SK Manajemen Nyeri
SK Manajemen Nyeri
TENTANG
Menimbang :
a. Bahwa asesmen manajemen nyeri di rumah sakit, maka diperlukan asesmen manajemen
nyeri yang terkait pelayanan Rumah Sakit;
b. Bahwa agar asesmen manajemen nyeri terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur Rumah Sakit Raudhah Bangko
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Raudhah Bangko
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Permenkes Nomor 56 tahun 2012 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit
4. Permenkes Nomor: 290/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.
5. Permenkes Nomor: 1691/2011,tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
6. Peraturan Pemerintah Nomor PP 10/1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran.
7. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), 2008
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Bangko
Pada tanggal :01 Juni 2016
Direktur,
Rumah Sakit Raudhah Bangko
dr. Mirnawati
NIK. 150201523171189
Lampiran
Peraturan Direktur RS Raudhah
Nomor : / SK-Dir/RSR/VI/2016
Tanggal : 01 Juni 2016
KEBIJAKAN UMUM:
1. Asesmen manajemen nyeri adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
rumah sakit dan berorientasi kepada pelayanan yang berkualitas dan mengutamakan
keselamatan pasien;
2. Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang sesuai manajemen nyeri yang
tepat;
3. Nyeri merupakan bagian yang umum dari pengalaman pasien, dan nyeri yang tidak
berkurang menimbulkan dampak yang tidak diharapkan kepada pasien secara fisik
maupun psikologis;
4. Respon pasien terhadap nyeri seringkali berada dalam konteks norma sosial dan tradisi
keagamaan, maka pasien didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri;
5. Proses pelayanan rumah sakit mengakui dan menggambarkan hak pasien dalam asesmen
dan managemen nyeri yang sesuai.
KEBIJAKAN KHUSUS:
1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen manajemen
nyeri
2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada hak pasien untuk
melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan pengelolaan nyeri secara akurat
Direktur,
Rumah Sakit Raudhah Bangko
dr. Mirnawati
NIK. 150201523171189
RS RAUDHAH
ASESSMEN NYERI DENGAN NUMERIC RATING SCALE
No. Dokumen
/HPKII/RSR/VI/2016 No. Revisi Halaman 1/2
Ditetapkan Direktur
Tanggal 01 Juni 2016
Tanggal Terbit
01 Juni 2016
SPO
dr. Mirnawati
NIK.150201523171189
Pengertian Asessmen nyeri yang dilakukan pada klien dewasa dan anak berusia
>18 tahun yang dapat menggunakan angka untuk membagikan
intensitas nyeri yang dirasakan.
Tujuan Untuk menilai nyeri yang dirasakan klien sehingga klien
mendapatkan manajemen nyeri sesuai yang dirasakan klien.
Kebijakan tentang assessment nyeri dengan numeric rating scale No: /SK-
Dir/RSR/VI/2016
No.Dokumen
/HPKII/RSR/VI/2016 No.Revisi Halaman 2/2
ProsedurKerja 2.7 Memberikan manajemen nyeri pada pasien sesuai skala nyeri
yang dirasakan pasien
2.8 Mencuci tangan setelah dari ruanagan pasien
2.9 Mendokumentasikan
Ditetapkan Direktur
Tanggal 01 Juni 2016
SPO TanggalTerbit
01 Juni 2016
dr. Mirnawati
NIK.150201523171189
Pengertian Asesment nyeri pada pasien dewasa dan anak yang berusia lebih dari
6 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka
Tujuan Untuk menilai nyeri yang dirasakan klien sehingga klien
mendapatkan manajemen nyeri sesuai yang dirasakan klien.
Kebijakan tentang assessment nyeri dengan wong baker spain scale No:
/SK-Dir/RSR/VI/2016
Prosedur Kerja 2.7 Memberikan manajemen nyeri pada pasien sesuai skala nyeri
yang dirasakan pasien
2.8 Mencuci tangan setelah dari ruanagan pasien
2.9 Mendokumentasikan
Unit terkait - IGD
- Ruang rawat inap
- ICU
RS RAUDHAH
MANAJEMEN NYERI
No.Dokumen
/HPKII/RSR/VI/2016 No.Revisi Halaman 1/2
Ditetapkan Direktur
Tanggal 01 Juni 2016
SPO TanggalTerbit
01 Juni 2016
dr. Mirnawati
NIK.150201523171189
Pengertian Nyeri adalah adalah pengalaman sensorik dan emosional yang
diakibatkan adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi,
atau pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah
terjadi kerusakan jaringan.(International Association forthe Study of
Pain)
Tujuan Agar nyeri yang dirasakan pasien hilang atau berkurang setelah
dilakukan tindakan assessment nyeri dan setelah dilakukan
manajemen nyeri pada pasien sehingga pasien merasa nyaman
Kebijakan Tentang manajemen nyeri No: /SK-Dir/RSR/VI/2016
No.Dokumen
/HPKII/RSR/VI/201 No.Revisi Halaman1/2
6
No.Dokumen
/HPKII/RSR/VI/201 No.Revisi Halaman 1/1
6
Ditetapkan Direktur
Tanggal 01 Juni 2016
PROSEDUR TanggalTerbit
TETAP 01 juni 2016
dr. Mirnawati
NIK.150201523171189
Pengertian Tekhnik relaksasi adalah suatu tekhnik merilekskan ketegangan otot
yang dapat menunjang nyeri
Tujuan Untuk meningkatkan ventilasi al veoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi
stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas
nyeri dan menurunkan kecemasan
Kebijakan tentang SPO tekhnik relaksasi No: /SK-Dir/RSR/VI/2016
No.Dokumen
/HPKII/RSR/VI/2016 No.Revisi Halaman 1/2
Ditetapkan Direktur
Tanggal 01 Juni 2016
PROSEDUR Tanggal Terbit
TETAP 01 Juni 2016
dr. Mirnawati
NIK.150201523171189
Pengertian Memberikan kompres panas kering dengan menggunakan buli-buli
panas
Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi rasa sakit
3. Merangsang peristaltic
Kebijakan Tentang pemasangan buli-buli No: /SK-Dir/RSR/VI/2016
2. Kriteria Pelaksanaan
1.1 Mencuci tangan
1.2 Melakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli
Panas dengan cara: mengisibuli-buli dengan air panas,
mengencangkan penutupnya, kemudian membalik posisi
buli-buli berulang kali lalu dikosongkan isinya
1.3 Mengisibuli-buli dengan air panas: ½-¾ dan mengukur suhu
air yang diinginkan (50-60 derajat)
1.4 Menutup dengan rapat dan membalik kepala buli-buli di
bawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah
1.5 Mengeringkan buli-buli panas dengan lap kerja agar tidak
basah
1.6 Meletakkan buli-buli panas pada bagian tubuh yang akan
dipasang buli-buli panas dengan pengalas di atas daerah
yang akan di pasang buli-buli panas
1.7 Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli
panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran
1.8 Ganti buli-buli panas setelah 30 menit dipasang dengan air
panas lagi, sesuai yang dikehendaki
1.9 Bereskan alat-alat bila sudah selesai
PEMASANGAN BULI-BULI PANAS
No.Dokumen
/HPKII/RSR/VI/2016 No.Revisi Halaman 2/2
TENTANG
Menimbang :
a. Bahwa upaya mengelola nyeri, maka diperlukan panduan manajemen nyeri di Rumah
Sakit;
b. Bahwa agar panduan manajemen nyeri terlaksana dengan baik, perlu kebijakan Direktur
Rumah Sakit Raudhah Bangko
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Raudhah Bangko
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Permenkes Nomor 56 tahun 2012 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit.
4. Permenkes Nomor: 290/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.
5. Permenkes Nomor: 1691/2011,tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
6. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), 2008
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :Bangko
Pada tanggal :01 Juni 2016
Direktur,
Rumah Sakit Raudhah Bangko
Dr. Mirnawati
NIK. 150201523171189
BAB I
DEFENISI
1.1 Definisi
1. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya
kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman
sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan
jaringan. (International Association for the Study of Pain)
2. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,
memiliki hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau
penyakit.
3. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama.
Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui penyebabnya yang pasti.
1.2 Tujuan
Panduan manajemen nyeri ini disusun dengan tujuan adanya standarisasi
dalam asesmen dan manajemen nyeri di RS RAUDHAH sehingga kualitas
layanan kesehatan khususnya pelayanan nyeri di RS RAUDHAH semakin
baik.
BAB II
RUANGLINGKUP
1. Lakukan assessment nyeri mulai dari anamnesis yang terdapat pada assessment awal
keperawatan, adapun assessment nyeri yang terdapat di RS Raudhah sebagai berikut :
a. Asesmen nyeri dengan Numeric Rating Scale
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia ≥18 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0– 10.
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)3
Kriteria Skor
0 1 2
Faces ( wajah) Tersenyum / tidak ada Terkadang meringis Sering menggetarkan dagu
ekpresi khusus /menarik diri dan menutup rahang
Legs (kaki) Gerakan normal / Tidak tenang / tegang Kaki dibuat menendang /
relaksasi menarik diri
Activity ( aktivitas) Tidur, posisi normal, Gerakan Melengkungkan
mudah bergerak menggeliat , punggung/kaku/menghentak
berguling,
kaku
Cry ( tangis) Tidak nangis Mengerang Menangis terus menerus,
(bangun/tidur) merengek-merengek terhisak, menjerit
Nyeri ada dalam tiga bagian, yaitu nyeri ringan, nyeri sedang dan nyeri
berat. Biasanya pada pasien nyeri ringan penatalaksanaan yang biasa
digunakan dengan cara tehnik relaksasi. Namun pada pasien yang
mengalami nyeri sedang sampai berat, selain dengan tekhnik relaksasi
hendaknya segera dilaporkan pada Dokter Penanggung jawab pasien supaya
pasien mendapat obat analgetik untuk mengurangi nyeri.
6. Rhemacox
Dosis 15 mg
Cara pemberian 3xsehari
7. Recolfar
Dosis 0,5 mg
Cara pemberian 3xsehari
8. Paracetamol
Dosis 500 mg
Cara pemberian 3xsehari
9. Ketorolac inj
Dosis 10 dan 30 mg
Cara pemberian 3xsehari
10. Ketoprofen suppost
Dosis 100 mg
Cara pemberian 1xsehari
11. Meloxicam suppost
Dosis 15 mg
Cara pemberian 1xsehari
Analgetik tergolong dalam opioid
1) Petidin
2) Morpin
Obat Non-obat
Analgesik Kognitif
Analgesik adjuvant Fisik
anestesi perilaku
Obat-obatan non-opioid
Obat Dosis Keterangan
Parasetamol 10-15 mg / kg BB oral, Efek anti inflamasi kecil, efek
setiap 4-6 jam gastrointestinal dan hematologi minimal
4.2 SPO Asessmen Nyeri Dengan Wong Baker Faces Pain Scale