untuk
mencegah masuknya hama dapat diupayakan hal-hal sebagai
berikut:

8
a) menutup lubang-lubang dan saluran yang memungkinkan
hama dapat masuk.
b) memasang kawat kasa pada jendela, pintu, dan ventilasi,
c) mencegah supaya hewan peliharaan seperti anjing dan
kucing tidak berkeliaran di halaman pabrik dan di ruang
pengolahan.

2) Mencegah Timbulnya Serangan Hama


a) bahan pangan harus disimpan di dalam wadah yang cukup
kuat dan disusun pada posisi tidak mengenai lantai dan
cukup jauh dari dinding.
b) Keadaan di luar dan di dalam catering harus tetap bersih, dan
sampah-sampah harus dibuang di tempat-tempat sampah
yang kuat dan selalu tertutup.
c) Catering dan lingkungannya harus selalu diperiksa terhadap
kemungkinan timbulnya serangan hama.

f) Kesehatan dan Higiene Karyawan

Karyawan yang dalam pekerjaannya melakukan kontak


langsung dengan produk pangan dapat merupakan sumber cemaran
baik biologis, kimia, maupun fisik. Oleh karena itu, higiene
karyawan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
menghasilkan produk pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi.

Mencakup semua segi kebersihan dan pribadi karyawan


(penjamah makanan tersebut). Menjaga hygiene perorangan berarti
menjaga kebiasaan hidup bersih dan menjaga kebiasaan hidup bersih dan
menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh.

9
Kebiasaan-kebiasaan yang perlu diperhatikan untuk mencapai
hygiene perorangan meliputi :
1. Tangan
a. Cucilah tangan sebelum mulai bekerja dan setelah kembali dari
toilet.
b. Kuku harus dijaga dan dipotong sependek mungkin.
c. Perhiasan seperti cincin, gelang, dan jam tangan tidak boleh
digunakan pada waktu bekerja.
d. Luka pada tangan harus ditutupi dengan kain pembalut seteril.
e. Jangan meraba-raba hidup, mulut, rambut dan bagian tubuh
lainnya saat mengolah makanan.
f. Jangan merokok selama bekerja di daput, karena tangan akan
memindahkan bakteri dari mulut ke makanan.
2. Kuku
Kotoran yang biasanya berada diantara kuku yang panjang dan
kulit adalah tempat yang biak bagi bakteri.kuman yang akan
berkembangbiak. Dengan demikian maka :
a. Kuku harus dipotong pendek dan dibersihkan.
b. Kuku sebaiknya tidak dicat/dikutek.
3. Rambut
a. Hendaknya selalu rapi dan tidak boleh panjang.
b. Biasanya selalu mencuci teratur agar selalu bersih.
c. Gunakan topi yang cocok pada waktu bekerja/memasak.
d. Potongan rambut yang terdapat pada makanan adalah sangat
mengerikan bagi pelanggan,
4. Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjaga kesehatan, maka :
a. Jangan menggunakan kosmetik yang berlebihan.

10
b. Jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah
makanan, pergunakan sapu tangan/tissu.
5. Hidung
a. Jangan memegang hidup saat bekerja, sebab pada lubang hidung
terdapat kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.
b. Pada waktu bersin hendaknya jangan menghadap ke makanan,
gunakan sapu tangan untuk menutupinya.
c. Bagi yang sedang sakit batuk/pilek harus menggunakan sapu
tangan.
6. Mulut
a. Jagalah kesehatan mulut dan gigi denagn baik, biasakan menyikat
gigi sehabis makan secara teratur.
b. Jangan merokok selama di dapur.
c. Jangan batuk, berludah di dekat makanan dan tutuplah dengan
sapu tangan pada saat batuk.
d. Mencicipi makanan harus menggunakan alat yang bersih seperti;
sendok/piring kecil.
7. Telinga
Hendaknya dibersihkan secara teratur agar selalu dalam
keadaan bersih dan jangan pegang-pegang telinga selama bekerja di
dapur.
8. Kaki
a. Gunakan sepatu yang bertumit pendek.
b. Gunakan kaos kaki yang bersih.
c. Kuku harus dipotong pendek.
g) Pengendalian Proses

Cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan proses


pengolahan makanan antara lain adalah sebagai berikut :

11
1. Menetapkan persyaratan bahan mentah yang digunakan, menetapkan
komposisi bahan yang digunakan atau komposisi formulasi,
2. Menetapkan cara-cara pengolahan yang baku secara tetap,
3. Menetapkan persyaratan distribusi serta cara transportasi yang
baik untuk melindungi produk pangan yang didistribusikan.

Dalam rangka pengendalian proses, untuk setiap produk pangan yang


dihasilkan hendaknya ditetapkan, hal-hal sebagai berikut :

1. jenis dan jumlah bahan, bahan pembantu, dan bahan


tambahanmakanan yang digunakan,
2. bagan alir yang sudah baku dari proses pengolahan yang
harus dilakukan,
3. jenis, ukuran, dan persyaratan kemasan yang digunakan,
4. jenis produk pangan yang dihasilkan,
5. keterangan lengkap tentang produk yang dihasilkan
termasuk: nama produk, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa,
dan nomor pendaftaran.

Kontaminasi Silang

Untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang diperlukan tindakan-


tindakan sebagai berikut:

1. Bahan mentah hendaknya disimpan terpisah jauh dari bahan


makanan yang telah diolah atau siap dikonsumsi,
2. ruang pengolahan hendaknya diperiksa dengan baik terhadap
kotoran-kotoran yang mungkin menyebabkan kontaminasi
silang,
3. Karyawan yang bekerja di ruang pengolahan hendaknya
memakai alat- alat pelindung seperti baju kerja, topi, sepatu,

12
sarung tangan, serta selalu mencuci tangan jika hendak
masuk dan bekerja di ruang pengolahan,
4. Permukaan meja kerja, peralatan dan lantai di ruang pengolahan
harus selalu dibersihkan dan didesinfeksi setiap selesai digunakan
untuk mengolah bahan mentah terutama daging dan ikan.

h) Manajemen dan Pengawasan


1. Selalu melakukan pengawasan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan
di dalam industrinya dengan tujuan mencegah terjadinya
penyimpangan.
2. Dibutuhkan minimal seorang penanggung jawab jaminan mutu
yang mempunyai latar belakang pengetahuan higiene yang baik.
3. Kegiatan pengawasan ini hendaknya dilakukan secara rutin dan
dikembangkan terus untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang
lebih baik.
i) Pencatatan Dan Dokumentasi

Industrypengolahan pangan harus mempunyai catatan atau


dokumen yang lengkap tentang hal-hal berkaitan dengan proses
pengolahan termasuk jumlah dan tanggal produksi, distribusi dan
penarikan produk karena sudah kedaluwarsa.

5. Titik kritis berdasarkan HACCP ( Hazard Analysis and Critical Control


Points )
a. Pemilihan bahan baku makanan

Hal ini agar bahan baku yang digunakan tersebut bisa menghasilkan
produk berkualitas dan dapat mendukung efektivitas perusahaan. tips memilih
bahan baku usaha, yaitu antara lain sebagai berikut :

13
1) Pilih bahan baku dengan kualitas baik

Hal pertama yang harus kita pertimbangkan benar-benar


adalah mengenai kualitas dari bahan baku tersebut. Hendaknya
dalam memilih bahan baku tersebut kita benar-benar
memperhatikan kualitas bahan baku yang akan dipilih.Perlu di ingat
bahwa kualitas bahan baku tersebut berpengaruh langsung terhadap
kualitas produk yang dihasilkan, jadi semakin bagus kualitas bahan
maka semakin baik pula kualitas produknya.

2) Pilih bahan baku dengan harga rendah

Agar dapat meningkatkan efektivitas keuangan atau belanja


produksi maka kita bisa memilih bahan yang harganya lebih rendah
atau lebih murah.Namun perlu di ingat bahwa penentuan harga ini
tidak boleh mengesampingkan masalah kualitas, artinya sebisa
mungkin kita memilih bahan berkualitas yang harganya lebih
murah.

3) Pilih bahan baku yang sesuai kebutuhan

Kita hendaknya juga memperhitungkan jumlah stok yang


ada sehingga kita dapat menentukan jumlah bahan yang harus
dipenuhi.Pemasokan bahan yang melebihi batas kebutuhan akan
membuat bahan menumpuk dan membuat usaha memiliki resiko
tambahan. Untuk itu bijak untuk menentukan secara tepat berapa
jumlah bahan baku yang harus kita penuhi dalam setiap pembelian
atau pemesanan.

14
b. Cara penyimpanan bahan makanan

Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi


oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk
katering perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan makanan
yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat
terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi
makanan adalah sebagai berikut:

1) Suhu penimpanan yang baik

Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam


penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya
makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat
dikelompokkan menjadi:

a) Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya


 Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
 Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
 Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
b) Makanan jenis telor, susu dan olahannya
 Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
 Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
 Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah
-50 C
c) Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu
penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu 70 sampai
100 C
d) Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar
(250C). penyimpanan-bahan-makanan

15
2) Tata cara Penyimpanan
a) Peralatan penyimpanan
1. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
 Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 –
150 C untu penyimpanan sayuran, minuman dan
buah serta untuk display penjualan makanan da
minuman dingin.
 Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 –
40 C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk
minuman, makanan siap santap dan telor.
 Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C,
dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas,
ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
 Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk
menyimpan makanan beku (frozen food) dengan
suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan
makanan beku dalam jangka waktu lama.

b) Penyimpanan suhu kamar

1. Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel


pada dinding, lantai dan langit-langit
2. Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan
tidak bercampur baur
3. Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir,
tepung, ditempatkan dalam wadah penampungan sehigga
tidak mengotori lantai.

16
c) Cara penyimpanan

1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya,


maksudnya agar suhu dapat merata keselutuh bagian
2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah
menurut jenisnya, dalam wadah (container) masing-
masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau
lemari yang berbeda.
3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan
sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik
agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari
yang terlalu padat akan mengurangi manfaat
penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan
kebutuhan.

c. Proses pengolahan

1) Tempat pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana


makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur
mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan,
karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu
terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan
sanitasi.
2) Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.

d. Cara pengolahan makanan


Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-
kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui

17
kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP
(good manufacturing practice).

e. Cara pengangkutan makanan yang telah masak


Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau
penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik
dari serangga, debu maupun bakteri.Wadah yang dipergunakan harus utuh,
kuat dan tidak berkarat atau bocor.Pengangkutan untuk waktu yang lama
harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.

f. Cara penyimpanan makanan masak

Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu


tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada
suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu
dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan
dalam suhu -5 s/d -10C.

g. Cara penyajian makanan masak

Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan


tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi
baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa
menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.

18
BAB III

PENUTUP

19
DAFTAR PUSTAKA

Gagan, Ananda. 2010. Good Manufacturing Practice (GMP) Of Food Industry Cara
Produksi Makanan Yang Baik. Malang.

Brya, Frank L. 1995. Analysis Bahaya Dan Pengendalian Titik Kritis. Jakarta :
Depkes RI.

Purnawijayanti, Hiasinta A. 1999. Sanitasi, Hyginene, Dan Keselamatan Kerja Dalam


Pengolahan Makanan, Jakarta : Kanisius.

Putra Prabu. 2009.Blogger. Hygiene Dan Sanitasi Makanan. Wordpress.Com

20

Anda mungkin juga menyukai