Anda di halaman 1dari 24

Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No.

,Edisi 2017

HUBUNGAN ASUPAN GIZI IBU SELAMA HAMIL PADA BAYI BARU


LAHIR DENGAN ASFIKSIA DI RSU BANDUNG JALAN MISTAR NO. 39
MEDAN TAHUN 2017

Julia Mahdalena
Akademi Kebidanan Sari Mutiara
juliamahdalena78@gmail.com

ABSTRAK
Asupan gizi merupakan zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai
nilai sangat penting untuk memelihara proses tumbuh dalam pertumbuhan dan perkembangan. Gizi
ibu hamil dikatakan sempurna jika makanan yang dikonsumsi ibu mengandung zat gizi yang seimbang
jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Pada wanita hamil dengan gizi buruk perlu mendapat asupan gizi
yang adekuat karena apabila ibu hamil kekurangan gizi cenderung melahirkan bayi premature, BBLR,
dan asfiksia. Asfiksia adalah kegagalan bayi baru lahir untuk secara spontan dan teratur sehingga
menimbulkan gangguan lebih lanjut, yang mempengaruhi seluruh metabolisme tubuhnya. Menurut
World Health Organization (WHO) pada tahun 2006 bahwa sekitar 23% seluruh kematian neonatus
disebabkan oleh asfiksia dengan proporsi lahir mati yang lebih besar. Dari data rekam medik RSU
Bandung medan. pada bulan Januari- November tahun 2017. didapatkan bayi lahir dengan asfiksia
sebanyak 181 (17%) orang dari 883 kelahiran hidup. Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik dengan
rancangan retrospektif yang bertujuan untuk melihat kejadian yang lalu yang berhubungan dengan
asupan gizi ibu selama hamil. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner dan langsung diisi oleh
responden. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan di Rumah Sakit Umum
Restu Ibu Medan dengan jumlah populasi sebanyak 30 responden. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total populasi dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
asupan gizi ibu selama hamil pada bayi baru lahir dengan asfiksia dengan nilai probabilitas P=0,042
dimana P<0,05, ada hubungan zat-zat gizi yang di konsumsi ibu selama hamil pada bayi baru lahir
dengan asfiksia dengan nilai probabilitas P=0,042 dimana P<0,05, ada hubungan jumlah asupan gizi
ibu selama hamil pada bayi baru lahir dengan asfiksia dengan nilai probabilitas P=0,042 dimana
P<0,05. Untuk itu diharapkan kepada ibu hamil agar meningkatkan asupan gizi selama kehamilannya
dan melakukan kunjungan secara teratur minimal 4 kali selama masa kehamilan.

Kata kunci : Asupan gizi, Kehamilan, Asfiksia

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

1. PENDAHULUAN menimbulkan berbagai dampak baik

Asupan gizi merupakan zat-zat bagi kesehatan ibu maupun bayi yang

makanan yang dikonsumsi ibu selama dikandungnya. Gizi ibu yang baik

hamil untuk pertumbuhan dan merupakan penentu utama

perkembangan janin (Yuni, 2009). pertumbuhan dan perkembangan janin

Makanan bergizi sangat penting yang normal (Yuni, 2009).

selama kehamilan karena janin sangat Kebutuhan ibu menigkat

bergantung pada ibunya. Mutu anak selama hamil. Namun tidak semua

dalam kandungan banyak ditentukan kebutuhan ibu meningkat secara

oleh mutu makanan ibunya proporsional. Kebutuhan zat gizi tiga

(Boedihardjo, 2006). kali lipat selama hamil, sedangkan

Wanita hamil harus makan kebutuhan B12 meningkat kira-kira

makanan bergizi yang memiliki 10%. Makanan ibu selama hamil dan

banyak variasi. Kebutuhan kalori keadaan gizi ibu pada waktu hamil

wanita hamil sebanyak 300-500 berhubungan erat dengan berat badan

kkal/hari tergantung berat badan lahir rendah (BBLR), dan Asfiksia,

sebelum hamil, aktivitas dan tipe apabila makanan yang dikonsumsi ibu

kehamilan (1 bayi atau kembar). kurang dan keadaan gizi ibu buruk

Selama kehamilan, peningkatan kalori maka kemungkinan besar bayi lahir

makanan didapatkan melalui pilihan dengan BBLR dan Asfiksia (Sinta,

makanan sehat dan suplemen vitamin. 2005).

Asupan gizi yang buruk dapat

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Jika ibu hamil kekurangan gizi Berdasarkan data organisasi

maka dampak yang akan terjadi yaitu kesehatan dunia atau World Health

perkembangan janin dalam tubuh si Organization (WHO) menyebutkan

ibu tidak sempurna, dan akan bahwa sekitar 23% seluruh kematian

menimbulkan masalah, baik pada ibu neonatus disebabkan oleh asfiksia

maupun janin yang dikandungnya. neonatorum dengan proporsi lahir mati

Dampak bagi ibu sendiri antara lain : yang lebih besar. Asfiksia neonatorum

anemia, perdarahan dan berat badan merupakan penyebab ketiga kematian

ibu tidak bertambah secara normal, setelah prematur dan infeksi (Arixs,

sehingga ibu kelihatan letih, lesu dan 2006).

tidak ada gairah. Kurang gizi juga Di Indonesia pada saat ini

dapat mempengaruhi proses persalinan masih tinggi angka kematian neonatal.

dimana dapat mengakibatkan Menurut data Survey Kesehatan

persalinan sulit dan lama, prematur, Rumah Tangga (SKRT), menyebutkan

perdarahan setelah persalinan, penyebab kematian bayi baru lahir di

sehingga dapat mempengaruhi Indonesia, salah satunya asfiksia

pertumbuhan janin dan dapat (27%) yang merupakan penyebab ke-2

menimbulkan keguguran, abortus, kematian bayi baru lahir setelah

asfiksia, cacat bawaan dan berat bayi BBLR. Berdasarkan penelitian di Kota

lahir rendah (Kartasapoetra, 2005; Cirebon yang dilakukan oleh Ella

Zulhaida, 2005). tahun 2004-2005 di Puskesmas, bahwa

dari 44.000 kelahiran hidup setiap

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

tahunnya, sebanyak (28,8%) kematian 1064, dengan bayi lahir normal

diakibatkan oleh asfiksia. sebanyak 883 (83%), dan bayi lahir

Menurut data Dinas Kesehatan dengan asfiksia sebanyak 181 (17%).

Jawa Tengah, dari kasus yang Dari 181 ibu yang bersalin dengan

ditemukan pada 2008, sekitar 45% ibu asfiksia didapat 35 ibu yang

hamil yang menderita gizi buruk mengalami tanda-tanda kekurangan

menyebabkan terjadinya asfiksia. gizi seperti Hb < 11% , LILA dan BB

Namun, dari 1.106 kasus akibat dibawah rata-rata.

kekurangan asupan gizi pada ibu hamil Dari latar belakang di atas,

yang terjadi selama tahun 2008, maka penulis tertarik mengambil

94,48% di antaranya telah dituntaskan judul “Hubungan Asupan Gizi Ibu

melalui perawatan dan penanganan Selama Hamil Pada Bayi Baru

gizi buruk (Bibit Waluyo, 2008). Lahir Dengan Asfiksia” di RSU

Sama halnya dengan Sumatera Bandung Medan Tahun 2017.

Utara 2006, angka kematian bayi 1.2. Rumusan Masalah

166.500 dan yang mengalami Asfiksia Berdasarkan uraian diatas

sebanyak (26,4%) (Dinkes Medan, maka rumusan masalah penelitian ini

2008). adalah “Bagaimanakah Hubungan

Berdasarkan survey awal yang Asupan Gizi Ibu Selama Hamil Pada

diperoleh dari RSU Bandung Medan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia di

pada bulan Januari-November Tahun RSU Bandung Medan Tahun 2017”.

2009 jumlah bayi yang lahir sebanyak

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

1.3. Tujuan Penelitian 2. JENIS PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum Jenis penelitian ini adalah

Untuk mengetahui hubungan bersifat analitik dengan rancangan

asupan gizi ibu selama hamil pada bayi retrospektif yang bertujuan untuk

baru lahir dengan asfiksia di RSU melihat kejadian yang lalu yang

Bandung Medan Tahun 2017. berhubungan dengan asupan gizi ibu

1.3.2. Tujuan Khusus selama hamil pada bayi baru lahir

1. Untuk mengetahui hubungan zat – dengan asfiksia di Rumah Sakit Umum

zat gizi yang dikonsumsi ibu Bandung Medan Tahun 2017.

selama hamil dengan asfiksia.

2. Untuk mengetahui hubungan 3. LOKASI DAN WAKTU

jumlah asupan gizi ibu selama PENELITIAN

hamil dengan asfiksia. 3.1. Lokasi Penelitian

1.4. Manfaat Penelitian Lokasi yang akan dipilih untuk

1.4.1 Bagi Peneliti menjadi tempat penelitian adalah di

Untuk menambah wawasan Rumah Sakit Umum Bandung Medan

pengetahuan dan pengalaman Tahun 2017.

penulis dalam menerapkan ilmu 3.2. Waktu Penelitian

kesehatan anak yang diperoleh Waktu penelitian akan

selama perkuliahan khususnya dilakukan pada bulan Desember 2017

tentang asfiksia neonatorum. – Mei Tahun 2018.

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

3.3. Populasi dan Sampel pada bayi baru lahir dengan asfiksia di

Populasi penelitian adalah RSU Restu Ibu Medan tahun 2010

seluruh ibu bersalin yang melahirkan dengan sampel 30, maka didapat hasil

di Rumah Sakit Umum Bandung penelitian sebagai berikut.

Medan dengan jumlah populasi 4.1. Karakteristik Responden

sebanyak 30 responden.. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel 4.1

total populasi dijadikan sampel, Distribusi Frekuensi Karakteristik

dengan teknik accidental sampling, Responden Berdasarkan Umur,

dengan jumlah 30 responden. Pendidikan, dan Pekerjaan di RSU

3.4. Metode Pengumpulan Data Bandung Medan Tahun 2017.

Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan data primer N Karakteri Frekue Persent

yaitu melalui kuesioner yang telah o. stik nsi ase (%)

disiapkan oleh peneliti berdasarkan 1. Umur

teori yang ada. (tahun)

< 20 tahun 3 10

20-35 26 86,7
4. Hasil Penelitian
tahun

>35 tahun 1 3,3


Setelah dilakukan penelitian
Jumlah 30 100
terhadap asupan gizi ibu selama hamil

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

2. Pendidika pendidikan yaitu tingkat SD sebesar

n 40%, tingkat SMP sebesar 13,3%,

SD 12 40 tingkat SMA sebesar 26,7%, dan

SMP 4 13,3 tingkat D1 sebesar 20%. Karakteristik

SMA 8 26,7 responden dari segi pekerjaaan yaitu

D1 6 20 pekerjaan responden sebagai IRT

Jumlah 30 100 sebesar 53,3%, Karyawan sebesar

3. Pekerjaan 26,7% dan PNS sebesar 20%. Dari

IRT 16 53,3 tabel ini didapat bahwa karakteristik

Karyawan 8 26,7 responden mayoritas berdasarkan

PNS 6 20 umur pada kelompok umur 20-35

Jumlah 30 100 tahun (86,7%) sebanyak 26 responden,

berdasarkan tingkat pendidikan yaitu

tingkat SD (40%) sebanyak 12


Distribusi frekwensi dari 30
responden dan berdasarkan jenis
responden dapat diketahui bahwa
pekerjaan yaitu IRT (53,3%) sebanyak
karakteristik responden berdasarkan
16 responden.
umur yaitu kelompok umur < 20 tahun

sebesar 10%, kelompok umur 20-35 4.2. Distribusi Frekuensi Responden

tahun sebesar 86,7% dan kelompok berdasarkan Frekuensi

umur >35 tahun sebesar 3,3 %. Pertambahan Berat Badan

Karakteristik responden dari segi Ibu di RSU Bandung Medan

Tahun 2017

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Tabel 4.2 (responden) < 7 kg sebesar 50 %. Dari

Distribusi Frekuensi Responden tabel ini didapat bahwa mayoritas

berdasarkan Frekuensi pertambahan berat badan ibu

Pertambahan Berat Badan Ibu di (responden) yaitu < 7 kg (50%)

RSU Bandung Medan Tahun 2017 sebanyak 15 responden.

N Pertamba Frekwe Persent 4.3. Distribusi Frekuensi Responden

o han Berat nsi ase (%) berdasarkan Frekuensi

Badan Hemoglobin Ibu di RSU

Ibu Bandung Medan Tahun 2017

1. > 12 kg 5 16,7

2. 7- 12 kg 10 33,3 Tabel 4.3

3. < 7 kg 15 50 Distribusi Frekuensi Responden

Jumlah 30 100 berdasarkan Frekuensi Hemoglobin

Ibu di RSU Bandung Medan Tahun

Dari table 4.2.2 diatas dapat 2017

dilihat bahwa pertambahan berat badan

ibu (responden) > 12 kg sebesar N Hemoglo Frekwe Persenta

16,7%, pertambahan berat badan ibu o bin Ibu nsi se (%)

(responden) 7- 12 kg sebesar 33,3% 1. > 11 gr % 6 20

dan pertambahan berat badan ibu (Normal)

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

2. 8-10 gr % 24 80 Tahun 2017

(Anemia)

Jumlah 30 100 N Asupa Frekwens Persentas

o n Gizi i e (%)

Dari tabel diatas dapat dilihat Ibu

bahwa responden memiliki hemoglobin 1. Baik 6 20

> 11 gr% (Normal) sebesar 20% dan (76-

responden memiliki hemoglobin 8-10 100)

gr% sebesar 80%. Dari tabel ini didapat 2. Cukup 3 10

bahwa mayoritas responden memiliki (51-

hemoglobin yaitu 8-10 gr% (80%) 75)

sebanyak 24 responden. 3. Kurang 21 70

4.4. Asupan Gizi Ibu Selama Hamil (25-

50)

4.1. Distribusi Asupan Gizi Ibu Jumlah 30 100

Hamil di RSU Bandung

Medan Tahun 2017 Dari tabel diatas dapat dilihat

bahwa responden yang memiliki

Tabel 4.1 asupan gizi baik sebesar 20%,

Distribusi Frekuensi Asupan Gizi responden yang memiliki asupan gizi

Ibu Hamil di RSU Bandung Medan cukup sebesar 10 %, dan responden

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

yang memiliki asupan gizi kurang 100)

sebesar 70%. Dari 30 responden 2. Cukup 3 10

didapat bahwa mayoritas responden (51-

memiliki asupan gizi kurang (70 %) 75)

sebanyak 21 responden. 3. Kuran 21 70

4.2. Distribusi Frekuensi Zat-zat g (25-

Gizi Ibu Hamil di RSU 50)

Bandung Medan Tahun Jumla 30 100

2017 h

Tabel 4.2 Dari tabel diatas dapat dilihat

Distribusi Frekuensi Zat-zat Gizi bahwa responden yang memiliki zat-

Ibu Hamil di RSU Bandung Medan zat gizi baik sebesar 20%, responden

Tahun 2017 yang memiliki zat-zat gizi cukup

sebesar 10 %, dan responden yang

N Zat- Frekwens Persentas memiliki zat-zat gizi kurang sebesar

o zat i e (%) 70%. Dari 30 responden didapat

Gizi bahwa mayoritas responden memiliki

Ibu zat-zat gizi kurang (70 %) sebanyak 21

1. Baik 6 20 responden.

(76-

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

4.3. Distribusi Frekuensi Jumlah 3. Kurang 21 70

Asupan Gizi Ibu Hamil di (25-

RSU Restu Ibu Medan 50)

Tahun 2010 Jumlah 30 100

Tabel 4.3 Dari tabel diatas didapat bahwa

Distribusi Frekuensi Jumlah responden memiliki jumlah asupan

Asupan Gizi Ibu Hamil di RSU gizi baik sebesar 20%, responden

Bandung Medan Tahun 2017 memiliki jumlah asupan gizi cukup

sebesar 10%, responden memiliki

N Jumla Frekwen Persentas jumlah asupan gizi kurang sebesar

o h si e (%) 70%. Dari tabel tersebut dapat

Asupa diketahui bahwa dari 30 responden,

n Gizi mayoritas responden memiliki jumlah

Ibu asupan gizi kurang (70%) yaitu

1. Baik 6 20 sebanyak 21 responden.

(76- 4.4. Distribusi Frekuensi Bayi Baru

100) Lahir Di RSU Bandung

2. Cukup 3 10 Medan Tahun 2017

(51-

75)

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Tabel 4.4 yang melahirkan bayi normal sebanyak

Distribusi Frekuensi Bayi Baru 17 responden (56,7%).

Lahir Di RSU Bandung Medan

Tahun 2017 4.5 Tabulasi Silang Asupan Gizi Ibu

Selama Hamil Pada Bayi


No Bayi Frekuens Persentas
Baru Lahir
. Baru i e (%)
Dengan Asfiksia
Lahir

1 asfiksi
1. Tabulasi silang asupan gizi ibu
a (< 8
13 43.3 dengan Bayi Baru Lahir
apgar

skor)
Tabel 4.5.1
2 normal
Hubungan Asupan Gizi Ibu Selama
(8-10
17 56.7 Hamil dengan Bayi Baru Lahir di
apgar
RSU Bandung Medan
skor)
Tahun 2017
Jumlah 30 100

N As Bayi Baru Jum X P


Dari tabel dapat dilihat bahwa 2
o up Lahir lah
dari 30 responden, responden yang
. an Asfi Nor
melahirkan bayi asfiksia sebanyak 13
Gi ksia mal
responden (43,3%) dan responden

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

zi (<8 (8- . ra 2 0 0 1 0

Ib apga 10 ng

u r apga (2

skor r 5-

) skor 50

) )

F % F % F % 6. 0, Ju 1 4 1 5 3 1

1 Ba 0 0 6 2 6 2 34 0 ml 3 3 7 6 0 0

. ik 0 0 1a 4 ah , , 0

(7 2 3 7

6-

10 Berdasarkan tabel 4.5.1 diatas

0) dapat dilihat bahwa dari 30 responden,

2 Cu 1 3 2 6 3 1 sebanyak 6 responden (20%) dengan

. ku , , 0 asupan gizi baik melahirkan sebanyak

p 3 7 6 bayi normal dan tidak ada

(5 melahirkan bayi dengan asfiksia, dari 3

1- responden (10%) dengan asupan gizi

75 cukup melahirkan sebanyak 2 bayi

) normal dan 1 bayi dengan asfiksia dan

3 Ku 1 4 9 3 2 7 dari 21 responden lainnya (70%)

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

dengan asupan gizi kurang melahirkan zi (<8 (8-

sebanyak 9 bayi normal dan 12 bayi Ibu apga 10

dengan asfiksia. Dari uji Chi-square r apga

hitung (X2 hitung)= 6,341 dan nilai skor) r

probabilitas (P)= 0,042 dimana skor)

P<0,05. Dengan demikian asupan gizi F % F % F % 6. 0,0

ibu selama hamil pada bayi baru lahir 1 Bai 0 0 6 2 6 2 34 42

dengan asfiksia ada hubungan. . k 0 0 1a

(76

2. Tabulasi Silang Zat- zat Gizi Ibu -

dengan Bayi Baru Lahir 10

0)

Tabel 4.5.2. 2 Cu 1 3, 2 6, 3 1

Hubungan Zat- zat Gizi Ibu dengan . ku 3 7 0

Bayi Baru Lahir di RSU Bandung p

Medan Tahun 2017 (51

N Zat Bayi Baru Juml X2 P 75)

o - Lahir ah 3 Ku 1 4 9 3 2 7

. zat Asfi Nor . ran 2 0 0 1 0

Gi ksia mal g

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

(25 probabilitas (P)= 0,042 dimana

- P<0,05. Dengan demikian zat- zat gizi

50) ibu selama hamil pada bayi baru lahir

Ju 1 4 1 5 3 1 dengan asfiksia ada hubungan.

ml 3 3, 7 6, 0 0 3. Tabulasi Silang Jumlah Asupan Gizi

ah 3 7 0 Ibu dengan Bayi Baru Lahir

Berdasarkan tabel 4.5.2. diatas Tabel 4.5.3.

dapat dilihat bahwa dari 30 responden, Hubungan Jumlah Asupan Gizi Ibu

sebanyak 6 responden (20%) dengan Selama Hamil dengan Bayi Baru

zat-zat gizi baik, melahirkan 6 bayi Lahir di RSU Bandung Medan

normal dan tidak ada melahirkan bayi Tahun 2017

dengan asfiksia. Dari 3 responden

(10%) dengan zat-zat gizi cukup, N Ju Bayi Baru Jum X P


2
melahirkan sebanyak 2 bayi normal o ml Lahir lah

dan 1 bayi dengan asfiksia. Dari 21 . ah Asfi Nor

responden lainnya (70%) dengan zat- As ksia mal

zat gizi kurang, melahirkan sebanyak 9 up (<8 (8-

bayi normal dan 12 bayi dengan an apga 10

asfiksia. Dari uji Chi-square hitung Gi r apga

(X2 hitung)= 6,341 dan nilai zi skor r

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Ib ) skor 50

u ) )

F % F % F % 6. 0, Ju 1 4 1 5 3 1

1 Ba 0 0 6 2 6 2 34 0 ml 3 3 7 6 0 0

. ik 0 0 1a 4 ah , , 0

(7 2 3 7

6-

10 Berdasarkan tabel 4.5.3. diatas

0) dapat dilihat bahwa dari 30 responden,

2 Cu 1 3 2 6 3 1 sebanyak 6 responden (20%) dengan

. ku , , 0 jumlah asupan gizi baik melahirkan

p 3 7 sebanyak 6 bayi normal dan tidak ada

(5 melahirkan bayi dengan asfiksia, dari 3

1- responden (10%) dengan jumlah

75 asupan gizi cukup melahirkan

) sebanyak 2 bayi normal dan 1 bayi

3 Ku 1 4 9 3 2 7 dengan asfiksia dan dari 21 responden

. ra 2 0 0 1 0 lainnya (70%) dengan jumlah asupan

ng gizi kurang melahirkan sebanyak 9

(2 bayi normal dan 12 bayi dengan

5- asfiksia. Dari uji Chi-square hitung

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

(X2 hitung)= 6,341 dan nilai sebanyak 2 bayi normal dan 1 bayi

probabilitas (P)= 0,042 dimana dengan asfiksia dan dari 21 responden

P<0,05. Dengan demikian jumlah lainnya (70%) dengan asupan gizi

asupan gizi ibu selama hamil pada bayi kurang melahirkan sebanyak 9 bayi

baru lahir dengan asfiksia ada normal dan 12 bayi dengan asfiksia.

hubungan. Dari uji Chi-square hitung (X2

hitung)= 6,341 dan nilai probabilitas

(P)= 0,042 dimana P<0,05. Dengan

demikian asupan gizi ibu selama hamil


5. PEMBAHASAN
pada bayi baru lahir dengan asfiksia
5.1.1 Hubungan Asupan Gizi Ibu
ada hubungan.
Selama Hamil Pada Bayi
Asupan gizi merupakan zat-zat
Baru Lahir dengan
yang diperoleh dari bahan makanan
Asfiksia
yang dikonsumsi dan mempunyai nilai
Berdasarkan tabel 4.2.6.1
yang sangat penting untuk memelihara
diatas dapat dilihat bahwa dari 30
proses tumbuh dalam pertumbuhan
responden, sebanyak 6 responden
dan perkembangan,memperoleh energi
(20%) dengan asupan gizi baik
guna melakukan kegiatan fisik sehari-
melahirkan sebanyak 6 bayi normal
hari, menganti sel-sel yang rusak dan
dan tidak ada melahirkan bayi dengan
sebagai zat pelindung tubuh dengan
asfiksia, dari 3 responden (10%)
cara menjaga keseimbangan cairan
dengan asupan gizi cukup melahirkan
tubuh (Boedihardjo, 2006).

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Pemantauan terhadap berat Menurut asumsi peneliti,

badan ibu hamil sangat penting untuk bahwa asupan gizi berpengaruh

menentukan asupan gizi, sehingga bayi terhadap pertambahan berat badan ibu

yang dilahirkan tidak BBLR, prematur hamil. Dimana pertambahan berat

dan asfiksia. Pemeriksaan badan ibu hamil merupakan

antropometri yang biasa dilakukan pencerminan dari status gizi ibu hamil.

adalah penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan, penentuan 5.1.2. Hubungan Zat- zat Gizi Ibu

berat badan ideal serta pola Selama Hamil Pada Bayi

pertambahan berat badan. Berat badan Baru Lahir dengan Asfiksia

pada kunjungan pertama dicatat, dan Berdasarkan tabel 4.2.6.2.

berat badan sebelum hamil ditanyakan diatas dapat dilihat bahwa dari 30

untuk pertimbangan prognosis dan responden, sebanyak 6 responden

perlu tidaknya intervensi gizi. (20%) dengan zat-zat gizi baik,

Asupan gizi dengan masalah melahirkan 6 bayi normal dan tidak

ditandai dengan berat badan sebelum ada melahirkan bayi dengan asfiksia.

hamil dibawah 10% berat badan ideal Dari 3 responden (10%) dengan zat-zat

atau 20% diatas berat badan ideal. Berat gizi cukup, melahirkan sebanyak 2

badan sekarang diperlukan untuk bayi normal dan 1 bayi dengan

penentuan pola pertambahan berat ibu asfiksia. Dari 21 responden lainnya

hamil (Almatsier, 2005). (70%) dengan zat-zat gizi kurang,

melahirkan sebanyak 9 bayi normal

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

dan 12 bayi dengan asfiksia. Dari uji dari ibu berkurang kepada janin

Chi-square hitung (X2 hitung)= 6,341 sehingga bayi lahir dengan berat badan

dan nilai probabilitas (P)= 0,042 lahir rendah ( BBLR) dan asfiksia

dimana P<0,05. Dengan demikian zat- (Soebroto, 2009). Sedangkan

zat gizi ibu selama hamil pada bayi kekurangan folat juga dapat

baru lahir dengan asfiksia ada meningkatkan kehamilan kurang umur

hubungan. (prematur), bayi dengan berat badan

Energi dibutuhkan untuk lahir rendah (bayi berat lahir

pertumbuhan dan perkembangan janin, rendah/BBLR), asfiksia dan

plasenta, jaringan payudara, cadangan pertumbuhan janin yang kurang.

lemak, serat untuk metabolisme. Hal ini Sebenarnya, jumlah kebutuhan asam

juga efektif untuk menurunkan kejadian folat sangat diperlukan terutama

BBLR, Asfiksia dan kematian perinatal sebelum kehamilan dan pada awal

(Hermawan, 2009). Kekurangan zat kehamilan (Tarwoto, 2009).

besi, ibu hamil akan mengalami Menurut asumsi peneliti,

anemia (HB < 11 gr%) dan bahwa zat-zat gizi yang di konsumsi

metabolisme terganggu. Hemoglobin ibu selama hamil berhubungan dengan

yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan janin, sehingga di

rendahnya kemampuan jasmani karena sarankan kepada ibu hamil untuk

sel- sel tubuh tidak mendapat pasokan mengkonsumsi zat-zat gizi terutama

oksigen terutama pada ibu hamil yang energi, zat besi dan asam folat yang

dapat mengakibatkan pasokan nutrisi

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

sangat mempengaruhi terjadinya bayi P<0,05. Dengan demikian jumlah

asfiksia. asupan gizi ibu selama hamil pada bayi

5.1.3. Hubungan Jumlah Asupan baru lahir dengan asfiksia ada

Gizi Ibu Selama Hamil Pada hubungan.

Bayi Baru Lahir dengan Untuk menjaga kesehatan

Asfiksia disarankan kepada ibu hamil

Berdasarkan tabel 4.2.6.3 mengkonsumsi 600 mg folat. Folat

diatas dapat dilihat bahwa dari 30 dapat didapatkan dari suplementasi

responden, sebanyak 6 responden asam folat. Sayuran berwarna hijau

(20%) dengan jumlah asupan gizi baik (seperti bayam, asparagus), jus jeruk,

melahirkan sebanyak 6 bayi normal buncis, kacang-kacangan dan roti

dan tidak ada melahirkan bayi dengan gandum merupakan sumber alami

asfiksia, dari 3 responden (10%) yang mengandung folat. Menurut

dengan jumlah asupan gizi cukup konsep evidence bahwa pemakaian

melahirkan sebanyak 2 bayi normal asam folat pada masa pre dan

dan 1 bayi dengan asfiksia dan dari 21 perikonsepsi menurunkan resiko

responden lainnya (70%) dengan kerusakan otak, kelainan neural, spina

jumlah asupan gizi kurang melahirkan bifida, anensepalus dan asfiksia, baik

sebanyak 9 bayi normal dan 12 bayi pada ibu hamil yang DNA pada janin

dengan asfiksia. Dari uji Chi-square dan pertumbuhan plasenta (Tarwoto,

hitung (X2 hitung)= 6,341 dan nilai 2009). Jumlah energi yang dibutuhkan

probabilitas (P)= 0,042 dimana selama kehamilan kurang lebih 27.000

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Kkal atau 100 Kkal/hari. Pada Berdasarkan hasil peneltian

trimester pertama kehamilan, ibu dan pembahasan mengenai

hamil membutuhkan tambahan energi ‘‘Hubungan Asupan Gizi Ibu Selama

sebesar 180 kkal/hari dibandingkan Hamil Pada Bayi Baru Lahir dengan

dengan sebelum hamil. Sementara itu, Asfiksia di RSU Bandung Medan

pada trimester kedua dan ketiga, ibu Tahun 2017“ responden sebanyak 30

hamil membutuhkan tambahan energi orang ibu bersalin, dimana 13 orang

300 kkal/hari dibandingkan sebelum ibu bersalin dengan bayi asfiksia maka

hamil (Hermawan, 2009). dapat diambil kesimpulan sebagai

Menurut asumsi peneliti, berikut:

bahwa jumlah asupan gizi yang di 1. Penambahan berat badan normal

konsumsi ibu selama hamil selama hamil di RSU Bandung

berhubungan dengan janin yang Medan dari 30 responden terdapat

dikandungnya, sehingga disarankan 13 (43,3%)ibu melahirkan bayi

kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi dengan asfiksia.

zat gizi yang seimbang jumlahnya 2. Kadar haemoglobin normal selama

sesuai dengan kebutuhan dan tidak hamil di RSU Bandung Medan

berlebihan. Tahun 2017 dari 30 responden

terdapat 13 responden (43,3%)

melahirkan bayi dengan asfiksia.


Kesimpulan
3. Ada hubungan asupan gizi ibu

selama hamil pad bayi baru lahir

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

dengan asfiksia di RSU Bandung resiko melahirkan bayi dengan

medan dengan nilai P= 0,042 asfiksia.

4. Ada hubungan zat- zat gizi yang 2. Bagi bidan/ petugas kesehatan

dikonsumsi ibu selama hamil pada diharapkan dapat meningkatkan

bayi baru lahir dengan asfiksia di pelayanan kepada pasien yaitu

RSU Bandung medan dengan nilai memberikan penyuluhan tentang

P= 0,042. asupan gizi selama kehamilan dan

5. Ada hubungan jumlah asupan gizi memantau status gizi ibu hamil

ibu selama hamil pada bayi baru baik dari segi berat badan, dan

lahir dengan asfiksia di RSU kadar haemoglobin dalam

Bandung Medan Tahun 2017 menurunkan resiko malahirkan

dengan nilai P= 0,042. bayi dengan asfiksia.

3. Bagi peneliti agar dapat

Saran melanjutkan penelitian ini supaya

1. Bagi ibu hamil diharapkan agar dapat menngetahui lebih jauh

dapat meningkatkan asupan gizi mengenai hubungan asupan gizi

selama kehamilan untuk ibu selama hamil pada bayi baru

mandapatkan status gizi yang baik lahir dengan asfiksia.

dari segi penambahan berat badan,

lingkar lengan dan kadar

hemoglobin untuk menurunkan


DAFTAR PUSTAKA

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Abdullah, Husain, 2008, Surat Manuaba, Ida Bagus Gde, 2008,

Terbuka untuk Ibu Hamil, Penuntun Kepaniteraan

Tahamah Jeddah Saudi Arabia, Klinik Obstetri dan

Jakarta. Ginekologi, Buku Kedokteran

ECG, Jakarta.
Almatsier,2005, Status Gizi dan

Faktor yang Mempengaruhi, Maryunani, Anik, 2009, Asuhan

www. Wordpress.com Kegawat Daruratan dan

Penyulit pada Neonatus,


Arixs, 2006, Antenatal Care
Trans Info Media, Jakarta.
Focused, Nuha Medika,

Yogjakarta Nadesul,2007, Hermawan, 2009,

Makanan Sehat Untuk Ibu


Boedihardjo, 2006, Dewa, 2005, Gizi
Hamil, Puspa Swara, Jakarta.
dalam daur Kehidupan,

EGC, 2007. Paath, Erna Francin, 2005, Gizi dalam

Kesehatan Reproduksi, Buku


Kartasapoetra, 2005; Zulhaida, 2005,
Kedokteran EGC, Jakarta
Penuntun Belajar Asuhan

Kebidanan Ibu Hamil, EGC, Saroha, Asrining, 2009, Perawatan

Jakarta. Bayi Resiko Tinggi, Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.


Kusmiyati, Yuni, 2008, Perwatan Ibu

hamil, Fitrimaya, Yogyakarta.

i
Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara Vol. ,No. ,Edisi 2017

Sinta, 2006, Asuhan Kebidanan Waluyo, Bibit, 2008, Penentuan

Antenatal, Buku Kedokteran Standart Asfiksia Sebagai

EGC, Jakarta. Penyebab Kematian,

http://library.wri.or.id/index.ph
Tarwoto, 2009, Buku Saku Anemia
p?p=show_detail&id=1852
Pada Ibu Hamil, Trans Info

Media, Jakarta. Yuniastuti, Ari, 2008, Gizi dan

Kesehatan, Graha Ilmu,


Tjokronegoro, 2007, Pudjiadi, 2003,
Yogyakarta
Ilmu Kandungan, Yayasan

Bina Pustaka, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai