Anda di halaman 1dari 19

Hizbut Tahrir Indonesia

Penegak Berdirinya Khilafah

A. Pendahuluan
Umat Islam saat ini, dibanding dengan umat lain di dunia, tidak bisa
disebut sebagai umat yang terbaik (khayru ummat), seperti yang dikatakan Allah
SWT dalam al-Quran. Umat Islam kini terpuruk di segala bidang. Hidup dalam
kondisi terpecah-belah ke dalam lebih dari 57 negara dengan berbagai problem
yang membelit. Kondisinya demikian buruk, hingga tidak mampu bersaing
dengan negara-negara kecil yang boleh jadi tidak nampak di peta dunia.1
Tidak terkecuali Indonesia, kemiskinan, kebodohan, kedzaliman,
ketidakadilan dan berbagai problem lain, termasuk penjajahan dalam segala
bentuknya, senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat dari negara Muslim
terbesar di dunia ini. Semua potensi dan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak
memberikan arti apa-apa buat hidup rakyatnya.
Bila ditelaah secara jernih, semua persoalan yang saat ini tengah dihadapi
oleh dunia Islam, termasuk Indonesia, berpangkal pada tidak adanya kedaulatan
asy-Syari’. Dengan kata lain, tidak diterapkannya sistem Islam di tengah-tengah
masyarakat. Masalah utama ini kemudian memicu terjadinya berbagai persoalan
ikutan, seperti kemiskinan, kebodohan, korupsi, kerusakan moral, kedzaliman,
ketidakadilan, disintegrasi dan penjajahan dalam segala bentuknya, baik
penjajahan secara langsung seperti yang kini terjadi di Irak dan Afghanistan,
ataupun penjajahan secara tidak langsung di bidang ekonomi dan politik2. Bisa di
simpulkan bahwa adanya permasalahan yang meninpa dunia ini karena tidak
didirikannya sistem Khilafah sebagaimana yang di Usungkan oleh salah satu
organisasi Politik Islam yakni Hizb Tahrir.

1
Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia (Hizbut tahrir, 2009) h.5
2
Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. H.6
1
Menurut James Picastro Hizb al-Tahrir mempunyai pemikiran untuk
menciptakan ulang negara Islam yang denganya kaum muslim dapat
membebaskan diri dari pengaruh buruk penjajahan politik dan budaya barat.3
Dari ragam pemikiran Hizb al-Tahrir, model negara versi Hizb al-Tahrir
yang disebut dengan Khilafah merupakan ide mainstream yang menjadi penopang
eksistensi dan perjuangan, yang menarik untuk dikaji. Khilafah ini diklaim
sebagai institusi politik atau negara yang sesuai dengan Islam dan pernah tegak
pada masa Nabi Muhammad SAW. 4
Makalah ini akan membahas tentang pemikiran Hizb al-Tahrir mengenai
konsep Khilafah dan latar belakang pengusungan Khilafah tersebut.
B. Pembahasan
a. Sejarah dan Latar Belakang Hizb al-Tahrir
Nama Hizbut Tahrir tediri dari dua suku kata, yaitu; Hizb dan At Tahrir.
Hizb dimaknai suatu kelompok yang berasaskan ideologi yang diimani oleh
anggotanya dan hendak diwujudkan dalam masyarakat. Sedangkan At-Tahrir
artinya pembebasan sebagaimana tujuan aktivitas kifah as-siyasi adalah
memerdekakan umat Islam dari belenggu dominasi kaum kafir imperialis,
membebaskan umat dari cengkeraman pengaruhnya, serta mencabut akar-
akarnya berupa pemikiran, kebudayaan, politik, ekonomi, maupun militer dari
seluruh negeri negeri Islam.5
Taqi al-Din al-Nabhani adalah pendiri dan pemimpin pertama Hizb Tahrir.
Beliau lahir di Palestina tahun 1914 M dan meninggal di Beirut tahun 1977 M.
Al-Nabhanin disebut sebagai salah seorang perintis Ikhwan al-Muslimun di
Syam dan menjadi anggotanya. Namun hal ini ditolak oleh Abdul Aziz al-
Khayat, seorang angota terkemuka Ikhwan al-Muslimin. Ia mengatakan
bahwa al-Nabhani tidak pernah menjadi anggota Ikhwan al-Muslimin.6

3
James Picastro, Muslim Politic, dalam Ainur Rofiq al-Amin, Khilafah HTI Dalam Timbangan
(Jakarta: Pustaka Harakatuna, 2017) h.2
4
Ainur Rofiq al-Amin, Khilafah HTI Dalam Timbanga , h.3
5
Muhammadin, Relevansi Sistem Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dengan Sistem Negara
Islam Modern, Intizar Vol. 22, No. 2, 2016, h. 371
6
Ainur Rofiq al-Amin, Khilafah HTI Dalam Timbangan , h.45
2
Ayahnya adalah seorang pengajar ilmu syari’ah di Kementerian
Pendidikan Palestina. Ibunya juga menguasai beberapa cabang ilmu syariah.
Syeikh Taqiyuddin makin mengerti masalah politik, dimana kakeknya pernah
punya hubungan dengan para penguasa daulah Utsmaniyah. Dia pun banyak
belajar dari majelis-majelis dan diskusi-diskusi fikih yang diselenggarakan
oleh kakeknya. Beliau melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar masuk pada
kelas Tsanawiyah, kemudian dilanjukan di Kulliyah Darul Ulum, dan
kemudian menamatkan kuliahnya di Al-Azhar Asy-Syari. Setelah
menyelesaikan pendidikannya An-Nabbani kembali ke Palestina dan bekerja
di Kementerian Pendidikan Palestina sebagai guru sekolah menengah atas di
Haifa. Disinilah beliau melihat kuatnya pengaruh Imperialis Barat dalam
bidang pendidikan, yang ternyata lebih besar dari pada bidang peradilan
terutama peradilan Syariah. Ketika pindah pekerjaan ke bidang peradilan, dia
pun mengadakan kontak dengan para ulama yang dia kenal dan ditemui di
Mesir. Dan beliau mengajukan sebuah ide untuk membentuk sebuah partai
politik yang berlandaskan syari’at Islam kepada para ulama yang ia kenal di
Mesir, lalu beliau menyodorkan kerangka dan pemikiran-pemikiran organisasi
partai yang dapat digunakan sebagai bekal tsaqafah bagi partainya. Pemikiran
pemikirannya pun diterima dan disetujui.7
Pembentukan partai ini secara resmi pada tahun 1953, pada saat Syeikh
Taqiyuddin An-Nabbani mengajukan permohonan kepada Departemen Dalam
Negeri. Sesuai dengan undang-undang organisasi di Yordania, didalamnya
berisikan permohonan izin agar Hizbut Tahrir diperbolehkan melakukan
aktivitas politiknya. Namun pemerintah melarang aktivitas dari organisasi ini,
tetapi Syeikh Taqiyuddin tidak gentar dan tetap melanjutkan misi dan risalah
Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir kemudian memperluas jaringannya ke wilayah
lain dan dimulai membuka cabang di Libanon pada tanggal 19 Oktober 1959.8

7
Rosi Selly, Globalisasi Dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif Pemikiran
Hizbut Tahrir (Skripsi Program S1 Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008), h.
33
8
Rosi Selly, Globalisasi Dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif Pemikiran
Hizbut Tahrir, h. 34
3
Latar belakang berdirinya gerakan ini dapat ditelusuri dari dua aspek,
yaitu aspek Historis dan Normatif. Secara Historis, hizb al-Tahrir melihat
kemunduran Islam telah berlangsusng cukup panjang. Umat Islam sejak abad
ke-19 M telah berada dalam kemunduran pemikiran dan peradaban. Mereka
dijajah dan dikuasai oleh Barat. Dalam kondisi demikian, banyak kelompok
Islam yang berusaha untuk menyelamatkan keterpurukan umat Islam. Hanya
saja menurut Hizb al-Tahrir, alih-alih menambah labirin problema umat
Islam.9
Taqi al-Din al-Nabhani melihat adanya kemunduran yang dialami oleh
umat Islam dalam berbagai aspek. (setelah runtuhnya Turki Ottoman pada
tahun 1924). Lebih dari itu, umat Islam juga direndahkan dan diinjak-injak
harga dirinya, dan kemuliaanya dihilangkan. Untuk itu, cita-cita yang
diinginkan adalah kembali kepada Islam untuk menjadi luhur dan terhormat
sehingga tidak direndahkan kembali. Akhirnya gerakan ini berdiri untuk
menggerakan khilafah Islam agar Umat tidak mengalami kemunduran dan
kemerosotan yang ekstrem.10
Ditinjau dari aspek normatif, Hizb al-Tahrir menyandarkan berdirinya
gerakan ini untuk menyambut dan menjawab Firman Allah SWT dalam QS.
Ali Imran ayat 104:

‫ع ِّن ْال ُمن َك ِّر‬ ِّ ‫ولت َ ُكن ِّمن ُك ْم أ ُ َّمةُ َي ْدعُونَ ِّإلَى ْال َخي ِّْر َو َيأ ْ ُم ُرونَ ِّب ْال َم ْع ُر‬
َ َ‫وف َو َي ْن َه ْون‬ ْ
َ‫َوأ ُ ْوالَئِّ َك ُه ُم ْال ُم ْف ِّل ُحون‬
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. (QS. 3:104)
Menurut Ainur Rofiq dalam bukunya Khilafah HTI Dalam Timbangan
mengatakan bahwa pemicu penting yang menginspirasi al-Nabhani
mendirikan organisasi ini adalah berdirinya Israel tahun 1984 yang kemudian
melakukan penjajahan terhadap Palestina yang mana merupakan tanah
kelahiran al-Nabhani. Karena menurutnya kehancuran Khilafah yang terjadi
pada tahun 1924 kemungkinan bukan Inspirasi awal al-Nabhani untuk
9
Hizb al Tahrir, Mafahim Hizb al-Tahrir (al-Quds: Hizb al-Tahrir, 2001) h.3
10
Hizb al-Tahrir, Hizb al-Tahrir (Beirut: Dar al-Ummah, 2010) h.5-6
4
mendirikan Hizb al-Tahrir. Jika iya tentu bukan pada tahun 1953 iya baru
mendirikan Hizb al-Tahrir. Perlu diketahui bahwa al-Nabhani pada tahun
1923 M telah memperoleh ijazah a’lamiyah setingkat Doktor dari al-Azhar
dan pada tahun yang sama pula menjadi guru di haifa Palestina, lalu pada
tahun 1938 menjabat di Mahkamah Shari’ah Haifa Palestina11. Artinya,
rentang waktu runtuhnya Khilafah, penjajahan Israel dan berdirinya Hizb al-
Tahrir, faktor penjajahan Israel atas Palestina lebih dekat dan bisa dijadikan
analisis atas berdirinya.12
Setelah meninggalnya al-Nabhani pada tanggal 20 Juni 1977 M
kepemimpinan Hizb Tahrir di lanjutkan oleh ‘Abd Qodim Zallum sejak 1977
hingga 2003 (25 tahun). Setelah Zallum meninggal, kepemmpinan dipegang
oleh ‘Ata’ Abu Rastah hingga tahun 2015. Dia diangkat menjadi pemimpin
Hizb al-Tahrir pada tanggal 13 April 2003 oleh Dewan Mazalim. Menurut
majalah HTI, ‘Ata’ membawa Hizb al-Tahrir bertolak lebih kuat, beraktivitas
memetik buah yang telah ditanan pendahulunya.13
b. Landasan Nash
- Al-Qur’an:
Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk mengatur hidupnya
dengan Syari’ah Islam:

ْ َ‫علَ ْي ِّه ف‬
‫اح ُكم‬ َ ‫ب َو ُم َهي ِّْمنًا‬ ِّ ‫ص ِّدقًا ِّل َما َبيْنَ َيدَ ْي ِّه ِّمنَ ا ْل ِّكتَا‬ َ ‫ق ُم‬ ِّ ‫اب ِّب ْال َح‬
َ َ ‫َوأَنزَ ْلنَآ ِّإ َلي َْك ْال ِّكت‬
ً ‫عة‬ َ ‫ق ِّل ُّك ٍّل َج َع ْلنَا ِّمن ُك ْم ِّش ْر‬ ِّ ‫بَ ْينَ ُه ْم ِّب َمآأَنزَ َل هللاُ َوالَتَت َّ ِّب ْع أ َ ْه َوآ َء ُه ْم َع َّما َجآ َء َك ِّمنَ ْال َح‬
‫احدَة ً َولَ ِّكن ِّل َي ْبلُ َو ُك ْم فِّي َمآ َءاتَا ُك ْم فَا ْست َ ِّبقُوا‬ ِّ ‫َو ِّم ْن َها ًجا َولَ ْو شَآ َء هللاُ لَ َجعَلَ ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
ِّ ‫ت ِّإلَى‬
َ‫هللا َم ْر ِّجعُ ُك ْم َج ِّميعًا فَيُن َِّبئ ُ ُكم ِّب َما ُكنت ُ ْم فِّي ِّه تَ ْخت َ ِّلفُون‬ ِّ ‫ْال َخي َْرا‬
Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur'an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
11
Yahya Abdurrahman, Biografi singkat Pendiri Hizbut Tahrir Syekh Taqiyyudin an-Nabhani,
dalam Ainur Rofiq al-Amin, Khilafah HTI Dalam Timbangan, h.47
12
Ainur Rofiq al-Amin, Khilafah HTI Dalam Timbangan, h.47
13
Ainur Rofiq al-Amin, Khilafah HTI Dalam Timbangan, h.48
5
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu, (QS. 5:48)
Dengan syariah Islam, Khilafah memelihara seluruh urusan umat
manusia. Jika syariah tidak diterapkan dalam naungan Daulah Khilafah,
maka kedaulatan Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia tidak
akan pernah terwujud secara nyata. Maka kerahmatan Islam yang
dijanjikan juga tidak bisa dirasakan secara nyata pula. Jadi, Khalifah bisa
dikatakan sebagai wakil umat dalam pemerintahan untuk penerapan
syariah Islam. Khalifah adalah kepala negara Daulah Khilafah. Islam
memberikan hak kepada umat untuk memilih Khalifah yang
dikehendakinya untuk mengurus kehidupan mereka. Melalui bai’at, calon
khalifah yang menang dalam pemilihan, sah menjadi Khalifah. Maka,
tidak boleh ada paksaan dalam pemilihan Khalifah. Pemilihan harus
berlangsung atas dasar prinsip ridha wa ikhtiyar (kerelaan dan kebebasan
memilih), sebagaimana umat Islam di masa lalu telah memberikan bai’at
kepada keempat Khulafa’ur Rasyidin secara sukarela. Bai’at kepada
Khalifah diberikan umat dengan syarat Khalifah yang terpilih akan
menerapkan syariah Islam secara kaffah.14
Khalifah wajib menerapkan syariah Islam dengan benar, sesuai
dengan ketetapan Allah dalam al-Quran dan As Sunnah. Tidak boleh
sesuka hatinya. Allah SWT berfirman:

َ‫َو َمن لَّ ْم َي ْح ُكم ِّب َمآأَنزَ َل هللاُ فَأ ُ ْوالَئِّ َك ُه ُم ْال َكا ِّف ُرون‬
“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (Qs.
al-Maidah [5]: 44)
Begitu pula Firman Allah swt:
َّ ‫َو َمن لَّ ْم َي ْح ُكم ِّب َمآأَنزَ َل هللاُ فَأ ُ ْوالَئِّ َك ُه ُم‬
َ‫الظا ِّل ُمون‬

14
Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. H.16

6
“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Qs.
al-Maidah [5]: 45)

َ‫َو َمن لَّ ْم َي ْح ُكم ِّب َمآأَنزَ َل هللاُ فَأ ُ ْوالَئِّ َك ُه ُم ْالفَا ِّسقُون‬
“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (Qs.
al-Maidah [5]: 47)
Dari ketiga ayat ini dijelaskan bahwa wajib untuk kita menjalankan
syari’at dengan benar sebagaimana yang telah di tetapkan oleh Allah
SWT. Sementara, dalam sistem demokrasi kedaulatan ada di tangan
manusia, bukan di tangan Allah SWT, Dzat yang Maha Menciptakan
manusia dan alam semesta. Atas nama kebebasan, sistem demokrasi telah
membuat manusia, melalui wakil-wakilnya di lembaga legislatif bertindak
sebagai tuhan, yang merasa berwenang menetapkan hukum sesuai dengan
keinginan mereka. Kredo demokrasi mengatakan “suara rakyat adalah
suara tuhan (vox populei vox dei)”. Suara mayoritas menjadi penentu
kebenaran, betapapun buruknya sebuah keputusan atau pemikiran. Ketika
sudah didukung suara mayoritas, maka keputusan atau pemikiran itu
seakan telah menjadi benar.15
- As-Sunnah:
HTI menampilkan beberapa Hadis yang dijadikan acuan sebagai
kewajiban menegakan Khilafah:
‫من خلع يدا من طاعة لقي هللا يوم القيامة ال حجة له ومن مات وليس في‬
‫عنقه بيعة مات ميتة جاهلية‬
"Barang siapa yang melepaskan tangan dari ketaatan, sia akan
bertemu Allah pada hari kiamat dengan tanpa hujjah, dan siapapun yang
mati dan tidak ada baiat di pundaknya, maka apabila mati, matinya seperti
mati jahiliyah”.16
Dalam hadis ini, kita diwajibkan untuk berbaiat, siapapun yang
mati tanpa berbaiat maka disamakan dengan mati dalam keadaan jahiliyah.

15
Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. H.16
16
HR Muslim
7
Maka dari itu Hizbut tahrir menafsirkan paham dari hadis ini adalah untuk
berbaiat kepada khilafah.17
Hadis lain yang dijadikan pegangan Hizb al-Tahrir:

‫وإنما اإلمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به‬


Sesungguhnya seorang imam itu adalah seperti prisai, orang
berperang dibelakangnya dan berlindung kepadanya.18
c. Konsep Khilafah menurut Hizb al-Tahrir
Khilafah adalah sistem politik Islam. Khilafah tidak sama dengan
sistem diktator, tapi juga bukan sistem demokrasi. Salah satu prinsip
penting dari Khilafah, yang sekaligus membedakan dari sistem lainnya
baik diktator maupun demokrasi, adalah bahwa kedaulatan, yakni hak
untuk menetapkan hukum, yang menentukan benar dan salah, yang
menentukan halal dan haram, ada di tangan syariah, bukan di tangan
manusia. Karena itu, baik Khalifah maupun umat, sama-sama terikat
kepada syariah Islam.
Menurut Hizbut Tahrir, Islam telah menetapkan sekaligus
membatasi bentuk pemerintahan dengan sistem khilafah, sistem ini
merupakan satu satunya sistem pemerintahan Daulah Islamiyah.Sistem
khilafah berbeda dengan sistem pemerintahan yang lain, seperti
disebutkan dalam kitab Nidham al-Hukm fi al-Islam, yang merupakan
rujukan utama Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan politiknya, bahwa:
Sistem pemerintahan dalam Islam adalah sistem khilafah. Sistem khilafah
adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin didunia untuk
menegakkan hukum-hukum syari‟at Islam dan mengemban dakwah Islam
ke segenap penjuru dunia.19
Khilafah merupakan kepemimpinan umum bagi kaum muslim
didunia untuk menegakkan hukum-hukum syara’. Sistem ini berbeda
dengan sistem pemerintahan yang lainnya seperti sistem Monarchi,

17
Ainur Rofiq al-Amin, Khilafah HTI Dalam Timbangan 185
18
HR. Al-Bukhari
19
Dedy Slamet Riyadi, Analisis terhadap Konsep Khilafah Hizbut Tahrir (Skripsi Program S1
Ilmu Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2008), h. 3
8
Republik, Kekaisaran dan juga Federasi. Sistem khilafah sangat berbeda
dengan sistem-sistem pemerintahan yang lain, baik dari aspek asas yang
menjadi landasan berdirinya, pemikiran, konsep, standar serta hukum-
hukum yang dipergunakan untuk melayani kepentingan umat. Ciri-ciri
sistem pemerintahan dalam Islam yaitu20:
1. Sistem Pemerintahan Islam bukan sistem kerajaan. Sistem
pemerintahan Islam juga tidak menyerupai sistem kerajaan. Hal itu karena
dalam sistem kerajaan, seorang anak (putra mahkota) menjadi raja karena
pewarisan. Umat tidak memiliki andil dalam pengangkatan raja. Adapun
dalam sistem khilafah tidak ada pewarisan. Akan tetapi, baiat dari umatlah
yang menjadi metode untuk mengangkat khalifah.
2. Sistem Pemerintahan Islam juga bukan sistem Imperium
(kekaisaran). Sebab, sesungguhnya sistem Imperium itu sangat jauh dari
Islam. Berbagai wilayah yang diperintah oleh Islam meskipun
penduduknya berbeda-beda suku dan warna kulitnya, yang semuanya
kembali ke satu pusat tidak diperintah dengan sistem Imperium, tetapi
dengan sistem yang bertolak belakang dengan sistem Imperium. Sebab,
sistem Imperium tidak menyamakan pemerintahan diantara suku-suku di
wilayah-wilayah dalam Imperium. Akan tetapi, sistem Imperium
memberikan keistimewaan kepada pemerintahan pusat Imperium; baik
dalam hal pemerintahan, harta, maupun perekonomian.
3. Sistem Pemerintahan Islam bukan sistem federasi. Dalam sistem
federasi, wilayah-wilayah negara terpisah satu sama lain dengan memiliki
kemerdekaan sendiri, dan mereka dipersatukan dalam masalah
pemerintahan (hukum) yang bersifat umum. Sistem pemerintahan Islam
adalah sistem kesatuan Sistem Pemerintahan Islam bukan sistem republik.
kedaulatan dan kekuasaan berada ditangan rakyat dalam apa yang disebut
dengan demokrasi. Rakyatlah yang kemudian membuat undang-undang;
yang menetapkan halal dan haram, terpuji dan tercela. Lalu pemerintahan

20
Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. H.128

9
berada ditangan presiden dan para menterinya dalam sistem republik
presidentil dan ditangan kabinet dalam sistem republik parlementer.
Adapun dalam Islam, kewenangan untuk melakukan legislasi
(menetapkan hukum) tidak ditangan rakyat, tetapi ada pada Allah. Tidak
seorang pun selain Allah dibenarkan menentukan halal dan haram. Dalam
Islam, menjadikan kewenangan untuk membuat hukum berada ditangan
manusia merupakan kejahatan besar.21
Menurut Hizbut Tahrir, negeri-negeri kaum muslimin sekarang
tidak ada satupun yang menjalankan sistem hukum Islam dalam masalah
pemerintahan. Apalagi dalam seluruh aspek kehidupan. Secara keseluruh,
tanpa kecuali, negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim termasuk
kategori Dar al-Kufr. Suatu daerah digolongkan ke dalam Dar al-Islam
atau Dar al-Kufr, berdasarkan sistem hukum yang diterapkan di dalam
daerah tersebut, atau keamanan yang berlaku di dalamnya. Sedangkan
agama mayoritas atau minoritas penduduknya bukanlah menjadi ukuran.
Sistem pemerintahan khilafah berbentuk kesatuan, bagi satu
negara, bukanmsistem serikat atau federasi. Kaum muslimin diseluruh
dunia tidak diperkenankan memiliki lebih dari satu Daulah Islam Mereka
tidak diperkenankan pula mengangkat lebih dari satu khalifah yang
menerapkan atas mereka syari’at Islam. Khilafah merupakan
kepemimpinan tunggal, yang mengharuskan hanya ada satu pemimpin
dalam satu bidang dan tidak membolehkan dalam satu bidang tersebut ada
pemimpin lebih dari satu orang.22
d. Struktur Pemerintahan Khilafah versi Hizbut Tahrir
Struktur dalam pemerintahan khilafah berbeda dengan struktur
pemerintahan yang lainnya. Struktur pemerintahan ini diambil dari
struktur pemerintahan yang ditegakkan oleh Rosulullah saw setelah beliau

21
Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. H.25-26
22
Muhamad Arif Khudori, Konsep Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia Dalam Perspektif Fiqh
Siyasah Dan Relevansinya Dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), (Skripsi S1 Fakultas
Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2018) h. 89
10
hijrah ke Madinah dan mendirikan Daulah Islam. Struktur pemerintahan
khilafah antara lain:
1. Khalifah
Khalifah adalah seseorang yang mewakili ummat dalam urusan
pemerintahan, kekuasaan, dan penerapan hukum-hukum syariah. Khalifah
diangkat dengan cara dibaiat oleh kaum muslim yang berada di wilayah
tersebut.
2. Mu’awin at-Tafwidhi
Seorang pembantu yang ditunjuk oleh khalifah untuk bersama-
sama mengemban tanggung jawab pemerintahan dan kekuasaan. Mu’awin
dapat dibebani sejumlah masalah tertentu dan ia memiliki wewenang
bersifat umum, mu’awin ditunjuk untuk menempati posisi tertentu dengan
memiliki wewenang bersifat umum ditempat itu. Mu’awin bertugas
disebagian wilayah Negara, yakni wilayah tersebut dibagi beberapa
mu’awin yang ada. Jadi mu’awin ini menjadi pembantu khalifah di tiap
tiap wilayah Negara, seperti timur, barat, dan utara. Mu’awin diangkat dan
diberhentikan oleh khalifah, pada saat khalifah meninggal masa jabatan
mu’awin berakhir.
3. Wuzara at-Tanfidz
Seorang pembantu yang ditunjuk oleh khalifah sebagai
pembantunya dalam implementasi kebijakan, dalam menyertai khalifah,
dan dalam menunaikan kebijakan khalifah. Wazir at-Tanfidz merupakan
penghubung khalifah dengan struktur dan aparatur Negara, rakyat, dan
pihak luar negeri. Tugasnya adalah tugas administrasi dan bukan tugas
pemerintahan.
4. Wali
Wali adalah orang yang diangkat oleh khalifah sebagai penguasa
(pejabat pemerintah) untuk suatu wilayah (provinsi) serta menjadi amir di
wilayah itu. Syarat menjadi seorang wali adalah laki-laki, merdeka,
muslim, baligh, berakal, adil, dan termasuk orang yang memiliki
kemampuan. Wali merupakan penguasa karena wewenangnya dalam hal

11
ini adalah wewenang pemerintahan. Wali diberhentikan jika Khalifah
memandang perlu untuk diberhentikannya atau penduduk wilayah tersebut
menampakkan ketidak sukaannya terhadap walinya.
5. Amirul Jihad – Departemen Peperangan
Departemen peperangan menangani semua urusan yang
berhubungan dengan angkatan bersenjata seperti pasuka, logistik,
persenjataan, peralatan, amunisi dan sebagainya. Dan khalifah merupakan
Panglima Perang Keamanan dalam negeri Departemen Keamanan dalam
Negeri merupakan departemen yang menangani segala bentuk gangguan
keamanan. Penjagaan keamanan dalam negeri dengan melalui satuan
kepolisian. Tugas Departemen Keamanan dalam Negeri yaitu menjaga
keamanan dalam negeri bagi Negara, diantaranya perampokan, pencurian,
perampasan, pengrusakan dn lainnya.
7. Urusan Luar Negeri
Negeri yang berkaitan dengan berhubungan Negara Khilafah
dengan negara-negara asing, apapun jenis perkara dan bentuk hubungan
luar negeri itu; baik perkara yang berkaitan dengan aspek politik seperti
pejanjian, kesepakatan berdamai, gencatan senjata, pelaksanaan berbagai
perundingan, tukar menukar duta, pengiriman berbagai utusan dan
delegasi, dll. Semua itu diurusi oleh Departemen Luar Negeri karena
menjadi kepentingan Negara Khilafah dengan negara-negara lain.
8. Perindustrian
Mengurusi semua yang bermasalah dengan perindustrian, baik
yang berhubungan dengan industri berat; mesin dan peralatan, maupun
yang berhubungan dengan industri ringan; pabrik-pabrik umum maupun
pribadi, yang memiliki hubungan dengan industri militer (peperangan).
Industri dengan berbagai jenis tersebut harus dibangun denga berpijak
pada politik perang.
9. Peradilan
Bertugas menyampaikan keputusan hukum yang bersifat tetap.
Lembaga ini memiliki tugas menyelesaikan perselisihan antar anggota

12
masyarakat, mencegah hal-hal yang membahayakan hak-hak jamaah, atau
mengatasi perselisihan antara rakyat dan orang yang duduk dalam struktur
pemerintahan. Peradilan memiliki tiga jenis peradilan; pertama, Qadhi
biasa, yaitu Qadhi mengurusi penyelesaian perselisihan antar
anggotamasayarakat dalam masalah muamalah dan „uqubat. Kedua,
Qadhial Muhtasib yaitu Qhadi yang mengurusi penyelesaian dalam
masalah penyimpangan-penyimpangan yang dapat membahayakan hak-
hak jamaah. Ketiga, Qadhi Mazhalim yaitu Qadhi yang mengurusi
penyelesaian persengketaan yang terjadi antara rakyat dan Negara.
10. Struktur Administratif (kemaslahatan umum)
Kepentingan masyarakat ditangani oleh departemen, jawatan, serta
unit-unit yang didirikan untuk menjalankan urusan-urusan Negara dan
memenuhi kepentingan-kepentingan masyarakat tersebut. Untuk setiap
departemen diangkat oleh seorang direktur jendral, untuk setiap jawatan
diangkat oleh direktur yang mengurusi manajemennya dan ia bertanggung
jawab secara langsung terhadap jawatan tersebut. Struktur tersebut
merupakan lembaga administratif tertinggi untuk suatu kemaslahatan
diantara berbagai kemaslahatan Negara seperti kewarganegaraan,
transportasi, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan lainnya.
11. Baitul Mal
Baitul mal digunakan untuk menyebut tempat penyimpanan
berbagai pemasukan Negara dan sekaligus menjadi tempat
pengeluarannya.
12. Lembaga Informasi
Mengurusi kepentingan masyarakat. Posisinya berkaitan langsung
dengan khalifah sebagai instansi yang mandiri. Keadaannya sama seperti
instansi-instansi yang lainnya di dalam Negara khilafah. Informasi ini
berhubungan dengan urusan-urusan militer dan dan yang terkait dengan
militer seperti pergerakan pasukan, berita kemenangan dan kekalahan
dalam perang, dan industri-industri militer. Informasi-informasi tersebut

13
wajib dihubungkan dengan khalifah secara langsung untuk menetapkan
informasi untuk dirahasiakan atau disebar luaskan.
13. Majelis Ummat (musyawarah dan kontrol)
Sebagai tempat merujuk bagi khalifah untuk meminta masukan
atau nasihat mereka dalam berbagai urusan. Majelis ini mewakili ummat
dalam mengontrol dan mengoreksi para pejabat pemerintahan. Anggot
Majelis Ummat diangkat melalui pemilu dan tidak diangkat dengan
melalui penunjukan, karena mereka adalah wakil mastarakat dalam
mengemukakan pendapat. Masa keanggotaan majlis ummat ini dibatasi
dengan masa jabatan lima tahun saja.23
e. Sejarah Berkembang dan Masuknya HTI Di Indonesia
Tranmisi Hizb al-Tahrir sebagai gerakan ke Indonesia terjadi
pertama kali pada tahun 1982-1983 melalui M. Mustofa dan Abdurrahman
al-Baghdadi24. Pada mulanya ketertarikan Musthofa terhadap buku-buku
karya syekh Taqiyuddin al-Nabhani yaitu pendiri pertama Hizb al-Tahrir.
Maka dari itu selama di Yordania ia ikut serta dalam gerakan Hizb al-
Tahrir di Yordania. Dan Absurrahman jugalah yang membuka jalan bagi
para aktivis Hizb al-Tahrir di Indonesia kepada jaringan Hizb al-Tahrir
Inernasional.25
Gerakan Hizbut Tahrir di Indonesia pada tahun 2000 secara
terbuka mengumumkan keberadaannya di tengah publik. Secara terbuka,
munculnya organisasi ini dalam konteks Indonesia kemudian dikenal
dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun keberadaannya
hanya bisa diketahui melalui juru bicaranya, terbitan-terbitan resminya
dan lain sebagainya.26
Pada tahun 2007 Hizbut Tahrir mengadakan konferensi besar
tentang penegakan khilafah di Indonesia, sekitar 100.000 orang hadir.25
23
Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. H.29
24
M Mustofa adalah seorang putra pengasuh pesantren al-Ghazali Bogor, seorang ulama yang
berpandangan modernis. Ia alumni perguruan tinggi di yordania. Adapun Abdurrahman berasal dari
Lebanon yang bermigrasi ke Australia kemudian tinggal di Indonesia. M Imdadun Rahmat, Arus Islam
Radikal, h.100
25
M. Imaduddin Rahmat, Arus Baru Islam Radikal (Jakarta: Erlanga, 2007) h.55
26
Umi Sumbulah, Konfigurasi Fundamentalisme Islam (Malang: UIN Malang Press, 2009), 96
14
Para tokoh HTI mayoritas berlatarbelakang aktifis gerakan keagamaan di
kampus-kampus. Terbukti, salah satu pimpinan pusat HTI adalah
Muhammad al Khattat alumni sivitas akademika IPB Bandung. Dan saat
ini, HTI dipimpin oleh Rokhmat S Labib.
Sebagai bagian dari Hizbut Tahrir, HTI juga sangat menekankan
pentingnya peran negara (dawlah) atau kekhilafahan sebagai sarana
penerapan syari’ah Islam. Syari’ah dalam pandangan Hizbut Tahrir ini
harus ditopang oleh kekuatan negara. Oleh karena itu, kelompok ini
mengusung ide perlunya mendirikan kembali khilafah Islamiyah atau
kekhilafahan Islam. Sementara kekhilafahan dalam Islam sendiri berakhir
sejak tahun 1924 dengan lenyapnya khalifah Usmaniyyah dan diganti oleh
sistem republik oleh Kemmal Atatturk, sejak itu negara modern dengan
batas-batas teritorialnya menjadi model ya digunakan oleh masyarakat
muslim yang mendiami negara. Meskipun mereka berstatus mayoritas
mutlak seperti masyarakat muslim Indonesia. Baik Hizbut tahrir maupun
HTI mengakui tidak ada teks al-Qur’an yang mewajibkan penganutnya
mendirikan kekhilafahan, tetapi kewajiban itu diperoleh dalam perspektif
kontekstual pesan al-Qur’an.27
Dalam lingkup nasional, Juru Bicara HTI tetap dipegang oleh
Ismail Yusanto sedangkan Ketua Umum Nasional dipegang oleh Hafidz
Abdul Rahman,28 Ketua DPP HTI dipegang oleh Muhammad Shiddiq al-
Jawi, ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI dipegang oleh Yahya
Abdurrahman dan salah satu anggotanya Budi Mulyana.29 Sedangkan,
Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) dipegang oleh
Iffah Ainur Rochmah dan Ketua DPP MHTI dipegang oleh Dedeh
Wachidah Achmad. HTI sejak awal memang didesain sebagai organisasi
politik. Tetapi, berbeda dengan organisasi politik yang dikenal selama ini,
HTI tidak mendaftarkan diri secara formal sebagai partai politik yang ikut

27
Hafidz Abdurrahman, Hizbut Tahrir Masuk Parlemen Mengapa Tidak?, Majalah Hidayatullah,
(Surabaya: April 2005), 268
15
dalam pemilihan umum (pemilu). Dengan kata lain, HTI merupakan partai
politik yang bergerak di luar parlemen.28
Prinsip dakwah HTI didasarkan pada pandangan-pandangan
ideologis sebagai berikut: Pertama, HTI mengemban dakwah dalam
rangka memenuhi seruan Allah. Salah satu hal penting yang merupakan
seruan Allah adalah terwujudnya sistem khilafah dan diterapkannya
hukum-hukum Allah di muka bumi. Kedua, HTI dalam dakwahnya selalu
berpedoman pada basis hukum hukum syara’ sebagai asas bagi
keseluruhan tindakan dan aktifitasnya. Oleh sebab itu, HTI bertekad kuat
untuk bersikap terus terang, berani, tegas, serta menentang setiap hal yang
bertentangan dengan Islam. Lebih lanjut HTI tidak mau berkompromi
dengan para penguasa yang tidak menerapkan hukum Islam. Ketiga, HTI
berjuang untuk menerapkan Islam secara sempurna yang meliputi seluruh
hukum syara’.29
Bagi Hizbut Tahrir, pelembagaan syariat Islam dalam kehidupan
Negara bahkan melekat dengan tujuannya yaitu untuk membangun
kembali daulah khilafah Islamiyah di muka bumi, sehingga urusan
pemerintahan dapat dijalankan sesuai dengan apa yang diturunkan
Allah”.30
f. Tokoh-Tokoh Hizb al-Tahrir di Indonesia
- Ust. Ahmad Saifullah atau Abu Fuad

Beliau merupakan Muktamad paling penting di masa Orde


Baru1980-an hingga akhir 1990-an. Beliau juga Generasi pertama HT
setelah Abdurrahman Al-Baghdadi. Selain itu beliau adalah Pengelola
penerbitan buku bernama Pustaka Thariqul Izzah, Penyunting buku
terjemahan HT berjudul Strategi Dakwah Hizbut Tahrir. Dan Profilnya
sangat tersembunyi sehingga tidak didapat banyak informasi.

28
Jamhari dan Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Gerakan di Indonesia (Jakarta: Grafindo Persada,
2004), 180
29
3Umi Sumbulah, Konfigurasi Fundamentalisme Islam, 130
30
Haedar Nashir, Gerakan Islam Syariat (Reproduksi Salafiyah Ideologis diIndonesia) (Jakarta:
PSAP (Pusat Studi Agama dan Peradaban), 2007), 389.
16
- Suwarno alias M. Anwar Iman

Berasal dari Semarang dan pindah ke Bogor. Beliau merupakan


Mudzir Maktab HT di Indonesia. Beliau juga pernah menjabat sebagai
Direktur Agricultural Policy Watch dan Ketua DPP HTI.selain itu beliau
merupakan pemegang data-data internal penting HTI dari jaman Abu Fuad
sampai tahun 2012.

- Muhammad Al-Khaththat, nama asli Gatot Saptono

Belaiu merupakan Pengganti posisi Abu Fuad sebagai Muktamad


dari awal 2000 sampai pertengahan 2004. Beliau menjadi Penanggung
Jawab Lajnah Fa’aliyah Hizbut Tahrir (lembaga yang menangani tokoh-
tokoh nasional) 2004-2008. Pada tahun 2008 beliau dikeluarkan / memilih
keluar dari HT, memilih aktif di FUI (Forum Umat Islam) sebagai
Sekjend.

g. Aktivis HTI di Indonesia


Beberapa aktivis HTI yang seringkali menyalurkan pandangannya baik
melalui media sosial, tulisan ataupun pengisi pengajian diantaranya:
Ismail Yusanto, Yasin Muthohar, Farid Wajdi, Rohmat s labib, Shiddiq al-
Jawi.
C. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas jelaslah bahwa adanya penegakan Syari’ah
memang dibutuhkan. Selain sebagai hamba yang hidup di alam milik Rabb ar-
Rahman, kita pun diperintah untuk selalu menjalankan perintahnya yang telah
diturunkan. Hizb al-Tahrir merupakan salah kelompok yang menawarkan cara
bagaimana perintah-perintah tuhan tersebut selalu terpenuhi dan dijalankan oleh
kita secara menyeluruh. Dengan konsep negara Islam atau Khilafah syari’ah
agama tersebut akan terpenuhi dan terkontrol dalam skala besar yaitu ternaung
dalam sebuah sistem negara. Selain itu kegundahan karena adanya kemerosotan
dalam Islam bisa teratasi dengan membangkitkan khilafah, Islam akan kembali

17
berjaya dan bangkit sebaimana pada Masa Rasulullah SAW sampai tahun
kemundurannya 1924.

Daftar Pustaka

18
Abdurrahman, Hafidz. 2005. Hizbut Tahrir Masuk Parlemen Mengapa Tidak?.
Surabaya: Majalah Hidayatullah.

Al-Amin, Ainur Rofiq. 2017. Khilafah HTI Dalam Timbangan. Jakarta: Pustaka Harakatuna.

Haedar, Nashir. 2007. Gerakan Islam Syariat Reproduksi Salafiyah Ideologis diIndonesia.
Jakarta: PSAP (Pusat Studi Agama dan Peradaban).

Hizb al-Tahrir. 2010. Hizb al-Tahrir. Beirut: Dar al-Ummah.

Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia.

Hizbut Tahrir Indonesia, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia.

Hizbut Tahrir Indonesia. 2009. Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. Jakarta:
Hizbut tahrir.
Jahroni, Jajang dan Jamhari. 2004 Gerakan Salafi Gerakan di Indonesia. Jakarta:
Grafindo Persada.
Khudori, Muhamad Arif. 2018. Konsep Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia Dalam
Perspektif Fiqh Siyasah Dan Relevansinya Dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Skripsi S1 Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.

Muhammadin. 2016. Relevansi Sistem Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dengan
Sistem Negara Islam Modern. Intizar Vol. 22, No. 2.
Rahmat, M. Imaduddin. 2007. Arus Baru Islam Radikal: Jakarta: Erlanga.

Riyadi, Dedy Slamet. 2008. Analisis terhadap Konsep Khilafah Hizbut Tahrir Skripsi
Program S1 Ilmu Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.
Selly, Rosi. 2008. Globalisasi Dan Kebangkitan Khilafah Islamiyah Dalam Perspektif
Pemikiran Hizbut Tahrir. Skripsi Program S1 Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sumbulah, Umi. 2009. Konfigurasi Fundamentalisme Islam. Malang: UIN Malang Press.

19

Anda mungkin juga menyukai