Anda di halaman 1dari 6

Jurnal AGRIFOR Volume XVII Nomor 2, Oktober 2018 ISSN P : 1412-6885

ISSN O : 2503-4960

ANALISIS METABOLIT SEKUNDER LIMA JENIS TUMBUHAN


BERKAYU DARI GENUS LITSEA

Indah Wulandari1, Harlinda Kuspradini2, dan Irawan Wijaya Kusuma3


1
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda Jl Ki Hajar Dewantara.
Kampus Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75119
E-Mail: Indahwdr70@gmail.com

ABSTRAK

Analisis Metabolit Sekunder Lima Jenis Tumbuhan Berkayu dari Genus Litsea.Litseayang merupakan
genus penting dari keluarga Lauraceae, sering ditemukan di daerah seperti tropis dan subtropis Asia,
Australia, dan dari Amerika Utara ke subtropis Amerika Selatan.Studi literatur yang berkaitan dengan
aktivitas biologinya menunjukkan bahwa senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam
tanaman Lauraceae menunjukkan adanya aktifitas insektisida dan sitotoksik. Senyawa bioaktif yang
mempunyai aktifitas insektisida antara lain dari golongan alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Insektisida
botani golongan terpenoid yang telah ditemukan adalah piretrin, camphene dan azardirakhtin.Penelitian ini
dilakukan untuk Menganalisis karakteristik senyawa metabolit sekunder ekstraklimatumbuhan dari genus
litseayaitu Litsea garcia, Litsea elliptica, Litsea angulata, Litsea ferruginea, dan Litsea rubiginosapada
bagian batang, kulit dan daun. Analisis senyawa fitokimia menggunakan metode kualitatif.Berdasarkan hasil
pengujian ini dapat diketahui bahwa kelima jenis tumbuhan positif mengandung senyawa metabolit sekunder
diantaranya alkaloid, flavonoid, tannin, terpenoid, karbohidrat dan kumarin.
Kata kunci : Litsea, Metabolit sekunder, Tumbuhan berkayu.

ABSTRACT

Secondary Metabolite Analysis from 5 Species Woody Plants of the Litsea Genus. Litsea is a important
genus from Lauraceae family, found in the tropic and subtropic Asia, Australia and from North to South
America. Related literature review with biology activity show that secondary metabolite compounds in the
Lauraceae plants contained insecticide and cytotoxic activities. Insecticide activities show bioactive
compounds such as alkaloid, terpenoid and flavonoid. Botanical insecticides by terpenoid groups that found
is piretrin, camphene and azardirakhtin. This research do to analyze secondary metabolite compunds by five
species Litsea extract from bole, bark and leaf. Analysis of phytochemical compunds using qualitative
method. Based on test result can be known that five species positively contains alkaloids, flavonoids, tannins,
carbohydrate and coumarins.
Key words : Litsea, Secondary Metabolites, Woody Plant.

1. PENDAHULUAN Senyawa Metabolit sekunder


adalah senyawa yang disintesis oleh
Lauraceae merupakan salah satu
tumbuhan, microba atau hewan melewati
famili besar yang terdapat pada daerah
proses biosintesis yang digunakan untuk
tropis dan subtropics. Di samping
menunjang kehidupan namun tidak vital
mengandung minyak atsiri, Lauraceae
(jika tidak ada tidak akan mati)
telah diketahui pula mengandung
sebagaimana gula, asam amino dan asam
beberapa golongan senyawa metabolit
lemak. Metabolit ini memiliki aktivitas
sekunder yang lain seperti : alkaloid,
farmakologi dan biologi.Di bidang
fenilpropanoid, flavonoid, turunan 2-
farmasi secara khusus, metabolit
piron, benzil-ester, dan turunan alken-
sekunder digunakan dan dipelajari
alkin (Guenther, 2006).
sebagai kandidat obat atau senyawa

275
Analisis Metabolit … Indah Wulandari et al.

penuntun untuk melakukan optimasi agar H2SO4, Aseton, HCl 2N, Asam sulfat
diperoleh senyawa yang lebih berpotensi 85%, Kloroform, NaOH. Alat yang
dengan toksisitas minimal (saefudin digunakan dalam penelitian ini adalah
2012).Senyawa metabolit sekunder timbangan analitik, tabung reaksi,
banyak sekali jumlahnya.Ada lebih dari micro pipet 200-1000µl, pipet tetes,
200.000 struktur produk alamiah atau camera, dan alat tulis.
produk metabolit sekunder. Untuk
memudahkan, perlu dibuat klasifikasi 2.3. Metode Penelitian
(Kutchan et al, 2009).Senyawa metabolit Penelitian ini menggunakan metode
sekunder yang umum terdapat pada analisis kualitatif atau uji warna untuk
tanaman adalah : alkaloid, flavanoid, mengetahui senyawa metabolit
steroid, saponin, terpenoid dan tannin. sekunder ( fitokimia) pada tumbuhan.
Senyawa metabolit sekunder Adapun senyawa yang di uji adalah
merupakan senyawa kimia yang Alkaloid, Flavonoid, Saponin,
umumnya mempunyai kemampuan Tannin, Terpenoid, Steroid,
bioaktivitas dan berfungsi sebagai Karbohidrat, Karetenoid, dan
pelindung tumbuhan dari gangguan hama Kumarin mengacu pada (Harborne
penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau 1987) dan (Kokate 2001)
lingkungannya. Senyawa kimia sebagai
hasil metabolit sekunder telah banyak Alkaloid
digunakan untuk zat warna, racun, aroma Sebanyak 5 ml ekstrak ditambahkan
makanan, obat-obatan dan sebagainya 2 ml HCl, kemudian dimasukkan 1 ml
(Setiana et al., 2011). larutan Dragendorff. Perubahan
warna larutan menjadi jingga atau
merah mengindikasikan bahwa
2. METODA PENELITIAN ekstrak mengandung alkaloid.
Flavonoid
2.1. Tempat dan Waktu Sebanyak 1 ml ekstrak tumbuhan
Penelitian ini dilakukan di diberikan beberapa tetes natrium
Laboratorium Kimia Hasil Hutan hidroksida encer (NaOH 1%).
Fakultas Kehutanan Universitas Munculnya warna kuning yang jelas
Mulawarman Samarinda. Waktu pada larutan ekstrak dan menjadi
yang diperlukan dalam penelitian tidak berwarna setelah penambahan
kurang lebih 6 bulan efektif, yaitu asam encer (HCl 1%)
meliputi kegiatan persiapan mengindikasikan adanya flavonoid.
penelitian, pengumpulan sampel, Saponin
pengujian sampel, dan pengolahan Pengujian dilakukan dengan
data. menimbang sampel uji 60 mg pada
tabung reaksi kemudian dilarutkan
2.2. Bahan dan Alat
aseton sebanyak 2 ml, lalu
Bahan yang digunakan dalam
ditambahkan air panas 3 ml.
penelitian ini antara lain, sampel
Selanjutnya larutan didinginkan dan
tumbuhan Litsea garcia, Litsea
dikocok selama 10 detik.
elliptica, Litsea angulata, Litsea
Terbentuknya buih mantap selama
ferruginea, dan Litsea rubiginosa,
kurang lebih 10 menit dengan
etanol 95% untuk proses ekstraksi
ketinggian 1–10 cm dan tidak hilang
sampel,HCl, Dragendorff, Aquades,
bila ditambahkan 1 tetes HCl 2N
NaOH 1%, HCl 1%, Asam asetat
anhidrid, Asam sulfat pekat, Molisch,

276
Jurnal AGRIFOR Volume XVII Nomor 2, Oktober 2018 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

menandakan bahwa ekstrak yang diuji reaksi, kemudian dikocok lalu


mengandung saponin. disaring kemudian ditambahkan asam
Tannin sulfat 85%.Jika terbentuk warna biru
Pengujian dilakukan dengan diatas permukaan maka menunjukkan
memasukkan 10 ml larutan ekstrak ke adanya karotenoid.
dalam tabung reaksi dan ditambahkan Uji Kumarin
larutan timbal asetat (CH3COO)2Pb Sebanyak 1 ml larutan ekstrak
1%. Tanin dinyatakan positif apabila dicampur dengan beberapa tetes
pada reaksi terbentuk endapan NaOH kemudian ditambahkan
kuning. alkohol jika terbentuk warna kuning
Pengujian Triterpenoid dan Steroid maka menunjukkan adanya kumarin.
Identifikasi dilakukan dengan
menggunakan campuran asam asetat
anhidrid dan asam sulfat pekat yang 3. HASIL PENELITIAN DAN
biasa dikenal dengan pereaksi PEMBAHASAN
Liebermann-Burchard.Pada pengujian
ini 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 Identifikasi kandungan fitokimia
tetes asam sulfat pekat ditambahkan kualitatif merupakan langkah awal
secara berurutan ke dalam 1 ml yang penting dalam penelitian
sample uji yang telah dilarutkan pencarian senyawa bioaktif baru dari
dalam aseton.Selanjutnya sampel uji bahan alam yang dapat menjadi
dikocok dan dibiarkan beberapa precursor bagi sintesis obat baru atau
menit. Reaksi yang terjadi diikuti prototipe obat beraktivitas tertentu
dengan perubahan warna, apabila (Rasyid, 2012).
terlihat warna merah dan ungu maka Tanaman secara umum terbagi
uji dinyatakan positif untuk dua yaitu tanaman tingkat tinggi dan
triterpenoid dan apabila terlihat warna tanaman tingkat rendah.Tanaman
hijau dan biru maka uji dinyatakan tingkat tinggi terdiri dari akar, batang,
positif adanya steroid. daun, bunga, buah dan biji.Sedangkan
Pengujian Karbohidrat tanaman tingkat rendah hanya
Sebanyak 1 ml fraksi aktif yang telah memiliki beberapa dari bagian
dilarutkan dalam aseton, dimasukkan tanaman tingkat tinggi.Bagian-bagian
ke dalam tabung reaksi.Dimasukkan tumbuhan ini telah diketahui
pereaksi Molisch sebanyak 1 mengandung komponen fitokimia
tetes.Kemudian dikocok, selanjutnya (Rozak dan Hartanto, 2008).
ditambahkan 1 ml H2SO4 Hasil pengujian fitokimia tiga
pekat.Apabila terbentuk cincin ungu bagian dari lima jenis tumbuhan genus
diantara 2 lapisan maka fraksi aktif Litsea yang di ekstraksi menggunakan
positif mengandung karbohidrat. pelarut etanol dapat dilihat pada tabel
Uji karotenoid dibawah ini:
Sebanyak 1 ml ekstrak dicampur
dengan 5 ml kloroform dalam tabung

277
Analisis Metabolit … Indah Wulandari et al.

Tabel 1. Analisis Fitokimia Bagian Kulit


No Sampel Alka Flav Sap Tan Ter Ste Kar Karo Kum

1 L.garciae + + - + Ter - + + +

2 L.elliptica + + - + Ter - + + +

3 L.angulata + - - + Ter - - + +

4 L.ferruginea + + - + - - + - -

5 L.rubiginosa + - - + Ter - + - +

Hasil pengujian fitokimia pada terpenoid dan kumarin positif di keempat


bagian kulit menunjukan bahwa ekstrak sampel kecuali pada L.ferruginea,
positif mengandung senyawa alkaloid sedangkan senyawa karbohidrat tidak
dan tannin disemua sampel. Senyawa terdapat pada sampel L.angulata dan
flavonoid positif pada tiga sampel kecuali L.ferruginea, L.rubiginosa tidak
L.angulata dan L.rubiginosa,senyawa mengandung senyawa karotenoid.

Tabel 2. Analisis Fitokimia Bagian Batang


No Sampel Alka Flav Sap Tan Ter Ste Kar Karo Kum

1 L.garciae + + - + - - + - +

2 L.elliptica + + - + - - + - -

3 L.angulata + - - + Ter - + + +

4 L.ferruginea + + - + Ter - + - -

5 L.rubiginosa + + - - - - + - -

Berdasarkan tabel hasil analisis alkaloid dan karbohidrat, positif


fitokimia pada bagian batang sampel mengandung flavonoid kecuali
diatas, dapat dilihat bahwa seluruh L.angulata, dan senyawa tannin pada
sampel positif mengandung senyawa L.rubiginosa.

Tabel 3. Analisis Fitokimia Bagian Daun


No Sampel Alka Flav Sap Tan Ter Ste Kar Karo Kum

1 L.garciae + + - - Ter - + - +

2 L.elliptica + + - + Ter - + + +

3 L.angulata - + - + Ter - - + +

278
Jurnal AGRIFOR Volume XVII Nomor 2, Oktober 2018 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

4 L.ferruginea + + - + - - + - +

5 L.rubiginosa + - - - Ter - - - +

Ket: Bag:bagian. Alka: alkaloid, Flav:flavonoid, Sap:saponin, Tan:tannin, Ter/Ste: terpenoid/steroid, Kar:
karbohidrat, Karo: karetenoid, Kum: kumarin.
(+): Ada. (-): Tidak Ada

Pada pengujian bagian daun seluruh tanaman dari herbivora dan penyebab
sampel positif mengandung senyawa penyakit, serta senyawa ini membentuk
kumarin, alkaloid kecuali L.angulata, dasar untuk melakukan interaksi alelopati
Flavonoid kecuali L.rubiginosa, antar tanaman (Andersen et al, 2006).
terpenoid kecuali L.ferruginea.serta Selain itu, senyawa flavonoid memiliki
tannin dan karbohidrat pada tiga sampel. aktivitas antioksidan yang cukup tinggi
Berdasarkan data hasil pengujian pada (Zuhra et al., 2008).
ketiga bagian dari tumbuhan genus Tannin yang terdapat dalam
Litseayang di ekstraksi menggunakan tanaman biasanya dipakai sebagai
pelarut etanol secara keseluruhan sampel pewarna alami. (Martono et al, 2012).
positif mengandung senyawa alkaloid, Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada
flavonoid, tannin, terpenoid, karbohidrat, banyak jenis tumbuhan; berbagai
dan kumarin.Hal ini sejalan dengan studi senyawa ini berperan penting untuk
literatur sebelumnya yang mengatakan melindungi tumbuhan dari pemangsaan
bahwa tumbuhan genus Litsea dari family oleh herbivora dan hama, serta dalam
Lauraceae ini mengandung senyawa pengaturan pertumbuhan (Katie, et all,.
metabolit sekunder seperti alkaloid, 2006).
terpenoid, dan flavonoid, dan tannin Pengujian triterpenoid dinyatakan positif
(Guenther, 2006). jika ditandai dengan adanya perubahan
Alkaloid dinyatakan positif apabila warna.Apabila terlihat warna merah dan
larutan ekstrak berubah menjadi jingga ungu maka uji dinyatakan positif untuk
dengan penambahan larutan HCl dan triterpenoid.Mbadianya et al (2013)
larutan Dragendorff.Menurut Aniszewski melaporkan bahwa terpenoid adalah
(2007), alkaloid merupakan senyawa senyawa yang memiliki aktivitas
yang memiliki aktivitas antimikroba, antibakteri dan merupakan senyawa yang
yaitu menghambat esterase dan juga memiliki peranan penting dalam
DNA dan RNA polymerase, juga perkembangan hormon.
menghambat respirasi sel dan berperan Isnawati et al (2008) melaporkan
dalam interkalasi DNA. Selain itu, bahwa kumarin memiliki aktivitas
senyawa alkaloid merupakan senyawa biologis diantaranya dapat menstimulasi
metabolit sekunder yang dapat digunakan pembentukan pigmen kulit,
sebagai antibakteri dan antijamur (Geyid, mempengaruhi kerja enzim, anti-
2005). koagulan darah, antimikroba dan
Sampel uji akan dinyatakan positif menunjukkan aktifitas menghambat efek
mengandung flavonoid apabila dengan karsinogen.Selain itu senyawa turunan
penambahan NaOH encer, larutan sampel kumarin polisiklik aktif sebagai
menjadi berwarna kuning dan kembali antikarsinogen yang disebabkan
tak berwarna setelah penambahan asam hidrokarbon aromatik polisiklik
encer. karsinogen seperti 6 – metil (α) piran.
Senyawa flavonoid juga dipercaya Seluruh sampel yang di uji pada
memiliki kemampuan untuk pertahanan penelitian kali ini negative mengandung

279
Analisis Metabolit … Indah Wulandari et al.

senyawa fitokimia saponin dan Organik. Reaktor Vol. 14 (1): 39 –


steroid.Saponin dinyatakan positif 45.
apabila menghasilkan buih atau busa Mbadianya J I, Echezona B C, Ugwuoke
pada pemanasan menggunakan aquades. K I, Wokocha R C. Phytochemical
Padmasari et al (2013) menyebutkan Constituens of Some Medicinal
saponin merupakan metabolit sekunder Plants. International Journal of
yang sangat familiar untuk proses Science and Research. Vol. 2 (4):
glikolisis dan merupakan senyawa aktif 18 – 22 (2013).
permukaan yang dapat menimbulkan
busa jika dikocok dalam air. Hal tersebut Padmasari P D, Astuti K W, Warditiani N
terjadi karena saponin memiliki gugus K. Skrining Fitokimia Ekstrak
polar dan non polar yang akan Etanol 70 % Rimpang Bangle
membentuk misel. Zingiber purpureum Roxb. Jurnal
FarmasiUdayana (2013).
4. KESIMPULAN Rasyid A, (2012) Identifikasi Senyawa
Metabolit Sekunder Serta Uji
Dari hasil penelitian diatas dapat AktivitasAntibakteri dan
disimpulkan bahwa lima sampel dari Antioksidan Ekstrak Metanol
genus Litsea memiliki kandungan Teripang Stichopus hermanii.
senyawa metabolit sekunder alkaloid, Jurnal Ilmu dan Teknologi
flavonoid, tannin, terpenoid, karbohidrat Kelautan Tropis. Vol 4 (2): 360 –
dan kumarin. 368.
Rozak, M dan Hartanto, U (2008)
DAFTAR PUSTAKA Ekstraksi Klorofil dari Daun
Pepaya dengan Solvent 1- Butanol
Guenther E(2006). Minyak Atsiri. Jilid 1, [skripsi]. Semarang: Teknik Kimia,
penerjemah Ketaren S.,Penerbit UI Fakultas Teknik, Universitas
Press, Jakarta. Diponegoro.
Harborne, J.B Phytochemical Method. Saefudin A (2012), buku senyawa alam
Chapman and Hall ltd.London metabolit sekunder: teori, konsep
(1987). dan teknik pemurnian.
Isnawati A, Muhadar H, Kamilatunisah. Tanaka H, Kitakura S, De Rycke R, De
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Groodt R, Friml J(2009)
Kumarin dari Tanaman Artemisia Fluorescence imaging-based screen
annua L. Artikel Media identifies ARF GEF component of
LitbangKesehatan. Vol. 18 (3): 107 early endosomal trafficking. Curr.
– 118 (2008). Biol.;19:391–397
Kokate, C.K. Pharmacognosy 16th Edn. Zuhra, dkk .Aktivitas Antioksidan
Niali Prakasham, Mumbai, India Senyawa Flavonoid Dari Daun
(2001). Katuk (Sauropus androgonus (L)
Merr.).Jurnal Biologi Sumatera
Martono T, Haryono G, Gustinah D, Vol. 3, No. 1 (2008)
Putra F A (2012) Ekstraksi Tannin
SebagaiBahan Pewarna Alami dari
Tanaman Putri Malu (Mimosa
Pudica) Menggunakan Pelarut

280

Anda mungkin juga menyukai