Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No.

1 Februari 2010 42

Teknologi Wireless RFID


Untuk Perpustakaan Polnes : Suatu Peluang

Rahmad Hidayat
Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Mulawarman
Jl. Barong Tongkok no.5 Kampus Unmul Gn. Kelua Sempaja Samarinda 75119
ABSTRAK
RFID (Radio Frequency Identification) merupakan proses pengidentifikasian suatu objek secara
otomastis dengan frekuensi radio. Ada dua komponen penting dalam sistem RFID yaitu kartu (Tag) dan
pembaca (Reader). Pada aplikasinya di perpustakaan, tiap-tiap buku yang akan diidentifikasi ditempeli
tag yang bisa dibaca oleh reader . Proses pembacaan dilakukan tanpa kontak langsung .
RFID dapat dipergunakan untuk menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu identifikasi dan sekuriti.
Kemudian dengan kemampuan self-service, RFID mampu mempercepat layanan sirkulasi peminjaman
dan pengembalian buku, meningkatkan pengelolaan koleksi dengan memelihara koleksi pada susunan
yang benar (reshelving). Keunggulan RFID lainnya dibanding teknologi barcode adalah adanya tag anti
pencurian (anti-thieft detection) serta dukungan layanan self-return books drops. Dengan demikian tool
ICT ini akan memberikan peluang peningkatan kualitas pelayanan serta peluang penghematan biaya
operasional perpustakaan.

Kata kunci : ICT, RFID, tag, reader, self-service, layanan perpustakaan

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Informasi POLNES


e-mail : rh67@consultant.com

I. PENDAHULUAN yang diharapkan dapat memberi informasi yang


1.1 Latar Belakang lebih akurat, peningkatan layanan perpustakaan
Perkembangan era digitalisasi yang masa depan selain penunjang aspek sekuriti.
pesat akan mengakibatkan efek positif dan Sistem RFID telah dipasang di lebih dari 300
negatif termasuk pada perpustakaan. Pada perpustakaan di AS sehingga jutaan buku telah
umumnya berbagai permasalahan yang dihadapi terlabel sebagai usaha untuk menjadikan
oleh perpustakaan di antaranya adalah belum perpustakaan lebih efisien.
adanya jaminan keamanan buku di
perpustakaan, belum optimalnya layanan 1.2 Perumusan Masalah
perpustakaan dan belum optimalnya sistem Perkembangan teknologi Radio
kerja SDM perpustakaan. Frequency Identification (RFID) dewasa ini
Berdasarkan permasalahan yang sangat pesat. Teknologi identifikasi ini banyak
dihadapi oleh perpustakaan di atas, maka proses digunakan di perbagai perpustakaan untuk
peningkatan self-service perlu dilakukan dengan membantu dalam pengidentifikasian suatu
didukung oleh data yang lebih akurat terkait objek. RFID memiliki kelebihan dari pada
pengambilan kebijakan dalam pengembangan teknologi pengidentifikasi sebelumnya, seperti
perpustakaan ke depan. Berdasarkan hal barcode. Diantaranya mampu membaca suatu
tersebut dibutuhkan suatu perangkat yang dapat objek data dengan ukuran tertentu tanpa melalui
membaca data kunjungan perpustakaan, kontak langsung (contacless) dan tidak harus
pengembalian buku, peminjaman buku dengan sejajar dengan objek yang dibaca, selain dapat
memanfatakan berbagai sumber data yang ada menyimpan informasi pada bagian tag RFID
dan mengoptimalkan data sehingga sumber data sesuai dengan kapasitas penyimpanannya.
yang ada dapat lebih bermanfaat dan efisien. Teknologi RFID banyak dimanfaatkan untuk
Untuk itu diperlukan perhatian akan adanya membantu permasalahan yang terkait dengan
bantuan pemanfaatan ICT (Information and suatu objek seperti identifikasi barang ataupun
Communication Technology) tertentu, salah buku pada perpustakan, identifikasi
satu di antaranya berupa dukungan teknologi keanggotaan perpustakaan atau tracking untuk
RFID (Radio Frequensi Identification). perekaman suatu objek. Perpustakaan sebagai
Teknologi ini mendukung pengidentifikasian tempat penyimpanan sebuah dokumen informasi
reshelving buku perpustakaan, peminjaman memerlukan teknologi yang mampu
buku, pengembalian buku dengan self-service mengidentifikasi objek secara simultan tanpa

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman


Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 43

diperlukan kontak langsung. Berbagai fitur dan Identifier yang unik dalam RFID dapat
kemampuan di atas merupakan suatu peluang berperan sebagai pointer terhadap entri
bagi setiap perpustakaan untuk mengkaji lebih basis data yang menyimpan banyak histori
lanjut kelayakan implementasinya ke depan, transaksi untuk item-item individu.
tidak terkecuali Perpustakaan Politeknik Negeri b) Otomasi: Barcode di-scan secara optik,
Samarinda. memerlukan kontak line-of-sight dengan
reader, dan tentu saja peletakan fisik yang
1.3 Tinjauan Pustaka tepat dari obyek yang di-scan, kecuali pada
1.3.1 Teknologi RFID (Radio Frequency lingkungan yang benar-benar terkontrol.
Identification) Scanning terhadap barcode memerlukan
RFID merupakan sebuah teknologi campur tangan manusia.Sebaliknya, tag-tag
compact wireless yang diunggulkan untuk dapat dibaca tanpa kontak line-of-sight dan
mentransformasi dunia komersial. RFID adalah tanpa penempatan yang presisi. Reader
sebuah teknologi yang memanfaatkan frekuensi RFID dapat melakukan scan terhadap
radio untuk identifikasi otomatis terhadap ratusan tag per detik.
objek-objek atau manusia. Kenyataan bahwa Sebagai suksesor dari barcode, RFID
manusia amat terampil dalam mengidentifikasi dapat melakukan kontrol otomatis untuk banyak
objek-objek dengan kondisi lingkungan yang hal. Sistem RFID menawarkan peningkatan
berbeda menjadi motivasi dari teknologi ini. efisiensi dalam pengendalian inventaris
Sebagai contoh, seseorang yang mengantuk (inventory control), logistik dan manajemen
dapat dengan mudah mengambil secangkir kopi rantai suplai (supply chain management).
di atas meja sarapan yang berantakan di pagi
hari. Sementara itu, komputer sangatlah lemah 1.3.1.1 Komponen Utama Sistem RFID
dalam melakukan tugas-tugas demikian. RFID Secara garis besar sebuah sistem RFID
dapat dipandang sebagai suatu cara untuk terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag,
pelabelan objek-objek secara eksplisit untuk reader, dan basis data (gambar 1.1). Secara
memfasilitasi “persepsi” mereka dengan ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam
menggunakan peralatan-peralatan komputer. sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah
RFID adalah teknologi penangkapan data yang reader frekuensi radio melakukan scanning
dapat digunakan secara elektronik untuk terhadap data yang tersimpan dalam tag,
mengidentifikasi, melacak dan menyimpan kemudian mengirimkan informasi tersebut ke
informasi dalam tag RFID. sebuah basis data yang menyimpan data yang
Perhatian terhadap RFID dalam terkandung dalam tag tersebut.
lingkungan media massa maupun akademis
yang populer telah meningkat dalam beberapa
tahun terakhir. Salah satu buktinya adalah usaha
dari organisasi-organisasi besar seperti Wal-
Mart, Procter and Gamble, serta Departemen
Pertahanan Amerika Serikat untuk
menggunakan RFID sebagai suatu alat yang
mampu mengontrol secara otomatis rantai suplai
mereka. Harga tag yang menurun dan
standardisasi yang dinamis telah menyebabkan Gambar 1.1 Komponen Utama Sistem RFID
kita berada pada ambang ledakan penggunaan
RFID. Sistem RFID merupakan suatu tipe
Para pengamat RFID menganggap RFID sistem identifikasi otomatis yang bertujuan
sebagai suksesor dari barcode optik yang untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh
banyak dicetak pada barang dagangan dengan peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca
dua keunggulan pembeda : oleh suatu reader RFID dan diproses menurut
a) Identifikasi yang unik: Sebuah barcode kebutuhan dari aplikasi tertentu. Data yang
mengindikasikan tipe objek tempat ia ditrasmisikan oleh tag dapat menyediakan
dicetak, misalnya “Ini adalah sebatang informasi identifikasi atau lokasi, atau hal-hal
coklat merek ABC dengan kadar 70% dan khusus tentang produk-produk ber-tag, seperti
berat 100 gram”. Sebuah tag RFID harga, warna, tanggal pembelian, dan lain-lain.
selangkah lebih maju dengan mengemisikan Penggunaan RFID dalam aplikasi-aplikasi
sebuah nomor seri unik di antara jutaan pelacakan dan akses pertama kali muncul pada
objek yang identik, sehingga ia dapat tahun 1980-an. RFID segera mendapat perhatian
mengindikasikan “Ini adalah sebatang karena kemampuannya untuk melacak objek
coklat merek ABC dengan kadar 70% dan bergerak. Seiring semakin canggihnya
berat 100 gram, nomor seri 897348738”. teknologi, semakin meluas pula penggunaan tag
RFID.

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman


Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 44

Sebuah tag RFID atau transponder, dimungkinkan untuk ditambahkan pada tag,
terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan tergantung kepada kapasitas penyimpanannya .
sebuah antena (gambar 2.2). Chip mikro itu Dalam keadaan yang sempurna, sebuah
sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir, tag dapat dibaca dari jarak sekitar 10 hingga 20
seukuran 0,4 mm . Chip tersebut menyimpan kaki. Tag pasif dapat beroperasi pada frekuensi
nomor seri yang unik atau informasi lainnya rendah (low frequency, LF), frekuensi tinggi
tergantung kepada tipe memorinya. Tipe (high frequency, HF), frekuensi ultra tinggi
memori itu sendiri dapat read-only, read-write, (ultrahigh frequency, UHF), atau gelombang
atau write-once read-many. Antena yang mikro (microwave). Contoh aplikasi tag pasif
terpasang pada chip mikro mengirimkan adalah pada sistem angkutan massal (Mass
informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang Rapid Transit - MRT), autentikasi masuk
pembacaan diindikasikan dengan besarnya gedung dan barang-barang konsumsi .
antena. Antena yang lebih besar Harga tag pasif lebih murah
mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih dibandingkan harga tag versi lainnya.
jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam Perkembangan tag murah ini telah menciptakan
dalam objek yang akan diidentifikasi. Tag dapat revolusi dalam pengadopsian RFID dan
di-scan dengan reader bergerak maupun memungkinkan penggunaannya dalam skala
stasioner menggunakan gelombang radio. yang luas baik oleh organisasi-organisasi
pemerintah maupun industri.
Tag semipasif adalah versi tag yang
memiliki catu daya sendiri (baterai) tetapi tidak
dapat menginisiasi komunikasi dengan reader.
Dalam hal ini baterai digunakan oleh tag
sebagai catu daya untuk melakukan fungsi lain
seperti pemantauan keadaan lingkungan dan
mencatu bagian elektronik internal tag serta
untuk memfasilitasi penyimpanan informasi.
Tag versi ini tidak secara aktif memancarkan
sinyal ke reader. Sebagian tag semipasif tetap
dalam keadaan siap (stand by) hingga menerima
sinyal dari reader. Tag semipasif dapat
dihubungkan dengan sensor untuk menyimpan
informasi pada peralatan keamanan kontainer.
Tag aktif adalah tag yang selain
memiliki antena dan chip juga memiliki catu
daya dan pemancar serta mengirimkan sinyal
kontinyu. Tag ini biasanya memiliki
kemampuan baca-tulis, dalam hal ini data tag
Gambar 1.2. Tag RFID dapat ditulis-ulang atau dimodifikasi. Tag aktif
dapat menginisiasi komunikasi dan dapat
Tag RFID sangat bervariasi dalam hal berkomunikasi pada jarak yang lebih jauh,
bentuk dan ukuran. Sebagian tag mudah hingga 750 kaki, bergantung pada daya
ditandai, misalnya tag anti-pencurian yang baterainya. Harga tag ini merupakan yang
terbuat dari plastik keras yang dipasang pada paling mahal dibandingkan versi lainnya.
barang-barang di toko. Tag untuk tracking
hewan yang ditanam di bawah kulit berukuran Tabel 1.1. Karakteristik Umum Tag RFID
tidak lebih besar dari bagian lancip dari ujung Tag Semi-
Tag Pasif Tag Aktif
pensil. Bahkan ada tag yang lebih kecil lagi pasif
yang telah dikembangkan untuk ditanam di eksternal baterai baterai
dalam serat kertas uang . Catu
(dari internal internal
Tag versi paling sederhana adalah tag Daya
reader)
pasif, yaitu tag yang tidak memiliki catu daya dapat dapat mencapai
sendiri serta tidak dapat menginisiasi Rentang
mencapai mencapai 750 kaki
komunikasi dengan reader. Sebagai gantinya, Baca
20 kaki 100 kaki
tag merespon emisi frekuensi radio dan Tipe umumnya read-write read-write
menurunkan dayanya dari gelombang- Memori read-only
gelombang energi yang dipancarkan oleh
$0,2 hingga $2 hingga $20 atau
reader. Sebuah tag pasif minimum mengandung
Harga beberapa $10 lebih
sebuah indentifier unik dari sebuah item yang
dolar
dipasangi tag tersebut. Data tambahan
Usia Bisa 2 sampai 7 5 sampai

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman


Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 45

Tag mencapai tahun 10 tahun kemampuan pemrosesannya, serta frekuensi


20 tahun yang dapat dibacanya .
Basis data merupakan sebuah sistem
Seperti telah disinggung sebelumnya informasi logistik pada posisi back-end yang
bahwa tag memiliki tipe memori yang bekerja melacak dan menyimpan informasi
bervariasi yang meliputi read-only, read/write, tentang item ber-tag (gambar 1.4). Informasi
dan write-once read-many. Tag read-only yang tersimpan dalam basis data dapat terdiri
memiliki kapasitas memori minimal (biasanya dari identifier item, deskripsi, pembuat,
kurang dari 64 bit) dan mengandung data yang pergerakan, dan lokasinya. Tipe informasi yang
terprogram permanen sehingga tidak dapat disimpan dalam basis data dapat bervariasi
diubah. Informasi yang terkandung di dalam tag bergantung kepada aplikasinya. Sebagai contoh,
seperti ini terutama adalah informasi identifikasi data yang disimpan pada sistem pembayaran tol
item. Tag dengan tipe memori seperti ini telah akan berbeda dengan yang disimpan pada rantai
banyak digunakan di perpustakaan dan toko suplai. Basis data juga dapat dihubungkan
persewaan video. Tag pasif biasanya memiliki dengan jaringan lainnya seperti local area
tipe memori seperti ini . network (LAN) yang dapat menghubungkan
Pada tag dengan tipe memori read/write, basis data ke Internet. Konektivitas seperti ini
data dapat dimutakhirkan jika diperlukan. memungkinkan sharing data tidak hanya pada
Sebagai konsekuensinya kapasitas memorinya lingkup basis data lokal .
lebih besar dan harganya lebih mahal
dibandingkan tag read-only. Tag seperi ini
biasanya digunakan ketika data yang tersimpan
di dalamnya perlu pemutakhiran seiring dengan
daur hidup produk, misalnya di pabrik .
Tag dengan tipe memori write-once
read-many memungkinkan informasi disimpan
sekali, tetapi tidak membolehkan perubahan
berikutnya terhadap data. Tag tipe ini memiliki
fitur keamanan read-only dengan menambahkan
fungsionalitas tambahan dari tag read/write . Gambar 1.4. Basis Data pada Sistem RFID
Untuk berfungsinya sistem RFID
diperlukan sebuah reader atau alat scanning-
device yang dapat membaca tag dengan benar 1.3.1.2 Frekuensi Radio sebagai
dan mengkomunikasikan hasilnya ke suatu basis Karakteristik Operasi Sistem RFID
data . Pemilihan frekuensi radio merupakan
kunci kerakteristik operasi sistem RFID.
Frekuensi sebagian besar ditentukan oleh
kecepatan komunikasi dan jarak baca terhadap
tag. Secara umum, tingginya frekuensi
mengindikasikan jauhnya jarak baca. Pemilihan
tipe frekuensi juga dapat ditentukan oleh tipe
aplikasinya. Aplikasi tertentu lebih cocok untuk
salah satu tipe frekuensi dibandingkan dengan
tipe lainnya karena gelombang radio memiliki
Gambar 1.3. Reader RFID perilaku yang berbeda-beda menurut
frekuensinya. Sebagai contoh, gelombang LF
Sebuah reader menggunakan antenanya memiliki kemampuan penetrasi terhadap
sendiri untuk berkomunikasi dengan tag. Ketika dinding tembok yang lebih baik dibandingkan
reader memancarkan gelombang radio, seluruh dengan gelombang dengan frekuensi yang lebih
tag yang dirancang pada frekuensi tersebut serta tinggi, tetapi frekuensi yang lebih tinggi
berada pada rentang bacanya akan memberikan memiliki laju data (data rate) yang lebih cepat.
respon. Sebuah reader juga dapat Di Amerika Serikat, Federal
berkomunikasi dengan tag tanpa line-of-sight Communications Commission (FCC) mengatur
langsung, tergantung kepada frekuensi radio dan alokasi band frekuensi untuk penggunaan
tipe tag (aktif, pasif, atau semipasif) yang komersial, sementara National
digunakan. Reader dapat memproses banyak Telecommunications and Information
item sekaligus. Menurut bentuknya, reader Administration (NTIA) mengatur spektrum
dapat berupa reader bergerak seperti peralatan pada negara bagian. Sistem RFID menggunakan
genggam, atau stasioner seperti peralatan point- rentang frekuensi yang tak berlisensi dan
of-sale di supermarket. Reader dibedakan diklasifikasikan sebagai peralatan industrial
berdasarkan kapasitas penyimpanannya,

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman


Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 46

scientific-medical atau peralatan berjarak serta dapat diidentifikasinya kerusakan


pendek (short-range device) yang diizinkan oleh selama pengapalan.
FCC. Peralatan yang beroperasi pada bandwidth d) Tag yang beroperasi pada frekuensi
ini tidak menyebabkan interferensi yang gelombang mikro, biasanya 2,45 dan 5,8
membahayakan dan harus menerima interferensi gigahertz (GHz), mengalami lebih banyak
yang diterima. FCC juga mengatur batas daya pantulan gelombang radio dari objek-objek
spesifik yang berasosiasi dengan masing-masing di dekatnya yang dapat mengganggu
frekuensi. Kombinasi dari level-level frekuensi kemampuan reader untuk berkomunikasi
dan daya yang dibolehkan menentukan rentang dengan tag. Tag RFID gelombang mikro
fungsional dari suatu aplikasi tertentu seperti biasanya digunakan untuk manajemen
keluaran daya dari reader. rantai suplai.
Berikut ini adalah empat frekuensi
utama yang digunakan oleh sistem RFID: LF,
HF, UHF, dan gelombang mikro. Tabel 1.2. Frekuensi RFID yang Umum
a) Band LF berkisar antara 125 kilohertz Beroperasi pada Tag
(KHz) hingga 134 KHz. Band ini paling
sesuai untuk penggunaan jarak pendek Rentang
Gelom- Contoh
(short-range) seperti sistem antipencurian, Frekuensidan Laju
bang Penggunaan
identifikasi hewan, dan sistem kunci mobil. Baca
b) Band HF beroperasi pada 13,56 megahertz LF 125 KHz ~1,5 kaki; Access control,
(MHz). Frekuensi ini memungkinkan kecepatan animal tracking,
akurasi yang lebih baik dalam jarak 3 kaki baca point-of-sale
dan karena itu dapat mereduksi risiko rendah applications
kesalahan pembacaan tag. Sebagai HF 13,56 KHz ~3 kaki; Access control,
konsekuensinya, band ini lebih cocok untuk kecepatan smart cards,
pembacaan pada tingkat item (item-level baca item-level
reading). Tag pasif dengan frekuensi 13,56 sedang tracking
MHz dapat dibaca dengan laju 10 sampai UHF 860–930 sampai 15 Pallet tracking,
100 tag perdetik pada jarak 3 kaki atau MHz kaki; supply chain
kurang. Tag RFID HF digunakan untuk kecepatan management
pelacakan barang-barang di perpustakaan, baca tinggi
toko buku, kontrol akses gedung, pelacakan Gelomba 2,45/5,8 ~3 kaki; Supply chain
bagasi pesawat terbang, dan pelacakan item ng mikro GHz kecepatan management
pakaian. baca tinggi
c) Tag dengan band UHF beroperasi di sekitar
900 MHz dan dapat dibaca dari jarak yang
lebih jauh dari tag HF, berkisar dari 3
hingga 15 kaki. Tag ini lebih sensitif 1.3.2 Kategori sistem RFID
terhadap faktor-faktor lingkungan daripada Secara kasar, sistem-sistem RFID dapat
tag-tag yang beroperasi pada frekuensi dikelompokkan menjadi 4 kategori berikut :
lainnya. Band 900 MHz muncul sebagai  Sistem EAS (Electronic Article
band yang lebih disukai untuk aplikasi Surveillance): Umumnya digunakan pada
rantai suplai disebabkan laju dan rentang toko-toko untuk menyensor ada tidaknya
bacanya. Tag UHF pasif dapat dibaca suatu item. Produk-produk diberi tag dan
dengan laju sekitar 100 hingga 1.000 tag reader berantena besar ditempatkan di
perdetik. Tag ini umumnya digunakan pada masing-masing pintu keluar toko untuk
pelacakan kontainer, truk, trailer, terminal mendeteksi pengambilan item secara tidak
peti kemas, serta telah diadopsi oleh peritel sah.
besar dan Departemen Pertahanan Amerika  Sistem Portable Data Capture: dicirikan
Serikat. Sebagai tambahan, di Amerika oleh penggunaan reader RFID yang
Serikat, band MHz digunakan untuk portabel yang memungkinkan sistem ini
mengidentifikasi isi kontainer dalam area digunakan dalam seting yang bervariasi.
komersial dan industri untuk meningkatkan  Sistem Networked: dicirikan oleh posisi
ketepatan waktu dan akurasi transmisi data. reader yang tetap yang terhubung secara
Menurut FCC, penggunaan semacam itu langsung ke suatu sistem manajemen
menguntungkan perusahaan pengapalan informasi terpusat, sementara transponder
komersial dan memberikan manfaat berada pada orang atau item-item yang
keamanan yang signifikan dengan dapat dipindahkan.
dimungkinkannya seluruh isi kontnainer
teridentifikasi dengan mudah dan cepat

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman


Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 47

 Sistem Positioning: Digunakan untuk diperolehnya hampir 100% kecepatan


identifikasi lokasi item-item atau deteksi dengan menggunakan tag RFID.
kendaraan.  Terdapat lebih sedikit alarm kesalahan
Terdapat banyak aplikasi yang dapat dibanding teknologi sebelumnya
dituju oleh produk RFID, diantaranya untuk  Sistem RFID melakukan pengkodean
warehouse, supply chain, perpustakaan, terhadap status sirkulasi pada tag . Hal ini
transportasi dan lain-lain. dilakukan dengan merancang satu bit
sebagai bit "theft" (EAS) dimana bit ini OFF
1.4 Tujuan Penelitian saat kondisi charge dan ON saat discharge.
Sebagai wujud dari penelitian, tulisan Jika suatu barang atau buku yang belum
ini diajukan untuk memberikan gambaran cukup di-charge diambil menjauhi sensor,
adanya peluang bagi pemanfaatan RFID sebagai suatu alarm akan diaktifkan. Pilihan lain
teknologi wireless dan sebagai bagian dari adalah pemakaian kedua bit "theft" (EAS)
pemanfaatan ICT pada perpustakaan . Aplikasi ini dan adanya interface online bagi sistem
RFID ini dapat memberikan banyak manfaat otomatis perpustakaan. Bit pertama untuk
efisiensi pada setiap perpustakaan termasuk sinyal alarm dan kedua untuk identifikasi
UPT Perpustakaan Politeknik Negeri barang yang diambil.
Samarinda.
Usia tag yang panjang, karena chip RFID ini
II. METODE PENELITIAN tidak pernah tersentuh maka usia tag lebih
Penelitian dilakukan dengan metode panjang dibanding barcode.
berikut :
 Metode deskriptif analitis yaitu dengan 3.2 Pemanfaatan RFID di Perpustakaan
menganalisa dan mengidentifikasi masalah Jika di masa lalu barcode telah menjadi
yang secara umum muncul dalam suatu cara utama untuk pelacakan buku, makalah, dan
perpustakaan dan kebutuhan akan teknologi sebagainya, kini sistem RFID menjadi
RFID bagi perpustakaan. teknologi pilihan untuk tracking majalah, buku,
 Studi Kepustakaan yaitu dengan pengumpulan tugas akhir, jurnal, makalah perpustakaan,
informasi baik melalui studi artikel media bahkan kendaraan dan pustakawanya. Salah satu
internet maupun buku-buku referensi yang alasannya adalah kemampuan baca tulis dari
dapat dijadikan sumber dan panduan dalam sistem RFID aktif memungkinkan penggunaan
penyusunan penulisan ini. aplikasi interaktif. Selain itu, tag juga dapat
Sedangkan pelaksanaan penelitian baca dari jarak jauh dan mampu melalui bahan
dilangsungkan di Jurusan Teknologi Informasi seperti asap atau cat di mana barcode telah
Politeknik Negeri Samarinda. terbukti tidak dapat digunakan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakter Teknologi RFID dalam


Penerapannya di Perpustakaan
Beberapa karakter utama yang
memberikan dukungan bagi manfaat teknologi
RFID bagi perpustakaan adalah :

Pola Sederhana ‘self-charging/discharging’


 Dengan penanganan sendiri (self-charging),
di antaranya petugas dapat dengan leluasa
menempatkan barang-barang dalam
tempatnya dan dapat mengambilnya pada
waktu bersamaan.
Gambar 3.1. Implementasi RFID untuk
 Cara pengembalian otomatis (self-
Perpustakaan
discharging) dapat menggantikan kerja
petugas. Petugas ke depan dapat digantikan
Penggunaan teknologi RFID di
jika reader dipasang di posisi books-drops.
perpustakaan , berlaku baik di perpustakaan
Perguruan Tinggi, Perpustakaan Daerah,
Kehandalan tinggi Perpustakaan Sekolah dan lainnya. Penggunaan
 Reader memiliki kehandalan tinggi. Sistem RFID oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi akan
perpustakaan dengan RFID memungkinkan sangat mendukung hal berikut :

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman


Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 48

a. Sistem Inventori Berkecepatan Tinggi adalah para pengguna perpustakaan. Mereka


Keunggulan khas dari sistem RFID ini punya kepentingan agar semua proses baik
adalah kemampuan scan terhadap buku-buku proses pencarian, pendaftaran keanggotaan, dan
secara otomatis tanpa memindahkan buku-buku sirkulasi dapat dilakukan dengan mudah dan
tersebut. Bagian reader berupa ‘hand-held cepat. Stakeholder berikutnya adalah dari pihak
inventory reader’ dapat dipindahkan menjauhi manajemen perpustakaan. Mereka memiliki
rak buku untuk membaca semua informasi unik kepentingan untuk memberikan pelayanan yang
tertentu. Dengan pemakaian teknologi wireless , terbaik kepada para pengguna perpustakaan.
hal ini memungkinkan tidak hanya dalam Di samping itu, manajemen perpustakaan juga
mengupdate inventori, tetapi juga mengenali bertanggung jawab terhadap kondisi fisik dan
item mana yang di luar pesanan. keamanan semua koleksi yang dimiliki oleh
Perpustakaan bisa menerapkan tracing instansi.
kartu anggota perpustakaan. Dengan sistem ini
seluruh pengguna, pengunjung dan karyawan a. Self – Return Books Drops
yang memasuki perpustakaan diberi kartu Koleksi yang dikembalikan langsung
anggota yang ditanami chip RFID. Kartu dibaca diidentifikasi setelah melalui bagian book drop,
oleh sensor yang dipasang di langit-langit yang dan fungsi sekuriti anti pencurian (anti-theft)
mencatat secara tepat waktu masuk dan aktif kembali. Pada saat bersamaan database
keluarnya pengunjung perpustakaan. Informasi perpustakaan diperbaharui. Pengembalian
ini tersimpan di dalam database komputer. mandiri (self return book drop) dapat
Teknologi ini juga memungkinkan untuk menyediakan servis pengembalian 24 jam.
dengan mudah segera melacak buku yang Sebagai tambahan, book drop dapat dilengkapi
pernah dipinjam anggota yang pernah dilayani dengan automatic sorting system, menjadikan
pustakawan. pengelolaan koleksi lebih efisien.
Setiap koleksi buku pada perpustakaan
dipasangi RFID Tag. Pada RFID Tag tersebut
b. Proses Sirkulasi yang Cepat
diisikan data terkait dengan nomor inventaris,
Penggunaan RFID akan mempercepat
jenis buku dan status pinjam buku. Dengan
suatu proses sirkulasi peminjaman dan
adanya status pinjam pada RFID Tag, dapat
pengembalian. Efisiensi waktu terjadi karena
dikatakan bahwa setiap koleksi buku dapat
informasi dapat dibaca dari tag RFID dengan
diamankan dengan cara menempatkan sejumlah
lebih cepat daripada barcode dan dapat
reader RFID pada pintu keluar/masuk. Reader
membaca tumpukan buku-buku pada waktu
tersebut dapat dihubungkan dengan sistem
yang sama. Efisiensi lainnya diwujudkan
alarm yang memberikan notifikasi apabila ada
dengan sirkulasi sederhana dimana tag RFID
koleksi yang belum dipinjam namun sudah
menggantikan sistem deteksi EM atau RF dan
dibawa keluar. Hal ini memberikan proteksi
barcode pada sistem otomasi perpustakaan.
terhadap koleksi yang ada pada perpustakaan.
Wujud lain berupa sistem RFID untuk
Di sisi lain, pada saat proses sirkulasi, pihak
keamanan dan pelacakan buku-buku
pengguna juga dapat melakukan peminjaman
perpustakaan atau sistem ‘hybrid’ yang
secara mandiri, dengan proses yang dibuat
menggunakan EM untuk aspek sekuriti dan
otomatis yang memudahkan pengguna.
RFID untuk tujuan pelacakan secara bersamaan
dengan menggunakan satu perangkat yang
b. Modul Anti Pencurian (Anti-Theft
sama.
Detection)
RFID EAS (Electronic Article
c. Penanganan Buku-buku Secara Otomatis
Surveillance) Anti-Theft Gate adalah satu
Penerapan lain dari teknologi RFID
modul anti-pencurian dengan menggunakan
adalah penanganan buku-buku secara otomatis.
RFID yang menyatu di dalam item barang
Hal ini meliputi sistem sortir dan alat angkut
perpustakaan. Setiap jalan setapak
yang dapat memindahkan buku-buku dan
dimungkinkan untuk men-track (menjejaki)
menyortirnya berdasarkan kategori menuju
item barang sejauh 1 meter atau lebih dan akan
penyimpanannya atau ke dalam gerobak. Hal ini
menggerakkan sistem alarm ketika satu item
akan mengurangi waktu kerja petugas secara
barang un-borrowed melintasi detektor RFID.
signifikan.

3.3 Fitur Khusus RFID pada


Perpustakaan
Untuk dapat mengetahui kebutuhan
perpustakan secara tepat, perlu diketahui siapa
saja pihak yang terkait (stakeholder) terhadap
sistem perpustakaan. Stakeholder yang pertama

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman


Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 49

 Di balik semua kemudahan yang


ditawarkan dari implementasi RFID, saat
implementasi ada sejumlah hal yang perlu
diperhatikan agar penggunaannya dapat
berjalan secara efektif. Sistem yang baik
adalah sistem yang didukung oleh teknologi
yang tepat dan digunakan secara tepat.
Pihak pengguna perlu diberi pemahaman
yang cukup agar proses otomasi di
perpustakaan dengan teknologi RFID dapat
dilakukan dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3.2. Modul Anti Pencurian 1. Maryono, 2005, Dasar-Dasar RFID,
Teknologi Yang Berpengaruh di
IV. KESIMPULAN & SARAN Perpustakaan , Media Informasi , Volume
 Kemampuan self-service merupakan XIV No.20 halaman 18-29.
kemampuan utama teknologi RFID dalam 2. Hiasdinata (0900792650), RFID Untuk
proses deteksi dan identifikasi objek dengan Sistem Informasi Perpustakaan University
tidak memperhatikan syarat transmisi line- Malaysia Perlis (UniMAP), Jurnal
of sight. Univ.Bina Nusantara.
 Dukungan kemampuan sistem RFID 3. Randy PIlago Octoferando (7406 030 085),
tersebut pada sistem inventori, reshelving, 2009, Aplikasi Sistem Pengaman Mobil
identifikasi dan proses sirkulasi buku-buku dengan RFID dan Face Recognition, PA
berkecepatan tinggi dengan adanya ‘self Jurusan TI PENS- ITS.
check-out / check-in’ pada perpustakaan 4. http://id.wikipedia.org
merupakan suatu kajian dan peluang bagi 5. http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/
peningkatan kualitas layanan setiap UPT maryono1.pdf
Perpustakaan termasuk Perpustakaan 6. http:// www.cert.or.id/~budi/courses/
POLNES. Peluang tersebut lebih dipertegas security/2006-2007/Report-Dedi-
lagi dengan adanya fitur menarik aplikasi Supriatna.pdf
RFID pada perpustakaan yaitu kemampuan 7. http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/
Self-Return Books Drops dan modul anti makalah/ict/ref/RFID.pdf
pencurian.

Program Studi Ilmu Komputer Universitas Mulawarman

Anda mungkin juga menyukai