Partograf
Partograf
Partograf
Partograf
Pembimbing:
dr. M. Rezha Faisal, Sp. OG
Disusun oleh :
Fitria Hasanah Simamora 1810221022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
Oleh :
Pembimbing,
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga tugas laporan kasus ini berhasil diselesaikan. Laporan
kasus yang berjudul “Partograf” ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
mengikuti Kepaniteraan Klinik di Stase Obstetri dan Ginekologi.
Bukan suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan tugas
laporan kasus ini seorang diri. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. M. Rezha Faisal, Sp.
OG selaku pembimbing yang telah banyak memberi masukan serta bimbingan demi
kesempurnaan makalah kasus ini. Begitu pula kepada rekan dokter muda atas
semua dukungan dan bantuannya dalam penyelesaian presentasi kasus ini.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
guna perbaikan yang lebih baik. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri, pembaca maupun bagi semua pihak-pihak yang
berkepentingan.
Penulis
3
BAB I
LAPORAN KASUS
II.2 Anamnesis
Autoanamnesis IGD Kebidanan 12/11/19
A. Keluhan Utama: Pasien merasa mulas hilang timbul sejak 1 hari sebelum
masuk Rumah Sakit
B. Keluhan Tambahan: Keluar lendir darah sejak 1 hari sebelum masuk
Rumah Sakit
C. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUP Persahabatan dengan keluhan
mulas hilang timbul dengan keluhan tambahan keluar lendir dan darah sejak
1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien mengatakan hamil anak
pertama, mengaku hamil 38 minggu. HPHT 15 Februari 2019. TPI 22
November 2019. Pasien rutin melakukan ANC ke bidan dekat rumah dan
USG rutin. Selama pasien ANC, pasien mengatakan tidak ada keluhan
apapun selama hamil, hingga pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien mulai merasakan mulas-mulas dan keluar lendir darah. Keluhan
keluar air-air disangkal oleh pasien pada saat itu. Pasien mengaku gerakan
janin masih dirasakan aktif. Keluhan lain seperti mual muntah disangkal,
demam selama hamil (-), riwayat keputihan (-), nyeri kepala (-), pandangan
4
kabur (-), riwayat gigi berlubang (-), nyeri ketika berkemih (-), berkemih
tidak lampias (-). BAB dan BAK normal.
Riwayat Menstruasi
Haid pertama kali usia 13 tahun, lamanya sekitar 5-6 hari, siklus 28-30 hari,
ganti pembalut 3 kali sehari, nyeri haid + biasanya hari pertama dan kedua.
Riwayat Menikah
Pasien mengaku menikah 1 kali pada tahun 2018 usia 20 tahun.
Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
Riwayat Obstetri
G1P0A0
I. Hamil ini
C. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Asma : Disangkal
- Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal
- Riwayat Hipertensi : Disangkal
- Riwayat Alergi Obat dan Makanan : Disangkal
- Riwayat Operasi : Disangkal
- Riwayat Trauma : Disangkal
5
II.3 Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum : Baik
BB saat ini : 81 kg (hamil), 70 kg (sebelum hamil)
Tinggi Badan : 168 cm
BMI : 28.7 (obesitas I)
B. Kesadaran : Compos mentis
C. Vital sign
- Tekanan darah : 100/69 mmHg
- Nadi : 92 x/menit
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,6 º C
D. Status Generalisata
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, Skelra ikterik -/-
Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
Jantung : S1 > S2, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Perut cembung sesuai kehamilan, bising usus (+) normal,
Hepar dan lien tidak membesar, timpani
Ekstremitas : Edema -/-/-/-, akral hangat +/+/+/+, CRT <2 detik
E. Pemeriksaan Obstetri
- Pemeriksaan Luar
Inspeksi : cembung (+), abdomen melebar dan menonjol, linea nigra (+)
Palpasi :
- Leopold I : TFU 30 cm, fundus uteri teraba lunak, bulat, kesan seperti
bokong janin
- Leopold II : Teraba bagian rata, datar dan memanjang pada sisi kiri
ibu. Teraba bagian terkecil janin pada sisi kanan ibu.
- Leopold III : Teraba bagian bulat, keras melenting
- Leopold IV : Belum masuk PAP, 5/5
Auskultasi: DJJ 150 dpm
- Pemeriksaan Dalam
Inspeksi : vulva/uretra tenang, perdarah aktif tidak ada
6
Inspekulo : portio licin, OUE tertutup, flour (-), fluksus (-)
VT : portio lunak, tebal 1 cm, pembukaan (-), kepala Hodge I
7
Hemostasis
Masa Perdarahan 4.00 1.00-6.00 menit
IVY
Masa Pembekuan 10.00 10-15 menit
Lee&White
8
II.4.2 USG
USG tanggal 12 November 2019
9
II.5 Assesment
G1 hamil 37-38 minggu, JPKTH, Ologohidramnion (ICA 3), tanpa ketuban pecah,
janin dengan dolicocephali, undesensus testis, serviks belum matang belum inpartu
(pelvic score 1)
II.6 Planning
1. Observasi KU, TTV, DJJ, His, perdarahan
2. Induksi misoprostol 25mcg/ 6jam pervaginam
3. Cek laboratorium: darah lengkap, urinalisa
4. Rencana persalinan pervaginam
II.7 Prognosis
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Qua ad Sanationam : Dubia ad bonam
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
10
II.8 Partograf
11
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan
utama penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dan mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian juga dapat dilaksanakan deteksi dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama. Jika di gunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan
membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu
dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta
menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara dini mengidentifikasi
adanya penyulit persallinan, dan membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat
waktu. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waaktu. Selain itu, dapat
mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Penggunaan Partograf
World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf
agar lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan, dan
pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm.
Partograf harus digunakan untuk 1) semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan
persalinan, 2) semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan
swasta, rumah sakit, dan lain-lain), 3) semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis obstetric dan
ginekologi, bidan, dokter umum, residen, mahasiswa kedokteran).
13
Halaman Depan Partograf
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang di mulai
pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk:
• Informasi tentang Ibu:
o Nama,Umur
o Gravida, Para, Abortus
o Nomor catatan medik
o Tanggal dan waktu mulai di rawat
• Waktu dan pecahnya selaput ketuban
• Kondisi Janin
o DJJ (denyut jantung janin)
o Warna dan adanya air ketuban.
o Penyusupan (molase) kepala janin.
• Kemajuan Persalinan
o Pembukaan serviks
o Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
o Garis waspada dan garis bertindak
• Jam dan Waktu
o Waktu mulainya fase aktif persalinan
o Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
• Kontraksi Uterus
o Frekuensi dan lamanya.
• Obat-Obatan dan Cairan yang diberikan
o Oksitosin;
o Obat-obatan lainnya dan cairan I.V. yang diberikan.
• Kondisi Ibu
o Nadi, tekanan darah, dan tempratur tubuh
o Urin (volume, aseton, atau protein)
• Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik lainnya (dicatat dalam
kolom tersedia di sisi partograf atau catatan kemajuan persalinan).
14
Cara Pengisian Halaman Depan Partograf
Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase
laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.
15
K: Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat
janin. Jika terdapat meconium, pantau DJJ secara sekasama untuk
mengenali tanda-tanda gawat janin, ibu segera dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat meconium
kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan
kegawatdaruratan obstetrik dan bayi baru lahir.
16
17
Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri
adalah besarnya dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak
yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar
1 cm skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin.
Tiap kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit.
• Pembukaan Serviks
Dengan menggunakan metode yang di jelaskan di bagian
pemeriksaan fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam
(lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu
berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil
temuan setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus di tulis di garis
waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri
tanda untuk temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang
dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis
waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan
garis utuh.
• Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau
lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya
bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal,
kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya
bagian terbawah atau presentasi janin. Namun kadangkala,
turunnya bagian terbawah janin terjadi setelah pembukaan serviks
sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi
bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi
simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan simbol 5/5
sampai 0/5. Simbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin
belum memasuki tepi atas simfisis pubis; sedangkan simbol 0/5
menyatakan bahwa bagian kepala janin sudah tidak dapat lagi di
palpasi diatas simfisis pubis. Kata-kata “turunnya kepala” dan
18
garis terputus dari 0-5, tertera disisi yang sama dengan angka
pembukaan serviks. Beri tanda (o) pada garis waktu yang sesuai.
Sebagai contoh, jika kepala bisa di palpasi di 4/5, tuliskan tanda
(o) di nomor 4. Hubungkan tanda (o) dari setiap pemeriksaan
dengan garis terputus.
• Garis Waspada dan Garis Bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir
pada titik di mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju
pembukaan 1 cm perjam. Pencatatan selama fase aktif persalinan
harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah
ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm
perjam), maka harus dipertimbangkan pula adanya tindakan
intervensi yang diperlukan, misalnya: amniotomi, infus oksitosin,
atau persiapan-persiapan rujukan (kerumah sakit atau puskesmas)
yang mampu menangani penyulit kegawat daruratan obstetric.
Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan
oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks
berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk
menyelesaikan persalinan harus dilakukan.
19
waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di
kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam
menunjukkan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00,
tuliskan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan angka 6
yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang
sesuai pada waktu di bawahnya (kotak ketiga dari kiri)
Kontraksi Uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan
“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah
kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak
yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu
kali 10 menit, isi 3 kotak:
20
Obat-obatan dan Cairan yang Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obatan lainnya, dan cairan I.V.
• Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan pervolume cairan I.V. dan
dalam satuan tetsan permenit
• Obat-obatan lain dan Cairan I.V.
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V.
dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
21
- Nilai dan catat tempratur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat
atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat tempratur
tubuh dalam kotak yang sesuai.
22
23
BAB IV
KESIMPULAN
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan utama
penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dan mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian juga dapat dilaksanakan deteksi dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama. Jika di gunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan
membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu
dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta
menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara dini mengidentifikasi
adanya penyulit persallinan, dan membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat
waktu. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waaktu. Selain itu, dapat
mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
24
DAFTAR PUSTAKA
25