Anda di halaman 1dari 4

Mungkin kita sering mendengar istilah penyakit herpes, entah itu dari saudara, orang lain atau

mendengarnya langsung dari dokter karena Anda sedang mengalaminya. Namun saya rasa masih
banyak yang belum sepenuh tahu apa itu penyakit herpes, yang banyak orang tahu penyakit ini
sering terlihat menyerang kulit entah itu kulit tubuh, mulut atau pun kulit pada kelamin.

Dan ya, kita akan pelajari lebih lanjut mengenai jenis-jenis dan penyebab penyakit herpes. Dua
hal tersebut (jenis-jenis dan penyebab) memang sangat erat kaitannya sehingga akan saya gabung
dalam pembahasan pada artikel ini.

Penyakit Herpes adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus herpes yang
menyerang manusia, lebih lanjut virus itu dikenal dengan sebutan Human Herpes Virus,
disingkat HHV. Virus herpes ini memiliki banyak keluarga atau jenis (tipe) yakni HHV1-HHV8.
Setiap jenis virus akan menimbulkan penyakit kulit herpes yang berbeda pada tubuh manusia.
Oleh karena Penyakit herpes ada delapan jenis sesuai dengan penyebabnya, berikut rinciannya:

Human Herpes Virus 1 - Herpes Pada Mulut / bibir (labialis)

Human Herpes Virus 1 (HHV1) disebut juga sebagai virus herpes simplex 1 (HSV1). Virus ini
menyebabkan penyakit herpes simpleks pada mulut atau bibir. HHV1 juga dapat menyebabkan
herpes genital (kelamin) yang menular melalui kontak oral-genital, seperti ketika seks oral.
Penularan HHV1 ini melalui kontak kulit-ke-kulit dengan orang yang terinfeksi melalui luka
kecil di kulit atau selaput lendir dan lebih mungkin menyebar melalui peralatan makan,
pisau cukur, dan handuk.

Human Herpes Virus 2 - Herpes Kulit Kelamin (Genital)

Human Herpes Virus 2 (HHV2) disebut juga sebagai virus herpes simpleks 2 (HSV2). Virus ini
menyebabkan herpes genital, yang merupakan penyakit infeksi menular seksual. Namun, juga
bisa menyebabkan penyakit kulit herpes di daerah wajah. Sama seperti HHV1, infeksi HHV2
menular dan menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Rute utama penularan adalah melalui
kontak seksual, karena virus ini tidak bisa bertahan lama di luar tubuh.

Human Herpes Virus 3 - Cacar air dan Herpes Zoster (bahasa jawa: dompo)

Human Herpes Virus 3 (HHV3) disebut juga sebagai virus varicella-zoster. Suatu jenis virus
herpes yang menyebabkan penyakit kulit yang sering kita temui yaitu cacar air dan herpes zoster
(dompo).

Human Herpes Virus 4 - Kissing Disease

Human Herpes Virus 4 (HHV4) disebut juga sebagai virus Epstein-Barr, yakni penyebab utama
infeksi mononucleosis, atau "kissing disease" merupakan infeksi menular dan ditularkan
melalui air liur oleh karena itu virus ini dapat menular ketika berciuman. Contoh lainnya yaitu
ketika batuk, bersin, atau berbagi peralatan makan dengan orang yang terinfeksi.

Human Herpes Virus 5 - Cytomegalovirus


Human Herpes Virus 5 (HHV5) disebut juga sebagai cytomegalovirus (CMV). CMV juga
merupakan penyebab mononukleosis. Pada CMV mononucleosis berbeda dengan EBV
mononucleosis yaitu tidak disertai radang tenggorokan (faringitis), tes heterophile antibody
negative, dan tes serologis.

Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, virus bahkan mungkin tidak
menimbulkan gejala apapun. Namun, pada orang dengan sistemm kekebalan tubuh lemah seperti
pada HIV/AIDS akan menimbulkan masalah serius. Infeksi CMV merupakan salah
satu komplikasi AIDS yang paling sulit. Gejala yang dapat ditimbulkannya
yaitu diare, penglihatan yang parah sampai kebutaan, infeksi pada lambung dan usus, dan bahkan
kematian. CMV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, menyusui, transfusi darah, dan
transplantasi organ.

Human Herpes Virus 6 - Roseola

Human Herpes Virus 6 (HHV6) menyebabkan penyakit roseola yaitu penyakit virus yang
menyebabkan demam tinggi dan ruam kulit pada bayi kurang dari 6 bulan (roseola infantum ).
Roseola ditandai dengan gejala demam tinggi pada kelompok usia tersebut disertai ruam
kemerahan. Ruam dapat ditemukan dengan menurunnya demam yang tersebar pada tungkai
hingga wajah. Infeksi ini juga berperan dalam banyak kasus kejang yang berhubungan dengan
demam pada bayi (kejang demam).

Human Herpes Virus 7 - Roseola

Virus ini telah diamati dan ternyata terkait erat dengan HHV6. walaupun HHV7 juga berperan
menyebabkan roseola, tetapi tidak jelas apa efek klinis lain yang ditimbulkannya.

Human Herpes Virus 8 - Kaposi's Sarcoma pada HIV/AIDS

Human Herpes Virus 8 (HHV8) baru-baru ini ditemukan berperan pada tumor yang disebut
dengan Sarkoma Kaposi (KS). Tumor ini ditemukan pada penderita AIDS dan sangat jarang
pada orang yang tidak terkena AIDS. Sarkoma Kaposi membentuk tumor keunguan pada kulit
dan jaringan lain. HHV8 juga dapat menyebabkan kanker lainnya, termasuk limfoma tertentu
(kanker kelenjar getah bening) yang berhubungan dengan AIDS.

Stress

Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan
stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan
mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun pergaulan
lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Amberg (dalam Hawari, 2001) membagi tahapan-tahapan
stres sebagai berikut :

1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-
perasaan sebagai berikut: 1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting); 2) Penglihatan
“tajam” tidak sebagaimana biasanya; 3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari
biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada
tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan
energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari, karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.
Istirahat yang dimaksud antara lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau
memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit. Keluhan-keluhan yang sering
dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut: 1) Merasa
letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar; 2) Merasa mudah lelah sesudah makan
siang; 3) Lekas merasa capai menjelang sore hari; 4) Sering mengeluh lambung/perut tidak
nyaman (bowel discomfort); 5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar); 6)
Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang; 7) Tidak bisa santai.

3. Stres Tahap III


Apabila seseorang tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-
keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan
mengganggu, yaitu: 1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan
“maag”(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare); 2) Ketegangan otot-otot semakin terasa;
3) Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat; 4) Gangguan pola
tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun
tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi atau dini hari
dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia); 5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa loyo
dan serasa mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter
untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh
kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.

3. Stres Tahap IV
Gejala stres tahap IV, akan muncul: 1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat
sulit; 2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan terasa lebih sulit; 3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi
kehilangan kemampuan untuk merespons secara memadai (adequate); 4) Ketidakmampuan untuk
melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari; 5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi
yang menegangkan; Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan
kegairahan; 6) Daya konsentrasi daya ingat menurun; 7) Timbul perasaan ketakutan dan
kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

4. Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai dengan
hal-hal sebagai berikut: 1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan
psychological exhaustion); 2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana; 3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder);
4) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
6. Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack)
dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang dibawa
ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak
ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut: 1)
Debaran jantung teramat keras; 2) Susah bernapas (sesak dan megap-megap); 3) Sekujur badan
terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran; 4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan;
5) Pingsan atau kolaps (collapse). Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana
digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan
faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan
seseorang untuk mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai