Anda di halaman 1dari 7

BAHASA INDONESIA

PEMAKAIAN TANDA BACA

Disusun Oleh
Nama Kelompok III
DHEA NOVRATENA 1610521018
ALDI OKTAVIAN 1610521019
I GUSTI AYU KRISNA DEWI 1610521021
RENDY SINAGA 1610521023
GABRIELLA MUTIARA HASEAMA 1610521024
DEVI H. ARITONANG 1610521025
YOGA BREMANA CHORINTHI 1610521026
LUH GEDE MENING LESTARI 1610521027
ZAINUL FIKRI 1610521028

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR

“Om Swatyastu”
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
anugerah dan petunjuk serta kemudahan yang diberikan oleh-Nya, kami dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis yang berjudul “PEMAKAIAN TANDA BACA” dengan baik dan lancar
tanpa ada hambatan yang berarti.
Penyusunan paper ini tiada lain untuk memberikan informasi mengenai Pemakaian
Tanda Baca yang sangat penting untuk diketahui dalam proses pembelajaran selanjutnya. Tentu
paper ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan serta dukungan dari dosen dan teman-
teman. Sehingga, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Drc. I Ketut Nama,
M.Hum dan teman-teman yang telah membantu mewujudkan paper ini.
Kami harap paper ini dapat membantu pembaca untuk lebih memahami pemakain
tanda baca dalam mata kuliah bahasa indonesia dan nantinya juga bisa dipelajari secara lebih
lanjut.
Akhir kata, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dimanapun berada.
Kami sangat mengharapkan saran da kritik dari semua pihak demi kesempurnaan paper ini pada
kesempatan berikutnya.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Bukit Jimbaran, Desember 2016


A. Tanda Tanya (?)
i. Tanda tanya dipakai dalam akhir kalimat tanya.
Contoh : Bagaimana kabarmu? (tanpa tanda titik)
Kapan dia berangkat?
ii. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Kiamat akan terjadi pada akhir tahun 2012 (?)
Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?)
B. Tanda Seru (!)
i. Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah.
Contoh : Ayo cepat!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
C. Tanda Elipsis (…)
Ditulis dengan tanda titik (.) sebanyak tiga kali, tidak lebih atau kurang.
i. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh : kalau begitu …, marilah kita laksanakan
Jika kondisi …, ya kita harus bersabar
ii. Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Contoh : pengetahuan dan pengalaman kita … masih sangat terbatas.
Sebab-sebab kolusi di … akan dialami lebih lanjut
Catatan :
a) Tanda ellipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
b) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4
tanda titik : 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda
titik untuk menandai akhir kalimat.
D. Tanda Petik (“ ”)
i. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tulisan lain.
Contoh : Ibu berkata, “Paman berangkat besok pagi”
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, “Bahasa negara ialah bahasa
indonesia”
ii. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang
diacu dalam kalimat.
Contoh :
Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta
seminar.
Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia”
dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
iii. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Contoh : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Dia bercelana panjang yang dikalangan remaja dikenal dengan nama
“cutbrai”.
Catatan :
a) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh : Dia bertanya, “Apakah saya boleh ikut?”
b) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh : Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan “Si Hitam”.
c) Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik
itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
d) Tanda petik (") dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda. (sama
dengan diatas) atau kelompok kata diatasnya dalam penyajian yang
berbentuk daftar.
Contoh : jadwal “ jadual
Plaza “ plasa
Bus “ bis
E. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
i. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam
petikan lain.
Contoh : “waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak
pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
ii. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Contoh : terpandai ‘paling’ pandai
Mengambil langkah seribu ‘lari pontang-panting’
iii. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata, atau ungkapan bahasa
daerah atau bahasa asing.
Contoh : feed-back ‘balikan’
Dress rehearseal ‘geladi bersih’
F. Tanda Kurung ( ( ) )
i. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh : Anak itu tidak memilki KTP (kartu tanda penduduk).
Catatan : dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk
singkatnya.
Misalnya : Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (ktp). KTP
itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan.
ii. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
Contoh : Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.
iii. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh : Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.
iv. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
Contoh : Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta
kelahiran. (2) ijazah terakhir, (3) surat keterangan kesehatan.
Catatan : Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf
yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah. Misalnya :
Kemarin kakak saya membeli
1) buku
2) pensil, dan
3) tas sekolah.
G. Tanda Kurung Siku ([ ])
i. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu terdapat
di dalam naskah asli.
Misalnya :
 Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemeristik.
 Ia memberikan uang [kepada] anaknya.
 Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia jatuh pada hari
Selasa.
ii. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
([lihat halaman 35 – 38]) perlu dibentangkan di sini.
H. Tanda Garis Miring (/)
i. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun
ajaran.
Misalnya :
a) No.7/PK/2008
b) Jalan Kramat III/10
c) tahun ajaran 2008/2009
ii. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Misalnya :
dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat atau lewat laut’
harganya Rp 1.500,00/lembar ‘harganya Rp1.500,00 tiap lembar’ tindakan
penipuan dan/atau’ tindakan penipuan penganiayaan dan penganiayaan,
tindakan penipuan, atau tindakan penganiayaan’
Catatan : Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi
penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.

I. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)


Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Misalnya:
Dia ‘kan sudah kusurati. (‘kan: bukan )
Malam ‘lah tiba. (‘lah: telah )
1 Januari ’08 (’08: 2008)

Anda mungkin juga menyukai