Anda di halaman 1dari 23

BULLDOZER

(Pemindahan Tanah Mekanik dan Alat Berat)

Nama: Siti Amalia

NIM: 4110110022

Kelas: 3 – S1 Terapan Jalan Tol

Teknik Sipil

2012

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kesempatan kepada
penulis dan kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Bulldozer”.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Orang Tua, Bapak Kusumo D.S selaku
dosen pengajar mata kuliah Pemindahan Tanah Mekanik (PTM) dan Alat Berat, teman-teman
mahasiswa serta semua pihak yang selalu memberikan bantuan baik secara moral maupun
materi hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dalam
mengembangkan wawasan kepada para pembaca. Penyusun menyadari adanya kekurangan
dalam penyajian makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini, atas perhatiannya mohon maaf dan terima kasih
penyusun sampaikan.

Depok, Desember 2012

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... 2

Daftar Isi............................................................................................................................... 3

I. Pendahuluan............................................................................................................... 4
I.1 Latar Belakang................................................................................................... 4
I.2 Tujuan............................................................................................................... 4
I.3 Metode Penulisan............................................................................................... 4
II. Pembahasan................................................................................................................ 5
II.1 Pengertian Bulldozer........................................................................................ 5
II.2 Kegunaan Bulldozer.................................................................................. 5
II.3 Bagian Utama Bulldozer.................................................................................... 8
II.4 Tipe-Tipe Bulldozer..……………………………………………………….... 8
II.5 Operasi Bulldozer...................................................................................... 12
II.6 Produktivitas Bulldozer.................................................................................. 13
II.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................................... 19

III. Penutup....................................................................................................................... 23
III.1 Kesimpulan....................................................................................................... 23
III.2 Saran................................................................................................................. 23

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
I.1. Latar Belakang
Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur.
Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan
akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya
jadwal atau target yang telah di tentukan, atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya.
Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya,
haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya. Terdapat beraneka macam alat yang sering di
gunakan dalam pekerjaan konstruksi, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya
bulldozer saja. Disini akan diberikan juga contoh perhitungan prodktivitas untuk
bulldozer.

I.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas akhir semester V untuk mata kuliah Pemindahan Tanah
Mekanis (PTM) dan Alat Berat.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui kegunaan bulldozer, tipe-tipe bulldozer, pengoperasian bulldozer,
serta menghitung produktifitas bulldozer.

I.3. Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini berdasarkan studi kepustakaan. Studi kepustakaan
dilakukan untuk pengambilan bahan dan pengumpulan data berdasarkan pada buku-buku,
majalah, jurnal dan lain-lain yang menggambarkan gambaran secara umum serta informasi
terhadap materi yang dibahas dalam makalah.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.
III.1. Pengertian Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe) untuk
pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan
untuk menggali (digging), mendorong (pushing), menggusur meratakan (spreading),
menarik beban, menimbun (filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi di daerah yang
lunak sampai daerah yang keras sekalipun. Dengan swamp dozer untuk daerah yang
sangat lunak, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau
dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu
beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi
didaerah yang rata. Jarak dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak lebih dari
100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong
dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih efektif dan produktif
daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya menyertainya antara lain:
bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree pusher, harrow, disc plough, towed
scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer, dan lain-lain.
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak
utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer attachment dalam hal ini
perlengkapannya attachment adalah blade. Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis dari
dozer, selain mendorong lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong ke
samping dengan sudut 250 terhadap kedudukan lurus.

III.2. Kegunaan Bulldozer


II.2.1. Pembabatan atau penebasan (cleraring) lokasi proyek.
Buldoser mampu membersihkan lokasi dari semak-semak, pohon besar/
kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, menghilangkan/ membuang bagian
tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan pekerjaan selanjutnya. Seluruh
pekerjaan ini dapat dikerjakan sebelum pemindahan tanah itu sendiri
dilakukan atau dikerjakan bersama-sama.
Pembabatan ada beberapa cara, tergantung dari keadaan lapangan; bila
daerah itu hanya ditumbuhi semak dan pohon kecil dengan diameter yang

5
kurang dari 10 cm, cukup langsung didorong. Kalau diameternya agak besar
(10 cm < Æ < 25 cm) dan akarnya kokoh, ada dua cara untuk merobohkannya.
 Didorong bebarapa kali dengan perlahan supaya bagian pohon yang
kering gugur, lalu didorong secara mendadak dengan sedikit mengangkat
sudunya sampai pohon roboh.
 Pohon dilingkari dengan rantai lalu ditarik oleh dia buah Buldoser. Jika
diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga cara yang dapat
dilakukan.
 Tanah disekeliling pohon digali supaya akar-akarnya putus, lalu pohon
didorong.
 Bila pohon tidak roboh, pohon dililit dengan rantai lalu ditarik Buldoser,
tetapi jika di lokasi terdapat dua atau tiga Buldoser, lebih baik jika ditarik
dengan Buldoser pada arah masing-masing mendorong agar supaya lebih
aman.
 Jika dengan cara-cara di atas pohon itu tetap tidak roboh, batang digergaji,
kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.
Jika di lokasi proyek terdapat bongkahan batu besar yang mengganggu
pekerjaan, maka batu harus dicongkel dan didorong dari sebelah luar sedikit
demi sedikit, sehingga akhirnya sampai pada batas luar daerah kerja. Jika batu
tersebut ada disebuah lembah, maka lerengnya harus digali dulu agar tidak
terlalu curam, sebab ada kemungkinan Buldoser akan terbalik.
II.2.2. Merintis (pioneering) jalan proyek.
Pekerjaan perintisan merupakan kelanjutan dari pekerjaan
pembabatan/penabasan. Pekerjaan merintis meliputi: pekerjaan perataan tanah,
pembuatan jalan darurat untuk transportasi alat mekanis, dan jika perlu adalah
pembuatan saluran air untuk drainase tempat kerja.
II.2.3. Gali/angkut jarak pendek.
Menggali lalu mendorong tanah galian itu ke suatu tempat tertentu,
misalnya pada pembuatan jalan raya, kanal, dan sebagainya. Bila kondisi jalan
tidak licin, penggunaan Buldoser roda karet akan lebih efisien.
Jika dibandingkan dengan cara pemindahan tanah yang lain, pada tahap-
tahap tertentu cara gali/ angkut menggunakan Buldoser tidak selalu ekonomis;
penggunaan Buldoser untuk gali angkut sangat efisien jika:

6
1) Jarak dorong Buldoser roda besi < 200 ft, dan untuk roda karet < 400 ft,
pemakaian lebih dari itu sangat tidak efisien, dan
2) Volume material yang akan dipindahkan tak lebih dari 500 m3; jika lebih
dari itu penggunaan Buldoser perlu dipertimbangkan lagi.
II.2.4. Pusher loading.
Membantu Power Scrapper konvensional (standar) dalam mengisi muatan.
Bantuan Buldoser itu diperlukan untuk menambah tenaga agar diperoleh
kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
II.2.5. Menyebarkan material.
Menyebarkan tanah ke tempat-tempat tertentu denganketebalan yang
dikehendaki; misalnya material yang ditumpuk disuatu tempat oleh truck atau
alat angkut lainnya.
II.2.6. Penimbunan kembali
Pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang galian
seperti menutup kembali gorong-gorong di bawah tanah, penimbunan lubang
fondasi atau tiang penyangga bangunan besar (jembatan, menara beton, dan
lain-lain), dan menutup kembali pipa minyak, pipa gas alam, atau pipa air
minum bila sudah terpasang.
II.2.7. Trimming dan sloping
Pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat; misalnya
tanggul, dam, kanal besar, tepi jalan raya, dan sebagainya. Pekerjaan ini hanya
dapat dilakukan oleh operator yan sudah berpengalaman, lebih lebih jika sudut
kemiringannya besar, sebab ada kemungkinan Buldoser tergelincir ke bawah.
II.2.8. Ditching
Kegiatan menggali saluran/ selokan/ kanal yang penampangnya berbentuk
U atau V.
II.2.9. Menarik
Pekerjaan untuk menarik benda-benda berat atau peralatan mekanis yang
sedang rusak, agar dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
II.2.10. Memuat.
Memuat menggunakan Buldoser diperlukan pada kondisi-kondisi tertentu,
misalnya medan dengan topografi tertentu truck tak dapat langsung dikendarai
menuju lokasi. Buldoser dapat digunakan untuk memuat truck tersebut.

7
III.3. Bagian-Bagian Utama Bulldozer

1) Blade : Untuk Mendorong Material


2) Lift Silinder : Menggerakkan Blade
3) Carier Roller : Penahan Main Frame
4) Ripper : Pengeruk
5) Sproket : Menggerakkan Track
6) Main Frame : Alur Carier Roller
7) Staright Frame : Batang Penyanggah Blade
8) Track : Sebagai roda untuk excavator
9) Cutting Edge : Meratakan Permukaan Tanah
10) End Bit : Menyerok Material

III.4. Tipe-Tipe Bulldozer


II.4.1. Berdasarkan Alat Geraknya
Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan
penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu
sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah.
Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke
samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa
digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.
Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer
disajikan dalam tabel berikut ini:

8
Crawler Tractor Dozer Wheel Tractor Dozer
Punya daya dorong besar, terutama pada Daya dorongnya lebih kecil tapi
tanah lunak karena bidang geser besar kecepatannya lebih besar
Tak dapat digunakan pada tanah lumpur, jika
Dapat digunakan pada tanah lumpur maupun
digunakan pada tanah berbatu usia ban
berbatu tajam
menjadi lebih pendek
Untuk membawa ke lokasi harus diangkut,
karena jika berjalan di aspal dapat merusak Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut
aspal
Memiliki jarak angkut yang pendek
Jarak angkutnya bisa jauh
(maksumum 30 feet)
Operator cepat lelah Enak dikendarai
Jalan proyek tak perlu dipelihara Jalan proyek harus dipelihara

1) Crawler tractor Dozer (roda rantai)

2) Wheel tractor Dozer (roda karet)

9
3) Swamp Bulldozer (untuk daerah rawa)

II.4.2. Berdasarkan Alat Kendali


Menurut alat kendali pisau dozer (blade)-nya, dibedakan dalam:
1) Cable controlled
2) Hydraulic controlled
Perbandingan Cable controlled dengan Hydraulic controlled:
Cable Controlled Hydraulic Controlled
Sederhana dalam pemasangan dan Tekanan pisau lebih besar
pemakaian
Pemeliharaan mudah Kedudukan pisau mudah diatur
Daya apung (floating) besar Tidak dapat bekerja pada medan yang
jelek, becek, lembek
Tidak cocok untuk tanah yang keras Kadang-kadang kesulitan untuk
menyiapkan minyak hidrolis jika
lokasi jauh dari kota

II.4.3. Berdasarkan Blade/Pisau


Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), yaitu posisi tegak lurus dan
posisimiring. Posisi blade tegak lurus hanya dapat bergerak maju, dan posisi
miring dapat bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya (kedepan dan
kesamping).
Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :

10
1) Universal Blade (U – Blade)
Blade ini dilengkapi dengan sayap yang bertujuan meningkatkan
produktivitas. Sayap ini akan membuat bulldozer mendorong/membawa
muatan lebih banyak, karena memungkinkan kehilangan muatan lebih kecil.
Kebanyakan blade tipe ini dipakai untuk pekerjaan reklamasi tanah,
pekerjaan penyediaan bahan (stock pilling) dan lain-lain.
2) Straight Blade (S – Blade)
Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagai kondisi medan, blade ini
merupakan modifikasi dari U-blade. Banyak digunakan untuk mendorong
material cohesive, penggalian struktur dan penimbunan. Dengan
memiringkan blade dapat berfungsi untuk menggali tanah keras. Manuver
blade jenis inilebih mudah dan dapat menangani material dengan mudah.
3) Angling Blade (A – Blade)
Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga dibuat untuk:
 Pembuangan kesamping (side casting)
 Pembukaan jalan (pioneering roads)
 Penggalian saluran (cutting ditches)
 Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling
 dan lain-lain pekerjaan yang sesuai
4) Cushion Blade (C – Blade)
Blade tipe ini dilengkapi dengan rubber cushion (bantalan karet) untuk
meredam tumbukan. Selain untuk push dozing, blade juga dipakai untuk
pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang lain. Lebar C-blade
memungkinkan peningkatan manuver.
Selain perlengkapan standar Bulldozer ini juga memiliki beberapa
option/Peralatan tambahan seperti: Pisau garuk, Garu batuan, Pembajak akar,
Pemotong pohon jenis V, Kanopi pelindung operator, Roda pencacah, Kap
pelindung untuk pekerjaan berat dsb.
5) Bowl dozer
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material dengan
kehilangansesedikit mungkin, karena adanya dinding besi pada sisi blade
yang cukup lebar. Bentuknya seperti mangkuk, menyebabkan ia disebut
bowl-dozer

11
6) Light material U Blade (U – Blade, material ringan)
Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang lebih
ringan.Contohnya seperti stock pile dari tanah lepas/gembur.

Gambar: Jenis Blade pada Bulldozer

III.5. Operasi Bulldozer


Untuk meningkatkan produksi ada beberapa cara operasi menggunakan bulldozer,
antara lain:
1) Slot Dozing
Membuat beberapa lintasan dan membiarkan tanah yang berceceran di kiri-
kanan dozer, hal ini akan menghalangi tercecernya tanah pada lintasan-lintasan
berikutnya. Cara ini dapat meningkatkan produksi sebesar 20%.
2) Side by Side Dozing atau Blade to Blade Dozing
Cara bekerja dengan dua dozer berdampingan, sehingga ujung blade dozer yang
satu dengan ujung blade dozer yang lain hampir bersentuhandan berjalan pada
arah yang sama. Cara ini dapat meningkatkan produksi sebesar 15 – 20%.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Bulldozer :

12
1) Bulldozer tidak boleh digunakan pada tanjakan yang melebihi 45º .
2) Peralatan pelengkapan (option equipment) akan mengakibatkan
berubahnyaKeseimbangan Bulldozer.
3) Bulldozer dapat tergelincir bila berada diatas tanah timbunan baru pada daerah
kemiringannya, terutama bila timbunan tersebut terdiri dari batuan.
4) Slipnya track akibat berat yang melampaui batas akan mengakibatkan terjadinya
down hill track (track sebelah menurun) dan akan membuat lubang yang akan
menambah kemiringan traktor.
5) Menarik beban yang diikatkan pada drawbar akan mengurangi tekanan pada up
hill track.
6) Tingginya titik gandulan melebihi titik yang telah ditentukan pada traktor, akan
mengakibatkan berkurangnya kestabilan.
7) Track-track lebar akan mengurangi “digging in” sehingga traktor lebih stabil.
8) Dalam mengoperasikan alat, agar hati-hati terhadap stability alat-alat
perlengkapan penting.
9) Jangan memaksakan Bulldozer beroperasi untuk hal-hal yang tidak perlu,seperti
mendorong tanah melebihi ketentuan 100 m, karena tidak effektif.
10) Dalam mengoperasikan Bulldozer harus direncanakan dengan baik, harus
diketahui dimana pass berikutnya yang harus dikerjakan.
11) Dalam menggunakan tilt dan angling adjustment harus bergantian, agar keausan
blade dan steering dapat merata.
12) Dalam keadaan berjalan tanpa dozing maka blade atau pisau harus terangkat tidak
boleh melebihi 35 cm untuk melindungi bagian bawah tractor.

III.6. Produktifitas Bulldozer


Kapasitas operasi alt berat biasa dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam, sedangkan
produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per siklus waktu dan
jumlah siklus dalam satu jam kerja.

dimana,
Q : produksi per jam dari alat (m³).
q : produksi (m³) dalam saatu siklus kemampuan alat untuk memindahkan tanah lepas.

13
N : jumlah siklus dalam satu jam. dimana N = 60/cm
E : efisiensi kerja.
Cm : waktu siklus dalam menit

Efisiensi kerja (E) :


Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari
alattersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor
tersebutmerupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi
kerjadan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian operator, pemilihan standar
perawatan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat.Pada kenyataan
yang sebenarnya sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerjatetapi berdasarkan
pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensiyang mendekati
kenyataan

Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut:


1.Apakah alat sesuai dengan topografi yang ada.
2.Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan peralatan
3.Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin.
4.Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja.
5.Pengalaman dan ketrampilan operator dan pengawas untuk pekerjaantsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah :


1. Penggantian pelumas atau grease (gemuk) secara teratur.
2. Kondisi peralatan pemotongan (blade, bucket, bowl).
3.Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat yang bersangkutan.

14
Produksi per siklus :
Produksi kerja Bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :
Produksi (q) = L x H² x a
dimana,
L = lebar blade/sudu (m , yd)
H = tinggi blade (m)
a = faktor blade.

Untuk menghitung produktivitas standar dari Bulldozer, volume tanah yang


dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu x (tinggi sudu)².Pada
kenyataannya dilapangan produksi per siklus akan berbeda-beda tergantungdari jenis
tanah, sehingga faktor sudu perlu disesuaikan karena pengaruh tsb.

15
Waktu siklus :
Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan
adalahdimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur.Diperhitungkan
dengan rumus :

dimana,
D : jarak angkut (gusur) (m, yd).
F : kecepatan maju (m /menit), berkisar 3 - 5 km /jam.
R : kecepatan mundur (m /menit), berkisar 5 - 8 km/jam.
Z : waktu ganti persneling (menit), berlisar 0,10 - 0,20 menit.

RIPPER
Bulldozer sulit untuk menggusur dan meratakan tanah yang keras jika terdapat
dilokasi proyek. Pelaksanaan pembersihan dengan Bulldozer akan menurunkan
produksi Bulldozer bahkan akan mudah rusak. Untuk keadaan tersebut diper lukan
alat bajak (ripper). Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang
dipasangkan dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini untuk menggemburkan

16
tanahkeras, jumlah cakar ripper antara 1 - 5 buah. Bentuk shank ada yang lurus
danlengkung, shank lurus dipakai untuk material padat dan batuan berlapis sedang
yang lengkung dipakai untuk batuan yang retak.
Perhitungan produksi Ripper sangat sulit untuk diperkirakan, salah satu fak tor
adalah karena pekerjaan itu tidak dilakukan terus menerus. Biasanya pekerja-an ini
bersamaan dengan pemuatan material, hingga sering dijumpai dilapangansebuah
traktor dipasangkan blade dan ripper pada waktu bersamaan.Perhitungan produksi
Ripper ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan
mengukut potongan topografi dilapangan dan waktuyang dibutuhkan untuk
menggemburkan tanah. Cara ini memberi hasil yang akurat. Cara lain dengan
mengasumsikan kecepatan rata-rata Ripper yang bekerja disuatu area, dengan
mengetahui jarak tempuh setiap pass maka waktu berangkatdapat dicari. Total waktu
siklus merupakan penambahan waktu berangkat denganwaktu yang dibutuhkan
Ripper untuk mengangkat/menurunkan cakarnya.

17
Kapasitas Produksi Ripping dengan Multy Shank Ripper adalah sbb:

Keterangan:
KP = Kapasitas produksi ripping
LK = Lebar kerja (meter)
P = Kedalaman penetrasi (meter)
J = Jarak ripping (meter)
FK = Faktor koreksi
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = Waktu tetap

 Contoh Hitungan
Contoh hitungan:
Sebuah bulldozer D35A digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping rata-
rata 30 meter. Data teknis bulldozer dan ripping adalah sbb:
Attachment yang digunakan adalah Giant ripper
Kedalamaan penetrasi = 0,30 meter
Konversi material dari bank ke loose = 1,25
Faktor effesoensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,75
Effisiensi operator = 0,80
Berapa produksi ripping dari bulldozer tersebut?
Jawab:
LK = Lebar kerja = 2 P = 2 x 0,3 = 0,6 meter
P = Kedalaman penetrasi = 0,3 meter
J = Jarak kerja = 30 meter
F = Kecepatan maju gigi 1 terkoreksi = 0,75 x 3,3 = 2,48 km/jam = 41,25 m/menit
R = Kecepatan mundur gigi 1 terkoreksi = 0,85 x 3,2 = 2,72 km/jam =
45,33m/menit
Z = Waktu tetap = 0,05 menit

18
FK = Faktor koreksi total, terdiri dari :
Effesiensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,75
Effisiensi operator = 0,80
----------------------------------------
0,83 x 0,75 x 0,80 = 0,50

Kapasitas Produksi gabungan Ripping – Dozing


Pada prakteknya pekerjaan ripping merupakan pekerjaan bantuan untuk
dozing, terhadap material yang keras.
Untuk mengetahui kapasitas produksi gabungan ripping-dozing, digunakan
rumus sbb:

Keterangan:
TD = Kapasitas produksi dozing
TR = Kapasitas produksi ripping

III.7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses
konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan suatu
lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam
suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya
peralatan-peralatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan
peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective Equipment (PPE)
untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :
II.7.1. Pakaian Kerja

19
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat
karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi
yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama
dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor.
Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3
pasang dalam setiap tahunnya.

II.7.2. Sepatu Kerja


Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup
keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

II.7.3. Kacamata Kerja


Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel
debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh
karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas.

II.7.4. Sarung Tangan


Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dab
tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan
sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya
berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-meerus dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.

II.7.5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya
dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari

20
bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau
material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan
para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat
membahayakan diri sendiri.

II.7.6. Sabuk Pengaman


Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada
ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali
pengaman atau safety belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah menjaga
seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan
erection baja pada bangunan tower.

II.7.7. Penutup Telinga


Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan
bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara
bising tanpa penutup telinga ini.

II.7.8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi
mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi
berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan,
misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut
kayu.

II.7.9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan
dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman
harus menjadi pertimbangan utama.

II.7.10. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada
pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek.

21
Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan
untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan
disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan preventif
jauh lebih baik dan murah ketimbang sudah kejadian.

22
BAB III
PENUTUP

3. A
III.1. Kesimpulan
Pembangunan yang pesat dan semakin berkembangnya teknologi membuat
pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dibantu dengan peralatan berat, terlebih untuk
pekerjaan berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga manusia. Maka dari itu
digunakanlah alat berat guna membantu pekerjaan konstruksi tersebut.
Bulldozer merupakan salah satu alat berat yang digunakan dalan pelaksanaan
konstruksi, seperti pembabatan atau penebasan (clearing), perintisan (pioneering), gali
atau angkut jarak pendek, pusher loading, menyebarkan material, penimbunan kembali,
trimming dan sloping, ditching, menarik (winching), memuat, bentuk sudut/bilah/blade.
Agar dalam penggunaan alat berat sesuai dengan kebutuhan, efisiensi waktu dan tidak
menimbulkan kerugian, maka kita harus mengetahui secara mendalam hal-hal yang
berhubungan dengan alat berat.

III.2. Saran
Semua pengetahuan mengenai alat berat tentunya akan sangat bermanfaat untuk kita
semua , terlebih jika sudah terjun di dunia kerja. Untuk itu semoga kita dapat lebih
memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar dengan sebaik-baiknya.

23

Anda mungkin juga menyukai