Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Konsep Pendekatan, Metode, Teknik, Strategi, dan Cara

Metode, strategi, teknik, dan pendekatan memiliki makna yang berbeda, namun satu sama lain
memiliki keterkaitan. Di awali dari pendekatan, memiliki arti sebagai sudut pandang atau tolak
ukur terhadap proses. Pandangan atau tolak ukur ini merujuk pada terjadinya sebuah proses yang
masih bersifat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teori tertentu. Contoh dari pendekatan pembelajaran ini seperti
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach) dan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered approach).
Dari pendekatan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
tertentu (J.R. David). contoh dari strategi yaitu strategi pembelajaran ini seperti strategi
pembelajaran expository-discovery learning dan group-individual learning.
Hakikatnya strategi masih bersifat konseptual, maka untuk bisa mengimplementasikannya
diperlukan sebuah metode. Metode merupakan sebuah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis guna
mencapai tujuan. Contoh dari metode yaitu penerapan metode pembelajaran seperti metode
ceramah, diskusi, simulasi, brain storming, dan lain sebagainya.
Selanjutnya metode di atas dijabarkan ke dalam teknik dan gaya. Teknik merupakan cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan suatu metode tertentu secara lebih spesifik.
Misalnya, seorang guru yang menggunakan metode ceramah dalam kondisi siswa yang jumlahnya
banyak, maka teknik yang digunakannya akan berbeda dengan ketika ia mengajar di kelas yang
jumlah siswanya terbatas, meskipun metode yang digunakannya sama.
Sedangkan taktik diartikan sebagai gaya seseorang dalam mengimplementasikan metode
atau teknik tertentu yang bersifat individual. Misalnya dua orang guru sama-sama menggunakan
metode ceramah dalam sebuah kelas. Dalam penyajiannya, guru yang satu cenderung diselingi
dengan humor, sedangkan guru yang lainnya cenderung menggunakan media tanpa diselingi
dengan humor. Setiap guru pasti memiliki taktik atau gayanya sendiri dalam menyampaikan materi
pembelajaran sesuai dengan kemampuan, pengalaman, serta kepribadiannya.
Kegunaan Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana suatu organisasi/organisasi pendidikan akan diarahkan, dan
bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam
berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga
merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan,
program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut. Rencana strategis adalah
pernyataan rencana spesifik mengenai bagaimana untuk mencapai ke arah masa depan yang akan
diambil oleh organisasi sekolah. Sedangkan perencanaan strategis adalah proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang
akandialokasikan ke setiap program jangka panjang selama beberapa tahun ke depan. Hasil dari
proses perencanaan strategi. Sehingga perencanaan strategis berguna bagi organisasi sekolah yaitu:

1. Merumuskan misi organisasi, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi,
dan sasaran organisasi pendidikan,
2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal organisasi
pendidikan,
3. Menilai lingkungan eksternal organisasi pendidikan, termasuk faktor persaingan dan faktor
kontekstual umum lainnya,
4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh organisasi pendidikan dengan cara
menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal,
5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan
berdasarkan misi organisasi pendidikan,
6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan
paling menguntungkan tersebut,
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan
jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan,
8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang
dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan
sistem penghargaan ditekankan,
9. Mengevalasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di
masa mendatang.

Keuntungan Perencanaan Strategis


1. Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk
perencanaan lainnya yang harus di ambil.
2. Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
3. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-
bentuk perencaaan lainnya.
Dengan adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi organisasi pendidikan menjadi
jelas sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain
dan dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perencanaan strategi dapat menentukan keberhasilan organisasi pendidikan, hal ini
disebabkan karena:
1. Perencanaan strategi merupakan tipe perencanaan yang terpenting
2. Melakukan perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara jelas
3. Perencanaan strategi memungkinkan manajer mempersiapkan diri terhadap kemungkinan
terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya
4. Perencanaan strategis tidak mengenal standar baku, dan prosesnya mempunyai variasi
yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri sesuai
kebutuhan,situasi dan kondisi setempat. Meskipun demikian, secara umum proses
perencanaan strategis memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan misi, (2) pengkajian
lingkungan eksternal, (3) pengkajian lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu
strategis,(5) penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan
dansasaran). Proses perencanaan strategis tidak bersifat sekuensial penuh, tapi dapat
dimulai dari salah satu dari langkah ke (1), (2), atau (3). Ketiga langkah tersebut saling
mengisi. Setelah ketiga langkah pertama ini selesai, barulah dilakukan langkah ke (4), yang
disusul dengan langkah ke (5). Setelah rencana strategis (renstra) selesai disusun, maka
diimplementasikan dengan terlebih dahulu menyusun rencana-rencana kerja
(aksi/tindakan).

Anda mungkin juga menyukai