Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 1. PENDAHULUAN
dalam bidang visual effect perfileman, kaca mata pelindung efek sinar ultra violet,
bahan Kristal kalsit dan kuarsa dalam bidang fisika zat padat, dan lain sebagainya.
Mengingat sedemikian banyaknya manfaat aplikatif dari pengembangan sifat
polarisasi cahaya, maka eksperimen ini menjadi penting untuk dilakukan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari eksperimen polarisasi cahaya diatas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan intensitas cahaya refleksi terhadap sudut sinar datang
yang diberikan.
2. Mengetahui nilai reflektansi yang didapatkan pada percobaan medium gelas
dan akrilik.
3. Mengetahui sudut Brewster yang didapatkan pada percobaan medium gelas
dan akrilik.
1.4 Manfaat
Aplikasi dari polarisasi diantaranya yaitu penggunaan kaca mata 3 dimensi
dalam bidang visual effect perfilman. Kaca mata pelindung efek sinar UV,
penerapan tekhnik fotoelastisitas dalam industry kaca dan lain sebagainya. Prinsip
kerja dari percobaan kaca mata pelindung efek sinar UV ini yakni dengan hukum
pemantulan Fresnel, ketika cahaya melalui mediu kaca, maka akan dipantulkan dan
ditransmisikan sehingga cahaya terbatas pada satu arah.
3
𝑛𝑎 sin 𝜃𝑝 = 𝑛𝑏 sin 𝜃𝑏
Didapatkan
𝑛𝑎 sin 𝜃𝑝 = 𝑛𝑏 sin(90 − 𝜃𝑝 ) = 𝑛𝑏 cos 𝜃𝑝
Sehingga
𝑛𝑎 sin 𝜃𝑝 = 𝑛𝑏 𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑝
sin 𝜃𝑝 𝑛𝑏
=
cos 𝜃𝑝 𝑛𝑎
𝑛𝑏
tan 𝜃𝑝 =
𝑛𝑎
Hubungan ini juga disebut dengan hukum Brewster yang digunakan untuk sudut
polarisasi. Walaupun ditentukan secara eksperimen, namun hukum itu juga
diteruskan dari sebuah model gelombang dengan menggunakan persamaan
Maxwell (Pedrath, 1993).
Persamaan Fresnel adalah deduksi matematis oleh Agustin Fresnel terhadap
hasil pengamatan perilaku gelombang cahaya ketika melewati medium yang
mempunyai indeks bias berbeda. Persamaan Fresnel berlaku hanya pada indeks bias
yang bernilai real, yaitu pada medium yang menyerap cahaya. Hal ini juga berlaku
pada medium yang bersifat non magnetic dengan asumsi tidak terjadi interferensi.
Ketika gelombang merambat dari medium dengan indeks bias n1 ke medium yang
lain n2. Fresnel berpendapat bahwa gelombang cahaya mengalami refleksi dan
reflaksi bersamaan (Nurhayati, 2004).
6
Identifikasi Permasalahan
Kajian Pustaka
Variabel Penelitian
Kegiatan Eksperimen
Data
Analisis
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian.
Eksperimen fisika mengenai pemantulan Fresnel dilakukan dengan cara
mengidentifikasi permasalahan terlebih dahulu terkait hukum pemantulan Fresnel.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan kajian pustaka mengenai cara pengukuran
pemantulan fresnel, baik pada pengukuran dengan intensitas cahaya dan pergeseran
sudut. Kemudian alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan dan dirangkai
sesuai dengan desain percobaan yang akan digunakan pada eksperimen pemantulan
Fresnel. Selain itu, dilakukan pula operasional pada variabel-variabel yang akan
digunakan untuk menunjang kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. Melalui
eksperimen ini akan didapatkan data berupa intensitas cahaya dan nilai sudut yang
kemudian dianalisis. Hasil pengolahan data tersebut akan didapatkan kesimpulan
dari hasil praktikum pemantulan Fresnel.
7
b. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti dalam
sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas.
Variabel terikat dalam eksperimen ini adalah adalah intensitas cahaya yang
dihasilkan yang merupakan faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang diupayakan untuk dinetralisasi oleh
sang peneliti dalam penelitiannya tersebut dan variabel inilah yang menyebabkan
hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa tetap konstan.
Variabel kontrol dalam eksperimen ini adalah sudut (𝜃) yang menyebabkan
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tetap konstan.
b. Ralat
1. Indeks Bias
𝐼𝑟 2
(𝐼 ) − 1
𝑛2 = 0 2
𝐼
(𝐼𝑟 ) + 1
0
2 )
𝑁(∑ 𝑛21 − (∑ 𝑛21 )2
∆𝑛2 = √
𝑁(𝑁 − 1)
9
𝑛2 = (𝑛2 𝐼 ∆𝑛2 ) ln 𝑋
2. Sudut Brewster 𝜃𝐵
𝑛2
tan 𝜃𝐵 = ( )
𝑛1
𝑛2
𝜃𝐵 = 𝜃𝐵 −1 ( )
𝑛1
∆𝑛2
∆𝜃𝐵 = 𝜃𝐵
𝑛1
3. Ralat Perhitungan
𝐼𝑟 2 1
𝜎2 ( ) = ∑(𝑦𝑖 − 𝑐 − 𝑚𝑥)2
𝐼0 𝑛−2
𝐼𝑟 2
𝑁𝜎 (𝐼 )
0
𝜎 2𝑚 =
∆
𝐼𝑟 2 ∑ 𝑥𝑖 2 𝑁(∆𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − (∑ 𝑥𝑖 )(∑ 𝑦𝑖 )
𝜎2𝑐 = 𝜎 ( ) ; ∆= 𝑚 = 2
𝐼0 ∆ (𝑁(∑ 𝑥𝑖 ) − (∑ 𝑥𝑖 )2 )
c. Grafik
Persamaan umum untuk grafik hubungan antara intensitas dengan sudut adalah
sebagai berikut:
Ir/Io
𝜃
Gambar 3.2 Grafik hubungan intensitas dengan sudut 𝜃
Start
Rangkai Alat
Polarizer
diletakkan Catat Intensitas
didepan
fotometer 90°
Selesai
4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari eksperimen hukum pemantulan fresnel adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Tabel Pengaruh Besar Sudut Terhadap Intensitas pada Akrilik Tegak
Lurus
𝜃 I I0 ∆I I/I0 ukur 𝜃 rad Ir/I0 D
15 38,00 38 0,10 1,00 0,262 0,042 22,89
20 40,00 38 0,10 1,05 0,349 0,045 22,40
25 43,00 38 0,10 1,13 0,436 0,049 21,92
30 45,00 38 0,10 1,18 0,523 0,055 20,40
35 46,00 38 0,10 1,21 0,611 0,063 18,11
40 50,00 38 0,10 1,32 0,698 0,074 16,76
45 52,00 38 0,10 1,37 0,785 0,089 14,46
50 54,00 38 0,10 1,42 0,872 0,108 12,15
55 58,00 38 0,10 1,53 0,959 0,135 10,33
60 62,00 38 0,10 1,63 1,047 0,171 8,53
Gambar 4.1 Grafik hubungan I/I0 ukur terhadap 𝜃 radian pada akrilik tegak lurus
14
Tabel 4.2 Tabel Pengaruh Besar Sudut Terhadap Intensitas pada Akrilik Sejajar
𝜃 I I0 ∆I I/I0 ukur 𝜃 rad Ir/I0 D
15 18,00 18,00 0,1 1,00 0,262 0,049 19,48
20 16,00 18,00 0,1 0,89 0,349 0,054 15,36
25 15,00 18,00 0,1 0,83 0,436 0,062 12,53
30 12,00 18,00 0,1 0,67 0,523 0,071 8,40
35 10,00 18,00 0,1 0,56 0,611 0,082 5,74
40 8,00 18,00 0,1 0,44 0,698 0,097 3,59
45 6,00 18,00 0,1 0,33 0,785 0,114 1,91
50 6,00 18,00 0,1 0,33 0,872 0,137 1,44
52 5,00 18,00 0,1 0,28 0,907 0,147 0,89
54 5,00 18,00 0,1 0,28 0,942 0,159 0,75
56 6,00 18,00 0,1 0,33 0,977 0,172 0,94
58 8,00 18,00 0,1 0,44 1,012 0,186 1,39
60 10,00 18,00 0,1 0,56 1,047 0,202 1,75
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200
Gambar 4.2 Grafik hubungan I/I0 ukur terhadap 𝜃 radian pada akrilik sejajar
Tabel 4.3 Tabel Pengaruh Besar Sudut Terhadap Intensitas pada Gelas Tegak
Lurus
𝜃 I I0 ∆I I/I0 ukur 𝜃 rad Ir/I0 D
15 2,00 2 0,1 1,00 0,262 1 0,00
20 4,00 2 0,1 2,00 0,349 1 1,00
25 4,00 2 0,1 2,00 0,436 1 1,00
30 8,00 2 0,1 4,00 0,523 1 3,00
15
Tabel 4.4 Tabel Pengaruh Besar Sudut Terhadap Intensitas pada Gelas Sejajar
𝜃 I I0 ∆I I/I0 ukur 𝜃 rad Ir/I0 D
15 74,00 74,00 0,1 1,00 0,262 0,03818 25,19
20 70,00 74,00 0,1 0,95 0,349 0,03519 25,88
25 66,00 74,00 0,1 0,89 0,436 0,03135 27,45
30 60,00 74,00 0,1 0,81 0,523 0,02667 29,40
35 56,00 74,00 0,1 0,76 0,611 0,02126 34,60
40 50,00 74,00 0,1 0,68 0,698 0,01529 43,19
45 42,00 74,00 0,1 0,57 0,785 0,00918 60,84
49 22,00 74,00 0,1 0,30 0,855 0,00468 62,46
50 20,00 74,00 0,1 0,27 0,872 0,00369 72,16
16
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
0.000 0.500 1.000 1.500 2.000
Gambar 4.4 Grafik hubungan I/I0 ukur terhadap 𝜃 radian pada gelas sejajar
4.2 Pembahasan
Eksperimen Hukum Pemantulan Fresnel bertujuan untuk mengukur reflektansi
gelas dan akrilik sebagai fungsi sudut, menentukan nilai sudut Brewster untuk gelas
dan akrilik serta menentukan indeks bias medium. Hasil yang didapatkan dari
eksperimen hukum pemantulan fresnel yaitu intensitas cahaya laser HeNe dengan
pengaruh sudut yang diberikan. Pengaruh hubungan intensitas cahaya yang
direfleksikan terhadap sudut sinar datang yaitu ketika intensitas cahaya sinar HeNe
semakin besar maka sudut sinar datang semakin besar sesuai dengan teori yang ada.
Pengaruh hubungan tersebut hanya berlaku jika bidang tegak lurus dengan analyzer.
Hal ini dikarenakan sinar yang melewati sudut yang kecil, maka intensitas yang
17
terlewatkan akan semakin sedikit. Namun ketika sudut analyzer diputar sebesar 90°,
maka sinar yang dilewatkan maksimum.
Nilai reflektansi yang dilakukan dalam percobaan hukum pemantulan fresnel
pada medium gelas dan akrilik, diketahui bahwa nilai reflektansi berbeda setiap
medium pada gelas dan akrilik. Reflektansi medium gelas dan akrilik mengalami
peningkatan untuk nilai masing-masing tegak lurus akrilik dan gelas dengan
pengaruh dari sudut. Perbandingan antara nilai indeks bias gelas dan akrilik dapat
diketahui dari data yang diperoleh bahwa nilai reflektansi dari akrilik lebih besar
dari pada reflektansi pada gelas. Hal ini tentunya berpengaruh secara terbalik pada
nilai transmisivitas, dimana nilai transmisivitas akrilik lebih kecil dari pada cahaya
yang diteruskan pada gelas. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya perbedaan
pola polarisasi antara perlakuan pada kaca dan akrilik dalam eksperimen ini. Hal
ini dikarenakan akrilik dan gelas memiliki perbedaan komposisi bahan.
Hasil yang didapatkan pada percobaan hukum pemantulan fresnel yaitu sudut
brewster yang didapatkan dari nilai intensitas cahaya sinar HeNe yang lebih kecil
dari hasil yang diperoleh. Sudut Brewster dari percobaan yang didapatkan dari
sejajar gelas maupun akrilik untuk intensitas cahaya sinar HeNe dipengaruhi dari
sudut brewster sehingga diketahui nilai intensitas cahayanya. Sudut yang digunakan
sudut yang terkecil dari sejajar medium gelas maupun akrilik dengan variasi sudut
lebih kecil maupun lebih besar dari sudut aslinya. Pada akrilik terjadinya sudut
brewster pada sudut antar 540 dan 560. Diantara sudut tersebut hasil intensitas yang
didapatkan mengecil atau mendekati nol. Sedangkan pada gelas terjadinya sudut
brewster pada sudut 590, sudut tersebut menghasilkan intensitas 0 yang merupakan
hasil dari sudut brewster.
18
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari eksperimen hukum pemantulan fresnel sebagai berikut:
1. Pengaruh hubungan intensitas cahaya yang direfleksikan terhadap sudut sinar
datang yaitu ketika intensitas cahaya sinar HeNe semakin besar maka sudut
sinar datang semakin besar.
2. Perbandingan antara nilai indeks bias gelas dan akrilik dapat diketahui dari data
yang diperoleh bahwa nilai reflektansi dari akrilik lebih besar dari pada
reflektansi pada gelas.
3. Pada akrilik terjadinya sudut brewster pada sudut antar 540 dan 560, sedangkan
pada gelas terjadinya sudut brewster pada sudut 590.
5.2 Saran
Eksperimen Hukum Pemantulan Fresnel harus dilakukan dengan sangat teliti
pada saat mengamati nilai intensitas cahayanya, sehingga nilai yang didapatkan
sesuai dengan percobaan. Data yang diambil setiap eksperimen harus memiliki data
yang valid agar pengolahan data untuk data hasil dapat sesuai dengan teori. Ketika
praktikum diharapkan praktikan harus memahami betul modul agar praktikum
berjalan secara lancar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati. 2004. Study Persamaan Fresnel pada Cover Glass dan Alika. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Tim penyusun. 2019. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika II. Jember:
Universitas Jember.
20
54 5,00 18,00 0,1 0,28 0,942 0,588 0,654 1,520 1,515 -0,398 0,159 0,75
56 6,00 18,00 0,1 0,33 0,977 0,560 0,687 1,520 1,515 -0,414 0,172 0,94
58 8,00 18,00 0,1 0,44 1,012 0,530 0,719 1,520 1,515 -0,431 0,186 1,39
60 10,00 18,00 0,1 0,56 1,047 0,500 0,750 1,520 1,515 -0,449 0,202 1,75