Anda di halaman 1dari 4

Glowworm, Sang Pembangun Jebakan Bercahaya

re-tawon.com/2019/09/glowworm-sang-pembangun-jebakan.html

Glowworm (cacing yang menyala)


adalah sebutan untuk hewan
menyerupai cacing yang diberi nama
demikian berkat kemampuannya
memancarkan cahaya. Apa yang
disebut sebagai glowworm sendiri
aslinya bukanlah cacing, melainkan
larva dari sejenis serangga kecil
bernama "agas" (gnat). Ada
beberapa spesies hewan yang
menyandang sebutan glowworm,
(Sumber)
namun dalam artikel kali ini pihak
Republik akan membahas glowworm
dari spesies Arachnocampa luminosa.

Glowworm dari spesies A. luminosa hanya dapat ditemukan di Selandia Baru, khususnya
di dalam gua & terowongan alamiah. Oleh karena itulah, glowworm dari spesies tersebut
juga dikenal dengan nama "glowworm Selandia Baru" (New Zealand glowworm) atau
"agas jamur Selandia Baru" (New Zealand fungus gnat). Suku pribumi Maori sendiri
menjuluki glowworm yang bersangkutan dengan nama "titiwai". Kalau di Eropa, nama
"glowworm" lebih sering digunakan untuk menjuluki larva kunang-kunang yang sama
sekali tidak memiliki kekerabatan dengan A. luminosa.

Dari sekian banyak tempat yang menjadi lokasi ditemukannya glowworm, salah satu
habitat glowworm yang paling terkenal adalah Gua Waitomo yang terletak di Pulau Utara
Selandia Baru. Pasalnya di langit-langit gua yang berukuran megah ini, ada begitu
banyak glowworm yang bersarang di sana sehingga mereka terlihat seolah-olah seperti
kumpulan bintang di langit malam. Selain bisa disaksikan sambil berjalan kaki,
pengunjung Gua Waitomo juga bisa memandangi langit-langit sambil menaiki perahu
karena gua ini juga memiliki sungai bawah tanah.

Kembali ke soal glowworm. Sudah disinggung di paragraf awal kalau glowworm aslinya
1/4
adalah fase larva dari serangga agas yang
penampilannya menyerupai nyamuk berkaki
panjang. agas menjalani fase metamorfosis
sempurna yang berarti sepanjang hidupnya, agas
menjalani tahapan telur, larva, kepompong /
pupa, & serangga dewasa. Waktu yang diperlukan
oleh seekor agas untuk menjalani seluruh siklus
hidupnya tersebut mencapai hampir 1 tahun.
Seekor agas menghabiskan seluruh siklus
Bagian dalam Gua Waitomo.
hidupnya di dalam gua. (Sumber)

Ketika seekor agas betina sudah melakukan


perkawinan dengan pejantan, agas betina akan pergi ke langit-langit gua yang penuh
dengan lumut untuk menaruh telur-telurnya di sana. Masing-masing telur ukurannya
tidak sampai 1 mm. Sesudah kurang lebih 3 minggu, telur-telur tadi akan menetas
menjadi larva yang tidak lain adalah glowworm. Saat baru menetas, glowworm hanya
memiliki panjang kurang dari 5 mm. Namun seiring dengan semakin banyaknya
makanan yang ia konsumsi, glowworm yang sama nantinya bisa tumbuh hingga
sepanjang 3 cm.

Glowworm memiliki tubuh panjang berwarna kecokelatan dengan kulit yang transparan.
Oleh karena itulah, organ cahaya glowworm yang terletak di dekat ujung ekornya bisa
tetap terlihat kendati organ cahaya tersebut berada di bawah kulit. Organ cahaya
glowworm berasal dari zat luciferin yang dihasilkan oleh organ bernama saluran Malphigi
(Malphigi tubules). Tubuh glowworm secara garis besar bertekstur lunak, namun
kepalanya bertekstur keras & dilengkapi dengan rahang untuk menggigit hewan
mangsanya.

Glowworm membangun sarang di langit-langit gua dengan memakai benang yang


dikeluarkan dari tubuhnya. Selain menggunakan benangnya untuk membuat sarang,
glowworm juga membuat untaian-untaian benang yang bergantungan di sekitar
sarangnya. Masing-masing untaian benang panjangnya bisa mencapai 40 cm &
berjumlah hingga 70 benang. Pada masing-masing untaian benang, terdapat beberapa
tetes cairan lengket yang digunakan oleh glowworm untuk menjebak mangsanya.

CAHAYA PEMBAWA KEMATIAN

Glowworm adalah hewan pemburu pasif yang menggunakan organ cahayanya untuk
memikat mangsa. Semakin lapar seekor glowworm, maka cahayanya yang berwarna
kebiruan akan terlihat semakin terang. Saat terkena cahaya, tetesan cairan lengket yang
ada pada benang glowworm akan ikut memantulkan cahaya sehingga untaian benang
glowworm terlihat seperti manik-manik yang berkilauan. Ketika ada serangga kecil
semisal ngengat yang tertarik akan cahaya tersebut, serangga yang bersangkutan akan
menempel pada cairan lengket di benang & terjebak di sana.

2/4
Saat serangga malang tersebut mencoba melepaskan diri, getaran yang ditimbulkannya
akan menarik perhatian
glowworm yang menunggu di
dalam sarangnya. Glowworm
yang merasakan getaran tadi
kemudian akan menarik
benangnya ke atas dengan cara
memakan benang tersebut
hingga mangsanya sudah
berada dalam jangkauannya.
Sesudah memakan
Ilustrasi glowworm yang sudah berhasil
mangsanya, glowworm akan
mendapatkan mangsanya. (Sumber)
meredupkan cahayanya untuk
sementara waktu. Selain
memakan serangga terbang yang tertarik akan cahaya, glowworm juga mau memakan
hewan-hewan kecil seperti siput & kelabang kecil.

Jika kondisi makanan sedang langka, glowworm juga mau memakan glowworm lain.
Itulah sebabnya sarang yang dibuat oleh glowworm letaknya cenderung berjauhan satu
sama lain. Glowworm hanya bisa hidup di habitat yang gelap & tidak berangin semisal di
dalam gua supaya benang-benang lengket yang dibuat oleh glowworm tidak tertiup
angin & kemudian malah menjerat glowworm itu sendiri. Alasan lain kenapa glowworm
menyukai habitat yang tidak berangin adalah supaya jamur parasit Tolypocladium sp..
yang menjangkiti glowworm tidak mudah menyebar lewat perantaraan angin.

Selama menjalani fase ini, glowworm / larva agas jamur


mengalami pergantian kulit sebanyak 4 kali. Saat
dirinya sudah berusia 6 - 9 bulan, glowworm akan
memasuki fase kepompong. Saat berada dalam fase ini,
kepompong agas rentan menjadi korban dari tawon
parasitBetyla fulva yang menaruh telur-telurnya pada
kepompong agas. Saat telurnya menetas, larva tawon
akan memakan isi kepompong agas & secara otomatis
membunuhnya. Namun jika seekor agas bisa melalui
fase kepompong dengan selamat, kepompong tersebut
akan menetas menjadi serangga dewasa sesudah 2
minggu.

Hal paling menarik dari agas jamur dewasa adalah


mereka tidak pernah makan karena tidak memiliki
mulut. Hal itu sendiri bisa terjadi karena tugas agas Fase kepompong & dewasa
jamur dewasa hanyalah kawin & berkembang biak. agas jamur. (Sumber)

3/4
Agas jamur dewasa bisa memiliki cukup energi untuk terbang & menemukan pasangan
kawinnya karena ia mengandalkan cadangan makanan yang ia kumpulkan saat masih
dalam fase larva / glowworm. Namun karena ia tidak bisa makan untuk menambah
cadangan energinya, agas jamur dewasa hanya memiliki usia maksimum 5 hari.

Agas jamur dewasa menampilkan dimorfisme seksual alias perbedaan fisik antar
kelamin. Jika pejantan memiliki abdomen / perut yang ramping & tipis, maka betina
memiliki abdomen yang terlihat agak gemuk. Betina juga memiliki ukuran yang sedikit
lebih besar dibandingkan pejantan. Jika pejantan pada umumnya hanya memiliki
panjang maksimum 1,1 cm, maka betina bisa tumbuh hingga sepanjang 1,3 cm. Seperti
halnya fase larva, agas jamur dewasa juga memancarkan cahaya. Namun cahayanya
hanya sesekali muncul.

Perbedaan lain antara agas jamur jantan & betina juga nampak pada fase
kepompongnya. Baik kepompong jantan & betina sama-sama memancarkan cahaya
biru. Namun di saat cahaya kepompong jantan akan semakin redup seiring berjalannya
waktu, maka cahaya kepompong betina justru akan bertambah terang. Alasan kenapa
kepompong betina memancarkan cahaya terang adalah untuk memudahkan pejantan
menemukan dirinya. Tidak jarang ketika agas jamur betina baru saja keluar dari
kepompongnya, sudah ada beberapa agas jantan yang menunggunya. - © Rep.
Eusosialis Tawon

KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Keroplatidae
Genus : Arachnocampa
Spesies :Arachnocampa luminosa

REFERENSI

Animal Diversity Web - Arachnocampa luminosa : Classification


Scientific American - The Glowing Spider-Worms of New Zealand
T.E.R.R.A.I.N. - Gnat (Glowworm) Arachnocampa luminosa
Waitomo Caves Discovery Centre. "All About Glowworms". (file PDF)

COBA JUGA HINGGAP KE SINI...

4/4

Anda mungkin juga menyukai