FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014 HUBUNGAN GUGATAN DENGAN SURAT KUASA
• Jika gugatan dibuat dan ditandatangani oleh
kuasa penggugat, maka gugatan harus disertai surat kuasa yang sah. SEMA RI NO. 6 TAHUN 1994
• Menurut SEMA RI No. 6 Tahun 1994 dalam surat
kuasa khusus harus jelas para pihak dalam sengketa apa dan ruang lingkup penerima kuasanya, jika kuasa mencakup pemeriksaan tingkat banding dan kasasi, maka kuasa tersebut sah tidak perlu kuasa baru KUASA DAN SURAT KUASA
1. Penerima kuasa adalah advokat
2. Non advokat mewakili institusi 3. Non advokat mewakili keluarga 4. Para pihak dapat didampingi seorang atau beberapa orang kuasa 5. Dapat dilakukan dengan surat kuasa khusus 6. Dapat dilakukan dengan lisan di persidangan (dicatat dalam berita acara sidang) 7. Surat kuasa yang dibuat di luar negeri harus memenuhi persyaratan di negara yang bersangkutan dan diketahui oleh perwakilan RI di negara tersebut dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah resmi. Mewakili para pihak di persidangan
Pasal 123 HIR Kuasa Istimewa PASAL 1795 BW
• Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu
mengenai hanya satu kepentingan tertentu atau lebih atau secara umum yaitu meliputi segala kepentingan si pemberi kuasa UNSUR-UNSUR SURAT KUASA KHUSUS 1. judul 2. Identitas pemberi kuasa 3. Pernyataan pemberi kuasa dan penunjukkan domisili hukum 4. Identitas penerima kuasa 5. Penegasan kekhususan surat kuasa Jenis perkara Tingkat pemeriksaan Wilayah pengadilan Permasalahan Pihak lawan 6. Uraian tindakan yang dapat dilakukan/ kewenangan penerima kuasa 7. Kalimat penyempurna 8. Pernyataan pemberian hak substitusi dan hak retensi 9. Tempat dan tanggal pemberian kuasa 10. Tanda tangan pemberi kuasa dan penerima kuasa SURAT KUASA
• Pasal 1792 BW pemberian kuasa adalah suatu
“perjanjian” • Penerima kuasa dilarang melakukan tindakan melampaui kewenangannya. SURAT KUASA KHUSUS PASAL 1813 BW
• Surat kuasa dapat dicabut oleh pemberi kuasa
BERAKHIRNYA PEMBERIAN KUASA
• Sesuai dengan kesepakatan antara pemberi dan
penerima kuasa • Dengan ditariknya kembali kuasa oleh pemberi kuasa • Dengan pemberitahuan penghentian kuasa oleh pemberi kuasa • Dengan meninggalnya, pengampuannya, dan pailitnya penerima maupun pemberi kuasa • Dengan digantikannya penerima kuasa baru BAHAN BACAAN
• Indroharto, Usaha Memahami UU tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993. • Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011. • Rochmat Soemitro, Peradilan Administrasi dalam Hukum Pajak di Indonesia, Eresco, Jakarta, Bandung, 1973. • Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014 Terima Kasih