Pend Hulu An

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor diesel merupakan motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan
minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut
(diinjeksi) kedalam silinder yang didalamnya terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang
cukup tinggi sehingga bahan bakar tersebut secara spontan terbakar. Motor diesel adalah suatu
motor yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan
pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi
dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar.
Salah satu komponen mesin induk yang memegang peranan penting adalah sistem bahan
bakar. Peranan pokoknya adalah menyediakan kebutuhan bahan bakar sebagai salah satu unsur
proses pembakaran, agar terjadi proses pembakaran. Oleh karena itu untuk menjaga kinerja dari
sistem bahan bakar perlu dilakukan perawatan terhadap komponen-komponen sistem bahan
bakar. Menurut Suharto (1991), perawatan adalah suatu usaha untuk memelihara keawetan dan
kesempurnaan dari suatu perlengkapan, dimana perlengkapan tersebut harus selalu dalam
keadaan baik dan siap dipakai.
Perawatan perlu dilakukan sesuai standard an prosedur yang terjadwal. Adapun tujuan
perawatan dan pemeliharaan yang dilaksanakan pada motor induk antara lain:
1. Untuk memperpanjang usia dipakai dari pada motor tersebut.
2. Untuk menjamin kesiapan dari pda motor induk yang akan dioperasikan agar tidak
mengalami kendala.
3. Untuk menjamin kesiapan peralatan sewaktu-waktu akan diperlukan.
4. Agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat menjamin keselamatan dalam bekerja.
Perawatan yang sangat penting dalam komponen utama mesin kapal adalah :
Kepala SIlinder, Katup Isap dan Katup Buang, Silinder, Torak/Piston, Cincin Torak.

Berdasarkan pemikiran diatas maka dalam proposal karya ilmiah praktek akhir ini penulis
mengambil judul “perawatan komponen sistem bahan bakar pada mesin induk …”

1.2 Tujuan
Tujuan dari proposal Karya Ilmiah Praktek Akhir (KPA) ini, yaitu :
1. Mengetahui apa saja komponen sistem bahan bakar
2. Mengetahui bagaimana cara kerja sistem bahan bakar
3. Mengetahui cara perawatan sistem bahan bakar

1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motor Diesel
Motor diesel merupakan mesin pembangkit tenaga, yang terdiri dari sekian banyak
komponen yang saling terkait satu sama lainnya, membentuk sebuah sistem yang kompak untuk
secara bersama menghasilkan tenaga yang diharapkan. Pemakaian motor diesel menjangkau
kebutuhan masyarakat baik ringan maupun berat. Proses pembakaran motor diesel dapat dibagi
dalam dua jenis yaitu proses pembakaran empat langkah (Four Stroke Engine).
Untuk memulai pembakaran, sumber panas pada motor diesel tidak diambil dari loncatan
bunga api dari busi. Tetapi sebagai sumber panas diperoleh dari tekanan kompresi (campuran
udara dan bahan bakar). Agar campuran udara dan bahan bakar terbakar dengan sendiri
diperlukan udara minimal 350ºC. karena itu perbandingan kompresi motor diesel dibuat antara
15-22, dengan tekanan akhir langkah kompresi mencapai 20-40 bar dan suhu 500-700 ºC.
berdasarkan efisiensi secara keseluruhan, motor diesel merupakan motor pembakaran yang
paling efisien dan bertenaga besar, pada motor diesel putaran rendah efisiensi panas dapat
mencapai 50%. Dengan efisiensi panas yang besar ini maka pemakaian bahan bakar lebih
hematt, diikuti dengan tingkat polutan gas buang yang lebih rendah. Seperti halnya motor bensin
maka motor diesel juga ada 2 macam, yaitu motor diesel 4 tak dan motor diesel 2 tak. Pada
kenyataannya untuk aplikasi dengan sector otomotif banyak dipakai motor diesel 4 tak.
(Rabiman dan Arifin, 2011)
Motor 4 tak adalah motor yang tiap siklusnya terdiri dari 4 langkah torak atau 2 putaran
poros engkol untuk menghasilkan satu kali langkah usaha (Suhodo, 2007). Motor 4 tak adalah
suatu motor yang tiap satu silindernya untuk mendapatkan satu kali pembakaran membutuhkan 4
kali gerakan piston yaitu 2 kali bergerak ke atas dan 2 kali bergerak ke bawah atau 2 kali putaran
poros engkol (Karyanto E, 2002).
Ditjen (1996) menambahkan bahwa proses pembakaran motor diesel 4 tak, dilakukan
dalam empat langkah yaitu seperti yang ditujukan pada gambar berikut:

Gambar 1 proses pembakaran motor diesel 4 tak (wikipedia)


Menurut Karyanto E, (2000). Secara skema prinsip kerja motor diesel empat langkah
dapat dijelaskan sebagai berikut:

2
1. Langkah Pemasukan suction Stroke)
1) Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB).
2) Katup masuk terbuka, katup buang tertutup karena hisapan piston didalam silinder
melalui intake manifold katup masuk.
2. Langkah kompresi
1) Piston bergerak dari TMB ke TMA, kedua katup tertutup.
2) Udara tadi dikompresikan oleh piston dalam silinder antara 1/12 – 1/16 dari seluruh isi
silinder.
3) Hasil kompresi udara (kepadatan) sampai tekanan tinggi antara 35 kg/cm² - 40 kg/cm².
3. Langkah Kerja (Power Stroke)
Sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) panas udara yang dikompresi/dipadatkan
tadi mencapai suhu 500-700 ºC, kemudian pada saat yang bersamaan injector (Injection Nozzle)
menyemprotkan bahan bakar yang berbentuk kabut dimana sifatnya mudah terbakar. Akibat dari
panas yang tersedia didalam silinder cukup tinggi sehingga segera mengadakan pembakaran
terhadap bahan bakar yang dikabutkan oleh injector.
Setelah terjadi pembakaran bahan bakar tersebut, maka tekanan didalam silinder naik
dengan cepat sampai mencapai tekanan 50 kg/cm² dan mendorong piston dari titik mati atas
(TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB), menghasilkan langkah kerja dari motor.
4. Langkah Pembuangan (Exhaust Stroke)
1) Katup masuk tertutup, Katup buang terbuka.
2) Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), maka sisa sisa
gas pembakaran tadi dibuang melalui katup buang dan diteruskan ke exhaust manifold dan terus
ke knalpot.
Dengan kata lain dapat diambil kesimpulan bahwa motor diesel empat tak pada setiap 4
kali langkah piston menghasilkan 1 kali gerakan kerja/tenaga yang berguna bagi motor
sedangkan yang 3 kali gerakan lainnya tidak menghasilkan kerja/tenaga bagi motor
tersebut.(Karyanto E, 2002).

2.2 Pengertian Sistem Bahan Bakar


Menurut Karyanto (2000), sistem bahan bakar (fuel system) mesin diesel dibuat
sedemikian persis agar dapat menghasilkan kemampuan yang cukup pada waktu tekanan tinggi.
Sistem bahan bakar merupakan peralatan atau komponen yang digunakan untuk meyalurkan
bahan bakar dari tangki harian sampai ke ruang bakar(silinder). Pembakaran bahan bakar motor
diesel terjadi dalam ruang bakar silinder motor akibat suhu dan tekanan yang tinggi karena
kompresi udara dan bahan bakar yang dikabutkan kedalam silinder.

2.3 Syarat-Syarat Bahan Bakar Diesel


Menurut Amanto H dan Daryanto (2006), syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan
bakar diesel adalah:

3
1. Harus dapat menyala tepat pada waktunya
2. Harus mempunyai kesanggupan melumas katup-katup dan pompa bahan bakar
3. Harus mempunyai viskositas dan bebas bahan bakar padat agar mudah mengalir mekakui
saluran-saluran sempit dan mudah dikabutkan
4. Tidak mengandung kotoran atau unsur yang dapat merusak

2.4 Sifat Bahan Bakar Diesel


Kapal atau perahu pada umumnya menggunakan motor diesel dan jenis yang dimiliki
putaran rendah dan tinggi. Untuk kedua jenis motor tersebut terdapat dua jenis bahan bakar yang
diizinkan, yaitu minyak ringan dan minyak berat A. akan tetapi secara spesifikasi dapat diketahui
dari buku petunjuk mesin. Untuk kedua jenis bahan bakar tersebut sifat-sifatnya adalah sebagai
berikut:
1. MInyak Ringan
1) Berat jenis : 0,83 sampai 0,89
2) Kekentalan : Redwood 30 sampai 40 detik (30ºC)
3) Bilangan setana : 45 minimum
4) Reaksi : Netral
5) Titik nyala : 50 ºC minimum
6) Kadar abu : 0,03% maksimum
7) Kadar air : 0,01% maksimum
8) kadar belerang : 0,7% maksimum
9) Titik mengalir : -10ºC maksimum
10) Nilai kalor : 10.000 kKal/kg minimum
2. Minyak Berat A
1) Berat jenis : 0,83 sampai 0,89
2) Kekentalan : Redwood 30 sampai 40 detik (50ºC)
3) Bilangan setana : 40 minimum
4) Reaksi : Netral
5) Titik nyala : 60ºC minimum
6) Kadar abu : 0,03% maksimum
7) Kadar air : 0,1% maksimum
8) Kadar belerang : 1,2% maksimum
9) Titik terang : -5ºC
10) Nilai kalor : 10.000 kKal/kg minimum

2.5 Sistem Aliran Bahan Bakar


Sistem aliran bahan bakar adalah suatu sistem dimana bahan bakar dari tangki
penyimpanan dialirkan ke masing-masing silinder mesin dan dikabutkan kedalamnya dengan
dibantu sebuah pompa. Sistem aliran bahan bakar tidak selamanya sama, namun secara umum
sistem pengaliran bahan bakar di kapal harus dilengkapi dengan beberapa komponen yang
masing-masing mempunyai fungsi, tetapi dalam kerjanya satu dengan yang lainnya saling
berhubungan sangat erat. Fungsi aliran bahan bakar adalah sebagai berikut:

4
1. Mengalirkan bahan bakar ke tangki harian
2. Untuk menekan bahan bakar dengan tekanan tinggi
3. Mengatur bahan bakar pada saat penyemprotan
4. Mengatur lamanya penyemprotan bahan bakar
5. Mengatur jumlah bahan bakar yang disalurkan
6. Mengabutkan dan mendistribusikan bahan bakar diseluruh ruang pembakaran

Gambar 1skema aliran bahan bakar (sumber: Wikipedia)

2.6 Prisnsip Kerja Sistem Bahan Bakar


Prinsip kerja sistem bahan bakar adalah mengabutkan sejumlah bahan bakar kedalam
ruang bakar dengan tekanan tinggi sesuai timming pengapian, dimana bahan bakar yang keluar
dari dalam injector ada ketika mesin berada pada kompresi yang tepat. Sementara solar yang
keluar juga dituntut agar bias mengabut (menyebar) agar pembakaran bias merata secara
serentak.
Untuk itu, tekanan penginjeksian diesel cukup besar mencapai 100-250 bar dengan
tekanan kompresi sekitar 40 bar dengan suhu700 hingga 900 derajat celcius. Sementara itu, solar
memiliki titik nyala pada suhu 50-96 ºC, dengan kondisi temperatur ruang bakar mencapai 700
ºC maka secara otomatis solar langsung terbakar. Itulah sebabnya, pada mesin diesel tidak
dilengkapi dengan busi.

2.7 Komponen-komponen Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar mesin diesel mempunyai kelengkapan yang terdiri dari nozzle
pengabut (injector nozzle), pompa injeksi bahan bakar, penyalur bahan bakar (feed pump), tangki
solar, pipa masuk bahan bakar, pipa bertekanan tinggi, pipa sisa bahan bakar, governor dan
timer. Adapun fungsi dari masing-masing komponen sistem bahan bakar tersebut:
1. Tangki solar
Sebagai tempat penampung persediaan bahan bakar solar.
2. Pipa masuk (feed pump)
Berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar solar dari tangki bahan bakar menuju pompa
masuk(transfer pump).

5
3. Pompa masuk (transfer pump)
Berfungsi untuk menghisap bahan bakar solar dari pompa masuk selanjutnya akan
menekan bahan bakar tersebut menuju saringan solar.
4. Saringan solar (fuel filter)

Berfungsi sebagai penyaring bahan bakar solar dari pompa masuk


yang selanjutnya bahan bakar solar yang sudah bersih disalurkan menuju
pompa penekan bahan bakar (fuel injection pump).

5. Pompa penekan bahan bakar (fuel injection pump)

Berfungsi untuk menekan bahan bakar menuju ke nozzle pengabut.


Bahan bakar yang dialirkan dari pompa penekan bahan bakar mempunyai
tekanan tinggi.

6. Pipa bertekanan tinggi

Gunanya untuk mengalirkan bahan bakar yang mempunyai


tekanan tinggi dari pompa injeksi menuju ke nozzle pengabut.

7. Noozle pengabut (injection nozzle)

Sebagai alat penyemprot bahan bakar solar dalam bentuk kabut


yang sifatnya mudah terbakar pada ruang bakar mesin.

8. Governor
Untuk mengatur keseimbangan putaran mesin, sesuai dengan
banyak dan sedikitya bahan bakar yang dihasilkan oleh pompa injeksi
yang diberikan pada nozzle pengabut.

6
9. Timer

Berfungsi untuk mengatur putaran camshaft pompa injeksi

10. Automatic timer


Berguna untuk mempercepat pada saat injeksi sesuai dengan kecepatan mesin dan bebas
dari pengaruh beban mesin.
11. Coupling penyetel
Berfungsi untuk menyambung dan meneruskan putaran dari roda gigi pompa (pump
gear) yang berputar bersama mesin kepada poros dari pompa injeksi.

2.8 pengertian perawatan


Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka
mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti
sediakala atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan produksinya dapat berjalan lancar
(mesin dan peralatannya paling tidak mencapai umur ekonomisnya dan menghindari kemacetan
serta kerusakan sekecil mungkin) sehingga kapal dapat tetap beroperasi secara
efektif,efisien,produktif dan tepat waktu sesuai dengan yang telah direncakan.

2.9 Tujuan Perawatan


Tujuan dan keuntungan dari perawatan adalah :
1. Memperpanjang usia kegunaan.
2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan dan mendapatkan laba investasi semaksimal
mungkin.
3. Menjamin keiapan op.erasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam setiap waktu
misalnya unit cadangan.
4. Menjamin keselamatan orang yang melaksanakan tugas tersebut.
5. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan yang serendah mungkin dengan melaksanakan
kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.
6. Pengurangan pemeliharaan darurat.
7. Memperpanjang waktu antara over haul.
8. Pengurangan penggantian suku cadang.
9. Meningkatkan efisiensi kerja.

2.10 Jenis perawatan sistem bahan bakar


Pekerjaan pemeliharaan agar efektif harus dilakukan secara menyeluruh dan teratur.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua
cara yaitu:

7
1. Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
2. Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)

Gambar skema perawatan dan pemeliharaan.(sumber: wikipedia)

2.10.1 Perawatan Terecana


1. Pemeliharaan Pencegahan
Ketika mesin berjalan yaitu dengan melihat, merasakan dan mendengarkan kondisi dari
mesin dan melakukan pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan. Dan ketika mesin
berhenti yaitu melakukan penggantian komponen minor yaitu pekerjaan yang timbul langsung
dari pemeriksaan. Pemeliharaan pencegahan tersebut meliputi:
1) Perawatan Harian
Perawatan harian yaitu perawatan yang dilakukan setiap hari, baik yang dilakukan saat
motor berjalan ataupun berhenti dan memastkan bahwa setiap komponen berfungsi dan dalam
kondisi yang mormal. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Memeriksa isi tangki.
2. Memeriksa pipa-pipa yang dialiri bahan bakar.
3. memeriksa saringan pipa bahan bakar.
4. Memeriksa pompa bahan bakar.
2) Perawatan Mingguan
1. Membuang endapan dari filter bahan bakar.
2. Membersihkan filter bahan bakar dari kotoran.
3). Perawatan Bulanan
1. Membuka dan Membersihkan nozzle dan melakukan test nozzle.
2. Membersihkan tangki harian bahan bakar.
3. Memeriksa injection timing.
4. Membersihkan filter udara masuk.

8
3) Perawatan Triwulan
1. Memeriksa bosch pump dan nozzle.
2. Membersihkan combustion chamber.
2. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan atau perawatan korektif yang dilakukan sebagai kegiatan perbaikan minor
terhadap komponen mesin yang rusak yang tidak ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan yang
waktunya telah direncanakan.

2.10.2 Perawatan tak terencana


Perawatan tak terencana dilakukan untuk mengembalikan kondisi mesin seperti sediakala
yang waktunya tidak ditentukan sebelumnya. Perawatan tak terencana adalah kondisi dimana
mesin mengalami masalah atau disebut perawatan darurat.

9
III. METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Kerja ilmiah praktek akhir dilaksanakan pada tanggal…. Sampai….. bertempat di
KP…… No….. Milik PSDKP….

3.2 Alat dan bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam karya ilmiah praktek akhir, yaiut :
1. Kamera
2. Alat tulis
3. Manual book
4. Tool set

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam karya ilmiah praktek akhir, yaitu ;
1. Main engine
2.Majun

3.3 Pengambilan data


Dalam pengambilan data ini, teknik pengambilan data yang penulis gunakan terdiri dari
beberapa cara, antara lain:

3.3.1 Data primer


1. Metode Observasi (Pengamatam)
Pengambilan data dilakukan dengan melihat langsung sistem bahan bakar, seperti :
a. Apa saja komponen sistem bahan bakar ?
b. Apa peranan sistem bahan bakar ?

2. Metode Interview (Wawancara)

Pengambilan data dilakukan dengan cara bertanya secara langsung kepada KKM dan
Masinis tentang apa saja komponen sistem bahan bakar, bagaimana cara kerja sistem bahan
bakar dan bagaimana cara perawatan sistem bahan bakar.
3. Metode Angket
Metode angket adalah alat untuk memperoleh data dilapangan dengan isian-isian yang
telah disusun agar mempermudah pengambilan data dilapangan. Kemudian data yang diperoleh
dengan cara pengambilan melalui angket diuraikan sesuai tujuan proposal karya ilmiah praktek
akhir, yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.

10
3.3.2 Data sekunder
Data yang diambil menggunakan literature, yaitu pengambilan data dengan cara
mengambil dari referensi dan buku manual yang berkaitan dengan judul penulis untuk
menunjang data primer seperti data kapal, dan data-data perusahaan.

3.4 Analisis Data


Data-data yang telah diuraikan dalam table kemudian dianalisa secara deskriptif dimana
data ini diuraikan sesuai dengan judul. Selanjutnya dilakukan analisa data yang telah diolah
sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya, kemudian diuraikan sesuai apa yang
dilakukan selama praktek.

11

Anda mungkin juga menyukai