PENDAHULUAN
2. Hipertensi sekunder
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar.
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),
apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
45 50
thn thn
13thn 6thn
No Jenis Hubungan
Nama Umur Pendidikan
Kelamin dengan KK
f) Tipe keluarga : Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.
g) Kewarga negaraan/ Suku bangsa : Jawa – Indonesia.
h) Agama : Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
i) Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis
tepat waktu karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim
barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan
sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat
lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai
kedua orang anknya yang masih sekolah.
j) Aktifitas Rekreasi Keluarga.
Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain
dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.
Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban jika
musim liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.
b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak
pertama berusia 13 th dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-
masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-
anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan
kewajibannya sebagai anak.
3) Riwayat keluarga inti :
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi
karena ibu Ny.S juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan
yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS karena kolestrol
yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah
mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).
4) Riwayat keluarga sebelumnya :
Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam
keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal
karena demam berdarah ketika masih kecil.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar
tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar
mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk
menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan
memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.
Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga
tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan
dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri
sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari
berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga
mereka biasanya sholat bersama ke mushola sehingga tampak ramai dan
komunikasi mereka cukup baik.
3) Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah
tempat, saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya
beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat
anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.
4) Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi
dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan
rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap
seminggu sekali. Sedangkan kedua anaknya setiap sore mengaji di mushola dekat
rumah.
5) Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-
kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti
sehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A mempunyai
tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah
anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri,
meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan
pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan
kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yang letaknya sekitar 50 m dari
rumah Ny.S dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaitu 100 m dari rumah
sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.
d. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-
anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa
mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang
jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak
segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2) Struktur Peran Keluarga :
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A
menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3) Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.
An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4) Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan
karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan
kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik
dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran
kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat
mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S
kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat
mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu
meningkatkan status kesehatan keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah
bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti
program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka
sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang
baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit
dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang
dapat digunakan kapan saja.
f. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan
keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan,
sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesembuhan istrinya.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan
kelak menjadi anak yang berguna.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan
sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan
mereka terhadap anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.
g. Pemeriksaan Fisik.
Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.
No Pemeriksaan Tn. A Ny.S An. Z An. D
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, ada berwarna hitam, berwarna hitam,
tidak ada ketombe,Rambut tidak ada tidak ada
ketombe. sedikit kusut ketombe. ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak
nampak adanya nampak adanya nampak adanya nampak adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan jugularis dan jugularis dan jugularis dan
arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis,
tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ada katarak, ada katarak, ada katarak, ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan keadaan keadaan keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan agak sedikit lembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak ada kering,Mulut bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan sedikit kotor, kelainan kelainan
makan 1x/hari
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat
palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara
mur-mur (-), mur-mur (-), mur-mur (-), mur-mur (-),
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada Pada Pada Pada
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan didapatkan didapatkan didapatkan
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak
kembung, kembung, kembung, kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus
35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka
operasi operasi operasi operasi
9. TTV dan TD : 120/80 TD : TD: 110/80 TD: 105/63
ekstremitas mmHg, 160/100mmHg, mmHg mmHg
N : 74x/m, N : 100x/m, S : R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
S : 360C 36,50C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt
R: 20x/m S: 37,2OC S: 370C
R: 20x/m 5 5
4 4 5
5 5 5 5
5 5 5
5 5 5 5
h. Harapan Keluarga.
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik.
Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS: Gangguan
Kenaikan tekanan darah
Ny.S mengatakan pemenuhan
mual,muntah,lemas, nafsu nutrisi kurang
Kompensasi tubuh dari kebutuhan
makan menurun.
DO: tubuh.
(pusing)
Ny.S terlihat lemas
Ny.S makan 1x/hari habis
½ porsi dengan bantuan, mempengaruhi hipothalamus
dan kadang tidak makan.
Mukosa bibir kering.
kurang nafsu makan
Kurang nutrisi
DS: Hipertensi
Riwayat hipertensi, gaya
Pasien mengatakan pusing
hidup
dan lemas.
Ny.S mengatakan
Penumpukan kolesterol
menderita penyakit
hipertensi sejak 2 th yang dalam pemb.darah
lalu dan sempat MRS d
RSUD selama 3 hari.
Vasokontriksi vaskular
Karena merasa sudah sehat
Ny.S jarang lagi periksa ke
Tekanan darah meningkat
dokter meskipun hanya
sekedar periksa.
Ny.S bekerja berdagang di
pasar dari pagi sampai
hampir sore sehingga
kurang istirah
Ny.S mengatakan jarang
berolah raga
Ny.S tidak merokok
Ny.S suka mengkonsumsi
makanan berlemak, seperti
gorengan dan bumbu
santan.
Tn.A mengatakan bahwa
ibu sudah biasa seperti ini.
DO:
Ny.S tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH, N :
100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
Kekuatan otot:
4 4
5 5
Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga
yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A
terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak
faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan
hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Suprajitno, S.kp. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : ECG