Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SWITCHING
MODUL II : MULTI-PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

DISUSUN OLEH :
Kiki Amelia
(17101208)
Partner:
1. Rhesi Arjuno Dwi R (17101075)
2. Roy Jhousa Bonataon T (17101077)
3. Shidqi Naufal Musyaffa (17101078)
4. Synatria Subekti (17101079)
Tanggal Praktikum : 19 November 2019
Asisten Praktikum :
1. Salsabila Zain Gunawan (17101159)
2. Silvi Nurandi (17101160)
Dosen Praktikum : Mas Aly Afandi, S,ST.,M.T

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2019
Praktikum Switching

MODUL II
MULTI-PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mengenal konsep dasar MPLS
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja MPLS
3. Mahasiswa mampu mengetahui komponen – komponen MPLS
4. Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep forwading dan routing pada
MPLS
5. Praktikan dapat mengerti tentang pelabelan pada paket yang dikirimkan
berbasis MPLS

II. ALAT DAN BAHAN


1. Hardware :
Processor Intel® core(TM) i3-5005U CPU @2.00Ghz
RAM 2048 MB
HDD lebih besar dari 10 GB
2. Software :
GNS3-0.8.2-BETA2-win64-all-in-one
Cisco 7200 IOS Image 56

III. DASAR TEORI


A. Pengenalan Multi-Protocol Label Switching (MPLS)
Multi-Protocol Label Switching (MPLS) merupakan sebuah teknik
yang menggabungkan kemampuan manajemen switching yang ada di
dalam teknologi ATM dengan fleksibilitas network layer yang dimiliki
teknologi IP. Fungsi dari label pada MPLS adalah sebagai proses untuk
penyambungan dan pencarian jalur dalam jaringan komputer. MPLS
menggabungkan teknologi switching di layer 2 dan teknologi routing di
layer 3 sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam menyelesaikan
masalah kecepatan, scalability, QOS (Quality of Service), dan rekayasa
trafik. Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya

IT Telkom Purwokerto 1 17101208 – Kiki Amelia


Praktikum Switching

melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS.


Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit
eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah
bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan
satu-satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses
forwading, termasuk proses traffic engineering. Dengan informasi label
switching yang di dapat dari routing network layer, setiap paket hanya
dianalisa sekali di dalam router. Dimana paket tersebut masuk ke dalam
jaringan untuk pertama kali. Ide dasar teknik MPLS ialah untuk
mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap router yang dilewati
setiap paket, sehingga sebuah jaringan dapat dioperasikan dengan efisien
dan jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat. [1]

Gambar 3.1 Header MPLS

Dengan informasi label switching yang didapat dari routing


network layer, setiap paket hanya dianalisa sekali didalam router. Dimana
paket tersebut masuk ke dalam jarngan untuk pertama kali. Router
tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut
dengan Label Switching Router (LSR). Ide dasar tenik MPLS ini yaitu
mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap router yang dilewati
setiap paket, sehingga sebuah jaringan dapat beroperasikan dengan efisien
dan jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat. Jadi MPLS akan
menghasilkan high speed routing dari data yang melewati suatu jaringan
yang berbasis parameter quality of service (QOS). [2]
B. Komponen MPLS
1. MPLS terdiri atas sirkuit yang disebut label-swithed path (LSP) yang
menghubungkan node-node yang disebut label-switched router
(LSR).

IT Telkom Purwokerto 2 17101208 – Kiki Amelia


Praktikum Switching

2. LSR pertama merupakan awal tempat masuknya sebuah paket atau


ingress dan LSR terakhir merupakan tempat keluar paket dari MPLS
disebut agress.
a. Ingress LSR
Ingress LSR ini berfungsi untuk mengatur trafik saat paket
memasuki jaringan MPLS.
b. Egress LSR
Egress LSR berfungsi untuk mengatur trafik saat paket
meninggalkan jaringan MPLS menuju LER, Sedangkan LER
(Label Edge Router) ialah sebuah router yang menghubungkan
jaringan MPLS dengan jaringan lainnya seperti Frame Relay,
ATM dan Ethernet.
3. Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwading equivalence class
(FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima perlakuan
forwading yang sama di sebuah LSR.
4. FEC diidentifikasikan dengan pemasangan label.
5. Label Distribution Protocol (LDP)
LDP (Label Distribution Protocol) merupakan protokol baru yang
berfungsi untuk mendistribusikan informasi pada setiap label ke
setiap LSR pada jaringan MPLS. Protocol ini digunakan untuk
memetakan FEC ke dalam label, untuk selanjutnya akan dipakai
untuk menentukan LSP.
C. Konsep MPLS
1. Menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 (data link) dengan
kemampuan routing dan skalabilitas yang terdapat pada layer 3
(networking).
2. Cara kerja yaitu dengan menyelipkan label diantara header layer 2
dan 3 pada paket ynag diteruskan.
3. Paket-paket routing diteruskan dengan protocol routing seperti OSPF,
IS-IS, BGP atau EGP.
4. Protokol routing berada pada lapisan 3 (network), sedangkan MPLS
berada pada lapisan 2-3. [3]

IT Telkom Purwokerto 3 17101208 – Kiki Amelia


Praktikum Switching

IV. HASIL DATA


Tabel 4.1 Tabel Addressing
Default
Device Interface IP address Subnet Mask
Gateway
Fa0/0 10.10.10.1 255.255.255.252

Router 5 Fa1/0 172.16.1.1 255.255.255.252

Fa2/0 192.168.1.1 255.255.255.252


Fa0/0 10.10.10.2 255.255.255.252
Router 6
Fa 1/0 10.10.10.6 255.255.255.252
Fa0/0 10.10.10.5 255.255.255.252
Router 7 Fa1/0 172.16.2.1 255.255.255.252
Fa2/0 192.168.2.1 255.255.255.252
Router 1 Fa0/0 172.16.1.2 255.255.255.252
Router 2 Fa0/0 192.168.1.2 255.255.255.252
Router 3 Fa0/0 172.16.2.2 255.255.255.252
Router 4 Fa0/0 192.168.2.2 255.255.255.252

Gambar 4.1 Topologi jaringan MPLS

IT Telkom Purwokerto 4 17101208 – Kiki Amelia


Praktikum Switching

V. ANALISA
Pada praktikum modul 2 ini digunakan 5 router yang masing - masing
dihubungkan dengan menggunakan kabel penghubung. Kemudian diberi
alamat pada masing-masing interface sesuai dengan tabel alamat ip yang
telah disediakan. Kemudian konfigurasi alamat lookback pada setiap router.
Alamat loopback sendiri merupakan sebuah alamat logic, yang artinya alamat
ini tidak berada pada interface manapun. Alamat loopback berguna agar
ketika terdapat salah satu router yang down, maka proses routing masih tetap
dapat berjalan.
Setelah konfigurasi pada router selesai dilakukan, untuk memastikan
apakah konfigurasi yang dilakukan sudah benar maka dilakukan pengecekan
dengan cara memasukkan perintah #show ip interface brief pada setiap
router. Perintah ini akan menampilkan informasi berupa parameter
konfigurasi yang telah diterapkan pada masing-masing interface. Dilihat pada
gambar hasil data pada interface fastEthernet 0/0, fastEthernet 1/0,
fastEthermet 3/0 dan loopback0 telah menyala atau berhasil dikonfigurasi.
Seperti pada gambar hasil data, pada interface FasEthernet 1/0 dengan IP
192.16.1.1 telah berstatus up yang berarti interface tersebut sudah menyala.
Setelah semua konfigurasi sudah dipastikan telah dilakukan dengan
benar, selanjutnya memberi protocol routing pada jaringan yang telah dibuat.
Tujuan pemberian routing ini adalah agar setiap interface dapat meneruskan
paket yang dikirim ke alamat ip tujuan. Protokol yang digunakan disini
adalah OSPF (Opens Short Path First). Melakukan konfigurasi routing
protocol OSPF dengan menggunakan perintah #OSPF 10 dimana maksud
dari 10 adalah id dari topologi jaringan OSPF itu sendiri. Kemudian
dilanjutkan dengan memasukkan alamat network beserta alamat wildcard
mask dan area yang digunakan dalam jaringan yang akan dikonfigurasi
dengan perintah #network 10.10.10.1 0.0.0.3 area 0 dimana maksud dari area
0 adalah identitas area yang digunakan pada OSPF pada setiap router yang
terdapat dalam setiap jaringan.
Setelah konfigurasi OSPF selesai dilakukan dan setiap router dapat
menerima ping dari router lainnya, maka dilanjutkan dengan konfigurasi

IT Telkom Purwokerto 5 17101208 – Kiki Amelia


Praktikum Switching

MPLS. Sebelum melakukan konfigurasi MPLS cek tabel routing untuk


memastikan ip sudah di konfigurasi semua dengan cara ketik perintah #show
ip route. Perintah ini digunakan untuk menampilkan konfirmasi kepada
router yang telah diauthentikasi oleh router lain dan telah mampu
memperoleh rute ke router lainnya, selain itu juga berfungsi untuk
mengetahui konfigurasi IP yang dilakukan secara global maupun secara
khusus. Dapat dilihat pada hasil data, ip yang ditandai dengan O yang
dimaksudkan OSPF atau berarti semua router telah terhubung dan tanda C
atau connected berarti IP tersebut sudah berhasil melakukan routing dengan
menggunkan routing protocol OSPF.
Pada dasarnya jaringan yang telah dikonfigurasi OSPF routing sudah
dapat digunakan. MPLS disini berfungsi untuk mengoptimalkan kinerja
routing OSPF. MPLS domain area dalam praktikum kali ini hanya terletak
pada router 5 dan router 5, router 6, router 7 sebagai router ujung atau
dalam istilah jaringan dikenal sebagai Label Edge Router (LER) dan router 5,
router 6, dan router 7 sebagai Label Switching Router (LSR). MPLS bekerja
secara independen pada layer 2 dan layer 3 Open System Interconnection
(OSI). MPLS akan memperlakukan setiap paket data sesuai dengan nilai
melekat pada label tersebut, seperti high priority, low priority, dan lain-lain.
Panjang header MPLS adalah 32 bit, dibagi kedalam 4 bagian,
diantaranya 20 bit digunakan untuk label, 3 bit digunakan untuk fungsi Class
of Service (CoS), dan 1 bit digunakan untuk fungsi stack dan 8 bit terakhir
digunakan sebagai time-to-live (TTL). Pada MPLS terdapat komponen
penyususn yaitu Label Switched Pair (LSP). Kemudian untuk mengecek
konfigurasi MPLS dengan mengetikan perintah #show mpls forwarding-
table. Dimana perintah ini berfungsi untuk melihat tabel pengiriman mpls dan
untuk mengetahui apakah sudah berfungsi dengan baik atau belum.
Untuk IP yang berstatus pop tag yang berarti paket yang dikasih label
yang nantinya label tertingginya akan dihapus di hop router berikutnya,
kemudian nanti dikasi label sampai ke LER jika sudah sampai pada LER
nanti akan dilepas semua lebelnya atau biasa dibilang untagged. Selain itu
perintah ini juga digunakan untuk mengganti IP menjadi sebuah label.

IT Telkom Purwokerto 6 17101208 – Kiki Amelia


Praktikum Switching

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
1. Jaringan MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path
(LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched
router (LSR)
2. MPLS berada dipertengahan layer 2 dan layer 3 OSI layer
3. MPLS dapat dikatakan sebagai arsitektur network yang didefinisikan
oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2
dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket
B. SARAN
1. Perhatikan script setiap kali memasukkan konfigurasi agar jaringan
dapat terhubung dengan baik.
2. Lakukan ping test untuk menguji konfigurasi router MPLS
3. Cek setiap hasil konfigurasi router

IT Telkom Purwokerto 7 17101208 – Kiki Amelia


Praktikum Switching

DAFTAR PUSTAKA

[1] Zenhadi, "Modul 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)," 2018.


Available: http://zenhadi.lecturer.pens.ac.id/kuliah/Jarkom2/Prakt10%20MP
LS.pdf. [Accessed 22 November 2019].
[2] Suyatno, "MPLS (Multi Protocol Label Switcing)," 2015. Available: http://s
uyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2015/12/12/modul-10-mplsmu
lti-protocol-label-switching/. [Accessed 24 November 2019].
[3] B. Arifwidodo, "MPLS (Multi Protocol LAbel Switching)," 2018. [Online].
Available: http://bongga.dosen.ittelkom-pwt.ac.id/wp-content/uploads/sites/
57/2018/06/6-MPLS.pdf. [Accessed 24 November 2019].

IT Telkom Purwokerto 8 17101208 – Kiki Amelia

Anda mungkin juga menyukai